Wednesday, July 3, 2024

Aspek-aspek efektivitas kinerja

 


Adapun aspek-aspek yang dinilai berkaitan dengan efektivitas kinerja
individu dalam sebuah organisasi atau perusahaan menurut Daft (1989) adalah
meliputi sebagai berikut:
a. Keterampilan kerja
Keterampilan menunjukkan kemampuan dan keahlian karyawan yang
mendukung pelaksanaan tugas. Keterampilan merupakan bekal karyawan dalam
menjalankan pekerjaannya. Ketrampilan karyawan mencakup kemampuan,
pengetahuan, kecakapan interpersonal, dan kecakapan teknis.
Keterampilan dapat dipelajari secara formal atau dengan cara belajar
sendiri tergantung dengan kebutuhan. Seorang karyawan yang memiliki
keterampilan rendah akan mengalami banyak hambatan dalam menjalankan
pekerjaannya sehingga kinerjanya menjadi kurang efektif. Sebaliknya, karyawan
yang memiliki keterampilan tinggi akan mampu menjalankan pekerjaannya
dengan baik sehingga kinerjanya dapat dinilai efektif. Keterampilan kerja dapat
dilihat dari cara seseorang untuk menangani sebuah pekerjaan. Setiap pekerjaan
membutuhkan keterampilan yang memadai sehingga seseorang tidak akan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Keterampilan yang memadai
akan dapat meningkatkan kinerja seseorang karena tingkat kesalahan-kesalahan
seseorang dalam menjalankan pekerjaan yang ditangani akan semakin rendah.
b. Peningkatan prestasi kerja
Prestasi kerja merupakan salah satu tolak ukur yang dapat digunakan
untuk menilai kinerja seseorang ataupun organisasi. Prestasi kerja individu
menyangkut kemampuan ataupun keberhasilan seseorang menjalankan
pekerjaannya sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan melebihi baik darisegi
kualitas maupun kuantitas. Hasil kerja seseorang yang semakin baik
mencerminkan prestasi kerja yang semakin tinggi dan hal itu menggambarkan
suatu kinerja yang efektif. Sebaliknya, hasil kerja yang buruk mencerminkan
prestasi kerja rendah dan menggambarkan kinerja yang kurang efektif.
Peningkatan prestasi kerja merupakan salah satu ukuran untuk menilai efektif
tidaknya kinerja seseorang.
c. Kemampuan berkompetisi
Dalam dunia kerja, kompetisi merupakan salah satu hal yang penting.
Kompetisi yang dimaksud dilakukan secara positif misalnya bekerja lebih baik
dari orang lain. Kompetisi semacam ini sifatnya positif dan tidak merugikan
pihak lain. Setiap orang diharapkan mampu berkompetisi secara sehat karena
akan dapat memotivasi setiap karyawan untuk memberikan hasil yang terbaik.
Karyawan yang mampu berkompetisi selalu berusaha untuk meningkatkan hasil
kerjaannya dari waktu ke waktu. Kemampuan berkompetisi ini dapat dilihat dari
sikap kerja pantang menyerah, aktif, berani menjalankan tugastugas baru.
d. Kemampuan beradaptasi
Adaptasi menunjukkan kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan
situasi dan lingkungan kerja yang sering mengalami perubahan baik lingkungan
kerja seperti rekan-rekan kerja maupun sarana dan prasarana yang digunakan.
Karyawan yang memiliki kemampuan beradaptasi tinggi dapat dengan mudah
menjalankan pekerjaan di lokasi yang baru. Sebaliknya, karyawan yang
kemampuan beradaptasinya rendah akan mengalami banyak kendala di
lingkungan kerja yang baru seperti kesulitan berkomunikasi dengan rekan kerja
baru, sulit beradaptasi dengan sarana dan prasarana di lokasi baru. Kemampuan
beradaptasi karyawan dapat dilihat dari sikap yang lebih tenang, fleksibel, dan
menguasai pekerjaan. Seseorang yang mampu beradaptasi dengan cepat dapat
meningkatkan hasil pekerjaannya sehingga kinerjanya menjadi efektif.
e. Daya tahan terhadap perubahan
Lingkungan kerja umumnya sering mengalami perubahan misalnya
faktor cuaca, iklim, suhu udara. Sehubungan dengan itu, seorang karyawan
diharapkan memiliki daya tahan terhadap perubahan tersebut. Untuk mampu
terhadap perubahan, setiap karyawan harus memiliki kekuatan fisik. Karyawan
yang memiliki daya tahan terhadap perubahan tidak akan mengganggu
pekerjaannya sehingga kinerjanya menjadi efektif. Sebaliknya, seseorang yang
tidak memiliki daya tahan terhadap perubahan akan mengalami kesulitan untuk
menjalankan pekerjaannya sehingga kinerjanya menjadi kurang efektif.

Efektivitas Kinerja

 


Efektivitas (efectiveness) secara umum dapat diartikan “melakukan
sesuatu yang tepat” (Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan
berkaitan dengan tepat tidaknya pemilihan sesuatu sehingga mampu mencapai
sasaran yang diinginkan. Istilah efektivitas sering digunakan dalam lingkungan
organisasi atau perusahaan yakni untuk menggambarkan tepat tidaknya sasaran
yang dipilih perusahaan tersebut. Efektivitas tersebut dapat dilihat dari manfaat
atau keuntungan dari sesuatu yang dipilih untuk kepentingan organisasi atau
perusahaan.
Efektivitas juga sering digunakan untuk mengukur keberhasilan yang
dicapai oleh organisasi atau perusahaan terkait dengan program-progam yang
direncanakan. Pengelolaan sebuah organisasi atau perusahaan dikatakan berhasil
apabila sasaran atau tujuan yang ditetapkan mampu dilaksanakan dan
memberikan kegunaan bagi perusahaan tersebut. Ukuran dari efektivitas dapat
dinilai dengan cara membandingkan pencapaian tujuan dari suatu aktivitas yang
dilakukan dan bukan mengenai biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan
aktivitas tersebut (Danim, 2004).
Istilah efektivitas dalam ruang lingkup organisasi atau perusahaan
biasanya dikaitkan dengan pelaksanaan program yang ditetapkan atau kegiatan-
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memajukan dan mengembangkan
organisasi atau perusahaan tersebut. Untuk melaksanakan program atau kegiatan
ini harus didukung dengan sumber daya manusia yang memadai yakni
kemampuan, keahlian, dan ketrampilan. Efektif tidaknya suatu program yang
dilaksanakan dinilai dari kemampuan sumber daya manusia yang
menjalankannya dibandingkan dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.
Penilaian semacam ini bertujuan untuk mengukur kinerja sumber daya manusia.
Kinerja sumber daya manusia dikatakan baik apabila hasil yang diperoleh sesuai
dengan yang ditetapkan. Itu berarti sumber daya manusia telah mampu
menjalankan program atau aktivitas yang tepat dan dapat dikatakan kinerjanya
sudah efektif (Soeprihanto, 2001).
Sebaliknya, buruknya kinerja sumber daya manusia ditunjukkan dengan
ketidakmampuannya melaksanakan suatu program sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Hal itu menggambarkan kinerja yang kurang efektif karena tidak
mampu melakukan sesuatu berdasarkan kriteria yang diinginkan

Indikator Efektivitas Kerja

 


Adapun beberapa indikator untuk mengukur efektivitas kerja menurut
Hasibuan (2003) yaitu:

  1. Kualitas Kerja
    Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil
    kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak
    mengabaikan volume pekerjaan di dalam mengerjakan pekerjaan.
  2. Kuantitas Kerja
    Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan di bawah kondisi
    normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang
    didapat atau dialaminya selama bekerja.
  3. Pemanfaatan Waktu
    Pemanfaatan waktu adalah penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan
    kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat pada waktu yang ditetapkan

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja

 


Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja menurut
Richard M. Steers (1985), yaitu:

  1. Karakteristik Organisasi
    Karakteristik organisasi mempengaruhi efektivitas kerja karena
    menggambarkan struktur yang harus dilalui oleh karyawan dalam
    melakukan pekerjaannya. Struktur organisasi merupakan cara untuk
    menempatkan manusia sebagai bagian dari pada suatu hubungan yang
    relatif tetap yang akan menentukan pola – pola interaksi dan tingkah laku
    yang berorientasi pada tugas.
  2. Karakteristik Lingkungan
    Secara keseluruhan berada dalam lingkungan organisasi seperti
    peralatan, perlengkapan, hubungan antara pegawai dan kondisi kerja. Ciri
    lingkungan ini selalu mengalami perubahan yang artinya memiliki sifat
    ketidakpastian karena selalu terjadi proses dinamisasi.
  3. Karakteristik Pekerja
    Faktor ini yang paling mempengaruhi efektivitas kerja karena meskipun
    sarana dan prasarana begitu lengkap, baiknya mekanisme kerja, namun
    apabila tidak ada dukungan kualitas sumber daya manusia yang
    mengisinya tidak akan ada artinya.
  4. Karakteristik Kebijakan dan Praktek Manajemen
    Praktek manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang dirancang
    dalam mengkondisikan semua hal yang ada di dalam organisasi.
    Kebijakan dan praktek manajemen ini harus memperhatikan juga unsur
    manusia sebagai individu yang memiliki perbedaan bukan hanya
    mementingkan strategi mekanisme kerja saja. Mekanisme kerja ini
    meliputi penetapan tujuan strategis, pencarian dan pemanfaatan sumber
    daya dan menciptakan lingkungan prestasi, proses komunikasi,
    kepemimpinan, dan pengambilan keputusan yang bijaksana, serta
    adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan inovasi organisasi

Market to Book Ratio (MBR)

 Market to Book Ratio (MBR) merupakan perbandingan antara harga

pasar saham dengan nilai buku saham yang digunakan untuk melihat
seberapa besar stock price di pasar dan dibandingkan dengan nilai buku
per saham. MBR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Kariyoto, 2017):
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑡𝑜 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
                                          𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

Pengertian Efektitivas Kerja

 


Suatu perusahaan atau instansi selalu berusaha agar karyawan yang
terlibat di dalamnya dapat mencapai efektivitas kerja. Keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuannya dimulai dari keberhasilan masing –
masing karyawan yang bersangkutan. Efektivitas menjadi unsur pokok
untuk mencapai sebuah tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam
setiap organisasi. Efektivitas dapat dikatakan efektif, apabila tercapainya
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Steers
(1985) efektivitas biasa dilakukan untuk mengukur sejauh mana kelompok atau
organisasi efektif dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan efektivitas kerja
adalah tingkatan sejauh mana seseorang atau kelompok dalam melaksanakan
tugas pokoknya untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Istilah efektivitas sering
digunakan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan untuk menggambarkan
tepat atau tidaknya sasaran yang dipilih perusahaan tersebut. Efektivitas tersebut
dapat dilihat dari manfaat atau keuntungan dari sesuatu yang dipilih untuk
kepentingan organisasi atau perusahaan.
Efektivitas juga sering digunakan untuk mengukur keberhasilan yang
dicapai oleh organisasi atau perusahaan terkait dengan program – program yang
telah direncanakan. Pengelolan sebuah organisasi atau perusahaan bisa dikatakan
berhasil apabila sasaran atau tujuan yang ditetapkan mampu dilaksanakan dan
memberikan kegunaan bagi perusahaan tersebut. Ukuran dari efektivitas dapat
dinilai dengan cara membandingkan pencapaian tujuan dari suatu aktivitas yang
dilakukan dan bukan mengenai biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan
aktivitas tersebut (Danim, 2004). Efektivitas dalam ruang lingkup organisasi atau
perusahaan biasanya dikaitkan dengan pelaksanaan program yang ditetapkan atau
kegiatan – kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memajukan dan
mengembangkan organisasi atau perusahaan tersebut. Untuk melaksanakan
program atau kegiatan ini harus didukung dengan sumber daya manusia yang
memadai yakni kemampuan, keahlian, dan ketrampilan. Sedangkan Robbins
(2003) menyatakan efektivitas berkaitan dengan kemampuan untuk memilih atau
melakukan sesuatu yang paling sesuai dan mampu memberikan manfaat secara
langsung. Ukuran penilaian yang digunakan adalah tepat tidaknya organisasi atau
perusahaan dalam menjalankan segala sesuatu misalnya pelaksanaan program atau
aktivitas. Efektivitas kerja diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memilih
sasaran yang tepat sesuai dengan tujuan – tujuan yang telahditetapkan dari awal.
Sedangkan Siagian (1994) memberikan pengertian bahwa efektivitas kerja
berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya. Artinya penggunaan
waktu yagn tepat dalam menyelesaikan pekerjaan.
Pengertian tentang efektivitas kerja juga dikemukakan oleh beberapa
ahli lainnya, menurut Hasibuan (2003) efektivitas kerja adalah suatu
keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen
dalam mencapai tujuan meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja, dan
ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Pendapat yang
dikemukakan oleh Gibson (2010), efektivitas adalah pencapaian tujuan dan
sasaran yang telah disepakati untuk mencapai tujuan usaha bersama. Tingkat
tujuan dan sasaran itu menunjukkan tingkat efektivitas. Tercapainya tujuan dan
sasaran itu akan ditentukan oleh tingkat pengorbanan yang telah dikeluarkan.
Sedangkan Tampubolon (2007) menyatakan bahwa yang kami artikan
dengan efektivitas adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati
secara bersama, serta tingkat pencapaian sasaran itu menunjukkan
tingkat efektivitas. Berdasarkan pada pernyataan tersebut bahwa
efektivitas terkait dengan pencapaian sasaran atau tujuan. Setiap
pekerjaan yang dilakukan oleh individu, kelompok, maupun organisasi
memiliki tujuan tertentu. Tingkat pencapaian tujuan tersebut lah yagn akan
disebut dengan tingkat efektivitas.

Price to Book Value (PBV)

 Price to Book Value (PBV) merupakan perbandingan antara harga

saham dengan nilai buku saham. Nilai buku merupakan aset bersih yang
dari sebuah perusahaan. PBV dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (Irfani, 2020):
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑡𝑜 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
                                       𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒