Thursday, July 4, 2024

Dampak Loyalitas Karyawan

 


Loyalitas karyawan yang tinggi memberikan dampak positif bagi
organisasi. Steers dan Porter (1987) dalam Rivai (2014) menyatakan bahwa dampak
loyalitas karyawan yang tinggi bagi organisasi adalah sikap kerja yang positif.
Sikap kerja yang positif tersebut meliputi:

  1. Kemauan untuk bekerja sama.
    Karyawan dengan tingkat loyalitas kerj ayang tinggi memiliki kesediaan
    untuk bekerj sama dengan orang lain. Kerja sama dengan orang lain dalam
    organisasi akan mendukung organisasi untuk dapat mencapai tujuan yang
    telah ditetapkan dengan lebih mudah.
  2. Rasa memiliki.
    Karyawan yang loyal pada organisasi ditunjukkan melalui rasa memiliki
    organisasi yang besar. Karyawan dengan tingkat rasa memiliki yang tinggi
    membuat karyawan mempunyai sikap untuk turut serta menjaga dan
    bertanggungjawab pada organisasi guna mencapai tujuan.
  3. Hubungan antar pribadi.
    Karyawan dengan tingkat loyalitas yang tinggi memiliki sikap fleksibel
    yang menuju pada arah hubungan antara pribadi yang baik.
  4. Suka terhadap pekerjaan.
    Wujud lain dari loyalitas karyawan adalah rasa suka karyawan pada
    pekerjannya. Karyawan yang menyukai pekerjannnya akan memiliki
    perilaku positif dalam bentuk datang tiap hari untuk bekerja dan bekerja
    dengan senang hati untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Karyawan

 


Loyalitas karyawan merupakan hal yang penting bagi sebuah organisasi
yang perlu untuk terus diusahakan peningkatannya. Runtu (2016) mengungkapkan
faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan yaitu:

  1. Karakteristik pribadi.
    Karakteristik pribadi berkaitan dengan faktor-faktor diri karyawan.
    Karakteristik pribadi meliputi jenis kelamin, usia, lama kerja, pendidikan,
    prestasi, minat, bakat, serta sifat kepribadian seorang individu.
  2. Karakteristik pekerjaan.
    Karakteristik pekerjaan mengungkapkan atau menjabarkan hal apa saja
    yang ada pada sebuah pekerjaan, seperti tantangan dalam pekerjaan, stress
    berkaitan dengan pekerjaan, hubungan sosial pekerjaan, identifikasi
    pekerjaan, umpan balik, dan tingkat kesesuaian pekerjaan dengan
    karakteristik karyawan.
  3. Karakteristik desain perusahaan.
    Karakteristik desain perusahaan berhubungan dengan tingkat formal,
    partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan, tingkat keterlibatan
    karyawan, dan tanggung jawab perusahaan.
  4. Pengalaman yang didapat dari perusahaan.
    Loyalitas karyawan pada sebuah organisasi ditentukan atau dipengaruhi
    oleh seberapa baik pengalaman karyawan saat bekerja dalam sebuah
    organisasi. Pengalaman karyawan yang baik dalam sebuah organisasi akan
    membuat karyawan akan tetap bekerja dalam perusahaan dalam jangka
    waktu yang lama atau sampai akhir kariernya (pensiun)

Definisi Loyalitas Karyawan

 


Dalam sebuah organisasi pemberdayaan dan kinerja merupakan suatu hal
yang penting. Loyalitas karyawan mempunyai hubungan yang saling keterkaitan
terhadap organisasi. Dalam hal ini organisasi sangat membutuhkan karyawan yang
sangat loyal kepada pekerjaan yang akan diberikan organisasi. Namun, hal ini
merupakan hal yang menjadi tantangan pada organisasi pada saatini. Kesetian
karyawan dapat dilihat dari segi terbentuknya sistem komunikasi, sistem
manajemen, dan lingkungan kerja dalam organisasi tersebut. Karyawan yang loyal
memiliki peran penting dalam kontribusi dan pengembangan organisasi manapun.
Kontribusi karyawan terhadap bisnis perusahaan dapat meningkat dengan waktu
yang berjalan pada organisasi. Maka dari itu, kebijakan organisasi sangat penting
diterapkan untuk menumbuhkan loyalitas karyawan dalam memfasilitasi jangka
waktu kerja yang panjang pada perusahaan.
Pada ekonomi yang berjalan sekarang, kesetiaan seorang karyawan
dipandang sebagai isu penting, yang mana keberhasilan suatu negara maupun
perusahaan bergantung pada keterampilan karyawan. Oleh karena itu, dalam
loyalitas karyawan perusahaan perlu mempertahankan karyawan yang memiliki
kualifikasi dan tingkat kinerja yang tinggi dalam memajukkan tujuan perusahaan
dalam melakukan persaingan dengan perusahaan lain. Banyak perusahaan merujuk
pada situasi sulit dan kerugian dalam kepergian karyawan yang mana perusahaan
maupun orgnisasi memiliki dampak pada efektivitas dan semangat karyawan pada
perusahaan. Niehoff et al. (2001) mendefinikan loyalitas sebagai perilaku aktif
yang menunjukkan kebanggaan dan dukungan bagi organisasi, membela organisasi
dari kritik, menekankan aspek positif dari organisasi, dan menahan diri dari
mengeluh tentang organisasi. Menurut Mowday et.al (1979 dalam pada Phuong dan
Vinh, 2020) loyalitas berarti presentasi komitmen karyawan dalam organisasi yang
ditandai dengan keuntungan relatif pada karyawan dengan keikutsertaan terlibat
aktif dalam aktivitas dalam perusahaan. Ketika karyawaan loyal dan percaya
kepada organisasi tempat melakukan aktivitasnya seperti menjalankan nilai-nilai,
misi, tujuan organisasi maka, perusahaan dapat mewujudkan harapan yang kuat
dalam bersaing dengan kompetitor lainnya.
Menurut Phuong dan Vinh (2020) loyalitas karyawan merupakan sebuah
bidang dimana karyawan yang loyal mempunyai peran penting untuk berkontribusi
pada pengembangan perusahaan. Maka, dari itu kebijakan-kebijakan perusahaan
maupun organisasi tersebut perlu memperjelas kepada karyawan agar dapat
menumbuhkan loyalitas karyawan pada pekerjaannya dan kepada organisasi.
Loyalitas karyawan memiliki keterkaitan karyawan pada organisasi, tujuan,
sasaran, dan nilai organisasi itu sendiri. Menurut Sazkaya (2018), konsep loyalitas
karyawan dapat digambarkan juga bahwa karyawan berusaha dalam mementingan
kepentingan pribadi, memperlihatkan perilaku implikasi dan kepemilikan
intelektual untuk mendukung tujuan organisasi. Yang mana saling mendukung satu
sama lain, tetap bersama dengan organisasi, saling berkomunikasi dalam
menyelesaikan masalah yang sulit, sehingga masalah-masalah yang terjadi pada
organisasi dapat terselesaikan dan mencapai tujuan organisasi tersebut.

Dampak Pemberdayaan Karyawan

 


Bagi perusahaan, pemberdayaan karyawaan memiliki banyak manfaat
seperti, dalam meningkatkan kualitas kerja tim dan kolaborasi, setiap manajer
memiliki waktu dalam menginvestasi menciptakan misi dan visi organisasi,
membentuk strategi dalam mengambil keputusan yang dapat membuat perusaahan
menjadi kompettitif dipasar. Dengan pemberdayaan karyawan yang merata pada
perusahaan maupun organisasi memiliki dampak pada penghematan biaya,
peningkatan daya saing perusahaan lain, peningkatan dalam pelayanan pelanggan,
peningkatan keterampilan dan kemampuan karyawan inilah yang menjadi manfaat
penting pemberdayaan bagi karyawan di perusahaan dalam memajukkan
perusahaan (Sazkaya, 2018).
Baird et.al (2017) menyatakan pemberdayaan merupakan proses
meningkatkan pandangan pada kemampuan karyawan dan anggota organisasi dapat
dilihat melalui mengindentifikasi kondisi yang mendorong ketidakberdayaan,
melakukan penghapusan praktik organisasi formal maupun informal dalam
memberika informasi yang efektif. Dalam organisasi karyawan memiliki banyak
informasi mengenai organisasi yang berdasarkan pada kinerja karyawan, keahlian
karyawan untuk memahami dan berkontribusi pada kinerja yang mana akan
memberi karyawan kekuatan dalam membuat keputusan yang dapat mempengaruhi
kinerja organisasi. Dalam mengambil definisi self-efficacy pada pemberdayaan
karyawan dapat melakukan peningkatan pada karyawan sehingga karyawan
mempunyai hak untuk menguasai dan menggunakan sumber daya dalam
menggapai tujuan organisasi yang diinginkan bersama (Bowen dan Lawler, 2006
dalam Baird et.al, 2017).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Karyawan

 


Menurut Bolat (2003) pemberdayaan karyawan mempunyai tiga faktor
dalam perspektif perilaku pemberdayaan karyawan yaitu:

  1. Kekuasaan, yaitu memberdayakan karyawan melalui pemberian kebijakan
    yang diperlukan dalam menjalankan tugas.
  2. Sumber daya yakni memberikan akses– akses sumber daya yang diperlukan
    kepada karyawan dalam pemuasan tugas. Ketiga,
  3. Informasi adalah menginformasikan kepada semua karyawan tentang
    perubahan lingkungan baik internal maupun lingkungan eksternal
    organisasi.
    Robbins (2013) menyatakan bahwa untuk meningkatkan efektivitas
    keberhasilan pemberdayaan karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor. Berikut ini
    adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan karyawan:
  4. Kemampuan (Competency).
    Kemampuan karyawan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
    keberhasilan pemberdayaan karyawan. Kemampuan karyawan meliputi:
    pengetahuan (knowledge) yang dimiliki, keterampilan (skill) yang dimiliki,
    dan sikap (attitude) atau perilaku (behaviour) dari masing-masing
    karyawan.
  5. Penempatan (Placement)
    Pemberdayaan karyawan akan menjadi optimal saat karyawan ditempatkan
    pada suatu posisi atau jabatan sesuai dengan kemampuan (pendidikan,
    pengetahuan, keterampilan) yang dimiliki. Selaian itu, penempatan juga
    harus disesuaikan dengan kebutuhan jabatan dalam organisasi.
  6. Kewenangan (Authority)
    Pemberdayaan yang baik dilakukan saat organisasi memberikan
    kewenangan yang jelas kepada karyawan. Kewenangan yang diberikan
    berhubungan dengan posisi atau jawaban yang diemban atau dimiliki
    karyawan. Melalui kewenangan yang dimilikinya, karyawan dapat
    mengambil keputusan strategis yang akan dapat membantu dalam
    melaksanakan tugas-tugasnya guna peningkatan kinerja.
  7. Tanggungjawab (Responsibility)
    Pemberdayaan akan menjadi efektif dan efisien saat karyawan memiliki
    tanggung jawab yang jelas. Artinya, karyawan harus melaksanakan
    pekerjaannya yang merupakan tugasnya dengan rasa tanggung jawab yang
    tinggi.
  8. Kepercayaan (Loyalty)
    Pemberdayaan akan berdaya guna saat adanya kepercayaan yang tinggi dari
    organisasi kepada karyawan. Artinya, karyawan yang diberi kepercayaan
    harus dapat dipercaya bahwa karyawan akan menjalankan tugas atau
    pekerjaanya sesuai dengan wewenang dari jabatannya.
  9. Dukungan (Support)
    Pemberdayaan karyawan dilakukan dengan memberikan dukungan kepada
    karyawan. Untuk dapat menjalankan tugasnya, karyawan membutuhkan
    dukungan yang optimal dari organisasi maupun rekan kerja. Dukungan yang
    diberikan dari pihak-pihak yang berhubungan akan memudahkan bagi
    karyawan dalam mencapai keberhasilan sesuai misi dan visi organisasi.
  10. Kepemimpinan (Leadership)
    Keberhasilan pemberdayaan karyawan tidak terlepas dari kemampuan
    pimpinan dalam mempengaruhi karyawan untuk mau bekerja secara
    bersama-sama guna mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik
    berkaitan dengan kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi dan
    mengarahkan tingkah laku bawahan dalam ranka mencapai tujuan
    organisasi.
  11. Motivasi (Motivation)
    Pemberdayaan karyawan akan sukses saat karyawan memiliki motivasi
    yang tinggi. Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seorang
    individu untuk melakukan suatu hal (pekerjaan) dimana motivasi akan
    menuntun karyawan ke arah sikap dan perilaku atau tingkah laku yang lebih
    baik. Pemberian motivasi adalah hal yang penting dengan tujuan agar
    karyawan mau menjalankan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang
    dimilikinya secara ikhlas dan sepenuh hati

Definisi Pemberdayaan Karyawan

 


Pada lingkungan bisnis yang bersaing pada saat ini, pemberdayaan
karyawaan menjadi konsep penting dalam sumber daya manusia. Proses
pemberdayaan karyawan memungkinkan karyawan untuk berperan aktif dalam
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi untuk meningkatkan kesesuaian
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi. Dengan pengambilan keputusan organisasi
keseluruhan secara cepat maka dapat meningkatkan daya tanggap organisasi
terhadap perubahan situasi lingkungan makro dan membuat organisasi lebih siap
untuk mengatasi ketidakpastian yang melibatkan lingkungan. Menurut Conger dan
Kanungo (1988) pemberdayaan didefinisikan sebagai di mana semua karyawan
mempunyai tingkat hierarki organisasi diberi wewenang untuk membuat keputusan
penting dan diberi tanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan dan tindakan
mereka. Dede dan Sazkaya (2018) mendefinisikan pemberdayaan karyawan
sebagai pemberian kepada seseorang (karyawan) untuk memliki lebih banyak
kendali atas kehidupan atau situasi mereka sendiri berkaitan dengan pekerjaannya.
Karyawan tidak dapat membentuk peraturan dalam bekerja yang mana mempunyai
rasa mandiri untuk bebas bertindak dalam melaksanakan tanggung jawab, maka
dari itu pemberdayaan karyawan sangat diperlukan untuk memberikan pengaturan
terhadap manajer dan karyawan agar dapat bekerja satu sama lain dalam
pengambilan keputusan sebagai suatu organisasi (Tuğ, 2010). Pemberdayaan
karyawan merupakan alat motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya,
mendorong karyawan untuk bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan dan
menjadi alat untuk membangun kepercayaan antara manajer dan karyawan untuk
mengatasi hambatan (Jones dan Hamed, 2010 dalam Fernandez dan Moldogaziev,
2015).
Proses pemberdayaan karyawan membutuhkan struktur yang fleksibel dan
datar daripada yang bersifat hierarki tradisional, dan proses pemberdayaan ini
memerlukan sistem terbuka di mana komunikasi dan informasi mengalir kesegala
arah (Potterfield, 1999)

Dampak Kinerja Karyawan

 


Kinerja karyawan yang tinggi merupakan salah satu ukuran kemampuan
sebuah organisasi dalam melakukan pengelolaan SDM yang dimilikinya dengan
baik. Kinerja karyawan yang tinggi akan memberikan kontribusi (dampak) positif
bagi karyawan maupun organisasi secara keseluruhan. Robbins (2013) menyatakan
bahwa dampak atau manfaat dari kinerja karyawan yang tinggi adalah:

  1. Organisasi dapat berkembang dengan lebih pesat.
  2. Organisasi dapat dengan mundah untuk mencapai target yang telah
    direncanakan atau ditentukan dan tepat sasaran.
  3. Dapat meminimalisir atau mengurangi risiko-risiko negatif yang terjadi
    dalam organisasi.
  4. Meningkatkan soliditas serta kekompakan kerja antar karyawan dalam
    organisasi karena masing-masing karyawan bekerja secara sungguh-
    sungguh dan dapat saling bekerjasama guna mencapai tujuan atau target
    yang telah ditentukan organisasi.
  5. Organisasi atau perusahaan memiliki citra yang semakin baik dimata
    masyarakat dan akan disegani oleh para pesaing dalam bisnis yang sama