Sunday, July 7, 2024

Indikator Lingkungan Kerja

 


Kondisi lingkungan kerja mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya. Apabila kondisi lingkungan kerja nyaman dan aman maka
karyawan akan bersemangat dan lebih produktif dalam bekerja. Indikator
lingkungan kerja menurut Dessler (2004:86) dalam Pratiwi et al (2014:6-7),
menyatakan bahwa terdapat beberapa indikator lingkungan kerja yaitu :

  1. Fasilitas dan peralatan kerja
    Penyediaan alat keselamatan kerja dan fasilitas lainnya maka akan
    menyebabkan rasa aman dan produktif dalam melaksanakan pekerjaan.
  2. Keamanan dan kebersihan lingkungan kerja
    Perlindungan yang diberikan kepada tenaga kerja yang menggunakan alat-
    alat kerja tertentu yang dapat menimbulkan kemungkinan akan kecelakaan
    yang terjadi adalah hal yang harus diperhatikan. Kebersihan akan dapat
    menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi diri tenaga kerja. Apabila
    lingkungan kerja bersih, maka hal ini akan dapat menimbulkan semangat
    kerja dan dapat pula mengurangi absen.
  3. Pertukaran udara
    Menurut Sedarmayanti (2011: 28-33), udara di sekitar dikatakan kotor
    apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah
    bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan
    tubuh. Kotornya udara dapat dirasakan dengan sesak napas, dan ini tidak
    boleh dibiarkan berlangsung terlalu lama, karena akan mempengaruhi
    kesehatan tubuh dan akan mempercepat proses kelelahan. Sumber utama
    adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tempat kerja.
  4. Penerangan
    Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna
    mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Cahaya yang kurang
    mengakibatkan penglihatan menjadi kurang jelas, sehingga pekerjaan akan
    lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan
    kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan,
  5. Kebisingan
    Bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak
    pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut
    penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian, karena
    pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya
    dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien
    sehingga produktivitas kerja meningkat

Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

 


Menurut Sedarmayanti (2011: 27), karyawan akan mampu melaksanakan
kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila
diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi
lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan
kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan
kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi,
keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang
lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang
efisien.
Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan
kerja. Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu
kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan menurut
Sedarmayanti (2011: 28-33) diantaranya adalah:

  1. Penerangan /Cahaya di Tempat Kerja
    Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna
    mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Cahaya yang kurang
    mengakibatkan penglihatan menjadi kurang jelas, sehingga pekerjaan akan
    lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan
    kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi
    sulit dicapai. Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu : cahaya alam
    yang berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan berupa lampu.
  2. Temperatur di Tempat Kerja
    Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai
    temperature yang berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk
    mempertahankan keadaan normal. Dengan suatu sistem tubuh yang
    sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang
    terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut
    ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan
    dirinya dengan temperature luar jika perubahan temperature luar tubuh
    tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin,
    dari keadaan normal tubuh. Temperatur yang terlampau dingin akan
    mengakibatkan gairah kerja menurun. Sedangkan temperatur udara yang
    terlampau panas, akan mengakibatkan cepat timbul kelelahan tubuh dan
    dalam bekerja cenderung membuat banyak kesalahan.
  3. Kelembaban di Tempat Kerja
    Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa
    dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau
    dipengaruhi oleh temperature udara, dan secara bersama-sama antara
    temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari
    udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat
    menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan
    temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan
    pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem
    penguapan.
  4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja
    Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk
    menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di
    sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah
    berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya
    bagi kesehatan tubuh. Kotornya udara dapat dirasakan dengan sesak napas,
    dan ini tidak boleh dibiarkan berlangsung terlalu lama, karena akan
    mempengaruhi kesehatan tubuh dan akan mempercepat proses kelelahan.
    Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tempat
    kerja.
  5. Kebisingan di Tempat Kerja
    Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk
    mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh
    telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang, bunyi
    tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran,
    dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian,
    kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian, karena pekerjaan
    membutuhkan konsentrasi , maka suara bising hendaknya dihindarkan agar
    pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga
    produktivitas kerja meningkat.
  6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja
    Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang
    sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh pegawai dan dapat menimbulkan
    akibat yang tidak diinginkan. Besarnya getaran ditentukan oleh intensitas
    (meter/detik) dan frekuensi getarnya (getaran/detik). Getaran mekanis
    pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena ketidakteraturannya,
    baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekuensinya. Sedangkan alat
    yang ada dalam tubuh mempunyai frekuensi alami, di mana alat yang satu
    berbeda frekuensi alaminya dengan alat yang lain. Gangguan terbesar
    terhadap suatu alat dalam tubuh terjadi apabila frekuensi ala mini
    beresonansi dengan frekuensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran
    mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal :
    a. Konsentrasi bekerja
    b. Datangnya kelelahan
    c. Timbulnya beberapa penyakit, di antaranya karena gangguan terhadap:
    mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang dan lain-lain.
  7. Bau-bauan di Tempat Kerja
    Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai
    pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan bau-
    bauan yang terjadi terus-menerus dapat mempengaruhi kepekaan
    penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu
    cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang
    mengganggu di sekitar tempat kerja.
  8. Tata Warna di Tempat Kerja
    Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan
    sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan
    dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna
    mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna
    kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih dan lain-lain, karena
    dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.
  9. Dekorasi di Tempat Kerja
    Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik. Karena itu
    dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hiasan ruang kerja saja tetapi
    berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan
    dan lainnya untuk bekerja.
  10. Musik di Tempat Kerja
    Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana,
    waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang pegawai untuk
    bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk
    dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang
    diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja.
  11. Keamanan di Tempat Kerja
    Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan
    aman maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Oleh
    karena itu faktor keamanan perlu diwujudkan keberadaannya. Salah satu
    upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan
    Tenaga Satuan Petugas Pengaman (SATPAM

Tempat dan Kondisi Lingkungan Kerja

 


Sedarmayanti (2011:26), menayatakan bahwa lingkungan fisik dapat dibagi
dalam dua kategori, yaitu :

  1. Lingkungan fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :
    a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan ( seperti :
    pusat kerja, kursi, meja, seragam, ruangan dan sebagainya).
    b. Lingkungan umum ( seperti : rumah, kantor, pabrik, sekolah, kota,
    sistem jalan raya, dan lain-lain ).
  2. Lingkungan perantara, dapat juga disebut lingkungan kerja yang
    mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperature, kelembaban,
    sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak
    sedap, warna dan lain-lain

Pengertian Lingkungan Kerja

 Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk

diperhatikan manajemen. Karyawan akan mampu melaksanakan kegiatannya
dengan hasil yang optimal, apabila ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang
sesuai. Lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan
dalam melaksanakan proses produksi. Lingkungan kerja dapat membawa dampak
positif dan negatif bagi karyawan dalam rangka mencapai hasil kerjanya.
Kasmir (2016:192), lingkungan kerja merupakan suasana atau kondisi di
sekitar lokasi tempat bekerja. Lingkungan kerja dapat berupa ruangan, lay out,
sarana dan prasarana, serta hubungan kerja dengan sesama rekan kerja. Jika
lingkungan kerja dapat membuat suasana nyaman dan memberikan ketenangan
maka akan membuat suasana kerja menjadi kondusif, sehingga dapat
meningkatkan hasil kerja seseorang menjadi lebih baik, karena bekerja tanpa
gangguan. Namun sebaliknya jika suasana atau kondisi lingkungan kerja tidak
memberikan kenyamanan atau ketenangan, maka akan berakibat suasana kerja
menjadi terganggu yang pada akhirnya akan mempengaruhi dalam bekerja.
Sedarmayanti (2011:26), lingkungan fisik yaitu semua keadaan yang
terdapat disekitar tempat kerja, akan mempengaruhi pegawai baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
Sedangkan menurut Alif (2015:308) lingkungan kerja merupakan segala
sesuatu yang ada disekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik
ataupun nonfisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya
dan pekerjaannya saat bekerja

Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi

 


Menurut Subekhi dan Jauhar (2013) dalam Rajagukguk (2017), ada beberapa
faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi antara lain :

  1. Peningkatan Kepuasan Kerja
    Peningkatan kepuasan kerja mempengaruhi perilaku individu dalam
    organisasi. Kepuasan kerja suatu individu dipengaruhi oleh hak-hak yang
    mereka dapatkan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.
  2. Pengurangan Kealpaan
    Tindakan tidak masuk kerja yang dilakukan oleh individu terhadap
    organisasi berpengaruh negative terhadap efektifitas dan efisiensi kerja
    suatu organisasi.
  3. Penurunan Turn over
    Turn over yang dimaksud disini adalah pengunduran diri para pekerja
    dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Yang berpengaruh terhadap
    perilaku organisasi atau perusahaan.
  4. Peningkatan Produktifitas
    Suatu organisasi dinyatakan produktif jika mampu mencapai tujuannya
    dengan baik dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Baik target
    waktu, biaya dan hasil. Produktifitas dalam organisasi dapat
    mempengaruhi perilaku organisasi karena produktifitas berkaitan dengan
    efisiensi dan efektifitas kinerja suatu organisasi atau perusahaan

Pengertian Perilaku Organisasi

 


Perilaku organisasi terbentuk dari hasil perilaku masing-masing individu
atau kelompok yang ada dalam sebuah organisasi. Perilaku organisasi merupakan
suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat
kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja
individual, kelompok maupun organisasi). Setiap manusia mempunyai perilaku
yang berbeda, karena pengaruh pengetahuan dan pengalaman yang berbeda.
Mulyadi (2015) dalam Rajagukguk (2017), perilaku organisasi adalah
aktualisasi pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana orang bertindak di
dalam organisasi.
Hanggreni (2011) dalam Rajagukguk (2017), perilaku organisasi adalah
sebuah bidang khusus yang memiliki pokok ilmu pengetahuan yang umum
mencakup tiga faktor penentu perilaku dalam organisasi: individu, kelompok, dan
struktur, penerapannya untuk membuat organisasi bekerja lebih efektif.
Wijaya (2017), perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang
bertindak dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan
organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi informasi, dilindungi
dan dikembangkan. Dengan kata lain, perilaku organisasi adalah bagaimana orang
berperilaku di dalam suatu organisasi

Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

 


Menurut Kasmir (2016:14), fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia
terdiri dari :

  1. Analisis Jabatan
    Kegiatan analisis jabatan adalah mengumpulkan berbagai informasi untuk
    kebutuhan suatu pekerjaan.
  2. Perencanaan Sumber Daya Manusia
    Langkah ini merupakan langkah untuk merencanakan jumlah dan kualitas
    sumber daya yang harus disediakan, baik sekarang maupun untuk di masa
    yang akan datang.
  3. Penarikan Pegawai
    Rekrutmen dilakukan dalam rangka memperoleh dan memiliki sumber
    daya manusia yang loyal dan berkualitas sangat menentukan maju dan
    mundurnya suatu usaha.
  4. Seleksi
    Proses seleksi dapat dimulai dari seleksi surat lamaran, yaitu dengan
    melihat dokumen-dokumen yang ada pada surat lamaran. Tujuan seleksi
    adalah untuk memperoleh tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang
    telah ditetapkan.
  5. Pelatihan dan Penembangan
    Tujuan pelatihan adalah membiasakan karyawan baru dalam bekerja di
    lingkungan barunya, sekaligus menambah dan mengasah kemampuan
    yang belum dimilikinya. Bagi karyawan lama perlu dilakukan
    penembangan diri baik melalui pendidikan, promosi dan rotasi pekerjaan.
  6. Evaluasi Kinerja
    Selama bekerja, setiap karyawan harus dievaluasi kinerjanya masing-
    masing. Penilaian kinerja dapat dilakukan melalui hasil kerja atau kinerja
    perilaku.
  7. Kompensasi
    Kompensasi merupakan balas jasa yang diperoleh seseorang atas
    pekerjaan yang sudah dilakukannya. Kompensasi diberikan atas dasar
    prestasi karyawan melalui penilaian prestasi kerja.
  8. Jenjang Karier
    Karier merupakan perjalanan kerja seseorang selama dia bekerja.
    Perencanaan karier harus dilakukan mulai dari jenjang karier dari yang
    paling rendah sampai yang paling tinggi.
  9. Keselamatan dan Kesehatan
    Keselamatan dan kesehatan kerja merujuk kepada kondisi-kondisi fisik
    dan mental karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan kerja.
  10. Hubungan Industrial
    Hubungan industrial atau tenaga kerja merupakan fungsi MSDM yang
    digunakan untuk penghubung kepentingan dan keinginan kedua belah
    pihak antara karyawan di satu pihak dan manajemen di pihak yang lain.
  11. Pemutusan Hubungan Kerja
    Pemutusan hubungan kerja dapat disebabkan oleh berbagai alasan atau
    sebab yang alamiah seperti tibanya masa pensiun, permintaan
    pengunduran diri karena alasan pribadi dan pemecatan karena melakukan
    kesalahan