Monday, July 1, 2024

Dimensi Kepemimpinan Visioner

 


Selain peran-peran tersebut Zhou dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
kepemimpinan visioner sendiri berbagi banyak karakteristik pemimpin karismatik
dan transformasional, pemimpin visioner juga menampilkan karakteristik dan
perilaku yang membantu pengikut untuk mencapai tujuan organisasi seperti
kepercayaan diri, penggunaan kekuatan dan kemampuan organisasi yang pro-sosial
(Sashkin dan Sashkin, 2002 dalam Zhou et al., 2018).
Dimensi kepemimpinan visioner dalam penelitian ini diadaptasi dari
penelitian Conger dan Kanungo (1994), yang mengembangkan model yang
berfokus pada beberapa dimensi perilaku kepemimpinan karismatik dalam
organisasi. Dimensi perilaku kepemimpinan karismatik ini mengusulkan beberapa
komponen perilaku yang berbeda dalam tahap proses kepemimpinan yaitu
environmental sensitivity, vision formulation, dan implementation. Pada penelitian
ini mengambil salah satu dimensi yaitu vision formulation karena menyesuaikan
dari penelitian sebelumnya yang menjelaskan kepemimpinan visioner dan
kreativitas karyawan di China (Zhou et al., 2018).
Pada tahap vision formulation di berikan label visi dan artikulasi. Tahap ini
menjelaskan kemampuan seorang pemimpin untuk merancang visi yang
menginspirasi dan menjadi komunikator yang efektif. Conger dan Kanungo (1994),
juga mengkaitkan dimensi visi dan artikulasi dengan beberapa faktor untuk
mengukur kepemimpinan tersebut yaitu :
a. Pembicara publik yang menarik. Suatu tindakan atau kemampuan seorang
pemimpin yang dapat menarik perhatian dalam berbicara atau berpidato di
depan umum.
b. Tampak sebagai penampil yang cakap ketika mempresentasikan ke grup.
Seorang pemimpin yang mempresentasikan visi, ide-ide, serta gagasan
kepada para bawahannya dengan efektif serta mudah dimengerti.
c. Inspirasional. Pemimpin mampu memotivasi dengan mengartikulasikan
secara efektif mengenai pentingnya suatu hal yang anggota organisasi
lakukan.
d. Memiliki visi. Pemimpin sering memunculkan ide tentang kemungkinan
untuk masa depan.
e. Memberikan sasaran strategis dan organisasi yang menginspirasi.
f. Secara konsisten menghasilkan ide-ide baru untuk masa depan organisasi.

Definisi Kepemimpinan Visioner

 


Kepemimpinan menurut Northouse, (2013) merupakan proses di mana
individu memengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Daft,
(1999) dalam bukunya “Leadership : Theory and Practice” juga menjelaskan
mengenai kepemimpinan yaitu pengaruh hubungan yang terjadi diantara pemimpin
dan pengikut yang menginginkan suatu perubahan nyata serta mencerminkan tujuan
bersama.
Pada perkembangan teori kepemimpinan ini diawali dari pendekatan sifat
(trait). Kepemimpinan menurut sifat (trait theory) yaitu studi yang mencoba untuk
mengidentifikasi ciri-ciri, kepribadian, kecerdasan, nilai-nilai, dan kemampuan
orang yang dipercaya sebagai pemimpin alami (Daft, 1999). Setelah itu muncul
suatu pemikiran tentang teori perilaku (behavioral theory), teori ini menjelaskan
suatu pemikiran bahwa kepemimpinan dibagi menurut perilakunya, yaitu
pemimpin otokratis dan demokratis. Pemimpin otokratis adalah seorang pemimpin
yang berfokus pada hasil, otoritas, dan mendapatkan kekuasaan dari posisi.
Sedangkan pemimpin demokratis adalah pemimpin yang berfokus pada kepuasan
pengikut (Daft, 1999). Pendekatan selanjutnya dalam perkembangan teori
kepemimpinan adalah pendekatan kontigensi. Teori dalam pendekatan ini
menjelaskan suatu kepemimpinan agar dapat efektif harus ada kesesuaian yang
tepat antara perilaku atau gaya pemimpin dalam situasi atau kondisi tertentu (Daft,
1999).
Lalu pada era modern saat ini muncul sebuah pemikiran mengenai
kepemimpinan yang baru seperti kharismatik, transformasional serta visioner. Para
pemimpin yang disebutkan memiliki kharisma didefinisikan sebagai pemimpin
yang memiliki kemampuan untuk mengilhami dan memotivasi orang untuk
melakukan lebih dari yang biasanya mereka lakukan, meskipun ada hambatan dan
pengorbanan pribadi. Kepemimpinan transformasional adalah seorang pemimpin
yang memiliki kemampuan untuk memimpin perubahan dalam visi, strategi, dan
budaya organisasi serta mempromosikan inovasi dalam produk dan
teknologi.kepemimpinan transformasional juga berfokus pada kualitas yang tak
berwujud seperti visi, nilai-nilai bersama, dan ide-ide untuk membangun hubungan,
memberikan makna yang lebih besar danmenemukan landasan bersama untuk
meminta pengikut dalam proses perubahan (Daft, 1999)

Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Karyawan

 


Menurut Rogers (1962, dalam Munandar, 2009), faktor-faktor yang dapat
mendorong terwujudnya kreativitas individu diantaranya :
a) Dorongan dari dalam diri sendiri. Setiap individu memiliki kecenderungan
atau dorongan dari dalam dirinya untuk berkreativitas, mewujudkan potensi,
mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas yang dimilikinya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu
membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya
menjadi dirinya sepenuhnya.
b) Dorongan dari lingkungan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kreativitas berupa kemampuan berpikir dan sifat kepribadian yang
berinteraksi dengan lingkungan tertentu. Faktor kemampuan berpikir terdiri
dari kecerdasan (inteligensi) dan pemerkayaan bahan berpikir berupa
pengalaman dan ketrampilan. Faktor kepribadian terdiri dari ingin tahu,
harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri, berani mengambil resiko.
Kreativitas akan sangat membantu organisasi dalam merespon setiap perubahan
yang mungkin saja terjadi di dunia bisnis yang penuh persaingan. Selain itu,
menciptakan, atau memunculkan ide-ide baru untuk memperbaiki kondisi,
merupakan komponen penting dari diri individu dan dengan demikian hal ini
menjadi potensi bagi banyak pekerja (Ellsworth, 2002 dalam Riansyah & Sya'roni,
2014). Terbentuknya kreativitas karyawan untuk dapat menciptakan ide-ide,
konsep, serta metode baru dapat terjadi melalui motivasi dari dalam diri sendiri
maupun dari lingkungan sekitar. Salah satu faktor yang mendorong kreativitas
karyawan yaitu adanya kepemimpinan yang visioner

Indikator Kreativitas Karyawan

 


Item skala pengukuran variabel kreativitas karyawan dalam penelitian ini
dikutip dari penelitian sebelumnya (Farmer et al., 2003) dimana dalam penelitian
ini terdapat empat (4) item pengukuran yaitu ;
a) Karyawan ini mencoba ide atau metode baru terlebih dahulu.
b) Karyawan ini mencari ide dan cara baru untuk menyelesaikan masalah.
c) Karyawan ini menghasilkan ide-ide terobosan terkait dengan bidang
pekerjaan.
d) Karyawan ini merupakan teladan yang baik untuk kreativitas.
Indikator dari empat item skala pengukuran ini diambil dari penelitian Tierney et
al, (1999), yang menjelaskan tiga indikator kriteria yang terkait langsung dengan
generasi ide kreatif yaitu supervisor ratings, IDFs, dan research reports. Pada
penelitian ini difokuskan pada salah satu indikator menyesuaikan dengan penelitian
sebelumnya yaitu indikator supervisor ratings. Supervisor diperintahkan untuk
melaporkan seberapa sering masing-masing karyawan mereka dapat dideskripsikan
sesuai dengan item (Tierney et al., 1999).v

Ruang Lingkup Public Relations

 


Menurut Dozier & Broom, dalam (Ruslan,2016) buku manajemen Public
Relations & media komunikasi: konsepsi & aplikasi. Ruang lingkup Public
Relations dalam sebuah organisasi atau lembaga antara lain meliputi aktifitas
sebagai berikut:

  1. Membina hubungan ke dalam (Public Internal)
    Yang dimaksud dengan public internal adalah publik yang menjadi
    bagian dari unit, badan perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang
    Public Relations harus mampu mengidentifikasi dan mengenali hal-
    hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat,
    sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.
  2. Membina hubungan keluar (Public External)
    Yang dimaksud public external adalah publik umum (masyarakat).
    Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif
    terhadap lembaga yang diwakilinya.
    Menurut Cutlip dan rekan dalam (Maudi, 2018) ruang lingkup pekerjaan Public
    Relations yang dapat dibagi menjadi enam bidang pekerjaan, yaitu;
  3. Publisitas
    Kegiatan menempatkan berita di media massa.
  4. Pemasaran
    Menarik dan memuaskan klien atau pelanggan dalam jangka panjang
    dalam upaya mencapai tujuan ekonomi perusahaan.
  5. Public Affairs
    Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan
    komunitas untuk mempengaruhi kebijakan publik.
  6. Manajemen Issu
    Upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat kecendrungan isu
    atau opini publik yang muncul ditengah masyarakat dalam upaya
    organisasi atau perusahaan untuk memberikan tanggapan atau respon
    yang sebaik-baiknya.
  7. Lobi
    Kegiatan membangun dan memelihara hubungan dengan pemerintah
    untuk mempengaruhi peraturan dan perundang-undangan.
  8. Hubungan Investor
    Kegiatan membangun dan mempertahankan hubungan yang saling
    menguntungkan dengan pemegang saham dan pihak lainnya untuk
    memaksimalkan nilai pasar

Sunday, June 30, 2024

Tugas Public Relations

 


Menurut Suryanto, (2015) tugas Public Relations dalam organisasi atau
lembaga yang terkait erat dengan tujuan dan fungsinya adalah sebagai berikut;

  1. Menginterpretasi, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan
    perilaku publik. Perilaku publik dapat mencerminkan baik-buruknya
    organisasi atau perusahaan dalam memberikan informasi secara luas
    kepada masyarakat sehingga harus selalu dipantau dan dijadikan
    perhatian serius.
  2. Mempertemukan kepentingan institusi dengan publik. Tugas Public
    Relations disini adalah mempertemukan berbagai kepentingan yang
    ada dalam organisasi sehingga tercipta pengertian, memahami,
    menghormati dan dilaksanakan bersama untuk mencapai terciptanya
    tujuan dari berbagai pihak.
  3. Mengevaluasi program institusi berkaitan dengan kepentingan publik.
    Tugas Public Relations dalam mengevaluasi program manajemen ini
    mengisyaratkan bahwa kedudukan dan wewenang Public Relations
    demikian luas. Tugas ini mencangkup tugas dan wewenang ke atas,
    yaitu memberikan nasihatm saran dan masukan pada top manajemen
    terkait dengan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan
    publik

Pengertian Public Relations

 


Menurut Frank Jefkins, dalam (Maryam & Priliantini, 2018) “Public
Relations yaitu sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terancana,
baik kedalam mapupun keluar organisasi dengan publiknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang dilandaskan pada saling pengertian”.
Selanjutnya J.C Seidel dalam (D.P Kussanti & Leliana, 2018)
mengatakan bahwa “ Public Relations adalah proses kontinyu dari usaha-usaha
menajemen untuk memperoleh goodwill (itikad baik) dan pengertian dari
pelanggan, pegawai, dan publik yang lebih luas”.
Istilah Public Relations jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
berarti hubungan publik. Pengertian publik itu sendiri adalah sekelompok orang
yang menaruh perhatian pada semua hal yang sama, minat dan kepentingan yang
sama. Publik itu sendiri dapat merupakan grup kecil yang terdiri atas orang-orang
dengan jumlah yang sedikit, atau grup besar. Biasanya individu-individu yang
termasuk ke dalam kelompok ini mempunyai rasa solidaritas terhadap
kelompoknya, walaupun tidak terikat dalam struktur yang nyata dan tidak ada
dalam suatu tempat atau ruangan serta tidak mempunyai hubungan secara
langsung.