Menurut Pham dan Ho
(2015), faktor-faktor yang mempengaruhi keberterimaan
teknologi E-Cash dapat digolongkan
menjadi berikut:
a.
Faktor yang
berkaitan dengan produk
Faktor yang berkaitan
dengan produk merupakan atribut yag dimiliki produk yang akan menjadi
pertimbangan utama sebelum orang memutuskan menggunakannya. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Perceived usefulness (Persepsi Kebermanfaatan)
Jogiyanto (2007)
mendefinisikan Persepsi terhadap kegunaan (perceived
usefulness) sebagai sejauhmana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Kemanfaatan penggunaan teknologi
dapat diketahui dari kepercayaan pengguna teknologi dalam memutuskan penerimaan
teknologi, dengan satu kepercayaan bahwa penggunaan teknologi tersebut
memberikan kontribusi positif bagi penggunanya.
2)
Perceived ease of use (Persepsi Kemudahan Penggunaan)
Kemudahan penggunaan (ease of use) didefinisikan sebagai
sejauhmana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari
usaha (Jogiyanto, 2007). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang didalam
mempelajari teknologi. Pengguna teknologi mempercayai bahwa teknologi yang
lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya (compatible) sebagai karakteristik
kemudahan penggunaan
3)
Compatibility
Kompatibilitas mengacu
pada seberapa baik sebuah teknologi sesuai dengan gaya kerja, gaya hidup, nilai
dan kebutuhan seseorang. Kompatibilitas dikemukakan sebagai salah satu penentu
utama proses penyebaran inovasi dengan kompatibilitas tinggi yang dirasakan
oleh individu yang mengarah pada adopsi cepat setiap gagasan atau teknologi
baru pada umumnya dan pembayaran mobile pada khususnya. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga layanan transaksi keuangan gagal
memenuhi kebutuhan pelanggan karena saluran tradisional tidak menawarkan
ketersediaan di mana-mana melalui saluran seluler. (Pham dan Ho, 2015)
4)
Percieved Risk
Mengingat tingkat
ketidakpastian layanan yang lebih tinggi, maka layanan dianggap lebih berisiko
daripada produk. Risiko yang dirasakan dianggap sebagai faktor utama yang
mencegah konsumen untuk mengadopsi inovasi pada umumnya dan mobile commerce
pada khususnya. Untuk mengadopsi layanan pembayaran mobile, pengguna harus
mengevaluasi ketidakpastian dan risiko yang terkait dengan penerapan teknologi. Perceived Risk mengacu pada harapan
subyektif akan kehilangan atau pengorbanan dalam menggunakan teknologi. (Safeena
et al., 2011)
Risiko diperkenalkan
sebagai dimensi tambahan dalam mempelajari difusi dan adopsi. Jika calon
pelanggan yang menganggap pembayaran NFC sebagai aktivitas berisiko, mereka
tidak mau menerima pembayaran NFC. Seiring dengan risiko yang dirasakan,
konsumen khawatir dengan biaya saat menggunakan layanan pembayaran mobile. Risiko
yang dirasakan merupakan dua hambatan utama untuk mengadopsi teknologi baru. (Pham
dan Ho, 2015)
5)
Trialability
Trialability didefinisikan
sebagai sejauh mana sebuah inovasi dapat diujicobakan secara terbatas. Rogers (2003)
mengemukakan bahwa Trialability
berkontribusi untuk mencapai semacam kenyamanan di antara pelanggan dan pengguna
yang mungkin kemudian menjadi lebih bersedia untuk mengadopsi inovasi ini. Tan
dan Teo (2000) menyimpulkan bahwa jika pengguna mendapat kesempatan untuk
bereksperimen dengan teknologi baru, ini akan mengurangi rasa takutnya akan
penggunaan teknologi ini.
6)
Percieved Cost
Seiring dengan risiko yang
dirasakan, konsumen khawatir dengan biaya saat menggunakan layanan pembayaran
mobile. Risiko yang dirasakan dan biaya yang dirasakan merupakan dua hambatan
utama untuk mengadopsi teknologi baru. Biaya yang dirasakan didefinisikan
sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan pembayaran seluler NFC
akan menghabiskan biaya (Hanafizadeh, et al., 2014)
b.
Faktor yang
berkaitan dengan kepribadian pengguna (personal)
Faktor perbedaan individu merupakan
salah satu hal yang dipertimbangkan dalam studi perilaku pengguna pembayaran
seluler. Dalam penelitian ini, kita akan menguji dua perbedaan individual,
yaitu inovasi personal dalam teknologi baru dan kapasitas penyerapan yang
selama ini dianggap penting dalam sistem informasi dan literatur layanan
mobile. (Cheah et al., 2011)
1)
Personal Innovativeness in new technologies
Kreativitas pribadi
didefinisikan dalam domain teknologi informasi sebagai kemauan individu untuk
mencoba teknologi informasi baru (Agarwal dan Prasad, 1997). Pengguna yang
sangat inovatif lebih bersedia mengintegrasikan teknologi baru ke dalam
rutinitas sehari-hari mereka dengan menghadapi ketidakpastian teknologi
inovatif karena mereka adalah pengambil risiko dan memiliki tingkat kepercayaan
diri yang tinggi tentang perilaku pembelian online mereka. Mereka adalah
penjelajah informasi yang secara aktif mencari ide baru dan menerima bahaya dan
ketidakpastian yang terkait dengan itu (Rogers, 2003)
2)
Absorptive capacity (Kapasitas absorpsi)
Kapasitas absorpsi
didefinisikan awalnya sebagai kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi nilai
informasi eksternal baru, mengasimilasinya, dan menerapkannya untuk tujuan
komersial (Cohen dan Levinthal dalam Pham dan Ho, 2015). Sedangkan menurut Park
et al. (2007), kemampuan penyerapan pengguna mengacu pada kemampuan anggota
organisasi untuk menilai, mengasimilasi, dan menerapkan pengetahuan baru. Kapasitas
penyerapan tidak hanya diterapkan pada penelitian di tingkat organisasi namun
konsep ini juga digunakan untuk mempelajari adopsi pengguna terhadap teknologi
baru. Terutama, Lee et al. (2012) menunjukkan bahwa kapasitas penyerapan
individu secara langsung mempengaruhi niat untuk menggunakan layanan keuangan mobile.
c.
Kepercayaan (Trust) terhadap E-Cash
Kepercayaan telah lama
dianggap sebagai katalisator dalam hubungan konsumen dan pemasar karena dapat
memfasilitasi transaksi yang berhasil. Kepercayaan konsumen terhadap sistem
e-payment mengacu pada kepercayaan konsumen bahwa transaksi pelunasan akan diproses
sesuai dengan harapan mereka (Kim et al., 2010). Lebih lanjut Kim et al. (2010) menunjukkan bahwa
peningkatan kepercayaan akan secara langsung dan positif mempengaruhi niat
beli. Kepercayaan merupakan elemen penting yang mempengaruhi perilaku konsumen
di lingkungan yang tidak pasti seperti perdagangan elektronik. Sangat sulit
untuk mendapatkan penerimaan teknologi baru atau layanan baru secara luas jika
penyedia layanan belum mendapatkan kepercayaan pelanggan. Oleh karena itu,
kepercayaan juga cenderung menjadi faktor penting yang mempengaruhi adopsi
pembayaran seluler NFC.
d.
Ketertarikan
terhadap alternatif E-Cash
Ketertarikan terhadap
alternatif didefinisikan sebagai sejauh mana pelanggan merasa bahwa pesaing alternatif
layak tersedia di pasaran. Daya tarik produk alternatif memiliki efek negatif
pada niat perilaku untuk menggunakan teknologi atau layanan (Kim et al., 2011). Karena solusi pembayaran
seluler NFC masih dalam tahap awal, maka ketertarikan orang pada pembayaran
awal yang digantikannya dengan jaringan yang kuat (misalnya, uang tunai, kartu
kredit atau kartu debit) mungkin merupakan hambatan besar bagi adopsi E-Cash. Jika
alternatif pembayaran seluler NFC memiliki keuntungan relatif dalam melakukan
pembayaran dibandingkan dengan pembayaran seluler NFC, pengguna cenderung
memilih dan tetap berada di alternatif pembayaran seluler NFC yang menarik
tersebut (Pham dan Ho, 2014).
.
No comments:
Post a Comment