Monday, July 8, 2024

Penilaian Kinerja Karyawan

 


Penilaian kinerja perlu dilakukan setiap perusahaan guna
mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dalam bekerja. Menurut
George dan Jones (2002 dalam Harsuko 2011) bahwa kinerja dapat dinilai
dari kuantitas dan kualitas. Kuantitas kerja ini dihasilkan dari sumber daya
manusia dan level dari pelayanan pelanggan. Kuantitas yang dimaksud
adalah jumlah pekerjaan yang berhasil diselesaikan oleh karyawan.
Sedangkan kualitas kerja yang dimaksud adalah mutu dari pekerjaan
karyawan

Kriteria Penilaian Kinerja Karyawan


Kriteria kinerja merupakan suatu dimensi pengevaluasian kinerja
seorang pemegang jabatan. Menurut Bernandin dan Russell (2001 dalam
Riana 2011) kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja karyawan
yaitu:

  1. Kuantitas kerja merupakan jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu
    periode tertentu.
  2. Kualitas kerja merupakan kualitas kerja yang dicapai berdasarkan
    syarat-syarat yang telah ditentukan.
  3. Pengetahuan pekerjaan yaitu luasnya pengetahuan tentang pekerjaan
    dan keterampilan.
  4. Kreativitas adalah suatu gagasan dan tindakan yang dilakukan untuk
    menyelesaikan persoalan.
  5. Kerja sama yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau
    sesama anggota organisasi.
  6. Ketergantungan adalah kesadaran untuk mendapatkan kepercayaan
    dalam hal kehadiran penyelesaian kerja.
  7. Inisiatif merupakan semangat untuk mengerjakan tugas-tugas baru
    serta memperbesar tanggung jawabnya.
  8. Kualitas personal yaitu mengenai kepribadian, kepemimpinan,
    keramah-tamahan dan inregritas pribadi.

Dampak Positif Penilaian Kinerja Karyawan

 


Penilaian kinerja karyawan ini memberikan dampak posistif bagi
kedua belah pihak, yaitu pihak penilai, yang dalam hal ini adalah pihak
perusahan dan pihak yang dinilai, yang dalam hal ini adalah pihak
karyawan. Apabila kedua belah pihak merasakan suasana kerja yang
nyaman dalam rumah perusahan yang mereka huni, hal tersebut
menjadikan dukungan positif bagi pihak perusahaan dalam upaya
meningkatkan produktifitas perusahaan. Secara umum, dampak positif
bagi masing-masing pihak tersebut diuraikan secara ringkas dibawah ini.
a. Dampak Positif bagi Pihak Perusahaan
 Pihak perusahaan dapat lebih mengenal talenta kerja yang
dimiliki masing-masing karyawannya. Dengan begitu,
memudahkan perusahaan dalam menempatkan karyawannya
sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
 Pihak perusahaan dapat lebih memahami kondisi psikologis serta
tingkat leadership dari masing-masing karyawannya. Dengan
demikian, lebih memudahkan perusahaan dalam upaya
mempersiapkan kader-kader pimpinan, demi pengembangan
perusahaan ke depannya.
b. Dampak Positif bagi Pihak Karyawan
 Lahirnya motivasi kerja yang lebih baik pada setiap karyawan.
Hal ini menimbulkan peluang untuk meningkatnya etos kerja.
 Lahirnya semangat berkompetisi secara sehat antar karyawan.
Hal ini sedikit banyak akan memacu para karyawan untuk
semakin banyak belajar dalam upaya meningkatkan kemampuan
dirinya. Dampak yang diharapkan tentunya yaitu adanya
peningkatan kualitas kerja serta profesionalisme dari para
karyawan itu sendiri

Pengertian Kinerja Karyawan

 


Kinerja merupakan hasil yang keluar dari kontribusi karyawan
pada perusahaan. Menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, kinerja
pegawai/karyawan adalah hasil unjuk kerja dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Sedangkan menurut Cascio dan Aguinis, kinerja pegawai
adalah orang yang dapat diamati hal-hal yang relevan untuk tujuan
organisasi.
Pemaparan berbagai pendapat tersebut menitik beratkan bahwa
kinerja seorang pegawai/karyawan merupakan hasil atau keluaran dari
sebuah pekerjaan yang ditugaskan dalam suatu organisasi. Artinya kinerja
karyawan adalah hasil kerja yang dicapai karyawan dalam menjalankan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan perusahaan

Faktor Lingkungan Kerja

 


Seorang karyawan dapat melaksanakan kegiatan yang diberikan
perusahaan dengan baik, apabila ditunjang oleh kondisi lingkungan yang
sesuai. Maka dari itu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor
lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Menurut
Sedarmayati, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan
kemampuan pegawai, yaitu:
a. Penerangan / cahaya ditempat kerja
Cahaya / penerangan adalah cukupnya sinar yang masuk dalam ruang
kerja karyawan perusahaan. Penerbangan ini sangat penting bagi
karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh
sebab itu diperhatikan adanya penerangan (cahaya yang terang) tetapi
tidak menyilaukan. Penerangan yang ada harus sesuai dengan
kebutuhan, tidak terlalu terang tetapi juga tidak terlalu gelap, dengan
sistem penerangan yang baik diharapkan karyawan akan menjalankan
tugasnya dengan lebih teliti, sehingga kesalahan karyawan dalam
bekerja dapat diperkecil.
b. Temperature ditempat kerja
Setiap anggota tubuh manusia pasti mempunyai temperature berbeda-
beda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan
normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi
kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu
bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan
temperature luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari
20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin dari keadaan
tubuh. Oleh karena itu perusahaan harus bisa memberikan kondisi
yang nyaman agar hasil yang diberikan karyawan dapat maksimal.
c. Kelembaban di tempat kerja
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara bisa
di tanyakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau di
pengaruhi oleh temperatur kelembaban, kecepatan udara bergerak dan
radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh
manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya.
d. Sirkulasi udara di tempat kerja
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk
menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara
di sekitar di katakana kotor apabila kadar oksigen dalam udara
tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-
bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya
udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja.
e. Kebisingan di tempat kerja
Permasalahan ini cukup meresahkan karena dengan adanya bunyi
yang tidak dikehendaki oleh telinga dapat mengganggu ketenangan
bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan
komunikasi. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara
bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat
dilalukan dengan efisien sehingga kinerja meningkat.
f. Bau tidak sedap
Adanya bau tidak sedap di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi karyawan dalam
bekerja. Bau yang tidak sedap yang terjadi terus-menerus dapat
mempengaruhi kepekaan penciuman.
g. Dekorasi di tempat kerja
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu
dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi
berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna,
perlengkapan dan lainnya untuk bekerja. Dekorasi yang tepat dan
sesuai dapat menunjang kegiatan perusahaan, sehingga karyawan bisa
bekerja dengan baik.
h. Musik di tempat kerja
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan
suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang
pegawai untuk bekerja. Oleh karena itu lagu – lagu perlu dipilih
dengan selektif untuk di perdengarkan di tempat kerja. Hal ini
dilakukan agar karyawan nantinya bisa bekerja lebih semangat dan
baik lagi.
i. Keamanan di tempat kerja
Keamanan kerja merupakan faktor yang sangat penting yang harus
diperhatikan oleh perusahaan. Guna menjaga tempat dan kondisi
lingkungan kerja agar tetap dalam keadaan aman maka perlu
diperhatikan adanya tenaga satuan petugas keamanan (satpam). Selain
itu juga perlu perlengkapan untuk menunjang keamanan dalam
bekerja. Sebab kondisi kerja yang aman akan membuat karyawan
tenang dalam bekerja sehingga meningkatkan produktivitas
karyawan.

Jenis Lingkungan Kerja

 


Munurut Sedarmayanti, lingkungan kerja terbagi jadi dua jenis yaitu:
a. Lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik merupakan segala sesuatu yang memiliki
bentuk fisik di tempat kerja yang bisa berpengaruh terhadap kerja
karyawan. Lingkungan kerja fisik dibagi menjadi dua:
 Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan karyawan
seperti: peralatan kerja, kursi, meja, dan lain sebagainya.
 Lingkungan umum atau disebut juga dengan lingkungan kerja
yang dapat mempengaruhi kondisi manusia, seperti: temperature,
sirkulasi udara, pencahayaan, bau tidak sedap, dan lain – lain.
Untuk meminimalisir pengaruh lingkungan fisik pada karyawan,
maka perlu adanya evaluasi seperti perusahaan mempelajari
karyawannya, baik itu mengenai fisik maupun tingkah laku, lalu hal
tersebut dijadikan dasar pemikiran untuk menciptakan lingkungan
fisik yang sesuai.
b. Lingkungan kerja non fisik
Lingkungan kerja non fisik merupakan segala sesuatu yang berkaitan
dengan hubungan kerja, seperti hubungan sesama rekan kerja atau
hubungan karyawan dengan atasan dan sebaliknya. Menurut Alex
Nitisemito, sebaiknya perusahaan memperlihatkan keadaan yang
mendukung kerja sama. Keadaan yang harus dibuat meliputi suasana
kekeluargaan, komunikasi baik serta pengendalian diri.

Pengertian Lingkungan Kerja

 


Menurut Taiwo, lingkungan kerja yaitu semua peristiwa atau hal
lain yang dapat berpengaruh pada orang bekerja. Menurut Noah dan Steve,
lingkungan kerja yaitu seluruh hubungan yang ada pada karyawan. Artinya
seluruh yang ada di tempat kerja itu disebut lingkungan kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangan penting untuk
diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses
produksi dalam perusahaan, namun lingkungan kerja memiliki pengaruh
langsung terhadap karyawan yang melaksanakan proses produksi.
Lingkungan kerja yang memadai dapat meningkatkan kinerja karyawan
sebaliknya lingkungan yang tidak memadai akan menurunkan kinerja
karyawan.