Balanced Scorecard terdiri dari 2 suku kata yaitu kartu
nilai (scorecard) dan balanced (berimbang), maksudnya adalah kartu nilai untuk
mengukur kinerja personil yang dibandingkan dengan kinerja yang direncanakan,
serta dapat digunakan sebagai evaluasi. Balanced
artinya berimbang, dalam
hal ini kinerja personil
diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan non-keuangan, jangka
pendek dan jangka panjang, internal dan eksternal. Karena itu jika kartu skor/nilai personil digunakan untuk
merencanakan nilai yang hendak diwujudkan di masa depan, personil tersebut harus
memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan
non-keuangan, kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta antara kinerja
bersifat internal dan kinerja yang bersifat eksternal (fokus komprehensif)
(Rusydiawan dan Krisnadi, 2011).
Menurut (Mulyadi, 2007), Balanced Scorecard adalah metode alternatif yang digunakan
perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komperhensif, tidak
hanya terbatas pada kinerja keuangan, namun meluas ke kinerja non keuangan,
seperti perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Sementara itu menurut Gasperse (2007), konsep Balanced Scorecard
(BSC) diperkenalkan pertama kali oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1992 yang melaporkan suatu
metodologi penelitian kinerja yang berorientasi pandangan strategi ke masa
depan.
Pada awal perkembangannya, BSC hanya ditujukan untuk
memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Sebelum tahun 1990an eksekutif
hanya diukur kinerja mereka dari perspektif keuangan, sehingga terdapat kecenderungan
eksekutif mengabaikan kinerja non keuangan seperti kepuasan pelanggan,
produktifitas, dan kefektifan proses yang digunakan untuk menghasilkan produk
dan jasa, dan pemberdayaan dan komitmen karyawan dalam menghasilkan produk dan
jasa bagi kepuasan pelanggan.
BSC menerjemahkan visi dan strategi perusahaan kedalam
tujuan konkrit terorganisasi disepanjang jalur 4 perspektif yang berbeda:
finansial, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan prinsip dasar BSC yang memfokuskan pada pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan
pertumbuhan, maka perusahaan akan mengamankan posisi financial di masa depannya (Rusydiawan dan
Krisnadi, 2011).
Balance Scorecard tidak saja digunakan sebagai
kinerja namun berkembang lebih lanjut sebagai sistem manajemen strategi (
Yuwono et el, 2007).
G
No comments:
Post a Comment