Wednesday, July 10, 2024

Indikator Kinerja Pegawai

 


Kinerja pegawai menurut Boediharjo (2017:102) dapat diukur
berdasarkan empat indikator yaitu:
a. Efektivitas dan efisiensi yaitu kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan benar, kemampuan untuk memilih peralatan yang
tepat dalam mencapai tujuan.
b. Orientasi tanggung jawab yaitu kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan mengevaluasi
pekerjaan dengan baik.
c. Disiplin yaitu sikap atau kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan secara tepat waktu, dan sesuai dengan target yang
ditentukan.
d. Inisiatif yaitu kemampuan untuk bertanya, memberi kritik dan saran.
Empat indikator menurut Boedihardjo (2017:102) tersebut
nantinya akan dijadikan sebagai indikator dalam penelitian, yaitu:
a. Efektivitas dan efisiensi.
b. Orientasi tanggung jawab.
c. Disiplin.
d. Inisiatif

Manfaat penilaian kinerja pegawai

 


a. Bagi pegawai /pegawai yang dinilai
Manfaat penilaian kinerja pegawai bagi pegawai antara lain
untuk meningkatkan motivasi, kepuasan kerja, dan adanya kejelasan
standar hasil yang diharapkan.
b. Bagi manajer
Manfaat penilaian kinerja pegawai bagi manajer diantaranya
untuk mengetahui kecenderungan kinerja pegawai , mengembangkan
sistem pengawasan yang baik, sebagai media untuk meningkatkan
interpersonal relationship.
c. Bagi Perusahaan
Manfaat penilaian kinerja pegawai bagi perusahaan
diantaranya untuk meningkatkan pandangan secara luas menyangkut
tugas yang dilakukan oleh masing-masing pegawai , perbaikan
seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan.

Faktor-Faktor Kinerja Pegawai

 


Robert L. Mathis dan John Jackson (2016: 82) mengungkapkan
bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah
sebagai berikut:
a. Kemampuan pegawai .
b. Motivasi.
c. Dukungan atau dorongan yang diterima.
d. Keberadaan pekerjaan yang dilakukan.
e. Hubungan dengan organisasi atau perusahaan.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2017:13) faktor- faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan (Ability)
Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Hal
ini menunjukkan bahwa penempatan pegawai haruslah sesuai
dengan keahlian atau kemampuan yang dimiliki.
b. Motivasi Kerja
Motivasi kerja terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi kerja menggerakkan diri pegawai
secara terarah untuk mencapai tujuan kerja yang telah ditentukan.
Oleh karena itu motivasi kerja sangat penting bagi hasil kinerja
pegawai pada sebuah perusahaan.

Pengertian Kinerja Pegawai

 


Kinerja Pegawai merupakah hal penting dalam meningkatkan
produktivitas pegawai . Dalam meningkatkan kinerja pegawai organisasi
harus dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja.
Menurut Mangkunegara (2017:9) "kinerja pegawai
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya".
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2015:34) "kinerja
(prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan
serta waktu"

Karakteristik Budaya Organisasi

 


Menurut Robbins (2018) mengemukakan karakteristik dari budaya
organisasi adalah sebagai berikut:

  1. Innovation and risk taking
    Manajemen organisasi diharuskan untuk dapat mengarahkan agar
    anggota dalam organisasi lebih aktif dan berinovasi serta berani
    mengambil risiko.
  2. Attention to detail
    Semua anggota organisasi harus dimotivasi untuk melakukan
    analisis pelaksanaan dan perencanaan secara rinci terkait dengan
    pekerjaan sehari-hari.
  3. Outcome orientation
    Manajemen organisasi sebaiknya fokus terhadap hasil atau manfaat
    yang diperoleh sebagai hasil dari semua anggota organisasi.
  4. People orientation
    Setiap keputusan dan kebijakan sebaiknya manajemen organisasi
    tetap memperhatikan kepentingan setiap anggota organisasi, empati
    terhadap masalah yang dihadapi oleh setiap individu anggota
    organisasi.
  5. Team orientation
    Organisasi dapat mengoptimalkan hasil kerja tim, kerja tim yang
    dapat mewujudkan kinerja yang akan lebih efektif dan efisien pada
    setiap penggabungan kerja masing-masing individu.
  6. Aggressiveness
    Manajemen organisasi dapat mengarahkan agresivitas setiap
    anggota organisasi menuju ke arah yang lebih baik.
  7. Stability
    Kestabilan dapat diwujudkan ketika semua anggota organisasi
    menunjunjung tinggi nilai-nilai dan peraturan yang berlaku dalam
    organisasi.

Pengertian Budaya Organisasi

 


Budaya organisasi merupakan hasil proses melebur gaya budaya dan
perilaku setiap individu yang dibawa ke dalam sebuah norma-norma dan
filosifi yang baru, yang dapat memiliki kebanggaan dalam kelompok untuk
mencapai sebuah tujuan tertentu (Fahmi,2017). Budaya organisasi
merupakan sebuah kebiasaan yang selalu berulang-ulang dan menjadi nilai
dan gaya hidup oleh kelompok individu di dalam organisasi yang diikuti
oleh individu selanjutnya (Torang, 2018).
Menurut Sudaryono (2017) budaya organisasi merupakan nilai yang
telah disepakati dan dipatuhi oleh seluruh anggota organisasi yang bersifat
dinamis dan mampu untuk meningkatkan produktifivitas organisasi. Sistem
atau makna tersebut akan mencari karakteristik dalam suatu organisasi dan
akan membuat organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain.
Karyawan yang mampu memahami karakteristik tersebut akan berperilaku
sesuai dengan yang diharapkan oleh budaya organisasi tersebut. Dinamika
dalam budaya organisasi bukan berarti akan berubah-ubah melainkan
sesuatu yang dianggap penting dalam organisasi harus dipertahankan

Indikator Kinerja

 


Menurut Fasha & Lestari (2019) menyatakan bahwa terdapat empat
indicator kinerja pegawai:

  1. Kebutuhan untuk berprestasi, yaitu pegawai memiliki rasa ingin
    mencapai prestasi di perusahaan tempat ia bekerja.
  2. Kebutuhan akan kekuasaan, yaitu keinginan pegawai untuk
    menduduki jabatan tertentu di dalam perusahaan.
  3. Kompensasi, yaitu bentuk motivasi karyawan agar berusaha
    mencapai kinerja yang maksimal bagi kepentingan pegawai.
  4. Kebijakan pimpinan, yaitu bagaimana pimpinan dapat memberikan
    kebijakan yang memotivasi karyawan agar mau bekerja sesuai
    dengan tujuan perusahaan