Monday, July 8, 2024

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

 


Menurut Sunyoto (2013) faktor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan
kerja, sebagai berikut;
1) Hubungan karyawan
Dalam hubungan karyawan terdapat dua hubungan yaitu, hubungan
sebagai individu dan hubungan sebagai kelompok. Hunungan sebagai
individu, motivasi yang diperoleh seorang karyawan datangnya dari
rekan-rekan sekerja maupun atasan. Menjadi sebuah motivasi, jika
hubungan karyawan dengan rekan sekerja maupun atasan. Sedangkan
untuk hubungan sebagai kelompok, maka seorang karyawan akan
berhubungan dengan banyak orang, baik dengan secara individu maupun
secara kelompok.
2) Tingkat kebisingan lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang tidak tenang atau bising akan dapat menimbulkan
pegaruh yang kurang baik yaitu, adanya ketidak tenangan dalam bekerja.
Bagi para pegawai tentu saja ketenangan lingkungan kerja yang sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan.
3) Peraturan kerja
Peraturan kerja yang baik dan jelas akan memberikan pegaruh yang baik
terhadap kepuasan dan kinerja para pegawai untuk pengembangan karier
di perusahaan tersebut. Dengan perangkat peraturan tersebut pegawai
akan dituntut untuk menjalankan aktivitasnya agar mencapai tujuan
perusahaan maupun tujuan individu.
4) Keamanan
Lingkungan kerja dengan rasa aman akan menimbulkan ketenangan den
kenyamanan. Keamanan yang dimaksudkan kedalam lingkungan kerja
adalah keamanan yang memiliki ke pribadian pegawai.

Pengertian Lingkungan Kerja

 


Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk
diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan
proses produksi dalam suatu perusahaan , namun lingkungan kerja
mempunyai pengaruh langsung terhadap para pegawai yang melaksanakan
proses produksi tersebut. Lingkungan kerja adalah suasana dimana pegawai
melakukan aktivitas setiap harinya.
Menurut Kasmir (2016), lingkungan kerja adalah suasana atau kondisi
disekitar lokasi tempat bekerja. Lingkungan kerja dapat berupa ruangan,
loayout, sarana dan prasarana serta hubungan kerja dengan sesame rekan
kerja.
Lingkungan kerja merupakan komponen yang sangat penting untuk
karyawan yang melakukan aktivitas bekerja oleh Sunyoto (2013). Dengan
memperhatikan lingkungan kerja yang baik maka kita dapat menciptakan
kondisi kerja yang mampu memberikan motivasi untuk para pekerja, maka
akan membawa pengaruh terhadap kegairahan atau meningkatkan kinerja
pegawai.
Menurut Sedarmayanti (2010) adalah “ keseluruhan alat perkasa dan
bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja,
metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok”.
Menurut Danang Sunyoto (2012) lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja merupakan
segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja, bukan berasal dari internal
pegawai. Tetapi lingkungan kerja mampu mempengaruhi pegawai dalam
kinerjanya.

Indikator Kompetensi

 


Menurut Gordon dalam Sutrisno (2011) indikator kompetensi adalah sebagai
berikut;
1) Pengetahuan
Kesadaran dalam bidang kognitif. Misalnya, seorang karyawan
mengetahui cara melakukan identifikasi belajar dan bagaimana
melakukan pembelajaran yang baik sesuai dengan kebutuhan yang ada
dengan efektif dan efesien di perusahaan.
2) Pemahaman
Kedalam kognitif dan afektif yang dimiliki individu. Misalnya, seorang
karyawan dalam melaksanakan pembelajaran harus mempunyai
pemahaman yang baik tetang karakteristik dan kondisi secara efektif dan
efesien.
3) Kemampuan
Sesuatu yang dimiliki oleh individu yang melaksanakan tugas atau
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya, kemampuan karyawan
dalam memilih metode kerja yang dianggap lebih efektif dan efesien.
4) Nilai
Suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah
menyatu dalam diri seorang. Misalnya, standar perilaku para karyawan
dalam melaksanakan tugas (kejujuran, keterbukaan, demokratis dan lain-
lain).
5) Sikap
Yaitu perasaan (senang tidak senang, suka tidak suka) atau reaksi
terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya, reaksi
terhadap krisis ekomoni, perasaan terhadap kenaikan gaji dan sebagainya.
6) Minat
Kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Misalnya,
melakukan aktivitas kerja.

Tujuan Kompetensi

 


Menurut Hutapea dan Nuriana (2011) mengungkapkan bawah penggunaan
kompetensi dalam organisasi atau perusahaan pada umumnya memiliki
beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut:
1) Pembentukan Pekerjaan
Kompetensi teknis dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi,peran,
dan tanggung jawab pekerjaan di suatu organisasi, hal-hal tersebut
dipengaruhi oleh tujuan intansi. Sedangkan kompetensi perilaku digunakan
untuk menggambarkan tuntutan pekerjaan atas perilaku pemangku jabatan
agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan prestasi luar biasa.
2) Evaluasi Pekerjaan
Kompetensi dapat dijadikan salah satu factor pembobot dalam pekerjaan,
yang digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan. Pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan serta
tantangan pekerjaan yang merupakan komponen yang memberikan porsi
terbesar dalam penuntut. Pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah
komponen dasar pembentukkan kompetensi.
3) Rekrutmen dan Seleksi
Kompetensi dapat digunakan sebagai salah satu komponen dalam
persyaratan jabatan, yang akan dijadikan pedoman untuk menyeleksi calon
pegawai yang akan mendudukin jabatan atau melaksanakn pekerjaan
tersebut.
4) Pembentukan dan Pengembangan organisasi
Kompetensi dapat menjadi suatu pondasi yang kuat untuk pembentukan
dan pengembangan organisasi kearah organisasi yang lebih produktif.
5) Membenuk dan Memperkuat dan Budaya Organisasi
Peran kompetensi sangat diperlukan untuk membentuk dan
mengembangkan nilai budaya organisasi. Hal ini dapat terjadi apabila nilai
budaya organisasi sesuai dengan kompetensi dalam perusahaan.
6) Pembelajaran Organisasi
Peran kompetensi bukan hanya untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan melainkan juga untuk membentuk karakter pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan pegawai.
7) Manajemen Karier dan Penilaian Potensi Pegawai
Kompetensi dapat digunakan untuk membantu organisasi atau instansi
untuk menciptakan pengembangan karir, bagi pegawai yang mencapai
jenjang karir yang disesuai dengan potensi yang dimiliki.
8) Sistem Imbal Jasa
Pemberian imbal jasa yang dihubungkan dengan pencapaian kompetensi
individu akan mendukung pelaksanaan sistem kompetensi yang digunakan
oleh organisasi secara keseluruhan.

Jenis-Jenis Kompetensi

 


1) Kompetensi Individu
Kompetensi individu adalah kemampuan kerja yang dimiliki oleh
seseorang yang mengintegransikan pengetahuan, keterampilan, sikap serta
nilai-nilai pribadi berdasarkan pengalaman dan pembelajaran dalam upaya
pelaksanaan tugas secara professional yang efektif dan efesien. Menurut
Moeheriono (2010) mengemukakan bahwa dalam setiap individu terdapat
beberapa karakteristik kompetensi dasar, yaitu sebagai berikut:

  1. Watak (traits), yaitu yang membuat seseorang memiliki sikap dan
    perilaku atau bagaimana orang tersebut merespon sesuatu dengan cara
    tertentu.
  2. Motif (motive), yaitu semua yang diinginkan seseorang atau secara
    konsisten maka dipikirkan dan diingatkan yang mengakibatkan suatu
    tindakan atau dasar dari yang bersangkutan untuk melakukan suatu
    tindakkan.
  3. Bawaan (self concept), yaitu sikap dan nilai-nilai yang dimiliki
    seseorang.
  4. Pengetahuan (knowledge), yaitu informasi yang dimiliki seseorang
    pada bidang atau area tertentu.
  5. Keterampilan atau keahlian (skill), yaitu kemampuan untuk
    melaksanakan tugas tertentu baik secara fisik maupun mental.
    Kompetensi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
    dari dalam maupun dari luar, diantaranya sebagai berikut:
    a) Bakat bawaan, bakat yang sudah ada dan melekat sejak dilahirkan.
    b) Motivasi kerja tinggi.
    c) Sikap, motif dan cara pandang.
    d) Pengetahuan yang dimiliki (formal maupun non formal)
    e) Keterampilan atau keahlian yang dimiliki.
    f) Lingkungan hidup dari kehidupan sehari-hari.
    2) Kompetensi Organisasi
    Tidak dapat dipungkiri dan diragukan lagi bawah salah satu faktor yang
    paling penting dan mampu menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam
    suatu organisasi, faktor sumber daya manusia. Keunggulan yang akan
    bersaing (competitive advantage) dalam suatu organisasi yang sangat
    ditentukan dengan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu,
    penanganan dalam sumber daya manusia harus dilakukan secara menyeluruh
    dan sesama dalam kerangka sistem pengelolaan sumber daya manusia yang
    bersifat strategis, menyatu dan seling terhubung, sesuai tujuan dan visi misi
    organisasi (Moeheriono, 2010).
    d. Manfaat Kompetensi
    Menurut Ruky dalam Sutrisno (2012) mengemukakan bawah terdapat
    berbagai alasan dan manfaat kompetensi SDM, yaitu sebagai berikut:
    1) Mempelajarin standar kerja dan harapan yang ingin dicapai;
    Keterampilan, pengetahuan dan prilaku apa saja yang dibutuhkan dalam
    suatu pekerjaan.
    2) Alat seleksi karyawan;
    Penggunaan kompetensi ini sebagai alat seleksi karyawan dalam suatu
    organisasi untuk memilih para calon karyawan yang terbaik, maka
    diharapkan adanya kejelasan perilaku dari karyawan, seperti sasaran yang
    efektif dan memperkecil biaya rekrutkmen.
    3) Memaksimalkan produktivitas;
    Untuk menjadikan suatu organisasi maka diharuskan perusahaan untuk
    mencari karyawan yang dapat dikembangkan secara terarah untuk
    menutupi kesenjangan dalam keterlampilan sehingga mampu maksimal
    dalam bekerja.
    4) Dasar pengembangan sistem remunisasi;
    Untuk mengembangkan system remunisasi yang akan lebih terarah dan
    transparan dengan mengaitkan sebanyak mungkin keputusan dengan suatu
    set perilaku yang diharapkan untuk ditampilkan dari seorang karyawan.
    5) Memudahkan adaptasi terhadap perubahan;
    Untuk menetapkan keterlampilan apa saja yang akan dibutuhkan untuk
    memenuhi kebutuhan yang selalu berubah.
    6) Menyelesaikan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi;
    Untuk mengkomunikasikan nilai-nilai dan hal-hal apasaja yang harus
    menjadi fokus dalam unjuk kerja karyawan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi

 


Menurut Zwell dalam Wibowo (2016) kompetensi seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1) Keyakinan dan nilai-nilai
Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh keyakinannya terhadap
dirinya sendiri dan orang lain. Bila orang percayaakan kemampuannya
dalam melakukan sesuatu, maka hal tersebut akan bias dikerjakan dengan
lebih mudah.
2) Keterampilan
Ketrampilan seseorang dalam menerjakan sesuatu akan meningkatkan
rasa percaya diri, dan akan menunjukkan bawah orang tersebut
mempunyai kompetensi dalam bidangnya.
3) Karakteristik kepribadian
Kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat dirubah, kepribadian
seseorangakan mempengaruhi cara-cara orang tersebut dalam
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan ini,dan hal ini akan
membuat orang tersebut lebih kompeten. Seseorang akan berespons serta
beradaftasi dengan lingkungan dan kekuatan sekitarnya, yang akan
menambah kompetensi seseorang.
4) Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang mampu untuk
melakukan sesuatu. Daya dorong yang lebih bersifat psikologis membuat
bertambahnya kekuatan fisik, sehingga akan mempermudah dalam
aktivatas kerja, yang menambah tingkat kompetensi seseorang. Dorongan
atau motivasi yang diberikan atasan kepada bawahan juga berpengaruh
baik terhadap kinerja staf.
5) Isu Emosional
Kondisi emosional seseorang akan berpengaruh dalam setiap
penampilannya, termasuk dalam penampilan kerjanya. Rasa percaya diri
membuat orang akan dapat melakukan suatu pekerjaan dengan lebih baik,
begitu juga sebaliknya, gangguan emosional seperti rasa takut dan malu
juga bias menurunkan performance/penampilan kerja seseorang sehingga
kompetensinya akan menurun.
6) Kemampuan Intelektual
Kompetensi dipengaruhi oleh pemikiran intelektual, kognitif, analitis dan
kemampuan konseptual. Tingkat intelektual dipengaruhi oleh
pengalaman, proses pembelajaran yang sudah tentu pula kemampuan
intelektual seseorang akan meningkatkan kompetensinya.
7) Budaya Organisasi
Budaya organisasi berpengaruh pada kompetensi seseorang dalam
berbagai kegiatan, karena budaya organisasi mempengaruhi kinerja,
hubungan antar pegawai, motivasi kerja dan kesemuanya itu akan
berpengaruh pada kompetensi orang tersebut.

Penegrtian Komptensi

 


Kompetensi merupakan jenis keahlian, pengetahuan, pendidikan dan
kemampuan untuk menjalankan suatu kegiatan yang efektif. Kompetensi
pegawai adalah suatu untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas yang
dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja
yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Keterampilan atau kemampuan yang
diperlukan pegawai yang ditunjukkan oleh kemampuan dengan konsisten
memberikan tingkat kinerja yang memadai tinggi dalam fungsi pekerjaan. Menurut Sudarmanto (2014) mendefinisikan kompetensi sebagai
pengetahuan keahlian, kemampuan, atau karakteristik pribadi, individu yang
mempengaruhi secara langsung kinerja pekerjaan. Kompetensi merupakan
penguasaan terhadap tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan
untuk menunjang keberhasilan.
Menurut Sandy (2013) kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik
yang dimiliki oleh seorang pegawai, berupa pengetahuan, sikap perilaku yang
diperlukan dalam tugas dan jabatan.
Sedangkan menurut Wibowo (2016) kompetensi adalah suatu kemampuan
untuk melaksanakan suatu perkerjaan atau tugas yang dilandasi atas
keterampilan dan pengetahuan serta dukungan oleh sikap kerja yang dituntut
oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi juga menunjukkan
karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan
oleh setiap individu yang mempunyai kemampuan untuk melakukan tugas
dan tanggung jawab mereka secara efektif dan meningkatkan standar kualitas
professional dalam pekerjaan mereka.