Tuesday, July 9, 2024

Pengaruh Kepuasan Kerja

 


Menurut Nisa, & Ainun (2021) kepuasan kerja memiliki pengaruh sebagai
berikut:

  1. Terhadap produktifitas
    Produktifitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya
    jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa apa yang telah dicapai perusahaan
    sesuai dengan apa yang mereka terima yaitu adil dan wajar serta diasosiasikan
    dengan performa kerja yang unggul.
  2. Ketidakhadiran
    Ketidakhadiran sifatnya lebih spontan dan kurang mencerminkan
    ketidakpuasan.
  3. Keluarnya pekerja
    Berhenti atau keluarnya karyawan dari pekerjaannya mempunyai akibat
    ekonomis yang besar, maka besar kemungkinan behubungan dengan
    ketidakpuasan kerja.
  4. Respon terhadap ketidakpuasan kerja
    a. Keluar (Exit) yaitu meninggalkan pekerjaan termasuk mencari pekerjaan lain.
    b. Menyuarakan (Voice) yaitu memberikan saran dan perbaikan dan
    mendiskusikan.
    c. masalah dengan atasan untuk memperbaiki kondisi.
    d. Mengabaikan (Neglect) yaitu sikap dengan membiarkan keadaan menjadi
    lebih
    e. buruk seperti sering absen atau semakin sering membuat kesalahan.
    f. Kesetiaan (loyalty) yaitu menunggu secara pasif sama kondisi menjadi lebih
    baik termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

 


Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor
tersebut berperan memberikan kepuasan kerja karyawan tergantung oleh individu
masing – masing karyawan. Menurut Glimer dalam Sutrisno (2019:77-78) dalam
(Nisa, & Ainun, 2021) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah:

  1. Kesempatan untuk maju.
    Dalam hal ini kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan
    kemampuan selama bekerja.
  2. Keamanan kerja.
    Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan.
    Keadaan yang aman sangat memengaruhi perasaan karyawan selama bekerja.
  3. Gaji.
    Lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang
    mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang
    diperolehnya.
  4. Perusahaan dan manajemen.
    Perusahaan dan manajemen yang baik adalah mampu memberikan situasi dan
    kondisi kerja yang stabil. Faktor ini menentukan kepuasan kerja karyawan.
  5. Pengawasan.
    Sekaligus atasanya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn
    over.
  6. Faktor instrinsik dari pekerjaan.
    Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu. Sukar
    dan mudahnya serta kebanggan akan tugas dapat meningkatkan atau
    mengurangi kepuasan.
  7. Kondisi kerja.
    Termasuk di sini kondisi tempat, ventilasi, penyiaran, kantin, dan tempat
    parker.
  8. Aspek sosial dalam pekerjaan.
    Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai
    faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.
  9. Komunikasi
    Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak
    dipakai alas an untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan
    pihak atasan untuk mau mendengar, memahami, dan mengakui pendapat
    ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas
    terhadap kerja.
  10. Fasilitas.
    Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar
    suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.

Teori-Teori Kepuasan Kerja

 


Menurut Wexley dan Yulk dalam (Nabila, 2020), pada dasarnya teori tentang
kepuasan kerja dikenal ada tiga,yaitu discrepancy theory, equity theory dan two
factor teory. Berikut merupakan penjelasannya:

  1. Discrepancy theory
    Discrepancy theory yang dipelopori oleh Porter menjelaskan bahwa
    kepuasan kerja seseorang diukur dengan menghitung selisih apa yang
    seharusnya diinginkan dengan kenyataan yang dirasakan.
  2. Equity theory
    Dalam equity theory, kepuasan kerja seseorang bergantung apakah ia
    merasakan keadilan atau tidak atas situasi. Perasaan keadilan atau
    ketidakadilan atas suatu situasi diperoleh dengan membandingkan dirinya
    dengan orang lain yang sekelas, sekantor maupun di tempat lain.
  3. Two factor teory
    Menurut two factor theory, kepuasan kerja itu merupakan dua hal yang
    berbeda, artinya kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu bukan
    merupakan suatu variable kontinyu

Pengertian Kepuasan Kerja

 


Salah satu faktor yang dapat menurunkan atau meningkatkan kinerja
karyawan adalah kepuasan kerja. Kepuasan karyawan juga bagian penting dari
manajemen sumber daya manusia dalam sebuah organisasi. Kepuasan kerja
adalah sikap yang positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku
terhadap pekerjaannya melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa
menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan (Afandi,
2018 : 74). Menurut Rasyid & Tanjung (2020) Kepuasan kerja merupakan sikap
(positif) tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penelitian
terhadap situasi kerja.
Sedangkan Handoko (2020) menjelaskan bahwa kepuasaan kerja
merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka.Menurut (Paparang et al.,
2021) Kepuasan seseorang antara satu dengan yang lainnya akan berbeda-beda.
Jadi, kepuasan itu bersifat individual. kepuasan kerja karyawan dapat dipengaruhi
oleh faktor yang memotivasi seperti, pengakuan, penghargaan, dan
pengembangan diri. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor kesehatan lingkungan
kerja sekitar seperti besarnya kompensasi, situasi kerja, dan hubungan antar
karyawan (Kadek et al., 2023).
Dari beberapa pen

Indikator Kompensasi

 


Kompensasi sangat penting untuk kebutuhan hidup, hal tersebut
menjadikan karyawan di semua jenis pekerjaan mencari kompensasi saat bekerja.
Kompensasi dapat mendorong karyawan untuk mendapatkan motivasi sehingga
karyawan merasa puas dalam bekerja dan kinerja karyawan pun dapat meningkat.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator kompensasi, menurut
(Heriyono, 2021) yaitu:

  1. Upah dan gaji
    Upah dan gaji merupakan hal yang berbeda. Upah merupakan basis bayaran
    yang kerap kali digunakan bagi pekerjaan-pekerjaan produksi dan
    pemeliharan atau untuk pekerja harian yang buka pegawai atau karyawan
    tetap. Pemberian upah biasanya bersifat harian, mingguan atau bulanan
    sesuai dengan kesepakatan antara pekerjaan dengan pemberi kerja. Gaji
    umunya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan atau tahunan yang
    bersifat secara tetap.
  2. Insentif
    Insentif adalah tambahn kompensasi diatas atau diluar gaji atau upah yang
    diberikan oleh organisasi. Insentif biasanya diberikan oleh perusahaan atas
    dasar prestasi kerja karyawan atau produktivitas karyawan. Karyawan
    dengan prestasi atau produktivitas kerja yang baik maka akan mendapat
    insentif dari perusahaan.
  3. Tunjangan
    Tunjangan merupakan pembayaran atau jasa yang diberikan oleh perusahaan
    sebagai pelindung atau pelengkap gaji pokok. Contoh-contoh tunjangan
    adalah asuransi kesehatan dan jiwa, liburan yang ditanggung perusahaan,
    program pensiun dan tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan
    kepegawaian.
  4. Fasilitas
    Kompensasi yang berbentuk fasilitas diberikan oleh perusahaan untuk
    memperlancar dan mempermudah serta memotivasi karywan atau pegawai
    dalam bekerja. Contoh-contoh fasilitas adalah kenikmatan/fasilitas seperti
    mobil perusahaan, kegiatan klub, tempat parkir khusus, atau akses internet,
    seragam kerja dan sebagainya

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi

 


Setiap organisasi dapat menggunakan manajemen kompensasi yang
berbeda untuk menangani struktur dan tingkat gaji yang dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal.Sistem kompensasi harus diperiksa secara berkala untuk
memastikan bahwa kompensasi yang adil dan layak tetap bisa terwujud.
Menurut Sitorus (2021) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
kompensasi yaitu :

  1. Peraturan pemerintah
    Penentuan standar gaji minimal, pajak penghasilan, biaya transportasi dan
    sebagainya sangat mempengaruhi kebijakan kompensasi karyawan.
  2. Penawaran bersama antara perusahaan dan pegawai
    Kabijakan dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada
    terjadinya tawar menawar mengenai besarnya upah yang harus diberikan oleh
    perusahaan kepada pegawainya. Hal ini terutama dilakukan oleh perusahaan
    dalam merekrut pegawai yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang
    dibutuhkan perusahaan.
  3. Standar dan biaya hidup pegawai
    Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman pegawai akan memungkinkan
    pegawai dapat bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai tujuan
    perusahaan.
  4. Ukuran perbandingan upah
    Perbandingan tingkat upah pegawai perlu memperhatikan tingkat pendidikan,
    masa kerja dan ukuran perusahaan.
  5. Permintaan dan perusahaan
    Kondisi pasar saat ini perlu dijadikan bahan pertimbangan dalammenentukan
    tingkat upah pegawai.
  6. Kemampuan membayar
    Jangan sampai menentukan kebijakan kompensasi diluar batas kemampuan
    yang ada pada perusahaan

Tujuan Kompensasi

 


Kompensasi yang diberikan kepada karyawan harus sesuai dengan prestasi
yang diraih karyawan guna untuk memotivasi agar semangat dalam bekerja. Ini
dilakukan agar karyawan merasa dihargai dan tetap bertanggung jawab dan
melakukan pekerjaan dengan baik. Penghargaan memastikan bahwa karyawan
mencurahkan upaya mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Suatu organisasi
harus terus berkembang dengan karyawan yang profesional dan setia.
Berikut menurut (Rahmawati, 2019) adapun tujuan pemberian
kompensasi antara lain adalah:
1 Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara
direktur dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya
dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi
sesuai dengan perjanjian yang dispakati.

  1. Kepuasan Kerja
    Karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan pemberian
    kompensasi.
  2. Pengadaan Efektif
    Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang
    qualified untuk perusahaan akan lebih mudah. Perusahaan akan dengan
    mudah merangkul atau memperoleh karyawan yang berkualitas.
  3. Motivasi
    Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
    bawahannya. Sesuai dengan tujuan utama karyawan bekerja sebagai alat
    pemenuhan kebutuhan hidupnya.
  4. Disiplin
    Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
    semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan
    yang berlaku, karena tidak mau diberhentikan oleh perusahaan