Monday, July 15, 2024

Promosi

 


Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi
perusahaan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta
meningkatkan kualitas penjualan untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam
hal memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaan. Kegiatan promosi bukan
saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen,
melainkan juga sebagai alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan
pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Menurut
Kotler dan Amstrong (2012) dalam jurnal (Khoirullah, 2016), menyatakan
promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang dilakukan baik
oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan informasi
mengenai produk, harga, dan tempat.
Pengertian promosi penjualan menurut American Marketing Association
(AMA) yang dikutip dari buku milik Sustina adalah : “Sales promotion is media
and non media marketing pressure applied for a predetermined, limited period of
time in order to stimulate trial, increase consumer demand, or improve product
quality”. Definisi diatas menunjukan bahwa promosi adalah upaya pemasaran
yang bersifat media dan non media untuk merangsang coba-coba dari konsumen,
meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas
produk.
Kotler dan Amstrong (2014) mendefinisikan pengertian promosi adalah
sebagai berikut, “promotion refers to activities that communicate to merits of the
product and persuade target customers to buy it”. Definisi tersebut menyatakan
bahwa promosi mengacu pada kegiatan atau berkomunikasi dua Merek produk
dan membujuk pelanggan sasaran untuk membeli.
Menurut Daryanto (2011), promosi adalah kegiatan terakhir dari marketing
mix yang sangat penting karena kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pada
pembeli dimana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat diperlukan
oleh konsumen. Berbeda halnya dengan pengertian promosi menurut Ginting
(2012) promosi adalah semua kegiatan perusahaan produsen untuk meningkatkan
mutu produknya dan membujuk/merayu konsumen agar membeli produknya.
Berdasarkan definisi diatas promosi adalah upaya yang dilakukan
perusahaan untuk menawarkan, memberitahukan serta menginformasikan baik itu
produk maupun jasa yang mempunyai tujuan untuk menarik calon konsumen
untuk membeli atau menggunakannya yang pada kemudian hari dapat
meningkatkan angka penjualan. Peranan promosi ini sangat penting artinya
sebagai salah satu unsur bauran pemasaran (marketing mix) yang dapat digunakan
perusahaan untuk meningkatkan penjualan suatu produk yang pada akhirnya akan
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan tersebut

Pengaruh LMX Terhadap Kinerja Karyawan

 


Dienesch dan Liden (1986) dalam Surdijo dan Toryanto (2013) mengatakan teori
LMX didapatkan pada konsep pembentukan peran dan social exchange. Kinerja
bawahan merupakan bagian penting dalam proses tersebut. Surdijo dan Toryanto
(2013) pimpinan akan menguji dan mengevaluasi kinerja bawahan. Bila kinerja
karyawan dianggap memuaskan pada tahap tertentu, maka hal tersebut akan
meningkatkan kualitas interaksi atasan-bawahannya selanjutnya. Proses penilaian
peran juga dilakukan oleh bawahan, dimana seorang bawahan yang menilai positif
atasannya akan memengaruhi interaksi vertikal dan menjadi lebih baik pula.
Wibowo (2016: 70) mengatakan bahwa kepemimpinan dan gaya kepemimpinan
dalam organisasi sangat berperan dalam memengaruhi kinerja karyawan. Penelitian
yang dilakukan Alikasari dan Suharnomo (2017) menemukan bahwa LMX
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Namun berbeda dengan
Kartika dan Suharnomo (2016) dalam peneliannya mengatakan LMX tidak
berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan, LMX akan berpengaruh terhadap
kinerja jika dimediasi oleh kepuasan kerja dan keterlibatan karyawan

Pengaruh LMX Terhadap Kepuasan Kerja

 


Arsintadiani dan Harsono (2002) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan
keadaan emosional yang menyenangkan bagaimana mereka memandang pekerjaan
mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya,
terlihat dari sikap positif karyawan melihat pekerjaannya dan segala sesuatu pekerjaan
yang dihadapi di lingkungan pekerjaan.
Luthan (1998) dalam Arsintadiani dan Harsono (2002) mengungkapkan ada tiga
dimensi kepuasan kerja. Pertama, kepuasan kerja adalah suatu emosi yang merupakan
respon terhadap situasi kerja. Kedua, kepuasan kerja dinyatakan dengan perolehan
hasil yang sesuai atau bahkan melebihi apa yang diharapkan, misalnya ia mendapatkan
gaji yang sesuai diharapkan dan oleh atasannya dia mendapat pujian karena prestasi,
maka karyawan akan merasa puas dalam bekerja. Ketiga, kepuasan kerja biasanya
dinyatakan dalam sikap seseorang yang tercermin dalam tingkah lakunya.
Penelitian lain yang dilakukan Kartika dan Suharnomo (2016) melakukan
penelitian adanya pengaruh positif dan signifikan LMX terhadap kepuasan karyawan.
Satyawati dan Suartana (2014) menemukan adanya pengaruh positif antara gaya
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan.
Wijanto dan Sutanto (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif
dan pengaruh signifikan antara variabel LMX dengan kepuasan kerja

Indikator Kualitas Produk

 


Indikator kualitas produk menurut Gerung dkk (2017), sebagai berikut :

  1. Kemampuan Produk.
  2. Fungsi Produk.
  3. Kelebihan Produk.
  4. Daya Tahan Produk.
  5. Nilai Produk.

Tolak Ukur Kualitas Produk

 


Menurut Bob Sabran dalam Kotler dan Keller (2013), terdiri dari :

  1. Performance (kinerja), yaitu karakteristik operasi suatu produk utama,
    seperti kemudahan kenyamanan.
  2. Durability (daya tahan), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk
    tersebut dapat digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun
    umur ekonomis penggunaan produk.
  3. Conformance to specification (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh
    mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi
    tertentu dari konsumen atau tidak ditentukannya cacat pada produk.
  4. Features (fitur), yaitu karakteristik produk yang dirancang untuk
    menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen
    terhadap produk.
  5. Realibility (reliabilitas), yaitu probabilitas bahwa produk akan bekerja
    dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin
    kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat
    diandalkan.
  6. Estethic (estetika), yaitu daya tarik produk terhadap panca indra, misalkan
    model atau desain yang artistik.
  7. Perceived quality (persepsi kualitas), yaitu citra dan reputasi produk serta
    tanggung jawab perusahaan terhadapnya

Pengaruh Komitmen Afektif Terhadap Kinerja Karyawan

 


Komitmen organisasi didefinisikan sebagai sikap yang merefleksikan loyalitas
karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi
mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan
yang berkelanjutan (Kaswan, 2012:293). Komitmen afektif menunjukkan keinginan
emosional karyawan untuk beradaptasi dengan nilai-nilai yang ada agar tujuan dan
keinginannya untuk tetap di organisasi dapat terwujud (Kaswan, 2012:293).
Jika seseorang jiwanya sudah terikat dengan nilai-nilai organisasional, maka ia
akan merasa senang dan kinerjanya akan terus meningkat. Pekerja yang memiliki
komitmen organisasional biasanya akan mempunyai catatan kehadiran baik,
menunjukkan keinginan kesetiaan pada kebijakan perusahaan dan mempunyai
turnover rate lebih rendah (Wibowo, 2016: 435).
Penelitian yang dilakukan Nurjanah (2008) menemukan adanya komitmen
organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hasil pengujian diketahui bahwa indikator rasa bangga menjadi bagian dari organisasi
merupakan indikator yang paling dominan dari komitmen organisasi. Parinding (2017)
menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan pada komitmen afektif, komitmen
berkelanjutan dan komitmen normatif terhadap kinerja karyawan

Kualitas Produk

 


Produk adalah alat bauran pemsaran yang paling mendasar, dimana
konsumen memiliki harapan akan pemenuhan kebutuhan dan keinginan melalui
suatu produk. kualitas dalam pandangan konsumen memiliki karakteristik yang
berbeda-beda antara satu konsumen dengan konsumen lainnya. Kotler dan keller
(2009) Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau
pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau
tersirat. Menurut Kotler dan Amnstrong (2012) mendefinisikan kualitas produk
adalah karakteristik suatu produk atau jasa yang menunjang kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan. Berbeda dengan definisi American Society
dalam Kotler dan Keller (2016) mendefinisikan sebagai berikut “Quality is the
totality of features and chacarteristic of a product orservice that bear on its
ability to satisfy stated or implied needs, definisi ini dapat diartikan bahwa
kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik dari produk atau layanan yang
menangung pada kemampuannya untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan.
Tjiptono (2012) mengemukakan bahwa kualitas sebagai berikut Definisi
konvensional dari kualitas adalah sebagai gambaran langsung dari suatu produk
seperti kinerja, keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika dan sabagainya.
Dalam definisi strategis, kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi
keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs consumer).