Thursday, July 4, 2024

Indikator-Indikator Kinerja Karyawan

 


Robbins (2003) mengemukakan bahwa kinerja dapat dikatakan baik bila
karyawan memenuhi indikator-indikator sebagai berikut :

  1. Kualitas kerja, yaitu penilaian karyawan berdasarkan standar hasil kerja,
    ketepatan, ketelitian, dan kebersihan. Diukur dari persepsi karyawan
    terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas
    terhadap ketrampilan dan kemampuan karyawan.
  2. Kuantitas kerja, yaitu penilaian terhadap karyawan berdasarkan jumlah
    hasil kerja disaat normal atau tidak normal. Dapat diukur dari persepsi
    karyawan terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.
  3. Waktu produksi, yaitu penilaian karyawan berdasarkan penyelesaian
    pekerjaan sesuai rencana, memenuhi target, berdasarkan tanggal yang
    ditentukan dan waktu yang ditetapkan. Diukur dari persepsi karyawan
    terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan dari awal waktu sampai
    menjadi output.
  4. Efektivitas kerja, yaitu penilaian kerja terhadap karyawan berdasarkan
    pekerjaan yang direncanakan dengan baik.
  5. Kemandirian, yaitu penilaian kerja terhadap karyawan dimana karyawan
    dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan orang lain.
  6. Komitmen kerja, yaitu penilaian kerja dengan melihat tekad karyawan
    untuk melakukan sesuatu dengan niat yang sungguh-sungguh dalam
    melakukan pekerjaan

Penilaian Kinerja

 


Penilaian kinerja adalah kegiatan mengukur atau menilai hasil kerja karyawan
untuk menetapkan seorang karyawan sukses atau gagal dalam melaksanakan
pekerjaannya. Kinerja selalu berkaitan dengan ukuran atau standar kerja yang
terkait dengan parameter-parameter tertentu atau dimensi yang dijadikan dasar
atau acuan oleh organisasi untuk mengukur kinerja. Pengukuran kinerja karyawan
sangat penting dilakukan. Tujuan pengukuran kinerja adalah untuk mengetahui
apakah karyawan mampu menyelesaikan kewajibannya sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan atau apakah karyawan menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan atau apakah hasil kinerja yang telah dicapai karyawan sesuai dengan
yang diharapkan. Suatu pekerjaan dapat diukur melalui kuantitas dan kualitas
pekerjaan, ketepatan waktu, kehadiran dan kemampuan kerja sama (Wibowo,
2007).
Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan pekerjaan apakah sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Penilaian kinerja
bukanlah kegiatan yang mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan sangsi atau
hukuman melainkan untuk mengungkap kekurangan sehingga bisa dilakukan
perbaikan. Menurut Rivai (2005) penilaian pekerja dapat efektif apabila instrumen
penilaian pekerja memenuhi syarat-syarat berikut ini :

  1. Reliability, yaitu ukuran kinerja harus konsisten. Jika ada dua penilai
    menilai pekerja yang sama, mereka perlu menyimpulkan hasil serupa
    menyangkut hasil mutu pekerja.
  2. Relevance, yaitu ukuran kinerja harus dihubungkan dengan output riil dari
    suatu kegiatan yang secara logika itu mungkin.
  3. Sensitivity, yaitu beberapa ukuran harus mencerminkan perbedaan antara
    penampilan nilai tinggi dan rendah. Penampilan tersebut harus dapat
    membedakan dengan teliti tentang pebedaan kinerja.
  4. Practicality, yaitu kriteria harus dapat diukur, dan kekurangan
    pengumpulan data tidak terlalu menggangu

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

 


Menurut Tohardi (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
adalah pendidikan, ketrampilan, disiplin kerja, budaya, etika kerja, manajemen,
tingkat penghasilan, kesempatan berprestasi, beban pekerjaan, lingkungan kerja
dan teknologi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, menurut
Mangkunegara (2009) yaitu :

  1. Faktor Kemampuan
    Yaitu kemampuan IQ dan skill artinya karyawan yng memiliki IQ yang tinggi
    dan pendidikan yang memadai untuk jabatannya serta terampil dalam
    mengerjakan tugasnya sehari-hari maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja
    yang diharapkan.
  2. Faktor Motivasi
    Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah
    untuk mencapai tujuan perusahaan. Motivasi terbentuk dari sikap seorang
    karyawan dalam menghadapi situasi kerja.
  3. Sikap Mental
    Adalah kondisi mental dari dalam diri karyawan untuk berusaha mencapai
    prestasi kerja secara maksimal.
    Menurut Prawiro Sentono (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
    karyawan adalah efektivitas dan efisiensi, otoritas, dan disiplin. Sedangkan
    menurut Rahmatullah (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu :
    a. Faktor individual yng terdiri dari kemampuan dan keahlian latar belakang,
    demografi, dan motovasi kerja serta disiplin kerja.
    b. Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, personality, dan
    pembelajaran.
    c. Faktor organisasi terdiri dari sistem atau bentuk organisasi sumber daya,
    kepemimpinan, komunikasi, lingkungan kerja, budaya kerja, budaya
    organisasi, penghargaan, struktur, diklat, dan desain pekerjaan

Pengertian Kinerja Karyawan

 


Karyawan yang produktif dan handal adalah aset yang sangat berharga bagi
perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan semua karyawannya memiliki
kemampuan menghasilkan suatu kinerja yang tinggi yang akan membawa kepada
keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan, hal ini akan sangat sulit untuk
dicapai apabila orang-orang yang ada didalamnya merupakan orang-orang yang
tidak produktif. Setiap sumber daya yang ada di perusahaan dituntut untuk
memberikan kontribusi positif melalui kinerja yang baik, termasuk Sumber Daya
Manusia atau SDM nya.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu. Manajemen ini terdiri dari enam unsur yaitu men,
money, method, machines, dan market.Unsur men ini berkembang menjadi suatu
bidang ilmu manajemen yang disebut manajemen sumber daya manusia atau
disingkat MSDM.
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki oleh individu (Hasibuan,2009). Menurut Parlinda dan
Wahyuddin (2001) sukses atau gagalnya organisasi atau perusahaan dalam
mencapai tujuannya tergantung pada sumber daya manusia yang dimilikinya.
Sumber daya manusia yang berkompeten dan memiliki tingkat kinerja yang tinggi
akan mengantarkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya. Lewa dan
Subowo (2005) menyatakan bahwa melalui kinerja SDM yang tinggi diharapkan
tujuan organisasi dapat terwujud.
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja karyawan, yakni sebuah proses
manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan yang hasil kerjanya tersebut
harus dapat ditunjukkan buktinya secara kongkrit dan dapat diukur (Sedarmayanti,
2007). Menurut Mangkunegara (2009) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara
kualitatif dan kuantitatif yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan
tugas-tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Untuk
mengetahui seorang karyawan mempunyai kinerja yang baik atau tidak dapat
dilakukan dengan cara memberikan penilian kerja terhadap karyawan tersebut.
Kinerja menurut Robbins (2006) adalah prestasi kerja atau hasil kerja atau output
baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh karyawan persatuan periode
waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.

Hubungan Kinerja Pegawai dan Efektivitas Kerja Pegawai

 


Efektivitas kerja sangatlah diperlukan dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan terciptanya efektivitas kerja maka
para personel yang ada di dalam organisasi akan berusaha untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalam penyelesaian tugas dan pekerjaan.
Ketidakefektifan dalam bekerja akan menghambat dalam pelaksaan pencapaian
tujuan. Dalam mencapai sasaran dan tujuan diperlukan kinerja yang baik dan
optimal yang dihasilkan oleh pegawai, semakin baik kinerja yang ada maka akan
semakin efektif pegawai tersebut.
Salah satu cara untuk meingkatkan efektivitas kerja pegawai adalah dengan
peningkatan kualitas kinerja yang dihasilkan oleh pegawai. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Oktavia Servilina (2018:1) didapatkan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara variabel kinerja pegawai terhadap variabel
efektivitas kerja pegawai, dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin baik
kinerja pegawai maka semakin baik pula efektivitas kerja pegawai Kantor
Kecamatan Nyuatan.
Hal di atas diperkuat dengan pendapat menurut Nurul Dalimunthe
(2020:61), berdasar pada hasil penelitiannya yang mengatakan bahwa terdapat
adanya pengaruh yang signifikan variabel kinerja pegawai di Kantor Camat Medan
Maimun Kota Medan yang efektif terhadap efektifitas kerja

Indikator Efektivitas Kerja Pegawai

 


Indikator efektivitas kerja pegawai menurut Richard M. Steers
dalam Ahmad (2014:38), meliputi unsur kemampuan menyesuaikan diri,
prestasi kerja dan kepuasan kerja:

  1. Kemampuan menyesuaikan diri
    Kemampuan manusia terbatas dalam segala hal, sehingga
    dengan keterbatasannya itu menyebabkan manusia tidak dapat
    mencapai pemenuhan kebutuhannya tanpa melalui kerjasama
    dengan orang lain. Hal ini sesuai pendapat Richard M. Steers
    yang menyatakan bahwa kunci keberhasilan organisasi adalah
    kerjasama dalam pencapaian tujuan. Setiap orang yang masuk
    dalam organisasi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri
    dengan orang yang bekerja didalamnya maupun dengan
    pekerjaan dalam organisasi tersebut. Jika kemampuan
    menyesuaikan diri tersebut dapat berjalan maka tujuan
    organisasi dapat tercapai.
  2. Prestasi kerja
    Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
    dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
    yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan
    dan waktu (Hasibuan, 2001:94). Dari pendapat tersebut dapat
    disimpulkan bahwa dengan kecakapan, pengalaman,
    kesungguhan waktu yang dimiliki oleh pegawai maka tugas
    yang diberikan dapat dilaksanakan sesuai dengan tanggung
    jawab yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja merupakan
    gambaran hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
    melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dalam
    jangka waktu tertentu, dengan kata lain prestasi kerja pegawai
    adalah kemampuan kerja pegawai untuk melaksanakan
    tugasnya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang
    menunjukkan pada pengetahuan dan keterampilan yang
    mereka miliki. Pada prinsipnya, ada istilah yang
    menggambarkan pada “prestasi” dalam bahasa inggris yaitu
    kata “to achieve” yang berarti “mencapai”, maka dalam bahasa
    Indonesia sering diartikan menjadi “pencapaian” atau “apa
    yang dicapai’. Hal utama yang dituntut oleh badan
    pemerintahan dari pegawainya adalah prestasi kerja mereka
    yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Prestasi
    kerja pegawai akan membawa dampak bagi pegawai yang
    bersangkutan maupun badan pemerintahan tempat mereka
    bekerja. Prestasi kerja yang tinggi akan meningkatkan
    produktivitas, sebaliknya prestasi kerja pegawai yang rendah
    dapat menurunkan tingkat kualitas dan produktivitas kerja
    pegawai.
  3. Kepuasan kerja.
    Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan
    penting, karena terbukti besar manfaatnya bagi kepentingan
    individu, pemerintahan dan masyarakat. Bagi individu,
    penelitian tentang sebab-sebab dan sumber-sumber kepuasan
    kerja memungkinkan timbulnya usaha-usaha peningkatan
    kebahagiaan hidup mereka. Bagi pemerintahan, penelitian
    mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha
    peningkatan produksi dan pengurangan biaya melalui
    perbaikan sikap dan tingkah laku pegawainya. Selanjutnya,
    masyarakat tentu akan menikmati hasil kapasitas maksimum
    dari industri serta naiknya nilai manusia di dalam konteks
    pekerjaan. Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas
    peranan atau pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas
    individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal, dari
    bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi
    tempat mereka berada.

Faktor yang mempengaruhi Efektivitas Kerja Pegawai

 


Stephen P.Robbins (1996 : 24) berpendapat bahwa faktor-faktor
yang mendorong adanya peningkatan pada efektivitas kerja pegawai,
adalah

  1. Sikap (disiplin)
  2. Kepentingan atau minat
  3. Motif
  4. Pengalaman dari masa lalu
  5. Penerapan (dispektasi)
    Sedangkan Sondang P.Siagian (1995:101), berpendapat bahwa
    faktor-faktor yang menentukan efektivitas kerja pegawai (seseorang)
    adalah
  6. Karakteristik Individual
  7. Sikap
  8. Motif
  9. Kepentingan
  10. Minat
  11. Pengalaman
  12. Harapan