Wednesday, June 26, 2024

Manfaat Merek

 


Menurut Temporal dan Lee yang di kutip oleh Donni Juni Priansa
(2017:245-246) menyatakan bahwa alasan merek merupakan hal yang
penting bagi konsumen adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan pilihan Manusia atau konsumen menyenangi pilihan
    dan merek memberi mereka kebebasan untuk memilih;
  2. Memudahkan keputusan Merek membuat keputusan untuk membeli
    menjadi lebih mudah. Konsumen mungkin tidak mengetahui banntak
    mengenai suatu produk yang membuatnya tertarik, tatapi merek
    dapat membuatnya lebih mudah untuk memilih;
  3. Memberikan jaminan kualitas Para konsumen akan memilih produk
    dan jasa yang berkualitas di mana pun dan kapan pun mereka mampu.
    Saat konsumen mencoba suatu merek, secara otomatis mereka akan
    menyamakan pengalaman ini dengan tingkat kualitas tertentu.
  4. Memberi pengcegahan resiko Sebagian besar konsumen menolah
    resiko. Mereka (konsumen) tidak akan membeli suatu produk jika
    ragu terhadap hasilnya. Merek membangun kepercayaan, dan merek
    yang besar benar-benar dapat dipercaya,
  5. Alat untuk mengekspresikan diri Merek memberi kesempatan bagi
    konsumen untuk mengepresikan diri dalam berbagai cara. Merek
    dapat membantu konsumen untuk mengekspresikan kebutuhan
    sosial-psikologi.

Definisi Merek (Brand)

 


Menurut American Marketing Association dalam Freddy
Rangkuti (2008:2) Merek adalah sebuah nama dan atau simbol yang
bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan
maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau
sebuah kelompok penjual tertentu, dengan demikian membedakannya
dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor.
Suatu merek pada gilirannya memberi tanda pada konsumen
mengenai sumber produk tersebut, dan melindungi konsumen maupun
produsen dari para kompetitor yang berusaha memberikan produk-
produk yang tampak identik

Pengertian Komunikasi Pemasaran

 


Menurut Kotler dan Keller (2016:5) pengertian pemasaran
adalah sebagai berikut: “Marketing is a societal process by which
individuals and group obtain what they need and want through
creating, offering, and freely exchanging products and services of
value with others”. Yang berarti “Pemasaran adalah suatu proses
masyarakat dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuh dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan bebas
bertukar produk dan jasa dari nilai dengan orang lain.
Menurut American Marketing Associaton (AMA) dalam Kotler dan
Keller (2016:5), pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan
serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan
memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan
pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya

Indikator Keputusan Pembelian

 


Terdapat tiga indikator dalam menentukan keputusan pembelian yang diambil
dari (Kotler 2018: 70), yaitu :

  1. Kemantapan pada sebuah produk
    Dalam melakukan pembelian, konsumen memilih salah satu dari beberapa
    alternatif yang ada. Pilihan tersebut didasarkan pada kualitas, mutu, harga, dan
    faktor-faktor lain yang dapat memantapkan keinginan konsumen untuk
    membeli produk apakah produk tersebut benar-benar ingin digunakan atau
    dibutuhkan.
  2. Kebiasaan dalam membeli produk
    Kebiasaan konsumen dalam membeli produk juga berpengaruh terhadap
    keputusan pembelian. Konsumen merasa produk tersebut sudah terlalu melekat
    dibenak konsumen karena mereka sudah merasakan manfaat dari produk
    tersebut. Oleh karena itu, konsumen merasa tidak nyaman jika mencoba produk
    baru dan harus menyesuaikan diri lagi dan akhirnya konsumenpun cenderung
    memilih produk yang sudah biasa digunakan atau dikonsumsi.
  3. Memberikan rekomendasi
    Dalam melakukan pembelian, jika konsumen mendapatkan manfaat yang sesuai
    dengan sebuah produk, maka mereka pasti akan merekomendasikan produk
    tersebut dengan orang lain. Mereka ingin orang lain juga merasakan bahwa
    produk tersebut sangat bagus dan lebih baik dari produk lain

Pengertian Keputusan Pembelian

 


Menurut (Kotler & Amstrong, 2017 : 180) keputusan pembelian adalah
keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli. Proses pengambilan keputusan
yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Keputusan ini melibatkan
pilihan antara dua atau lebih alternatif. Keputusan pembelian konsumen merupakan
tahap dimana konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk
yang paling disukai, dimana keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda,
atau menghindar sangat dipengaruhi resiko yang dirasakan.
Kemudian menurut Suharno (2010:96) dalam (Fatih Imantoro, 2018)
menyatakan keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menemukan
pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya. Hal ini
berkaitan dalam usahanya memenuhi kebutuhan dengan tahap yang dilibatkan
dalam mengevaluasi, memperoleh dan menggunakan produk. Terdapat empat
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, yaitu
sebagai berikut :
1) Faktor Budaya
Faktor budaya seseorang mempengaruhi perilaku mereka dalam mencari,
menyelesaikan dan mengkonsumsi suatu produk secara mendalam dan
konsisten.
2) Faktor Sosial
Merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang terbentuk dan
berasal dari lingkungan sekitar. Aktivitas sosialisasi seorang dengan orang-
orang disekelilingnya sehari-hari akan membentuk pola perilaku yang khas
pada masyarakat.
3) Faktor Pribadi
Faktor pribadi yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah usia dan tahap
siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup dan personalitas.
4) Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam diri seseorang dan menentukan
bagaimana mereka memilih dan mengkonsumsi produk. Pemasar perlu
memahami faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,
keyakinan dan sikap.
Selanjutnya proses keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller dalam
(Nurdiansyah, 2017 : 20) memiliki lima tahapan yaitu sebagai berikut :

Indikator Kualitas Produk

 


Menurut (Gito Sudarma : 2018) mengungkapkan indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur kualitas produk yaitu :

  1. Berbagai macam variasi produk
    Merupakan kumpulan seluruh produk yang ditawarkan penjual kepada
    konsumen dan memiliki beraneka ragam yang didasari pada ukuran, harga,
    penampilan atau ciri-ciri lain sebagai unsur-unsur pembedanya.
  2. Daya tahan produk
    Yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan
    sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian
    konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya produk.
  3. Kualitas produk sesuai dengan spesifikasi dari konsumen
    Menjaga produk yang dihasilkan bisa memenuhi standar yang sudah ditetapkan
    sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang
    dikonsumsi. Pengalaman konsumen dalam membeli produk yang baik atau
    buruk akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian kembali
    atau tidak, oleh karena itu perusahaan harus mampu menciptakan produk yang
    sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen.
  4. Tampilan kemasan produk (estetika)
    Perancangan dan perencanaan suatu benda agar memliki nilai lebih dalam
    berbagai aspeknya seperti fungsi yang lebih efektif, tampilan kemasan produk
    yang indah dan bagus akan menarik konsumen untuk menggunakan atau
    membeli produk tersebut.
  5. Kualitas produk terbaik dibandingkan dengan merek lain
    Konsumen akan beranggapan bahwa produk dengan merek yang terkenal
    dipasaran lebih bagus dan berkualitas dibandingkan dengan produk dengan
    merek yang kurang populer dipasaran.

Pengertian Kualitas Produk

 


Menurut ( Wijaya, 2018 : 32) kualitas produk dapat dijelaskan dan
dikomunasikan menurut harapan pelanggannya yang dimana semua periklanan,
penjualan, promosi dan layanan pelanggan tidak banyak membantu dari kualitas
produk yang buruk, untuk menghindarkan hal tersebut maka perusahan bekerja
setiap hari untuk memeriksa setiap produk yang dipesan untuk menjamin dan
meyakinkan bahwa tidak akan terjadi masalah pada kualitas produk yang dapat
menentukan nama baik dari perusahaan.
Adapun menurut Garvin dalam (Laksana, 2019) menemukan 8 dimensi kualitas
produk yang terdiri dari :

  1. Performance (performansi) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu
    dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika
    ingin membeli suatu produk, yaitu faster (lebih cepat) berkaitan dengan dimensi
    waktu yang menggambarkan kecepatan dan kemudahan atau bagaimana untuk
    memperoleh produk ini, dan aspek cheaper (lebih mudah) berkaitan dengan
    dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari suatu produk yang
    harus dibayarkan oleh pelanggan.
  2. Feature (keistimewaan tambahan) merupakan aspek kedua dari performansi
    yang menambah fungsi dari dasar berkaitan dengan pilihan-pilihan dan
    pengembangannya.
  3. Reliability (kehandalan) berkaitan dengan tingkat probabilitas atau periode
    waktu tertentu, dengan demikian kehandalan merupakan karakteristik yang
    mereflesikan kemungkinan atau probabilitas tingkat kebersihan dalam
    penggunaan produk ini.
  4. Conformance (konformansi) berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk
    terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
    pelanggan, konformasi merefleksikan derajat dimana karakteristik desain
    produk dan karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan, serta
    sering didefinisikan sebagai konformasi terhadap kebutuhan (conformance to
    requierements).
  5. Durability (daya tahan) merupakan ukuran masa pakai suatu produk,
    karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan produk itu.
  6. Service Ability (kemampuan pelayanan) merupakan karakteristik yang
    berkaitan dengan kecepatan, keramahan/kesopanan, kompetensi, kemudahan
    serta akurasi dalam perbaikan.
  7. Aesthetics (estetika) merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga
    berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan referensi atau pilihan individual.
    Dengan demikian estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan
    perasaan pribadi dan mencakup karakteristik tertentu.
  8. Perceived Quality (kualitas yang dirasakan) bersifat subyektif berkaitan dengan
    perasaan pelanggan dalam menggkonsumsi produk.