Tuesday, July 2, 2024

Kreativitas Karyawan

 


Menurut Hadiyati (2011) dalam Widiya dan Agus (2018 : 32) menyatakan
bahwa kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang benar,
tepat, bermanfaat dan bernilai terhadap suatu tugas yang bersifat heuristic yaitu
sesuatu yang merupakan panduan, pedoman atau petunjuk yang akan menuntun kita
untuk mempelajari dan menemukan suatu hal baru.
Menurut Suryana dalam penelitian Hadiyati (2011:10) kreativitas adalah
Berpikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam
memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang. Kreativitas merupakan suatu
topik yang relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi juga bagi
bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya. Kretivitas merupakan sumber penting
dalam penciptaan daya saing untuk semua organisasi yang peduli terhadap growth
(pertumbuhan) dan change (perubahan).
Kreativitas karyawan merupakan pusat kelangsungan hidup jangka panjang
sebuah organisasi, karena dengan kreativitas karyawan akan mampu membuat ide-
ide baru yang berguna maupun mengembangkan produk ataupun jasa yang sudah
ada (Zhang and Bartol 2010). Menurut (Unsworth 2014) kreativitas dapat menjadi
bagian dari persyaratan kerja karyawan. (Zhou and George 2001) mendefinisikan
kreativitas ditempat kerja sebagai penciptaan pembaharuan, ide yang bermanfaat
dan solusi. Unsworth (2014) mendefinisikan kreativitas karyawan sebagai ide- ide
baru dan berguna yang dimiliki karyawan. Kreativitas karyawan juga didefinisikan
sebagai persepsi atau penilaian terkait dengan ide pengembangan produk, paktik,
pelayanan atau prosedur organisasi yang baru atau asli dan bermanfaat yang
dihasilkan oleh karyawan. Supervisor diminta untuk melaporkan seberapa sering
masing-masing karyawan mereka bisa digambarkan sesuai dengan item (Tierney
and Farmer 2011).
Saat berbicara tentang kreativitas pasti akan berhubungan dengan inovasi,
ada perbadaan antara kreatifitas dengan inovasi. Kreativitas cenderung kepada
pengembangan ide-ide yang memenuhi beberapa aspek yaitu baru, orisinil, relevan
dan berguna bagi perusahaan. Sementara itu sendiri inovasi adalah implementasi
dari ide-ide yang baru yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di dalam
perusahaan (Zhou and George 2001). Sebuah inovasi yang dihasilkan oleh sebuah
perusahaan akan dimulai dengan ide-ide kreatif

Macam-macam Gaya Kepemimpinan

 


Dari berbagai literatur dalam dan luar negeri yang diperoleh ada banyak
gaya kepemimpinan, ada lima gaya kepemimpinan menurut Fahmi (2013 : 72)
seperti berikut :

  1. Gaya Kepemimpinan Otokratisasi dan Dictatoral
    Gaya kepemimpinan otokratisasi disebut juga kepemimpinan diktator atau
    direktif. Orang yang menganut pendekatan ini mengambil keputusan tanpa
    konsultasi dengan para pegawai yangharus melaksanakannya atau pegawai
    yang dipengaruhi keputusan tersebut. Pemimpin menentukan apa yang
    harus dilakukan orang lain dan mengharapkan mereka mematuhinya. Gaya
    kepemimpinan ini berdasarkan terhadap kekuasaan dan paksaan yang
    mutlak harus dipatuhi.
  2. Gaya Kepemimpinan Militeralistis
    Gaya kepemimpinan ini banyak menggunakan sistem perintah, sistem
    komando dari atas kebawahan sifatnya keras sangat otoriter, menghendaki
    bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.
  3. Gaya Kepemimpinan Paternalistis
    Bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau seorang ibu yang
    penuh kasih.
  4. Gaya Kepemimpinan Laissez faire
    Gaya kepemimpinan ini membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri
    akan semua pekerjaan dan bertanggung jawab dilakukan oleh bawahan
    dalam pencapaian tujuan organisasi.
  5. Gaya Kepemimpinan Demokratis
    Gaya kepemimpinan ini dikenal pula dengan istilah kepemimpinan
    konsultatif atau konsensus. Orang yang mengatur pendekatan ini
    melibatkan para pegawai yang harus melaksanakan keputusan dalam proses
    pembuatannya. Sebenarnya yang membuat keputusan akhir adalah
    pemimpin. Tetapi hanya setelah menerima masukan dan rekomendasi dari
    anggota tim. Kritik terhadap pendekatan ini menyatakan bahwa
    kepemimpinan demokratis sesuai dengan sifatnya, cenderung menghasilkan
    keputusan yang paling popular atau disukai tidak selalu merupakan
    keputusan terbaik, dan bahwa kepemimpinan demokratis sesuai dengan
    sifatnya, cenderung menghasilkan keputusan yang disukai daripada
    keputusan yang tepat. Gaya ini juga dapat mengarah pada kompromi yang
    pada akhirnya memberikan hasil yang diharapkan

Gaya Kepemimpinan Virtual

 


Kepemimpinan atau leadership termasuk kelompok ilmu terapan atau
applied science dari ilmu-ilmu sosial sebab prinsip-prinsip dan rumusan-
rumusannya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan manusia. Sebagai
langkah awal utuk mempelajari dan memahami segala sesuatu yang berkaitan
dengan aspek-aspek kepemimpinan dan permasalahannya. Perlu dipahami terlebih
dahulu makna atau pengertian dari kepemimpinan melalui berbagai macam
perspektif.
Oleh karena kepemimpinan menyentuh berbagai segi kehidupan manusia,
seperti cara hidup kesempatan berkarya, bermasyarakat, dan bahkan bernegara,
kiranya usaha sadar untuk semakin mendalami berbagai segi kepemimpinan yang
efektif itu perlu dilakukan dan bahkan ditingkatkan terus- menerus oleh para ilmuan
yang menekuni dan menggandrungi dengan tanpa henti-hentinya mengumpulkan
data dalam akumulasi teori-teori tentang kepemimpinan. Beberapa ahli
mengemukakan berbagai pengertian mengenai kepemimpinan.
Pendapat lain juga mengemukakan menurut Robbins (2016 : 127) bahwa
“Pemimpin (leader) adalahaseseorang yang dapat mempengaruhi orang lain dan
memiliki otoritas manajerial. Kepemimpinan (leadership) merupakan proses
memimpin sebuah kelompok itu dalam mencapaiatujuannya. Kepemimpinan
adalah apa yang dilakukan pemimpin”.
Menurut Taryaman (2016 : 7) secara umum dapat dikatakan bahwa
“Kepemimpinan adalah suatu ilmu dan seni untuk mempengaruhi orang lain atau
sekelompok individu untuk saling bekerja sama, tidak saling menjatuhkan dalam
rangka mencapai tujuan organisasi”

Sumber Efikasi diri

 


Menurut Bandura dalam Sri Muliati Abdullah (2019:94) sumber yang
paling utama yang menyebabkan efikasi diri seseorang meningkat atau menurun
yang paling efektif untuk menciptakan rasa keberhasilan diantaranya adalah sebagai
berikut:

  1. Pengalaman Performasi (Mastery Experiences)
    Adalah prestasi yangapernah dicapai pada masa yang telah lalu. Sebagai
    sumber, performa masa lalu menjadi pengubah efikasi diri yang paling kuat
    pengaruhnya. Prestasi masa lalu yang baik akan meningkatkanaekspektasi
    efikasi, sedang kegagalan akan menurunkan efikasi. Kegagalan
    menurunkan efikasi, jika orang merasa sudah berusaha sebaik mungkin.
  2. Pengalaman Vikarius (Vicarious Experiences)
    Diperoleh melalui model social.aEfikasi akanameningkat ketika mengamati
    keberhasilan orang lain, sebaliknya efikasi akan menurunajika mengamati
    orang yang kemampuannyaakira-kira samaadengan dirinya ternyata gagal.
    Jikaafigur yang diamati berbeda dengan diri siapengamat, pengaruh
    vikarius tidak besar.
  3. Persuasi Sosial (Social Persuasion)
    Efikasi diri juga dapat diperoleh, diperkuat atau dilemahkan melalui
    persuasi sosial.aDampak dari sumber ini terbatas, tetapiapada kondisi yang
    tepat persuasiadari orang lain dapatamempengaruhi efikasi diri. Kondisi itu
    adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi, dan sifat realistik dari apa
    yang dipersuasikan.
  4. Keadaan emosi dan fisik (Physiological and Emotional States)
    Keadaanaemosi yang mengikutiasuatu perilaku akan mempengaruhi efikasi
    di bidang kegiatan itu. Emosi negatif yang kuat, takut, cemas, stress, dapat
    mengurangi efikasi diri. Peningkatan emosi yang tidak berlebihan dapat
    meningkatkan efikasi diri. Keadaan fisik yang sehat akan dapat
    meningkatkan efikasi diri.

Ciri-ciri Efikasi Diri

 


MenurutaDrastian Yuseima & Rizki Zulfikar (2018) Ciri-ciriaefikasi diri
adalah jika seseorang percaya padaakemampuannya sendiriauntuk menyelesaikan
pekerjaanya, makaamereka akan lebihasenang dalamamelakukan pekerjaan itu.
Ciri-ciri orangayang memiliki Efikasiadiri tinggi adalah jika seseorang
tersebut merasa yakin bahwaamereka mampu menanganiasecara efektif peristiwa
dan situasi yang mereka hadapi, tekunadalam menyelesaikan pekerjaan, yakin
terhadap kemampuan diri yang mereka miliki. Mereka akan cendrung semangat
menyelesaikan tugas yang diberikan. Mereka juga cendrung bangkit untuk
mencoba kembali menyelesaikan masalah yang diberikan

Efikasi Diri

 


Menurut Bandura (1997:3) efikasi diri merupakan keyakinan pada
kemampuan kerja diri sendiri yang dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang telah
dialami. Efikasi diri menentukan bagaimana seseorang untuk berpikir, merasakan
dan memotivasi diri sendiri untuk bertindak. Hal tersebut menghasilkan beragam
efek melalui empat proses utama, yaitu kognitif, proses motivasi, afektif dan proses
seleksi.
Menurut Woofolk dalam Amalia danaFramusinto (2020:87)aefikasi diri
merupakanakeyakinan seseorang tentang kompetensi yang dimilikinya di bidang
tertentu. Sehingga dengan adanyaakeyakinan terhadap kemampuanadiri diharapkan
dapat meningkatkanaminat seseorang. Melaluiapekerjaan secaraaonline atau work
from home yangasudah dilakukanamaka karyawanadengan keyakinanadalam diri
mampu menyelesaikan pekerjaanayang diberikan.
Menurut Melanie Yuly Theresaa& Rizki Zulfikar (2019) efikasi diri
memiIiki arti tentang keyakinan seseorangaterhadap kemampuannya daIam
mengatur dan meIaksanakan tindakan untuk mencapai suatu tujuan, di mana
individu atau seseorang tersebut yakin mampu daIam menghadapi segaIa macam
kesuIitan serta mampu memprediksi seberapa besar usaha yang mereka butuhkan
agar dapat mencapai tujuan tersebut.
Efikasi diriayang kuat pada diri karyawan dapat meningkatkanapencapaian
prestasi. Karyawanayang sangat yakin denganakemampuan merekaamerasa bahwa
pekerjaan yang sulit adalahatantangan yang harus segera diselesaikan danabukan
sebagai ancaman yang harus dihindari bahkan tujuan yang relatif sulit untuk
dicapai. Setiap kegagalan dianggap sebagai kurangnya usaha dan atau rendahnya
skill dan wawasan dari diri sendiri yang masih bisa diasah lagi. Efikasi diri yang
baik dapat meningkatkan prestasi, mengurangi stres dan menurunkan resiko
depresi. Sebaliknya, orang yang meragukan kemampuannya akan menghindar dari
tugas yang sulit dan melihatnya sebagai ancaman. Mereka memiliki aspirasi dan
komitmen yang lemah terhadap tujuan yang telah dipilih sendiri untuk dicapai.
Ketika dihadapkan pada tugas yang sulit, mereka lebih terfokus pada kelemahan
dirinya yang merupakan hambatan yang pasti akan dihadapi ketimbang
berkonsentrasi bagaimana untuk menyelesaikannya. Karyawan yang memiliki
efikasi diri yang buruk tidak memerlukan waktu lama untuk menyerah dan akan
dengan mudah menjadi korban stres dan depresi

Indikator Keyakinan Diri untuk Kreatif (Creative Self-efficacy)

 


Terdapat tiga indikator yang mempengaruhi keyakinan diri untuk kreatif
(Tierney & Farmer, 2002: 1141) yaitu meliputi:
a. Pandai menghasilkan ide-ide baru
Mampu memperoleh gagasan yang belum pernah ditemukan sebelumnya
sehingga hal tersebut terlihat baru dan menarik
b. Kemampuan memecahan masalah secara kreatif
Suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah dengan sudut pandang lain
sehingga masalah dapat selesai dengan cepat dan efisien.
c. Memiliki kemampuan pengembangan gagasan dengan baik
Pemikiran seseorang untuk menyampaikan ide secara rinci, jelas dan struktur
terhadap apa yang dipikirkan sehingga membuat orang lain menjadi paham apa
yang dimaksudnya