Friday, June 28, 2024

Ekuitas Merek

 


“Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk
dan jasa” (Kotler, 2009:263). Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara
konsumen berpikir, merasa dan bertindak dalam hubungannya dengan
merek, dan juga harga, pangsa pasar dan profitabilitas yang diberikan
merek bagi perusahaan. Ekuitas merek dapat mempengaruhi kepercayaan
diri konsumen dalam mengambil keputusan pembelian baik itu dikarenakan
ada pengalaman di masa lalu dalam menggunakan merek tersebut maupun
kedekatan dengan merek dan karakteristiknya. Ekuitas merek memiliki
beberapa fungsi dan manfaat sebagai berikut (Simamora, 2003:49).
a. Loyalitas memungkinkan terjadinya pembelian/transaksi berulang atau
jika konsumen tersebut merupakan commited buyer, tidak hanya
terhenti pada pembelian ulang, namun konsumen tersebut juga dapat
menganjurkan atau merekomendasikannya kepada orang lain.
b. Memungkinkan perusahaan menetapkan harga yang lebih tinggi
(premium), yang berarti marjin yang lebih tinggi bagi perusahaan.
c. Memberikan kredibilitas pada produk lain yang menggunakan merek
tersebut.
Memungkinkan return yang lebih tinggi.
d. Diferensiasi relatif dengan pesaing yang jelas, bernilai dan
berkesinambungan.
Memungkinkan fokus internal yang jelas.
e. Menciptakan toleransi konsumen terhadap kesalahan produk atau
perusahaan, melalui loyalitas yang tinggi terhadap merek tersebut.
f. Menjadi faktor yang menarik karyawan-karyawan berkualitas,
sekaligus mempertahankan karyawan-karyawan (yang puas).
g. Menarik konsumen untuk hanya menggunakan faktor merek dalam
pengambilan keputusan pembelian

Indikator Keputusan Pembelian

 


Dalam penelitian ini menggunakan empat indikator untuk menentukan
keputusan pembelian yang diambil dari (Kotler 2012:159), yaitu :
a. Kemantapan pada sebuah produk
Dalam melakukan pembelian, konsumen akan memilih salah satu dari
beberapa alternatif yang ada. Pilihan teersebut didasarkan pada kualitas,
mutu, harga yang terjangkau, dan faktor-faktor lain yang dapat
memantapkan keinginan konsumen untuk membeli produk apakah
produk tersebut benar-benar ingin digunakan atau dibutuhkan.
b. Kebiasaan dalam membeli produk
Kebiasaan konsumen dalam membeli produk juga berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Konsumen merasa produk tersebut sudah terlalu
melekat dibenak karena mereka sudah merasakan manfaat dari produk
tersebut. Oleh karena itu, konsumen akan merasa tidak nyaman jika
mencoba produk baru dan harus menyesuaikan diri lagi. Mereka
cenderung memilih produk yang sudah biasa digunakan.
c. Memberikan rekomendasi pada orang lain
Dalam melakukan pembelian, jika komsumen mendapatkan manfaat
yang sesuai dengan produk, mereka pasti akan merekomendasikan
produk tersebut kepada orang lain. Mereka ingin orang lain juga
merasakan produk tersebut sangat bagus dan lebih baik dari produktivitas
lain.
d. Melakukan Pembelian Ulang
Kepuasan konsumen dalam menggunakan sebuah produk akan
menyebabkan kosumen melakukan pembelian ulang produk atau jasa
tersebut, mereka merasa produk atau jasa tersebut sudah cocok dan sesuai
dengan apa yang mereka inginkan dan harapkan

Pengertian Keputusan Pembelian

 


Keputusan Pembelian menurut Kotler dan Armstrong (2009:234)
mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah proses psikologi dasar
untuk memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen
secara aktual melakukan pembelian. Sedangkan menurut Buchari
(2016:102) keputusan pembelian adalah seseorang yang asalnya dipengaruhi
oleh lingkungan, kebudayaan, keluarga dan sebagainya, akan membentuk
suatu sikap pada diri individu, kemudian melakukan pembelian

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga

 


Menurut Saladin (2011: 98) faktor-faktor yang mempengaruhi harga
adalah sebagai berikut :
1..Demand for the product, dimana perusahaan perlu memperkirakan
permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam
penetapan harga suatu produk.

  1. Target share of the market, yaitu pangsa pasar mana yang ditargetkan
    oleh perusahaan.
  2. Competitive reactions, yaitu reaksi dari pesaing
    4..Use of creams-skimming pricing of penetration pricing, yaitu
    mempertimbangkan langkah-langkah yang harus diambil pada saat
    perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga
    yang rendah.
    5..Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu
    mempertimbangkan kebijakan marketing mix (kebijakan produk,
    kebijakan promosi dan saluran distribusi).
  3. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk.
    Berdasarkan teori-teori yang dikemukan oleh para ahli, bahwa harga
    adalah salah satu elemen baru pemasaran yang menghasilkan pendapatan
    atau menghasilkan laba dan elemen lain yang menghasilkan biaya. Yang
    dapat diukur dengan indikator : (1) Daftar harga, (2) Keterjangkauan harga,
    (3) Kesesuaian harga (4) Potongan harga.

Tujuan Penetapan Harga

 


Menurut Swastha (2017:12) tujuan penetapan harga adalah
meningkatkan penjualan, mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar,
menstabilkan harga, mencapai target pengembalian investasi dan mencapai
laba maksimum.
Menurut menurut Saladin (2011: 95) tujuan penetapan harga adalah
sebagai berikut :
1..Profit maximalitazion pricing (maksimalisasi keuntungan), untuk
mencapai keuntungan maksimal yang didapatkan perusahaan.

  1. Market share pricing (penetapan harga untuk merebut pangsa pasar),
    dengan harga rendah, maka pasar dapat dikuasai dengan syarat pasar
    yang cukup sensitif terhadap harga, biaya produksi dan distribusi turun
    jika produksi naik dan harga turun, pesaing sedikit.
  2. Current revenue pricing (penetapan laba untuk pendapatan maksimal),
    penetapan harga yang tinggi untuk memperoleh pendapatan yang cukup
    agar uang kas kembali dengan cepat.
  3. Market skimming pricing, jika ada sekelompok pembeli yang bersedia
    membayar dengan harga tinggi terhadap produk yang ditawarkan maka
    perusahaan akan menetapkan harga yang tinggi walaupun kemudian
    harga tersebut akan turun dengan syarat pembeli yang cukup, perubahan
    biaya distribusi lebih kecil dari perubahan pendapatan, harga naik tidak
    begitu berbahaya terhadap pesaing dan harga naik menimbulkan kesan
    produk yang superior.
  4. Target profit pricing (penetapan harga untuk sasaran), harga berdasarkan
    target penjualan dalam periode tertentu.
  5. Promotional pricing (penetapan harga untuk promosi), penetapan harga
    untuk suatu produk dengan maksud untuk mendorong penjualan-
    penjualan produk lain. Ada dua macam penetapan harga yaitu loss leader
    pricing yaitu penetapan harga untuk suatu produk agar pasar mendorong
    penjualan produk lainnya dan prestice pricing yaitu penetapan harga
    yang tinggi untuk suatu produk guna meningkatkan image tentang
    kualitas

Pengertian Harga

 


Harga menurut Saladin (2011: 95) adalah sejumlah uang sebagai alat
tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga juga dapat dikatakan
penentuan nilai suatu produk dibenak pelanggan. Menurut Swastha
(2017:7.2) harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan dalam pertukaran
untuk mendapatkan barang atau jasa. Definisi tentang harga tersebut
menunjukan bahwa harga yang dibayar oleh pembeli sudah termasuk
pelayanan yang diberikan oleh penjual. Dari sisi pelanggan, harga dapat
dipersepsikan sebagai ongkos atau pengeluaran yang bahkan secara luas
dapat diartikan sebagai pengorbanan (waktu antre, energi untuk antre,
pengorbanan psikis karena antre dan sejumlah biaya untuk mendapatkan
jasa atau produk). Sedangkan menurut Peter dan Olson (2014:240) harga
dalam sudut pandang pelanggan didefinisikan sebagai yang harus diberikan
pelanggan untuk membeli barang atau jasa

Dimensi Citra Merek

 


Menurut Aaker (2015:8) tujuan utama membangun citra merek
adalah untuk membangun, meningkatkan, atau menaikkan ekuitas
merek yang dimensi-dimensi utamanya adalah sebagai berikut :
a. Kesadaran merek
Suatu aset yang sering diremehkan, telah ditunjukan dapat
mempengaruhi presepsi, rasa suka, dan bahkan tingkah laku. Orang-
orang menyukai hal yang familiar bagi mereka dan cenderung
menganggap positif hal-hal yang sudah mereka kenal baik. Lebih
jauh lagi, kesadaran merek dapat menjadi syarat keberhasilan,
komoitmen, subtansi, atribut-atribut yang penting bagi para pembeli
barang-barang berharga mahal dan barang-barang yang tahan lama.
b. Asosiasi merek
Meliputi atribut-atribut produk, desain, program sosial, kualitas,
pencitraan pengguna, keberagaman produk, menjadi global, inovasi,
solusi-solusi sistem, kepribadian merek, dan simbol-simbol. Satu
bagian penting dalam pengelolaan merek sebagai aset melibatkan
penentuan asosiasi apa yang harus dikembangkan, penciptaan
program-program yang dapat meningkatkan asosiasi tersebut dan
menautkannya dengan merek yang dimaksud.
c. Loyalitas Merek
Inti dari setiap nilai merek karena begitu inti ini didapatkan,
loyalitas itu akan bertahan. Ketidak inginan pelanggan untuk
berpindah merek akan memberi keuntungan bagi merek yang sudah
memperoleh loyalitas. Akan sulit dan mahal bagi pesaing untuk bisa
mematahkan loyalitas tersebut. Pada hakikatnya tujuan membangun
citra merek adalah memperkuat ukuran dan intensitas dari setiap
loyalitas dengan membuat landasan hubungan pelanggan itu
konsisten dari waktu ke waktu dan apabila memungkinkan, tetap
kaya, mendalam dan penuh arti.