Sunday, July 14, 2024

Endorser

 


Alat pendukung yang digunakan dalam periklanan untuk tujuan pemasaran
suatu produk disebut endorser. A Shimp, Husein (2010) menjelaskan bahwa
endorser adalah pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang
mendukung produk yang di iklankan. Endorser adalah ikon atau sosok tertentu yang
sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan
sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan
promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk
(Suryadi, 2010 Belch dan Belch, 2011). Penggunaan endorser yang tepat sebagai
pendukung sebuah iklan mampu mempengaruhi dan mendapatkan perhatian
konsumen atas pesan yang disampaikan dalam iklan. Hal tersebut disebabkan,
karena manusia cenderung meniru apa yang dilakukan oleh seorang yang dianggap
lebih dari dirinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa endorser adalah pendukung
iklan atau yang dikenal sebagai bintang iklan yang di pakai dalam kegiatan promosi,
dengan cara mengantarkan sebuah pesan dengan memperagakan sebuah produk
atau jasa, yang memiliki tujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan
produk yang diiklankan

Beauty Vlogger sebagai Celebrity Endorser

 


A. Shimp (2014:305) Beauty vlogger adalah seseorang yang memiliki
ketertarikan seputar kecantikan dan dengan suka rela membantu mereview atau
mengulas sebuah produk perlengkapan kecantikan. A. Shimp (2014:460) Selebriti
merupakan tokoh yang dikenal karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang
berbeda dari golongan produk yang didukungnya, Selebriti pendukung (Celebrity
Endorser) adalah individu yang dikenal oleh publik atas prestasinya selain dari pada
produk yang didukungnya. Selebriti diyakini lebih menarik dan mengunggah dari
pada penggunaan orang biasa dalam mempengaruhi calon konsumen. Banyak
faktor yang akan dipertimbangkan oleh perusahaan yang akan menggunakan
selebriti di iklan produknya. Penggunaan selebriti tersebut kadang kala mampu
meningkatkan penjualan, tetapi adakalanya gagal dalam mempromosikan produk.
Menurut Sumarwan (2010:258), pembelian produk dan jasa serta pemilihan
merek, para selebriti bisa memiliki pengaruh kuat kepada konsumen. Seorang
selebriti bisa menjadi alat pemasaran suatu produk yang sangat penting, daya
tariknya yang luar biasa menjadi hal yang tidak dimiliki orang lain. Perhatian
terhadap kredibilitas seorang endorser sangat penting karena yang disampaikan
dalam iklan berpengaruh pada ketertarikan dan pengambilan keputusan konsumen.
Sutisna (2010:272 dalam Yanuar, Suharyono dan Sunarti, 2014) mengatakan bahwa
dalam menggunakan pembuat opini, akan sangat efektif dalam membangun
perasaan kesamaan bagi konsumen. Manusia biasanya lebih cenderung meniru apa
yang dilakukan oleh orang yang dianggap lebih hebat dari dirinya. Sebagai
pendukung sebuah iklan, endorser harus mampu mempengaruhi konsumen dalam
pengambilan keputusan.
Ada beberapa atribut yang harus dimiliki oleh tutor/ beauty vlogger jika
ingin memberi pengaruh kepada komunikan (A. Shimp 2014: 304), Indikator
Celebrity Endorser meliputi :
(1) Attractiveness yaitu (kemenarikan) tidak hanya diartikan sebagai
kemenarikan fisik meskipun itu dapat menjadi atribut yang sangat
penting tetapi termasuk sejumlah karakter yang luhur atau indikator
yang dipersepsikan oleh penerima dalam diri komunikator seperti
kemampuan intelektual, kepribadian, karakteristik gaya hidup, dan
kecakapan atletis (A.Shimp, 2014:306). Attractiveness mengacu pada
diri yang dianggap sebagai yang menarik untuk dilihat dalam kaitannya
dengan konsep kelompok tertentu dengan daya tarik fisik. Shimp
(2014:305) menyatakan jika pemilih menemukan sesuatu pada diri
komunikator yang dia sukai maka bujukan bekerja lewat identifikasi.
Artinya, lewat identifikasi, pemilih akan mengadopsi perilaku, sikap
atau preferensi. Ketika mereka menemukan hal menarik dalam diri
komunikator. Komunikator dengan tampilan fisik yang baik dan/atau
karakter non-fisik yang menarik dapat menunjang iklan dan dapat
menimbulkan minat audience untuk menyimak iklan.
(2) Expertise, yaitu (keahlian) mengacu pada pengetahuan, pengalaman
atau keahlian yang dimiliki oleh seorang komunikator yang
dihubungkan dengan topik yang dikomunikasikan. Expertise
merupakan competitive advantage yang dimiliki pendukung untuk
meyakinkan audience dalam hal keterampilannya. Keahlian (expertise)
mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keahlian yang dimiliki
oleh seorang endorser yang dihubungkan dengan merek yang didukung
(A.Shimp, 2014: 470).Seorang komunikator yang diterima sebagai
seorang yang ahli pada bidang yang didukungnya akan lebih persuasive
dalam menarik audience dari pada seorang komunikator yang tidak
diterima sebagai seorang yang ahli. Beberapa indikator pada expertise
seperti pengetahuan, pengalaman, dan keahlian. A.Shimp, (2014: 472).
(3) Trustworthiness, yaitu (kepercayaan) menunjukan pada kejujuran,
integritas dan kepercayaan diri seorang sumber. Keahlian dan layak
dipercaya tidak berdiri sendiri, sering seorang endorser tertentu
dipersepsikan sebagai layak dipercaya tetapi bukan seorang yang ahli.
Trustworthiness adalah sikap percaya sehingga trustworthiness
mengacu pada sejauh mana sumber dipandang memiliki kejujuran,
ketulusan dan dapat di percaya. Sumber dapat dipercaya
(trustworthiness) secara sederhana berarti komunikator secara
bertingkat membuat audience memiliki kepercayaan pada apa yang
mereka katakan. Jika sumber tersebut adalah para ahli maka
trustworthiness lebih mengarah pada kemampuan para ahli untuk
memberi kepercayaan atau percaya diri pada konsumen suatu produk
(A.Shimp, 2014:305).
(4) Respect, yaitu (dihargai) menunjukan pada kualitas seseorang yang
dihargai atau digemari sebagai akibat dari kualitas pencapaian personal.
Mengacu kepada seorang endorser yang dikagumi dan dihormati oleh 
konsumen karena kualitas pribadi dan prestasinya.
(5) Similiarity, yaitu (kesamaan) Merupakan atribut yang penting karena
lebih mudah bagi konsumen untuk berhubungan dengan seorang
endorser yang memiliki karakteristik yang sama dengan diri konsumen
tersebut

Source Characteristics

 


Komunikasi yang efektif dipengaruhi oleh bagaimana karakteristik
komunikator tersebut, yaitu bagaimana pesan dapat diterima oleh penerima dan
dapat mempersuasi penerima. Tiga faktor dari komunikator sebagai karakteristik
sumber menurut Kelman (2012) adalah source credibility, source attractiveness,
dan source power.

  1. Source Credibility
    Source Credibility dapat tercipta apabila sumber tersebut memiliki
    pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang relevan terhadap suatu
    bidang yang berhubungan dengan pesan yang diinformasikan. Sehingga
    sumber dapat memberikan pendapat yang bersifat obyektif atau dapat
    dipercaya
  2. Source Attractiveness Daya tarik seorang komunikator dikaitkan
    dengan tingkah laku seseorang, bagaimana individu tersebut dapat
    meyakinkan atau mempersuasi pihak penerima.
  3. Source Power Sumber atau komunikator memiliki kekuatan atau
    kekuasaan dalam hal mempengaruhi penerima. Kekuatan yang dimiliki
    tersebut untuk menghukum atau sebaliknya, memberikan penghargaan
    kepada penerimanya

Electronic Word of Mouth

 


Hermawan (2012:211) Electronic word of mouth merupakan fenomena
yang terjadi pada saat seorang konsumen menggunakan teknologi internet atau
www (world wide web) untuk berkomunikasi dengan orang lain ketika mencari
pendapat atau opini mengenai merek tertentu dari produk atau jasa serta perusahaan
(Manzoor, 2010). eWOM dapat berupa pendapat atau opini negatif serta positif dari
seseorang yang telah menggunakan produk atau jasa untuk mengetahui bagaimana
kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut melalui jejaring sosial, blog, situs
web, dan aplikasi.

Risk Disclosure dan Investment Efficiency

 


Inefisiensi investasi terjadi karena adanya konflik keagenan pada saat pengelolaan
free cash flow perusahaan. Konflik keagenan menjadikan pihak agen (manajemen)
mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan oportunistik, misalnya
manajer perusahaan memilih menginvestasikan free cash flow perusahaan
dibandingkan membagikan deviden kepada investor. Manajemen perusahaan
berasumsi bahwa arus kas yang diinvestasikan dapat meningkatkan nilai bagi
perusahaan dan akan mendapatkan bonus di masa mendatang.
Lai, Liu & Wang (2012) menyebutkan bahwa perusahaan yang melakukan
pengungkapan secara detail, maka akan menjadikan investasi lebih efisien. Dutta
& Nezlobin (2016) pun membuktikan informasi yang diungkap perusahaan
mampu meningkatkan efisiensi investasi dengan mengurangi sinkronsitas harga
saham

Pemasaran Online dan Media Sosial

 Online and social media marketing menurut Kotler dan Keller (2016:26)

adalah “online activites and programs designes to engage customers or prospects
and directly or indirectly raise awareness, improve image, or elicit sales of
products and services”. Media sosial merupakan suatu aktivitas komunikasi
pemasaran yang menggunakan media elektronik (online) dalam menarik konsumen
atau perusahaan dalam berbagai bentuk (gambar, tulisan, dll) untuk meningkatkan
kesadaran, citra perusahaan, dan untuk meningkatkan penjualan.
Pengguna internet semakin bertambah dari tahun ke tahun sehingga
perusahaan membuat strategi pemasaran baru yang efektif dan efisien yaitu
pemasaran dengan media internet. Menurut Hermawan (2012) pemasaran internet
juga dapat disebut sebagai pemasaran-I, web marketing, online marketing, e-
marketing, e-commerce yaitu pemasaran produk atau jasa melalui internet. Model
pemasaran via internet tersebut terdiri dari tiga kategori adalah e-commerce,
pemasaran internet lokal dan pendekatan orang per orang (one-one approach).
Hermawan (2012:211). Agar menemukan produk yang dibutuhkan, pengguna
melakukan pencarian dengan browsing internet untuk mencari sesuatu informasi
seperti, produk dan penawaran tertentu atau hal lainnya. Dengan menggunakan kata
yang dimasukkan, pengguna langsung mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Indikator Minat Beli

 


Menurut Schiffman dan Kanuk (2014:201) Menyatakan bahwa minat
merupakan salah satu aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar
terhadap sikap dan perilaku seorang konsumen dalam membeli suatu merek, atau
mengambil sebuah tindakan yang berhubungan dengan pembelian. Seorang
konsumen tidak dengan sendirinya memiliki keputusan dalam pembelian barang
atau jasa, terlebih dahulu konsumen mencari informasi dari orang terdekat atau
orang yang benar benar di percaya untuk membantunya dalam mengambil sebuah
tindakan yang berhubungan dengan pembelian.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2014:201) terdapat beberapa indikator yang
mempengaruhi minat beli, berikut 5 indikator minat beli :

  1. Memiliki keinginan untuk mencari informasi tentang produk. Menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi
    mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk
    mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
  2. Melakukan pertimbangan untuk membeli.
    Mengggambarkan perilaku seseorang yang memiliki Hasrat untuk
    mempertimbangkan biaya dan waktu. Biasanya konsumen mendalami tentang
    kelebihan produk, maka pada tahap ini konsumen akan memiliki keinginan
    dan hasrat untuk membeli produk tersebut.
  3. Memiliki keinginan untuk mencoba.
    Menggambarkan perilaku seseorang yang tertarik untuk mencoba dan ingin
    mengetahui tentang produk. Biasanya konsumen ingin memiliki produk
    setelah mengetahui informasi tentang produk maka konsumen akan tertarik
    untuk membeli dan memiliki produk
  4. Memiliki rasa ingin tahu terhadap produk.
    Menggambarkan perilaku seseorang konsumen yang memiliki minat
    terhadap produk sebelum menggunakan produk tersebut. Biasanya
    konsumen tertarik dengan produk tersebut maka pada tahap ini akan timbul
    rasa ketertarikan terhadap produk.
  5. Ingin memiliki produk.
    Menggambarkan perilaku seseorang konsumen yang memiliki minat
    terhadap suatu produk barang atau jasa. Biasanya konsumen yang
    cenderung memiliki minat terhadap suatu barang atau jasa akan bersedia
    untuk membeli produk tersebut.