Sunday, June 23, 2024

Jenis Brand

 


Menurut Firmansyah (2019: 65-66) merek memiliki beberapa jenis, yaitu
sebagai berikut:

  1. Product brand
    Branding produk merupakan hal yang paling umum dalam branding.
    Merek atau produk yang sukses adalah produk yang mampu mendorong
    konsumen untuk memilih produk miliknya di atas produk-produk
    pesaing lainnya.
  2. Personal brand
    Personal branding merupakan alat pemasaran yang paling populer di
    kalangan publik figure seperti politisi, musisi, selebriti, dan lainnya,
    sehingga mereka memiliki pandangan tersendiri di mata masyarakat.
  3. Corporate brand
    Corporate branding penting untuk mengembangkan reputasi sebuah
    perusahaan di pasar, meliputi semua aspek perusahaan tersebut mulai
    dari produk/jasa yang ditawarkan hingga kontribusi karyawan mereka
    terhadap masyarakat.
  4. Geographic brand
    Geographic branding atau regional bertujuan untuk memunculkan
    gambaran dari produk atau jasa ketika nama lokasi tersebut disebutkan
    oleh seseorang.
  5. Cultural brand
    Cultural brand mengembangkan reputasi mengenai lingkungan dan
    orang-orang dari lokasi tertentu atau kebangsaan

Fungsi Brand

 


Fungsi dari brand adalah untuk membedakan hasil produksi yang
dihasilkan seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama. Menurut
Firmansyah (2019: 54-56) fungsi dari brand adalah:

  1. Identity
    Identitas merek adalah apa yang dimaksud oleh merek dan bagaimana
    hal tersebut dirasakan. Identity dari sebuah brand adalah kata-kata,
    pikiran, dan gambaran yang muncul di benak ketika konsumen terlibat
    dengan brand dan bagaimana hal itu bisa membuat konsumen
    merasakannya.
  2. Trust
    Kepercayaan dianggap sebagai cara yang paling penting dalam
    membangun dan memelihara hubungan dengan konsumen dalam jangka
    panjang. Hal ini menjelaskan bahwa kepercayaan merupakan dasar
    penting terciptanya hubungan antara penjual dengan pembeli.
  3. Design
    Dengan membuat design brand dapat memilih dari ratusan template
    yang dapat disesuaikan dengan brand sehingga menunjukkan jati diri
    brand atau produk.
  4. Value
    Nilai suatu brand sama saja dengan membicarakan masa depan brand.
    Semakin kuat nilai brand, risiko kegagalannya semakin kecil.
  5. Strategy
    Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi
    brand sebagai berikut: Individual Branding/Merek Individu dan Familiy
    Branding/Merek Keluarga
  6. Logo
    Logo adalah lambang atau simbol brand dari sebuah bisnis.
  7. Marketing
    Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan
    yang lain diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan
    produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan
    serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty).
  8. Advertising
    Untuk membangun mereknya sendiri harus sesuai dengan nilai-nilai
    yang diusung. Aktivitas kampanye iklan yang dilakukan harus konsisten
    dan secara hati-hati, terutama jika sedang dalam tahap pembangunan
    brand

Elemen Brand

 


Berikut beberapa elemen dalam membangun brand yang baik menurut
Lerman (2018 : 11-12):

  1. Entry (Awareness)
    Identity adalah elemen brand yang paling dipahami—dan mungkin yang
    paling dilebih-lebihkan. Hal tersebut adalah nama brand, logo, warna
    dan suara unik yang setiap orang datang untuk diasosiasikan dengan satu
    organisasi. Elemen satu ini harus memiliki ciri khas, mudah diingat,
    dapat dilindungi, dan sesuai karena hal tersebut yang diperhatikan dan
    diingat. Merupakan hal yang mungkin untuk mengenali identitas brand
    jauh sebelum Anda mengetahui apa pun tentang artinya.
  2. Long-list (Familiarity)
    Elemen ini termasuk mudah, tetapi sering diabaikan. Mendefinisikan
    arena persaingan brand memberitahu dunia apa yang brand lakukan dan
    siapa pesaing dari brand. Sebuah brand tidak dapat masuk daftar
    panjang kecuali brand tersebut memberi tahu pasarnya di mana akan
    bersaing. Mendefinisikan arena dapat menjadi tantangan bagi
    perusahaan yang terdiversifikasi.
  3. Short List (Consideration)
    Positioning adalah seperti apa kedengarannya-hubungan relatif suatu
    brand dengan pesaingnya. Mendapatkan daftar pendek membutuhkan
    komunikasi mengenai alasan khusus (atribut) yang paling penting bagi
    audiens target. Penentuan posisi menjadi rumit ketika brand memiliki
    audiens yang beragam yang mungkin memiliki kriteria pilihan yang
    sangat berbeda.
  4. Win (Choice)
    Karakter adalah kunci kemenangan. Setiap audiens dapat memberikan
    apa yang dibutuhkan. Elemen ini merupakan masalah kepercayaan,
    chemistry, atau prestise tapi karakter brand adalah faktor gerbang yang
    paling penting dalam pilihan. Seperti yang dapat dibayangkan, semakin
    penting pembelian atau penggunaan—untuk kehidupan, anggota tubuh,
    kesejahteraan, atau kebanggaan—semakin penting karakter.
  5. Retain (Loyalty)
    Pengalaman tidak bisa disangkal. Kegagalan yang konsisten untuk
    memenuhi janji brand akan mengarah pada kegagalannya. Itulah
    mengapa memikirkan setiap aspek pengalaman brand sangat penting.
    Brand yang hebat mengembangkan dan menguji ‘model’ komprehensif
    dari pengalaman brand-mendengarkan dengan cermat umpan balik dari
    audiens utama. Brand kemudian merekayasa ulang operasi yang telah
    dilakukan, melatih karyawan dan mitra, dan mengembangkan
    pengalaman brand dunia nyata

Tujuan Brand

 


Tujuan dari merek atau brand mencakup tujuan akhir dari bisnis yaitu
pendapatan serta citra brand yang baik dipasaran. Merek dapat menjadi identitas
bagi bisnis atau perusahaan yang dapat dijadikan sebagai pembeda dengan yang
lainnya. Berikut ini merupakan beberapa tujuan dari merek menurut Firmansyah
(2019: 26-28) :

  1. Membangun kesadaran merek (brand awareness)
    Tujuan dari kesadaran adalah mendominasi pasar dan mempermudah
    proses penjualan.
  2. Menciptakan koneksi emosional
    Ketika konsumen membeli produk atau jasa berdasarkan perasaan atau
    hubungan maka telah menimbulkan koneksi yang baik. Menciptakan
    hubungan emosional dengan konsumen merupakan hal yang penting dari
    strategi branding.
  3. Membedakan produk
    Ketika konsumen telah memahami mengapa produk dan jasa berbeda
    dengan yang lain atau bahkan lebih baik maka konsumen akan selalu
    memiliki alasan untuk membeli produk. Hal ini akan membuat produk
    pada posisi yang aman karena konsumen akan selalu memiliki alasan
    yang jelas untuk membeli produk.
  4. Menciptakan kredibilitas dan kepercayaan
    Pada dasarnya brand atau merek adalah reputasi yang dihasilkan dari
    janji yang telah dibuat dan dirawat secara konsisten. Hal ini dapat
    menciptakan pengakuan dari pasar dan konsumen akan mampu mengenal
    brand name dan simbol visual seperti logo, warna, kemasan atau produk.
    Selain itu, brand akan memiliki otoritas yang tinggi sehingga produk akan
    sulit dikalahkan oleh pesaing.
  5. Memotivasi pembelian
    Brand merupakan alat pemasaran yang efektif dan efisien untuk
    membangun minat, gengsi, motivasi dan daya tarik pembelian bagi
    konsumen. Bahkan konsumen akan tetal termotivasi untuk membeli
    produk sekalipun produk belum diluncurkan dipasaran. Dengan motivasi
    pembelian maka akan menciptakan loyalitas merek sehingga pelanggan
    akan setia untuk membeli produk-produk yang diperjualkan atau
    ditawarkan

Definisi Brand

 


Menurut Kotler, dkk (2020 : 240) yang dimaksud brand adalah nama,
istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya yang
mengidentifikasi pembuat atau penjual produk atau layanan. Brand juga dapat
diartikan lebih dari sekedar nama dan simbol, dimana brand dapat juga diartikan
sebagai elemen kunci dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen. Hal
tersebut dikarenakan brand mewakili persepsi dan perasaan konsumen mengenai
suatu produk dan kinerjanya, serta segala sesuatu yang memiliki arti yang
berkaitan dengan produk dan layanan bagi konsumen. Brand tentunya berbeda
dengan produk yang dapat dinikmati dan dirasakan langsung oleh konsumen,
karena brand hanya terdapat di ingatan dan ada dalam pikiran konsumen. Brand
cenderung memiliki identitas yang membedakan dirinya dengan produk lain yang
serupa, sehingga meskipun menawarkan barang yang terlihat sama, namun
dengan adanya brand tersebut membuat produk menjadi berbeda dengan yang
lainnya. Oleh karena itu, brand memiliki makna yang jauh melampaui atribut
fisik produk. Brand adalah value indicator dari apa yang ditawarkan dan
merupakan payung yang melingkupi produk atau pelayanan, perusahaan, pribadi,
atau bahkan negara (Damayanti & Rizka, 2020). Saat persaingan menciptakan
pilihan tak terbatas, perusahaan mencari cara untuk terhubung secara emosional
dengan pelanggan, menjadi tak tergantikan, dan menciptakan hubungan seumur
hidup (Wheleer, 2018). Sebuah brand yang kuat akan menonjol meskipun di
tengah-tengah ramainya pasar. Orang-orang jatuh cinta pada brand,
mempercayainya, dan percaya pada keunggulannya. Bagaimana sebuah merek
dipersepsikan memengaruhi kesuksesannya—entah itu sebuah perusahaan
rintisan, organisasi nirlaba, atau produk

Bauran Komunikasi Pemasaran

 


Menurut Kotler, dkk (2019 : 552) ada beberapa media komunikasi yang
digunakan oleh pemasar untuk menyampaikan pesan adalah:

  1. Advertising (Periklanan)
    Kotler, dkk (2019) mengungkapkan bahwa periklanan segala bentuk
    presentasi ide, barang, atau jasa non-pribadi yang dibayar oleh sponsor
    tertentu untuk mempromosikan atau menyampaikan pesan kepada
    konsumen dalam bentuk yang menarik sehingga dapat menarik perhatian
    khalayak yang melihatnya. Periklanan dapat dilakukan melalui berbagai
    macam media, seperti media luar ruang, media cetak, maupun media
    elektronik.
  2. Sales Promotion (Promosi Penjualan)
    Promosi penjualan merupakan salah satu media komunikasi yang
    digunakan dalam pemasaran. Menurut Kotler, dkk (2019) promosi
    penjualan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai insentif
    jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau
    layanan (penawaran pasar). Alat promosi yang dapat digunakan untuk
    penjualan yaitu seperti kupon, kontes, harga premi, dan sejenisnya sangat
    beragam. Alat promosi penjualan dapat memberikan tiga manfaat yang
    berbeda untuk pemasar yaitu komunikasi, insentif, dan ajakan.
  3. Events and Experiences (Acara dan Pengalaman)
    Membuat acara-acara tertentu dapat menjadi media komunikasi yang
    digunakan oleh pemasar dalam menyampaikan pesan promosi kepada
    konsumen, seperti misalnya perusahaan ingin menyampaikan bahwa
    brand memiliki suatu hal baru yang ingin disampaikan dan dapat
    dilakukan dengan menggunakan kegiatan-kegiatan tertentu. Menurut
    Kotler, dkk (2019) media komunikasi ini merupakan aktivitas dan
    program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan
    interaksi harian atau khusus yang terkait dengan merek. Tujuan dari
    media komunikasi ini yaitu agar memperkuat brand awareness dari
    brand dan menciptakan momen positif dari brand sehingga dapat
    meningkatkan loyalitas konsumen terhadap brand.
  4. Public Relations and Publicity (Hubungan Masyarakat dan Publisitas)
    Menurut Kotler, dkk (2019) hubungan masyarakat dan publisitas
    merupakan media komunikasi yang memiliki berbagai program yang
    dirancang dengan tujuan untuk menampilkan atau melindungi image
    perusahaan atau penawaran pasar individualnya. Hubungan masyarakat
    dan publisitas memiliki daya tarik yang didasarkan pada tiga sifat khusus
    yaitu kredibilitas yang tinggi dramatisasi.
  5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung)
    Kotler, dkk (2019) mengungkapkan bahwa media komunikasi pemasaran
    langsung dapat dilakukan melalui penggunaan surat, telepon, faks, email,
    atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta
    tanggapan atau dialog dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
    Meski terdapat berbagai bentuk pemasaran langsung-surat langsung,
    pemasaran jarak jauh, pemasaran elektronik, dan sebagainya, media
    komunikasi ini memiliki karakteristik non publik, disesuaikan, terbaru,
    dan interaktif.
  6. Personal Selling (Penjualan Pribadi)
    Penjualan pribadi adalah media komunikasi pemasar yang paling efektif-
    biaya pada tahap proses pembelian lebih lanjut, terutama dalam
    membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Menurut
    Kotler, dkk (2019) penjualan pribadi dilakukan dengan cara berinteraksi
    tatap muka dengan satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan membuat
    presentasi, menjawab pertanyaan dan mendapatkan tanggapan. Oleh
    karena itu penjualan pribadi memiliki tiga ciri khusus yaitu interaksi
    pribadi dengan konsumen, mempererat brand dengan konsumen, dan
    menciptakan tanggapan.
  7. Interactive Marketing (Pemasaran Interaktif)
    Menurut Kotler, dkk (2019) yang dimaksud dengan pemasaran interaktif
    adalah program dan kegiatan yang dilakukan secara online dan dirancang
    untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak
    langsung meningkatkan awareness, meningkatkan image, atau
    memperoleh penjualan penawaran pasar (paket nilai, yaitu kombinasi
    atribut produk dan layanan). Pada media komunikasi pemasar ini
    konsumen dapat menyampaikan secara langsung apa yang sedang
    dibutuhkan atau diinginkan dengan harapan merek bisa memenuhi
    kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, pemasaran interaktif bergantung
    sepenuhnya terhadap tindakan yang dilakukan konsumen.
  8. Word of Mouth Marketing (Pemasaran dari Mulut ke Mulut)
    Word of Mouth Marketing merupakan media komunikasi pemasaran yang
    dilakukan dengan kepercayaan konsumen yang didapatkan setelah
    pengalaman dalam melakukan pembelian dari suatu brand. Hal tersebut
    dapat terjadi apabila konsumen mendapatkan kepuasan saat
    menggunakan produk dari brand tersebut. Ketika hal tersebut terjadi,
    konsumen tidak akan merasa ragu untuk mempromosikan atau
    membicarakan produk dari brand kepada teman atau kerabat terdekat.
    Menurut Kotler, dkk (2019) yang dimaksud dengan word of mouth
    marketing adalah komunikasi lisan, tertulis, atau elektronik dari orang-
    ke-orang yang berhubungan dengan manfaat atau pengalaman membeli
    dan mengonsumsi penawaran pasar.
  9. Media Social Marketing (Pemasaran Media Sosial)
    Menurut Kotler, dkk (2019) pemasaran media sosial adalah komunikasi
    elektronik orang-ke-orang yang dilakukan melalui media online yang
    berhubungan dengan manfaat atau pengalaman membeli dan
    mengonsumsi penawaran pasar. Social media marketing dapat mengacu
    pada penggunaan media sosial untuk memasarkan produk dan layanan
    dari suatu perusahaan atau bisnis. Selain itu, social media marketing juga
    menyediakan wadah atau tempat dimana sebuah perusahaan dapat
    membagikan informasi yang ingin disampaikan kepada konsumen seperti
    memberikan diskon eksklusif dan kesempatan bagi konsumen untuk
    membuat konsumen merasa dihargai dan memperdalam ikatan khusus
    antara konsumen dengan brand. Social media marketing memiliki
    cakupan khalayak yang luas karena siapapun dapat melihat dan merasakan
    bentuk promosi yang disampaikan oleh brand

Elemen Komunikasi Pemasaran

 


Dalam melakukan komunikasi pemasaran perlu memperhatikan beberapa
aspek agar komunikasi pemasaran berjalan dengan efektif. Terdapat beberapa
elemen dalam komunikasi pemasaran harus memperhatikan tentang bagaimana
proses pengiriman dan penerimanan pesan. Berikut merupakan elemen-elemen
dasar dari komunikasi pemasaran agar dapat membuat pesan tersampaikan
dengan baik kepada konsumen (Firmansyah, 2020: 15-19).

  1. Komunikator
    Komunikator merupakan pihak yang membuat pesan dengan maksud
    tertentu untuk disampaikan kepada objek pesan atau disebut juga dengan
    komunikan. Komunikator, merupakan pihak yang memiliki maksud
    tertentu kepada objek agar objek tersebut bergerak sesuai dengan
    keinginannya. Komunikator dalam pemasaran dapat berupa seorang
    sales, pihak yang melakukan endorsement dan lain sebagainya. Apabila
    komunikator memiliki posisi atau dipandang baik oleh masyarakat, maka
    pesan yang disampaikan oleh komunikator tersebut akan cenderung
    mudah diterima oleh para komunikan.
  2. Komunikan
    Komunikan adalah pihak yang menjadi sasaran pesan dari komunikator.
    Oleh karena itu, komunikator yang baik tidak bisa mengabaikan
    komunikan yang hendak dituju. Sekalipun produk yang dijual sama, akan
    tetapi apabila komunikan berbeda maka pesan yang disusun juga idealnya
    mengikuti konteks yang dimiliki oleh si komunikan.
  3. Pesan
    Pesan adalah rumusan maksud yang disampaikan oleh komunikator
    kepada komunikan. Pesan biasanya terwujud dalam bentuk simbol-
    simbol bahasa tertentu, walaupun tidak menutup kemungkinan
    13
    diwujudkan dalam bentuk yang lain seperti warna, perilaku, lambang-
    lambang tertentu, dan lain sebagainya. Komunikasi pemasaran yang baik
    pasti akan selalu membuat pesan yang mudah diterima, tidak menyerang,
    tidak memaksa, dan tentunya efektif untuk mengajak atau membujuk
    calon konsumen untuk membeli produk yang dibuat oleh perusahaan atau
    pelaku bisnis tertentu.
  4. Media
    Media sarana yang digunakan agar pesan yang dibuat oleh komunikator
    dapat tersampaikan pada komunikan. Dalam komunikasi pemasaran
    media digunakan untuk membuat pesan yang telah dibuat oleh
    komunikator dapat diterima oleh konsumen sehingga konsumen memiliki
    minat untuk membeli produk yang telah dibuat oleh komunikator.
    Pemilihan media sangat berpengaruh pada tingkat keefektifan
    komunikasi yang dilakukan oleh komunikator. Oleh karena itu dalam
    setiap dalam setiap komunikasi pemasaran pemilihan media seharusnya
    dipikirkan matang-matang agar perusahaan dapat menghemat biaya
    sekaligus mencapai tujuan komunikasi dengan efektif.
  5. Hambatan
    Hambatan adalah hal-hal yang dapat mengurangi tingkat penerimaan
    pesan pada komunikan. Hambatan patut dipetakan dalam sebuah
    komunikasi karena berpeluang untuk membuat pesan tidak tersampaikan
    dengan baik, sehingga tujuan dari komunikasi pun tidak akan tercapai
    dengan sempurna. Oleh karena itu, sebaiknya seorang komunikator
    senantiasa memetakan dan memperhitungkan hambatan apa saja yang
    dapat membuat komunikasi yang dilakukan terganggu beserta cara
    mengatasinya.
  6. Tujuan
    Tujuan pokok dalam komunikasi pemasaran dapat dibilang adalah
    pelanggan mau untuk membeli produk yang dijual oleh perusahaan.
    Walaupun bentuk pesannya berbeda, akan tetapi tujuan pokok ini akan
    senantiasa menjadi goal akhir dari seluruh proses komunikasi pemasaran.
  7. Feedback
    Feedback atau umpan balik adalah respons yang diberikan oleh
    komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam
    sebuah pemasaran. Umpan balik sangat penting diperhatikan oleh
    komunikator karena dari situ dapat diketahui apakah komunikasi yang
    dilakukan sudah efektif dan efisien atau tidak.
  8. Produk
    Produk merupakan unsur pokok dalam komunikasi pemasaran karena
    produk inilah pesan dapat disusun dengan baik. Tanpa mengetahui
    produk yang dijual oleh perusahaan dengan baik, maka pesan-pesan yang
    dibuat pun tidak efektif dan bahkan bisa jadi membuat pelanggan tidak
    tertarik untuk membeli produk yang dijual perusahaan