Thursday, July 11, 2024

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

 


Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi
lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan dan berkembang. Berarti
konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang
berbeda dan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap dan
selera yang berbeda-beda juga, sehingga pengambilan keputusan dalam
tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2008:25) terdiri
dari:
a. Faktor Budaya
Faktor budaya berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku
konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya, sub-budaya,
kelas sosial.
b. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status
sosial.
c. Faktor Pribadi
Faktor pribadi memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen
terdiri dari: usia dan tahap siklis hidup, pekerjaan, lingkungan
ekonomi, gaya hidup, kepribadiaan, konsep diri.
d. Faktor Psikologi
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta
keyakinan dan pendirian

Pengertian Perilaku Konsumen

 


Perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008:214)
adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih,
membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, idea tau
pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
Perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6):
perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil
keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia
(waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yangberhubungan
dengan koonsumsi.

Jenis Ritel

 


Saat ini jenis-jenis ritel modern di Indonesia sangat banyak
meliputi Pasar Modern, Pasar Swalayan, Department Store, Boutique,
Factory Outlet, Specialty Store, Trade Centre, dan Mall / Supermall /
Plaza (Ibid, pg 90-95). Pusat perbelanjaan adalah sekelompok lokasi
usaha ritel dan usaha komersial lainnya yang direncanakan,
dikembangkan, dimiliki, dan dikelola sebagai satu properti tunggal
(Neo dan Wing, 2005) . Menurut (Sim, 1992), pusat perbelanjaan
dipandang sebagai properti komersial yang memiliki multilantai untuk
usaha ritel dan fasilitas pendukungnya, seperti tempat rekreasi, restoran,
hotel, layanan medis, kantor, dan tempat tinggal

Ritel Modern

 


Arti Modern disini adalah penataan barang menurut keperluan
yang sama dikelompokkan dibagian yang sama yang dapat dilihat dan
diambil langsung oleh pembeli, penggunaan AC, pramuniaga
professional (Ma’aruf, 2005)

Definisi Ritel

 


Perdagangan ritel adalah suatu kegiatan menjual barang atau
jasa kepada seseorang untuk keperluan diri sendiri, keluarga, maupun
dalam berumah tangga (Berman, 2001). Retailer adalah usaha bisnis
yang menjual barang-barang terutama kekonsumen rumah tangga untuk
digunakan secara non bisnis (Stanton, 1991). Menurut Gilbert (2003),
ritel adalah setiap usaha yang mengarahkan upaya pemasarannya ke
arah memuaskan pelanggan berdasarkan organisasi penjualan barang
dan jasa sebagai sarana distribusi. Dalam saluran distribusi, ritel
memegang peranan penting yaitu sebagai penghubung antara konsumen
dan produsen dimana memiliki karakteristik yang berbeda. Ritel
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi bagi pemasok serta
meningkatkan nilai barang yang dijual melalui peningkatan kualitas
pelayanan terhadap konsumen. Retailer tentunya memiliki kesempatan
dan posisi yang ideal untuk membangun pengalaman positif untuk
konsumen (Schmitt, 2003).
Menurut Berman (2003), karakteristik dalam suatu bisnis ritel
yang membedakannya dengan ensitas bisnis lain yaitu :
a. Kuantiti yang kecil, yaitu partai kecil, dalam jumlah secukupnya
untuk dikomsumsi sendiri dalam periode waktu tertentu.
b. Impulse buying, yaitu kondisi yang tercipta dari ketersediaan
barang dalam jumlah dan jenis yang sangat variatif sehingga
menimbulkan banyaknya pilihan dalam proses belanja konsumen.
c. Kondisi toko, yaitu kondisi lingkungan dan interior dalam toko

Konsep Pemasaran

 


Konsep pemasaran dan konsep penjualan mempunyai
pengertian yang berbeda. Konsep pemasaran mempunyai prospektif
dari luar kedalam. Konsep ini memusatkan perhatian penuh pada
pelanggan agar mendapatkan penjualan jangka pendek. Sebaliknya
konsep penjualan mempunyai prospektif dari dalam keluar. Konsep ini
sendiri dimulai dengan pabrik, berfokus pada produk perusahaan yang
sudah ada dan melakukan penjualan dan promosi besar-besaran untuk
memperoleh penjualan yang mampu mendatangkan penjualan jangka
pendek.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa, konsep pemasaran
merupakan proses pendistribusian barang yang dilakukan dari luar ke
dalam supaya memperoleh laba dan kepuasan pelanggan. Konsep-
konsep pemasaran yang bersaing dan telah digunakan oleh organisasi
pada kegiatan pemasaran yang mencakup konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran. (Kotler dan amstrong,
2008:11)

  1. Konsep Produksi
    Konsep ini berorientasi pada proses produksi atau operasi.
    Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai
    produk yang tersedia dan harganya terjangkau. Karena itu,
    manajemen harus berfokus pada peningkatan efisiensi produksi
    dan distribusi.
  2. Konsep Produk
    Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan
    menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur
    inovatif yang terbaik. Berdasarkan konsep ini, strategi pemasaran
    berfokus pada perbaikan produk yang berkelanjutan.
  3. Konsep Penjualan
    Banyaknya perusahaan mengikuti konsep penjualan, yang
    menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli produk
    perusahaan kecuali jika produk itu dijual dalam skala penjualan
    dan usaha promosi yang besar. Konsep ini biasanya dipraktekan
    pada barang yang tidak dicari barang-barang yang tidak terpikir
    akan dibeli oleh konsumen dalam keadaan normal, seperti asuransi
    atau donor darah. Industri-industri ini harus melacak prospek dan
    menjual produk berdasarkan manfaat produk.
  4. Konsep Pemasaran
    Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan dengan
    anggapan bahwa konsumen akan bersedia membeli produk-produk
    yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta
    membeikan kepuasan. Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar
    yakni : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasran terpadu atau
    terintegrasi dan berkampuan menghasilkan laba

Pengertian Pemasaran

 


Menurut R. Terry Manajemen merupakan suatu proses khas yang
terdiri dari tindakan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendaliaan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran
yang telah ditentukan melalui pemanfaat sumberdaya manusia dan
sumberdaya lainnya.
Sedangkan menurut Philip Kotler (2009) manajemen adalah
analisis , perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas progam yang
dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan
pertukaran yang menguntungkan dengan pembelian sasaran dengan
maksud untuk mencapai sasaran organisasi.
Setelah memahami definisi menurut R. Terry dan Kotler, maka
dapat dijelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang sebuah proses pemanfaat sumber daya manusia dan sumber daya
yang lainnya.
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan
nilai dengan orang lain (Kotler dan Amstrong : 2001: 7)