Wednesday, June 26, 2024

Ekuitas Merek (Brand Equity)

 


A. Aaker (Astuti dan Cahyadi; 2007) menerangkan tentang
ekuitas merek ialah perilaku serta asosiasi yang dipunyai perusahaan,
anggota distribusi, dan pelanggan merek untuk mendapatkan daya tahan,
keunggulan dan kekuatan sebagai pembeda dengan pesaing lain. Kotler
dan Keller (2007) menjelaskan bahwa ekuitas merek digunakan bagaikan
nilai plus untuk jasa dan produk. Nilai tersebut dapat ditampilkan
berbentuk cara konsumen merasa, bertindak dan berpikir terhadap pangsa
pasar, harga, profitabilitas dan merek perusahaan. Aaker (Humdiana,
2005) menyebutkan bahwa ekuitas merek ialah sebuah perangkat liabilitas
merek dan aset yang berkaitan dengan nama tertentu, simbol dan
mereknya, yang mengurangi atau menambah nilai berupa jasa atau barang
kepada para pelanggan perusahaan atau perusahaan

Merek

 


Brand berasal dari “brandr” yang berarti “to burn” mengacu
pada merek. Tjiptono (2005: 45) dalam bukunya menjelaskan bahwa
terdapat tanda cap khusus untuk menandai hewan ternak sang pemilik dan
sebagai pembeda dengan hewan ternak milik orang lain. tanda atau cap
tersebut guna mempermudah pembeli ternak dalam memilih ternak
berkualitas. Sedangkan menurut Kotler (2009: 332) menjelaskan bahwa
brand merupakan simbol, nama, rancangan, istilah, atau kombinasi
beberapa hal tersebut guna mengidentifikasi jasa atau barang dari penjual
dan sebagai pembeda dari pesaing.
Tjiptono (2005) menerangkan merek tidak hanya mengandung
jaminan kualitas, tetapi di dalamnya juga mencakup enam hal yaitu:
1 Atribut
Merek mengandung beberapa atribut tertentu, misalnya gengsi,
nilai jual, kualitas, desain dan lain sebagainya. Contohnya, mobil
BMW adalah merek/produk mobil yang selalu menjaga keamanan,
berkualitas tinggi, berharga jual mahal dan bergengsi.
2 Manfaat
Merek mengandung manfaat emosional dan fungsional. Sebagai
contoh, barang mahal diartikan sebagai manfaat emosional, dengan
mengendarai Mercedes Benz, pengendara akan merasa dihargai
dan dianggap penting.
3 Nilai
Merek mengandung suatu nilai bagi produsennya. Misalnya,
Mercedes adalah produk yang bergengsi, aman, berkinerja tinggi
dan sebagainya. Maka produsen mobil Marcedes mendapatkan
penilaian tinggi juga oleh masyarakat.
4 Budaya
Merek melambangkan suatu budaya. Contohnya Honda memiliki
budaya jepang. Artinya cara kerja efisien, menghasilkan produk
berkualitas tinggi dan terorganisasi.
5 Kepribadian
Merek menyiratkan kepribadian. Jika menggunakan merek tertentu,
diharapkan kepribadian sang pengguna juga tercermin bersama
merek yang ia gunakan.
6 Pemakai
Merek mencerminkan jenis konsumen yang menggunakan atau
membeli produk. Misalnya, menggunakan produk Reebok
menggambarkan orang sporty

Pemasaran

 


Pasar (market) adalah kata dasar dari pemasaran yang berarti
sebuah mekanisme pertemuan antara penawaran dan permintaan. Pasar
adalah tempat dimana terdapat kekuatan-kekuatan untuk menentukan
harga antara penawaran dan permintaan yang saling bertemu. Pemasaran
secara istilah menurut Swastha et. al. (2000) adalah suatu sistem kelas dari
keseluruhan kegiatan bisnis yang bertujuan guna perencanaan, penentuan
harga, pempromosian dan pendistribusian jasa dan barang dalam proses
memuaskan pembeli. Stanton (2004) mengemukakan bahwa pemasaran
meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
usaha, tujuannya untuk perencanaan, penentuan harga, hingga
pempromoian dan penditribusian jasa atau barang untuk memuaskan
pembeli, potensial maupun aktual. Kotler (2006) menjelaskan bahwa
pemasaran ialah proses manajerial dan sosial didalamnya kelompok dan
individu guna mendapatkan keinginan dan kebutuhan mereka dengan
ciptakan, tawarkan, tukarkan produk bernilai dengan pihak yang lain.
Mengacu pada definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa pemasaran memiliki arti yang lebih luas dari pada penjualan. Bagi
perusahaan, pemasaran merupakan usaha untuk pengidentifikasian
kebutuhan konsumen, penentuan produk, penentuan harga produk,
penentuan cara promosi dan penjualan atau penyaluran produk. Kegiatan
pemasaran adalah suatu sistem dari berbagai kegiatan yang saling
berhubungan.
Pemasaran memiliki jangkauan yang sangat luas. Jasa dan barang
sebelum sampai ke tangan konsumen harus melalui serangkaian beberapa
tahapan kegiatan. Kegiatan-kegaitan yang luas tersebut diringkas menjadi
4 (empat) bagian yang sering disebut bauran pemasaran atau 4P yaitu
produk, harga, distribusi dan promosi.
Pemasaran memiliki tujuan utama menarik pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan lama. Kepuasan pelanggan berdasar pada
kualitas produk, sesuai harapan konsumen. Andai kualitas produk tidak
sesuai harapan, maka konsumen tidak terpuaskan. Andai melebihi harapan,
maka konsumen akan lebih terpuaskan dan senang. Konsumen yang puas
akan mengulang pembelian, dan akan memberitahukan kepada orang lain

Pengaruh Iklan terhadap Niat Beli Pelanggan

 


Dengan melakukan iklan yang dapat menarik perhatian dan
sesuai dengan niat pasar maka pembeli akan memiliki rasa untuk ingin
membeli produk. (Hermawan, 2012) mengatakan bahwa iklan harus
menggugah perhatian calon konsumen terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan perusahaan. Para konsumen potensial dibuat untuk
memperhatikan dan peduli terhadap produk yang memberikan manfaat
bagi mereka yang memberikan alasan bagi mereka untuk membeli.
Dan didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu (Suryawijaya &
Rusdi, 2021) penelitian dengan judul “Pengaruh Daya Tarik Iklan di
Media Sosial Instagram terhadap Niat Beli Konsumen (Survei
Terhadap Produk Sepatu Brodo di Kalangan Anak Muda Jakarta
Barat)”.

Indikator Niat Beli

 


Menurut (Ferdinand, 2006), niat beli di identifikasi melalui indikator-
indikator sebagai berikut:
1) Niat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
2) Niat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
3) Niat preferensial, yaitu niat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat digantikan jika terjadi sesuatu dengan
produk preferensinya.
4) Niat eksploratif, niat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diniatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut.

Definisi Niat Beli

 


Niat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana
konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu
produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan
mengonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. (Kotler &
Keller, 2003)

Indikator Citra Merek

 


Adapun indikator brand image menurut (Kotler & Hoeffler, 2015),
sebagai berikut :
1) Kesan profesional
Produk atau jasa memiliki kesan profesional atau memiliki kesan
memiliki keahlian dibidang apa yang dijualnya.
2) Kesan modern
Produk atau jasa memiliki kesan modern atau memiliki teknologi
yang selalu mengikuti perkembangan zaman.
3) Melayani semua segmen
Produk atau jasa mampu melayani semua segmen yang ada, tidak
hanya melayani segmen khusus saja.
4) Perhatian kepada konsumen
Produk atau jasa yang dibuat produsen memberikan perhatian atau
peduli pada keinginan dan kebutuhan konsumen.