Wednesday, June 26, 2024

Hubungan Electronic Word Of Mouth Dengan Minat Beli Konsumen

 


Menurut Kotler dan Armstrong (2018: 515), electronic word of
mouth (e-WOM) adalah versi internet dari periklanan mulut-ke-mulut.
Electronic word of mouth (e-WOM) dapat berupa website, iklan dan
aplikasi online seluler, video online, email, blog, sosial media, dan event
marketing lainnya yang sangat menarik sehingga konsumen tertarik
untuk membagikannya ke orang lain.
Menurut Kotler (2008), minat beli adalah sesuatu yang timbul
setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana
timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya
timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya

Indikator Celebrity endorser

 


Menurut (Bima et al 2012:33) dalam jurnal Risqy Aziz Basuki
(2021) Celebrity endorser memiliki empat indikator yaitu:

  1. Visibility memiliki sudut pandang seberapa jauh ketenaran seorang
    selebriti bila dihubungkan dengan ketenaran maka dapat ditentukan
    seberapa banyak pengagum yang dimiliki oleh celebrity endorser
    (popularitas) dan bagaimana penampilannya didepan masyarakat
    (apperances).
  2. Credibility Kredibilitas yang dimiliki oleh seorang selebriti
    memiliki hubungan dengan dua hal yaitu keahlian dan objektivitas.
    Keahlian memiliki hubungan dengan pengetahuan selebriti dalam
    memberi kepercayaan dan confidence terhadap calon pembeli.
    Kredibilitas meemiliki peran penting karena konsumen bisa menilai
    tingkat kredibilitas, yaitu:
    a. Expertise (Keahlian), keahlian bisa menentukan berapa luas
    pengetahuan yang dimiliki dari endorser..
    b. Trustworthiness (Kepercayaan), karakterisitik ini
    menunjukkan kejujuran seseorang endorser untuk
    menyampaikan informasi dari suatu produk atau jasa dalam
    iklan.
  3. Attraction yaitu Penerimaan pesan yang akan dikirim lalu diterima
    oleh pelanggan tergantung dari daya tarik endorser. Endorser akan
    berhasil merubah kesan serata perilaku konsumen melalui
    mekanisme daya Tarik.
  4. Power yaitu kekuatan dan kemampuan yang dimiliki oleh selebriti
    untuk menarik penggemarnya. Item dari power adalah kekuatan
    untuk meningkatkan image, kekuatan untuk menjadi inspirasi, dan
    kekuatan untuk meningkatkan produk (Achadia, 2017:50).

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Celebrity Endors

 


Menurut Song dan Chaipoopiratana (2010 .p,121) menemukan ada
tujuh faktor yang dapat digunakan untuk memilih celebrity endorser, yaitu:

  1. Physical Attractiveness (Daya tarik fisik) Daya tarik fisik ini
    merupakan salah satu alasan seorang selebriti disukai oleh
    konsumen. Faktor ini terdiri dari tampan/ cantik (handsome/
    pretty), modis (fashionable), seksi (sexy), daya tarik
    (attractiveness), dan elegan (elegant).
  2. Credibility (Kredibilitas) Kredibilitas adalah sifat yang ada pada
    siri seseorang dimana dapat menimbulkan kepercayaan orang lain
    terhadap dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui iklan.
    Faktor ini meliputi reputasi (reputation), popularitas (popularity),
    citra publik tentang celebrity endorser (public image), kepercayaan
    (trustworthiness), dan sikap celebrity endorser itu sendiri
    (deportment).
  3. Amiability (Keramahan) Amiability mengacu pada kemampuan
    selebriti dalam menjaga keramahan dengan masyarakat sehingga
    dapat diterima dan disukai oleh masyarakat. Faktor ini terdiri dari
    keberanian(outgoing and bold), disukai (likeability), dan selebriti
    yang dapat membina hubungan sosial (social association/
    intercourse).
  4. Celebrity Product Match (Kecocokan dengan produk) Pemasar
    menginginkan agar citra selebriti, nilai, dan perilakunya sesuai
    dengan kesan yang diinginkan untuk produk yang diiklankan.
    Faktor ini

Pengertian Celebrity Endorser

 Celebrity Endorser dapat diartikan sebagai seorang aktris yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari sebuah produk agar dapat
menarik konsumen untuk membeli suatu produk, karena kepopuleran
seorang selebriti, menjadikan banyak masyarakat ingin tampil sepertinya
mulai dari menggunakan produk perawatan tubuh yang sama dengan
yang digunakan para selebitri, hingga gaya berpakaian.
Menurut (Shimp, 2003:463) Celebrity Endorser ialah penggunaan
tokoh terkenal sebagai bintang iklan dari media cetak, sosial, dan televisi.
Celebrity juga digunakan ketenarannya termasukpenampilannya yang
menarik, berani, berbakat, dan memiliki daya tarik yang berguna
terhadap merek yang akan diiklankan (Shimp, 2003:463)

Tuesday, June 25, 2024

Indikator Brand Image

 


Dalam jurnal Niken Puspitas Sari (2022) terdapat 4 indikator Brand
Image. Menurut Tjiptono 2015 yaitu:

  1. Pengenalan (Recognition)
  2. Reputasi (Reputation)
  3. Daya tarik (Affinity)
  4. Kesetiaan (Loyalty)

Faktor – Faktor Pengaruh Brand Image

 


Menurut Alfian B. (2012: 26) mengemukakan faktor-faktor
terbentuknya Brand Image atara lain:

  1. Keunggulan produk merupakan salah satu faktor pembentuk Brand
    image, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena
    keunggulan kualitas(model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang
    menyebabkan suatu produkmempunyai daya tarik tersendiri bagi
    pelanggan.
  2. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah pengolahan
    informasi yang diterima pada proses ecoding. Ketika seorang pelanggan
    secara aktif menguraikan arti informasi suatu produk atau jasa maka
    akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan pelanggan.
  3. Keunikan merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau
    harus terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus
    diciptakan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi
    pelanggan untuk memilih suatu merek tertentu

Pengertian Brand Image

 


Brand Image (Citra Merek) adalah suatu persepsi yang timbul di
benak para konsumen pada saat mengingat suatu merek / brand dari suatu
produk tertentu. Dengan kata lain citra merek adalah keseluruhan persepsi
terhadap suatu merek dan terbentuk dari berbagai informasi dan juga
berbagai pengalaman yang dirasakan di masa lalu terhadap suatu merek.
Citra terhadap suatu brand ini berkaitan erat dengan sikap berupa suatu
keyakinan dan preferensi yang timbul terhadap suatu merek.
Keller, (2003:166) mendefinisikan Brand image adalah anggapan
tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan
konsumen. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam
pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka
tidak berhadapan langsung dengan produk.
Begitu pula pendapat Tjiptono (2014:68) yang menyatakan citra
merek atau brand image merek ialah suatu rangkaian asosiasi yang
dibentuk oleh persepsi individu dalam waktu yang panjang yang
dihasilkan berdasarkan pengalaman tidak langsung ataupun langsung
pada merek