Salah satu ukuran kesuksesan implementasi adalah tingkat pencapaian
yang diharapkan dari pengguna teknologi informasi. Pengguna sistem mencerminkan
penerimaan teknologi oleh penggunanya (Venkatesh, 2000 dalam Shih,
2004). Technology Acceptance Model (TAM) telah
menjadi dasar bagi penelitian di masa lalu dalam sistem informasi yang
berhubungan dengan prilaku, niat dan pengguna teknologi informasi (Davis et al., 1989, dalam
Shih, 2004)
Technology
Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh Davis (1989) dengan bersandar pada Theory
of Reasoned Action (TRA). Model
TRA mengemukakan bahwa perilaku individu didorong oleh niat perilaku di mana
niat perilaku merupakan fungsi dari sikap individu terhadap perilaku dan norma
subjektif yang melingkupi kinerja
perilaku. Dengan kata lain, menyatakan bahwa yang perilaku dan niat untuk
berperilaku adalah fungsi dari sikap seseorang terhadap perilaku dan persepsi
mereka tentang perilaku. Sementara itu, TAM mengusulkan bahwa manfaat yang dirasakan dan
kemudahan penggunaan teknologi yang dirasakan
adalah prediktor dari sikap pengguna terhadap penggunaan teknologi, niat
perilaku berikutnya dan penggunaan aktual. Persepsi kemudahan penggunaan juga
dinilai untuk mempengaruhi kegunaan teknologi.
TAM berfokus
pada sikap terhadap pemakai teknologi informasi, dimana pemakai
mengembangkannya berdasarkan persepsi manfaat dan kemudahan dalam pemakaian
teknologi informasi. Sasaran dari TAM
adalah untuk menyediakan sebuah penjelasan dari faktor-faktor
penentu penerimaan komputer yang umum. TAM
kurang umum dibandingkan dengan TRA. TAM didesain
hanya untuk perilaku penggunaan computer (computer usage
behavior), namun karena
menggabungkan berbagai temuan yang diakumulasi dari riset-riset dalam beberapa
dekade, maka TAM sesuai
sebagai modelling penerimaan computer (Davis, 1989).
Tujuan inti dari TAM adalah untuk menyediakan
sebuah gambaran yang mendasari pengaruh faktor-faktor ekstenal terhadap kepercayaan
(belief) internal, sikap dan tujuan. TAM diformulasikan dalam usaha untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang mendasar
seperti yang disarankan oleh riset-riset sebelumnya yang menyalurkan faktor
kognitif dan afektif dari penerimaan komputer dan menggunakan TRA sebagai dasar teoritis
untuk model hubungan teoritis diantara variabel-variabel tersebut. TRA digunakan sebagai dasar
teoritis untuk menentukan hubungan sebab akibat antara dua kunci belief (kepercayaan), yaitu (1) perasaan kegunaan (useful), dan (2)
perasaan kemudahan (ease of use ) dari penggunaan terhadap
sikap pemakai dan tujuan perilaku adopsi komputer
sesungguhnya. Kedua kunci belief tersebut relevan untuk perilaku
penerimaan komputer (Park, S.Y., 2009).
Perasaan kegunaan
didefinisikan sebagai prospek kemungkinan subyektif pemakai yang
menggunakan sistem aplikasi khusus, yang akan meningkatkan kinerjanya dalam
organisasi. Perasaan kemudahan dari penggunaan diartikan sebagai tingkat dimana
sasaran yang diharapkan pengguna membebaskan
diri dari serangkaian usaha-usaha tertentu (Park, S.Y., 2009).
Sama dengan TRA, TAM mempostulatkan bahwa
penggunaan komputer ditentukan oleh tujuan perilaku, namun perbedaannya adalah
bahwa tujuan perilaku ditinjau secara bersama-sama ditentukan oleh sikap
individu terhadap penggunaan sistem dan perasaan kegunaan. Hubungan antara
penggunaan sistem dan tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak
langsung bentuk-bentuk tujuan individu untuk melakukan tindakan yang positif.
Hubungan antara perasaan kegunaan dan tujuan perilaku didasarkan pada ide bahwa
dalam penyusunan organisasi, orang-orang membentuk tujuan-tujuan terhadap
perilakunya yang diyakini akan meningkatkan kinerjanya. Hal ini karena kinerja
yang meningkat merupakan instrumen untuk mencapai berbagai reward yang
terletak di luar pekerjaan itu sendiri, seperti peningkatan gaji dan promosi
(Vroom, dalam Goodhue dan Thompson, 1995).
Persepsi pemakai
menjadi hal yang penting dalam suatu sistem. Pengetahuan pemakai meliputi dua
hal, yaitu komputer dan kemahiran untuk menerapkan sistem secara efektif dan
efisien dalam melakukan pekerjaan mereka. Jadi, persepsi-persepi pengguna akan
kemampuan diri terkait dengan teknologi komputer maupun tugas pokok yang
memungkinkan mempengaruhi persepsi mereka tentang sistem dan niat mereka untuk
menggunakan, seperti yang diharapkan oleh pengembang sistem.
Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Masrom (2006) tentang TAM dan
e-learning, konstruk yang diteliti dibatasi hanya
pada 4 konstruk utama, yaitu persepsi kemudahan penggunaan e-learning (perceived
ease of use), persepsi kemanfaatan e-learning
(perceived usefulness), sikap
terhadap penggunaan e-learning
(attitude toward using), dan minat/
keinginan untuk menggunaka e-learning
(behaviour intention to use). Di dalam model variabel dari luar (external variables) seperti
karakteristik pengguna (user
characteristics) dan karakteristik sistem (sistem characteristic) tidak diteliti karena kontribusinya dalam
TAM dianggap tidak signifikan, sehingga dapat diabaikan meskipun mempunyai
pengaruh secara tidak langsung terhadap penerimaan teknologi (Milchrahm, 2003).
Sedangkan variabel penggunaan nyata (actual
usage) juga dihilangkan karena dalam penelitian Masrom tidak ada keinginan
dengan segera untuk menguji dan mengetahui anteseden persepsi kegunaan dan
persepsi kemudahan penggunan (Masrom, 2006).
No comments:
Post a Comment