Tuesday, July 2, 2024

Pengertian Lingkungan Kerja

 


Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologis, dan fisik
dalam perusahaan yang memberikan pengaruh terhadap karyawan
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kehidupan manusia tidak pernah
terlepas dari keadaan lingkungan di sekitarnya, dimana terdapat
hubungan yang erat antara manusia dan lingkungan. Manusia
senantiasa akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya. Begitu pula dalam hal menyelesaikan pekerjaan, karyawan
sebagai manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan di
sekitar tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama
melakukan pekerjaan, setiap karyawan akan berinteraksi dengan
berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja.
Menurut Nitisemito (2016:183), “lingkungan kerja adalah segala
sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan”. Menurut
Sutrisno (2014:43), “lingkungan kerja adalah bagian komponen yang
sangat penting di dalam karyawan melakukan aktivitas bekerjanya.”
Definisi lingkungan kerja juga dikemukakan oleh Sedarmayanti
(2016:1) “lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan
bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja,
metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok. Lingkungan kerja merupakan salah satu
faktor penting dalam menciptakan kinerja karyawan”

Indikator Motivasi

 


Menurut Mangkunegara (2015:65), indikator motivasi adalah
sebagai berikut:
1) Kebutuhan akan prestasi (need for achievment)
Berhubungan dengan kesulitan orang untuk memilih tugas
yang dijalankan. Mereka yang memiliki need for achievment
rendah mungkin akan memilih tugas yang mudah, untuk
meminimalisasi risiko kegagalan, atau tugas dengan kesulitan
tinggi, sehingga bila gagal tidak akan memalukan. Mereka yang
memiliki need for achievment tinggi cenderung memilih tugas
dengan tingkat kesulitan moderat, mereka akan merasa tertantang
tetapi masih dapat dicapai.
2) Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation)
Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar
pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan
untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap
persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai
kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan
yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
3) Kebutuhan akan kekuasaan (need for power).
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat
orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu
tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk
ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain.
Menurut Maslow dalam Ishak (2015:15), indikator mottivasi
adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup,
seperti makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernafas dan
sebagainya.
2) Kebutuhan akan Rasa Aman
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang terpenuhi, perhatian
dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan
itu termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau
kehilangan, serta merasa terjamin.
3) Kebutuhan akan Cinta Kasih dan kebutuhan Sosial
Cinta kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini,
mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antar pribadi yang
mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk
menjadi bagian berbagai kelompok sosial. Dalam kaitannya dengan
pekerjaan, sementara orang mungkin bekerja karena kebutuhan
mendapatkan uang, tetapi mereka juga menilai pekerjaan dengan
dasar hubungan sosial yang ditimbulkannya.
4) Kebutuhan akan Penghargaan
Percaya diri dan harga diri maupun pengakuan orang lain.
Dalam kaitannya dengan pekerjaan, hal ini berarti memiliki
pekerjaan yang dapat diakui bermanfaat menyediakan sesuatu yang
dapat dicapai, serta pengakuan umum dan kehormatan didunia luar.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow
dan berkaitan dengan kegiatan pemenuhan diri. Ketika kebutuhan
lain sudah terpenuhi, seseorang ingin mencapai secara penuh
potensinya.

Kendala-kendala dan Faktor Pendukung Motivasi

 


1) Kendala-kendala motivasi yaitu:
a) Untuk menentukan alat motivasi yang paling tepat sulit, karena
keinginan setiap individu tidak sama.
b) Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas
dan insentif.
c) Manajer sulit mengetahui motivasi kerja individu pegawai
suatu organisasi.
d) Manajer sulit memberikan insentif yang adil dan layak.
2) Faktor pendukung pemberian motivasi
Walaupun setiap individu pegawai mempunyai keinginan yang
berbeda-beda, tetapi ada kesamaan dalam kebutuhan (needs)-nya,
yaitu setiap manusia ingin hidup dan untuk hidup perlu makan dan
manusia normal mempunyai harga diri

Tipe – tipe Motivasi

 


Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan
ragamnya. Menurut Danim (2017:17) secara umum motivasi dapat
diklasifikasikan kedalam empat jenis, yaitu:
1) Motivasi Positif
Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari
keuntungan-keuntungan tertentu.Manusia bekerja dalam organisasi
jika dia merasakan bahwa setiap upaya yang dilakukannya akan
memberikan keuntungan tertentu. Dengan demikian, motivasi
positif merupakan pemberian motivasi yang diarahkan pada usaha
untuk mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara baik dan
antusias dengan cara memberikan keuntungan tertentu padanya.
2) Motivasi Negatif
Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang
bersumber dari rasa takut misalnya, jika seorang pegawai tidak
bekerja maka akan muncul rasa takut dikeluarkan, takut diskors,
dan takut dijauhi oleh rekan kerja. Motivasi negatif yang
berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu mencapai
tujuan.
3) Motivasi dari Dalam
Motivasi dari dalam timbul pada diri pegawai saat dia
melaksanakan tugas-tugasnya dan bersumber dari dalam diri
pegawai itu sendiri.
4) Motivasi dari Luar
Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat
adanya pengaruh yang ada diluar pekerjaan dan dari luar diri
pegawai itu sendiri. Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan
imbalan, kesehatan, cuti, program rekreasi perusahaan, dan lain-
lain. Pada konteks ini, manusia organisasional ditempatkan pada
subjek yang dapat oleh faktor luar

Manfaat Motivasi

 


Motivasi menjelaskan mengapa ada orang berperilaku tertentu
untuk mencapai serangkaian tujuan. Teori motivasi berupaya
merumuskan apa yang membuat orang menyajikan kinerja yang baik.
Menurut Hasibuan (2015:97) menyatakan manfaat motivasi bagi
seseorang pegawai selain memberikan keuntungan kepada pegawai itu
sendiri juga menguntungkan organisasi seperti:
1) Mendorong gairah dan semangat kerja pegawai;
2) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai
3) Meningkatkan produktifitas kerja pegawai
4) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai
5) Meningkatkan kedisplinan dan menurunkan tingkat absensi
pegawai
6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
7) Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai
8) Mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugasnya
9) Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

Pengertian Motivasi

 


Menurut Mangkunegara (2015:63), motivasi adalah pemberian
daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dalam
segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Menurut Siagian
(2016:102) motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan
seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan
kemampuan dalam bentuk keterampilan dan keahlian, tenaga dan
waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah
ditentukan sebelumnya. Menurut Winardi (2015:4), motivasi adalah
kekuatan reaksi (upaya kerja), setelah seorang karyawan telah
memutuskan arah tindakan-tindakan tertentu. Motivasi bisa
didefinisikan sebagai perilaku yang berorientasi tujuan.
Karyawan merasa termotivasi, apabila merasa tindakannya
mengarah pada pencapaian tujuan dan imbalan berharga yang akan
memuaskan kebutuhan mereka. Karyawan yang termotivasi dengan
sendirinya sepanjang menuju tujuan yang ingin dicapai. Inilah bentuk
motivasi yang paling baik. Meski demikian, sebagaian besar dari kita
perlu diberi motivasi. Secara umum organisasi menciptakan motivasi
dengan memberikan insentif dan imbalan serta kesempatan untuk
pembelajaran dan petumbuhan. Manajer memiliki peran yang amat
besar untuk memotivasi karyawannya agar bekerja sebaik-baiknya.
Manajer memiliki tugas melaksanakan proses memotivasi dengan
menggunakan secara optimal insentif yang disediakan oleh organisasi.

Indikator Prestasi Kerja

 


Menurut Sutrisno (2015 : 152) pengukuran prestasi kerja adalah
sebagai berikut:
1) Hasil kerja
Yaitu tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan.
Indikator untuk dimensi ini yaitu kuantitas pekerjaan diselesaikan
batas waktu yang ditetapkan, bekerja sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan, dan jarang membuat kesalahan dalam bekerja.
2) Pengetahuan kerja
Yaitu tingkat pegetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan
yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas
dari hasil kerja. Indikator untuk dimensi ini yaitu menguasai
prosedur kerja dan memiliki pengetahuan umum serta konsep
tentang pelaksanaan pekerjaan.
3) Inisiatif
Yaitu tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan
khususnya dalam hal penanganan masalah-masalah yang timbul.
Menurut Hasibuan (2015:96), indikator prestasi kerja adalah sebagai
berikut:
1) Kecekatan mental
Yaitu tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima
instruksi kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi
kerja yang ada.
2) Sikap
Yaitu tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam
melaksanakan tugas pekerjaan. Indikator untuk dimensi ini yaitu
semangat dalam bekerja dan mampu bersikap positif.
3) Disiplin waktu dan absensi
Yaitu tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran. Indikator
untuk dimensi ini yaitu hadir tepat waktu dan menerima
konsekuensi atas ketidakhadiran