Saturday, July 13, 2024

Financial Literacy

 


Financial literacy merupakan suatu proses yang memungkinkan konsumen
maupun investor untuk meningkatkan pemahaman dari konsep dan instrumen
keuangan, mengidentifikasi resiko yang akan dihadapi, menghasilkan keputusan
yang informatif serta melakukan aktifitas yang efisien untuk meningkatkan
kesejahteraan keuangan individu (Mason dan Wilson, 2000). Financial literacy
dapat pula diartikan sebagai pengetahuan keuangan untuk
mencapai tujuan individu yakni kesejahteraan keuangan (Lusardi dan Mitchell.
2007). Definisi menurut Chen dan Volpe (1998) bahwa financiaL literacy
memiliki 4 aspek yaitu pengetahuan umum tabungan, asuransi, dan investasi yang
sesuai dengan pengelolaan keuangan pribadi

Indikator Discount

 


Menurut Wahyudi (2017: 284) “Terdapat beberapa indikator
Discount diantaranya frekuensi diskon, besaran diskon, waktu pemberian
diskon”. Dengan penjelasan sebagai berikut :

  1. Frekuensi diskon
    Seberapa sering pemasar memberikan diskon terhadap produk
    yang ditawarkannya.
  2. Besaran diskon
    Seberapa besar diskon yang ditawarkan pemasar terhadap produk
    yang ditawarkan kepada konsumen biasanya berupa presentase.
  3. Waktu pemberian diskon
    Kapan dan berapa lama durasi waktu yang diberikan pemasar
    dalam memberi diskon kepada para konsumen

Pengertian Discount

 


Menurut Baskara (2015:88) “Potongan harga (discount)
merupakan strategi yang dilakukan perusahaan dengan memberikan
pengurangan harga dari harga yang sudah ditetapkan untuk menciptakan
impulse buying demi meningkatkan penjualan produk atau jasa”.
Semakin besar discont yang diberikan kepada konsumen maka
akan semakin besar juga minat konsumen untuk membeli produk tersebut,
menurut Kristianto (2011: 108) “Diskon dari 10% sampai 75% hampir
selalu berhasil menarik pembeli”. Biasanya discount diberlakukan pada
yang sudah lama tidak laku, dengan tujuan untuk menarik minat
konsumen. Tapi tidak hanya itu, diskon juga diberikan pada produk
terbaru, namun dengan strategi tertentu misalkan menaikan dulu harga
jual lalu memberikan diskon pada konsumen

Indikator Shopping Lifestyle

 


Menurut Japarianto dan Sugiharto (2011: 35) “Terdapat indikator
untuk mengetahui hubungan shopping lifestyle terhadap impulsif buying
sebagai berikut :
a. Menanggapi untuk setiap iklan mengenai suatu produk
b. Membeli pakaian model terbaru
c. Berbelanja merk yang paling terkenal
d. Yakin bahwa merk terkenal yang dibeli terbaik dalam hal kualitas
e. Sering membeli berbagai merk

Pengertian ShoppingbLifestyle

 


Secara sederhana shopping lifestyle dapat diartikan sebagai gaya
hidup berbelanja dari perilaku konsumen itu sendiri. MenuruttKristianto
(2011: 45) “Gaya hidup seseorang adalah pola hiduppseseorang dalam
dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan , minat dan
pendapat yang bersangkutan”. Sedangkan “menurut Japarianto dan
Sugiharto” (2011) “Shopping lifestyle adalah cara seseorang untuk
mengalokasikan waktu dan uang untuk berbagai produk, layanan,
teknologi, fashion, hiburan dan pendidikan. Shopping lifestyle ini juga
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain sikap terhadap merek,
pengaruh iklan dan kepribadian”.
Swastha (2018: 60) menyatakan bahwa “Banyak orang yang
merasa tidak puas dengan situasi yang ada atau jika mereka puas,
kepuasan itu bersifat sementara. Banyak juga orang yang ingin membeli
barang-barang yang lebih besar, lebih bagus, lebih antik atau lebih
mewah tanpa memperhatikan posisinya”. Perasaan tidak puas dengan
kondisi yang ada, meyakini ada barang yang lebih bagus dan mewah,
selalu menanggapi iklan produk terbaru dan lain-lain tanpa
memperhatikan kondisinya pada saat itu, ini merupakan bagian dari
shopping lifestyle. Dalam perilaku konsumen tentunya memiliki gaya
hidup berbelanja yang berbeda dengan caranya sendiri-sendiri, tidak
semuanya berkonotasi negatif.

Indikator Hedonic Shopping Motivation

 


Menurut Utami dalam Purnamasari (2021: 39) “indikator-indikator
hedoniccshopping motivation diantaranya :AAdventure shopping, social
shopping, gratification shopping, ideasshopping, role shoping dan value
shopping”. Dengan penjelasan sebagai berikut :

  1. Adventure shopping
    Berbelanja adalah petualangan, terkadang orang merasa telah
    berpetualang dan memiliki kesenangan tersendiri ketika sudah
    berbelanja.
  2. Social shopping.
    Adalah motivasibbelanja yang berhubungan dengan kesenangan
    saat berbelanja dalam menghabiskan waktu dengannteman-teman
    dan keluarga untuk berbelanja atau hanya sekedarmmengunjungi
    tempat perbelanjaan besama teman-teman dan keluarga.
  3. Gratification shopping.
    Merupakan suatu bentuk ekspresi perilaku konsumen dalam
    berbelanja yang dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan
    rasa stres, menghilangkan perasaan negatif dan kegiatan berbelanja
    digunakan untuk memperbaiki kondisi mental.
  4. Idea shopping.
    Hal ini mengacu pada kondisi ketika konsumen pergi belanja
    dikarenakan mereka ingin mengetahui tentang tren baru dan mode
    baru pada saat itu.
  5. Role shoping.
    Adalah perasaan senang pembelanja yang berasal “dari dalam
    maupun luar diri pembelanja tersebut ketika” menemukan produk-
    produk yang dianggap sempurna bagi orangalain.
  6. Value shopping.
    Adalah perasaan puas pembelanja yang didapatkan karena
    pembelanja mendapat penawaran harga yang menarik, potongan
    harga, dan lain-lain

Pengertiana Hedonicc Shopping Motivation

 


Dalam menentukan keputusan pembelian pasti ada motivasi atau
faktor pada konsumen itu sendiri untuk menentukan pilihannya, menurut
Swastha (2018 : 67) menyatakan bahwa “ faktor-faktor yang
menyebabkan orang membeli dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: faktor
rasional dan faktor emosional” “dalam kenyataannya kedua motivasi
tersebut jarang berjalan bersama-sama saat mengambil keputusan
pembelian, biasanya”perilaku konsumen akan cenderung menggunakan
salah satu dari faktor tersebut. Motif rasional terjadi ketika konsumen
mengambil keputusan pembelian dengan banyak pertimbangkan
misalnya kondisi keuangan, kebutuhan, harga, kualitas dan lain-lain,
sedangkan motif emosional terjadi ketika konsumen mengambil
keputusan pembelian karena kesenangan hati, pada saat inilah yang
disebut dengan hedonic sopping motivasion.
Sedangkan menurut Hursepuny dan Oktafani (2018: 2) “hedonic
shopping motivationnadalah suatu usaha mengeksplorasi kesenangan
dan bagaimana konsumen berusaha mengejar sebuah kesenangan.
Kebanyakan konsumen yang memiliki gairahhemosional sering
mengalami pengalaman berbelanja secara hedonis.” Jadi “dapat
disimpulkan bahwa hedonic shopping motivasion adalah” kondisi ketika
seseorang mengambil keputusan pembelian dengan mengedepankan kesenangan hati atau emosional saja, biasanya kondisi ini sering terjadi
pada konsumen yang memiliki gairah emosional yang tinggi.