Analytic Hierarchy
Process (AHP) yang dikembangkan
oleh Thomas Saaty pada tahun 1970-an merupakan
suatu metode dalam pemilihan alternatif-alternatif dengan melakukan penilaian komparatif berpasangan sederhana yang digunakan
untuk mengembangkan
prioritas-prioritas secara keseluruhan berdasarkan ranking
(Marimin, 2004).
AHP adalah prosedur yang berbasis matematis yang
sangat baik dan sesuai untuk evaluasi atribut-atribut kualitatif. Atribut-atribut
tersebut secara matematik
dikuantitatif dalam satu set perbandingan berpasangan, yang
kemudian digunakan untuk mengembangkan prioritas-prioritas secara
keseluruhan untuk penyusunan alternatif-alternatif pada urutan ranking / prioritas.
Kelebihan AHP dibandingkan dengan
metode yang lainnya
karena adanya struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria
yang dipilih, sampai kepada
sub- sub kriteria
yang paling mendetail. Memperhitungkan
validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria
dan
alternatif
yang
dipilih
oleh
para
pengambil keputusan (Marimin, 2004).
Karena menggunakan input persepsi manusia, model ini dapat mengolah
data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Jadi kompleksitas permasalahan yang ada di sekitar kita dapat didekati dengan baik oleh model AHP ini. Selain itu AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-objektif
dan multi-
kriteria yang didasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hierarki. Jadi model ini merupakan suatu model pengambilan
keputusan yang komperehensif.
Ada beberapa
prinsip
yang
harus
dipahami dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP, diantaranya adalah : decomposition, comparative judgement, synthesis of priority dan logical
consistency (Mulyono,
2007).
3.1.1 Decomposition
Setelah persoalan
didefinisikan, maka perlu dilakukan decomposition yaitu
memecah persoalan
yang utuh menjadi unsur-unsurnya.
Jika ingin mendapatkan hasil
yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap
unsur-unsurnya sampai tidak
mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan
beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini, maka proses analisis
ini dinamakan hirarki (hierarchy). Ada dua jenis hirarki yaitu lengkap
dan tak lengkap. Dalam hirakri
lengkap, semua elemen pada suatu tingkat memiliki semua elemen yang ada pada
tingkat berikutnya. Jika tidak demikian, dinamakan hirarki tak lengkap
(Mulyono, 2007).
3.1.2 Comparative Judgement
Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif
dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya
dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini
merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen- elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih baik bila disajikan
dalam bentuk matriks yang dinamakan
matriks pairwise comparison. Pertanyaan
yang
biasa
diajukan dalam penyusunan skala kepentingan adalah (Mulyono, 2007):
a. Elemen mana yang lebih
(penting/disukai/mungkin) ?, dan b. Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin) ?
Agar diperoleh
skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria
atau tujuan yang dipelajari. Dalam penyusunan skala kepentingan ini, digunakan acuan
seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Skala prioritas dalam AHP
Tingkat Kepentingan
|
Definisi
|
Keterangan
|
1
|
Kedua elemen sama pentingnya
|
Dua elemen mempunyai pengaruh sama besar.
|
3
|
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya
|
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen.
|
5
|
Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
|
Pengalaman dan penilaian dengan kuat menyokong satu elemen
dibanding elemen lainnya.
|
7
|
Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lainnya
|
Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam
kenyataan.
|
9
|
Satu elemen mutlak lebih penting dari elemen lainnya
|
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain
memiliki tingkat penegasan tertinggi yang menguatkan.
|
2,4,6,8
|
Nilai-nilai di antara dua pertimbangan yang berdekatan
|
Nilai ini diberikan bila ada dua komponen di antara dua
pilihan.
|
Kebalikan
|
|
Jika untuk aktifitas ke-imendapat suatu angka bila
dibandingkan dengan aktivitaske-j, maka jmempunyai nilai
kebalikannya dibanding dengan i.
|
Sumber
: Saaty dalam Sheega et al (2012)
Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciprocal artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting daripada
j, maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya
dibanding elemen i. Disamping itu perbandingan
dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1,
artinya sama pentingnya.
3.1.3 Synthesis
of Priority
Dari setiap pairwise comparison kemudian dicari eigen vectornya untuk mendapatkan local
priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap
tingkat, maka untuk mendapatkan
global priority harus
dilakukan sintesa diantara local priority. Prosedur melakukan
sintesis berbeda menurut
bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur
sintesa dinamakan priority setting (Mulyono,
2007).
3.1.4 Logical
Consistency
Konsistensi memiliki dua makna.
Pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa
dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi.
Kedua adalah menyangkut
tingkat hubungan antara objek-objek
yang didasarkan pada kriteria
tertentu.
No comments:
Post a Comment