Tuesday, July 2, 2024

Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan

 


Kinerja pegawwai dapat ditingkatkan melalui budaya orgaisasi. Jika budaya
organisasi baik, maka pegawai akan merasa nyaman pada posisinya dan
menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Secara teori, semakin baik
budaya organisasi suatu perusahaan maupun institusi, maka akan semakin baik juga
kinerja pegawainya. Penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo (2017) mengatakan
Secara bersama-sama perubahan organisasi, budaya organisasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan

Tujuan Penilaian Kinerja

 


Menurut Werther dan Davis yang dikutip oleh Suwanto dan Doni
(2011:197), tujuan penilaian kinerja adalah sebagai berikut :
a. Performance Improvement (peningkatan kinerja), yaitu berujuan untuk
memungkinkan karyawan dan manajer untuk mengambil tindakan yang
berhubungan dengan peningkatan kinerja.
b. Compensation Adjustment (kesesuaian kompensasi), yaitu bertujuan untuk
menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
c. Placement Decision (penempatan keputusan), yaitu bertujuan untuk
menentukan mengenai promosi, transfer dan demotion (penurunan pangkat).
d. Training and Development Needs (pelatihan dan pengembangan), yaitu
bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi
karyawan agar kinerja mereka lebih optimal.
e. Career Planning and Development (perencanaan karir dan pengembangan),
yaitu memadu untuk menentukan jenis karir dan potensi karir yang akan
dicapai.
f. Staffing Process Defieciencies (ketenaga kerjaan), yaitu mempengaruhi
prosedur pengrekrutan karyawan.
g. Information Inaccuracies and Job-Design Errors (kesalahan informasi dan
pekerjaan), membantu menjelaskan kesalahan yang telah terjadi dalam
manajemen sumber daya manusia, terutama dalam bidang job design, job
analysis, dan sistem informasi manajemen Sumber Daya Manusia.
h. Equal Employment Oportunity (kesempatan dalam bekerja sama),
menunjukkan bahwa placement decision tidak diskriminatif.
i. External Challenges (tantangan eksternal), yaitu kinerja karyawan
dipengagruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi,
kesehatan, dan lain-lainnya.
j. Feedback (umpan balik), yaitu memberikan umpan balik bagi urusan
karyawan maupun karyawan itu sendiri

Penilaian Kinerja

 


Evakuasi kerja merupakan sarana untuk memperbaiki mereka yang tidak
melakukan tugasnya dengan baik dalam organisasi. Definisi dari penilaian kinerja
yang di kemukakan oleh Mondy dan Noe yang dikutip oleh Sedarmayanti
(2017:261) yaitu :
“Penilaian kinerja adalah system formal untuk memeriksa atau mengkaji
dan mengevaluasi secara berkala kinerja seseorang. Kinerja dapat pula dipandang
sebagai panduan diri; Hasil kerja (apa yang harus dicapai oleh seseorang), dan
kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya)”.
Jadi, evaluasi kinerja atau penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan
secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi.

Indikator Kinerja Karyawan

 


Menurut Handoko (1987) kinerja adalah ukuran terakhir keberhasilan
seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.
a. Lingkungan kerja, lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada
di sekitar karyawan dan dapat mempengaruhi karyawan dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
b. Quality (Kualitas), yaitu tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada
cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas
yang sesuai harapan.
c. Quantity (Kuantitas), yaitu jumlah yang dihasilkan, diwujudkan melalui
nilai mata uang, jumlah unit, jumlah dari siklus aktifitas yang telah
diselesaikan.
d. Timeliness (Ketepatan Waktu), yaitu tingkatan dimana aktifitas telah
diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat dari waktu yang ditentukan
dan memaksimalkan waktu yang ada untuk aktifitas lain.
e. Interpersonal Impact (Hubungan Rekan Kerja), yaitu tingkatan dimana
seorang karyawan merasa percaya diri, punya keinginan yang baik dan
bekerja sama diantara rekan kerja

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan

 


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, antara
lain yang dikemukakan oleh Kasmir (2016: 189)

  1. Kemampuan dan Keadilan
    Merupakan kemampuan atau skill yang dimiliki seseorang dalam
    melakukan suatu pekerjaan. semakin memiliki kemampuan dan
    keahlian maka akan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara benar,
    sesuai dengan yang telah ditetapkan. Artinya, karyawan yang memiliki
    kemampuan dan keahlian yang lebih baik, maka akan memberikan
    kinerja yang baik pula, demikian pula sebaliknya bagi karyawan yang
    tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaannya secara
    benaar, maka akan memberikan hasil yang kurang baik pula, yang pada
    akhirnya akan menunjukkan kinerja yang kurang baik, dengan demikian
    kemampuan dan keahlian akan mempengaruhi kinerja seseorang.
  2. Pengetahuan
    Maksudnya adalah pengetahuan tentang pekerjaan. Seseorang pekerjaan
    secara yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan
    memberikan hasil pekerjaan yang baik pula, demikian sebaliknya.
  3. Rancangan kerja
    Merupakan rancangan pekerjaan yang akan memudahkan karyaawan
    dalam mencapai tujuannya. Artinya jika suatu pekerjaan memiliki
    rancangan yang baik, maka akan memudahkan untuk menjalankan
    pekerjaan tersebut secara tepat dan benar.
  4. Kepribadian
    Yaitu kepribadian seseorang atau karakter yang dimiliki seseorang.
    Setiap orang memiliki kepribadian atau karakter yang berbeda satu sama
    lainnya. Seseorang yang memiliki kepribadian atau karakter yang baik,
    akan dapat melakukan pekerjaan secara sungguh-sungguh penuh
    tanggung jawab sehingga hasil pekerjaannya juga baik.
  5. Motivasi Kerja
    Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan
    pekerjaannya. Jika karyawan memiliki dorongan yang kuat dari dalam
    dirinya atau dorongan dari luar dirinya (misalnya dari pihak peusahaan)
    maka karyawan akan terangsang atau terdorong untuk melakukan
    pekerjaanya dengan baik.
  6. Kepemimpinan
    Kepemimpinan merupakan perilaku seseorang pemimpin dalam
    mengatur, mengelola, dan memerintah bawahannya untuk mengerjakan
    sesuatu tugas dan tanggungjawab yang sudah diberikan.
  7. Gaya Kepemimpinan
    Merupakan gaya atau sikap seseorang pemimpin dalam menghadapi
    atau memerintahkan bawahannya. Dalam praktiknya gaya
    kepemimpinan ini dapat diterapkan sesuai dengan kondisi organisasinya.
  8. Budaya Organisasi
    Merupakan kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang berlaku dan
    dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Kebiasaan-kebiasaan
    atau norma-norma ini mengatur hal-hal yang berlaku dan diterima
    secara umum serta harus dipatuhi oleh segenap anggota atau perusahaan
    atau organisasi.
  9. Kepuasan Kerja
    Merupakan perasaan senang atau gembira, atau perasaan suka seseorang
    sebelum dan setelah melakukan suatu pekerjaan. Jika karyawan merasa
    senang atau gembira atau suka untuk bekerja, maka hasil pekerjaannya
    pun akan berhasil baik.
  10. Lingkungan Kerja
    Merupakan suasana atau kondisi disekitar lokasi tempat bekerja.
    Lingkungan kerja dapat berupa ruangan, layout, sra dan prasarana, serta
    hubungan kerja sesame rekan kerja.
  11. Loyalitas
    Merupakan kesetiaan karyaawan untuk tetap bekerja dan membela
    perussahaan dimanaa tempatnya bekerja. Kesetiaan ini ditunjukkan
    dengan terus bekerja sungguh-sungguh sekalipun perusahaannya dalam
    kondisi yang kurang baik.
  12. Komitmen
    Merupakan kepatuhan karyawan untuk menjalankan kebijakan atau
    peraturan perusahaan dalam bekerja. Komitmen juga diartikan
    kepatuhan karyawan kepada janji-janji yang telah dibuatnya. Atau
    dengan kata lain komitmen merupakan kepatuhan untuk menjalankan
    kesepakatan yang telah dibuat.
  13. Disiplin Kerja
    Merupakan usaha karyawan untuk menjalankan aktivitas kerjanya
    secara sungguh-sungguh. Disiplin kerja dalam hal ini dapat berupa
    waktu misalnya masuk kerja selalu tepat waktu. Kemudian disiplin
    dalam mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya sesuai dengan
    perintah yang harus dikerjakan

Pengertian Kinerja Karyawan

 


Setiap perusahaan sejatinya pasti memiliki misi jangka panjang yang ingin
dicapai. Oleh sebab itu perusahaan ingin agar setiap karyawawnnya melakukan
tugasnya dengan baik, agar sesuai dengan standar yang diinginkan oleh perusahaan.
Yang perusahaan peprlu perhatikan ialah kinerja karyawan itu sendiri, apakah
kinerja karyawannya baik atau tidak. Shore dalam Katiningsih (2007)
mendefinisikan kinerja sebagai “the extent og actual, work performed by individual”
atau sampai sejauh mana kerja actual yang diperlihatkan oleh seorang individu.
Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam melakukan
pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu.
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance
yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang.
Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan hasil kerja,
tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adlah tentang melakukan
dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Menurut (Sedarmayanti, 2011)
definisi kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja
seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara
keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara
konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).
Amstrong dan Baron (dalam Wibowo, 2014) mengemukakan bahwa kinerja
merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.
Dengan demikian kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan
bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil dalam
rangka mewujudkan tujuan perusahaan (Rivai, Mansyur, Muthis, & Arafah, 2015).
Kasmir (2016: 182) kinerja adalah hasil kerja dan perilaku kerja yang telah
dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan
dalam satu periode tertentu. Kinerja dapat diukur dari kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
Moehoeriono (2014: 60-61) pengertian kinerja merupakan gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan
melalui perencanaan strategis suatu organisasi, kinerja dapat diketahui dan diukur
jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar
keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan oleh organisaasi. Kinerja seorang tenaga
kerja atau karyawan dalam suatu organisasi atau institusi kerja, dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor dari dalam diri karyawan itu sendiri maupun dari
lingkungan atau prganisasi kerja itu sendiri

Indikator Konflik

 


Dalam mengukur variabel konflik kerja, penelitian ini mengadaptasi
indikator menurut Rivai (2014:999) sebagai berikut :
a. Konflik dalam diri seseorang
Seseorang dapat mengalami konflik internal dalam dirinya karena ia
haus memilih tujuan yang saling bertentangan. Ia merasa bimbang mana
yang harus dipilih atau dilakukan. Konflik dalam diri seseorang juga
dapat terjaadi karena tuntutan tugas yang melebihi kemampuannya.
b. Konflik antar individu
Konflik antar individu sering kali dissebabkan oleh adanya perbedaan
tentang isu tertentu, tindakan, dan tujuan, dimana hasil bersama sangat
menenukan.
c. Konflik antar anggota kelompok
Suatu kelompok dapat mengalami konflik substantive atau konflik
afektif. Konflik substantf adalah konflik yang terjadi karena latar
belakang keahlian yang berbeda. Sedangkan konflik afektif adalah
konflik yang terjadi didasarkan atas tanggapan emosional terhadap suatu
situasi tertentu.
d. Konflik antar kelompok
Konflik antar kelompok terjadi karena masing-masing kelompok ingin
mengejar kepentingan atau tujuan kelompoknya masing-masing