Berikut beberapa elemen dalam membangun brand yang baik menurut
Lerman (2018 : 11-12):
- Entry (Awareness)
Identity adalah elemen brand yang paling dipahami—dan mungkin yang
paling dilebih-lebihkan. Hal tersebut adalah nama brand, logo, warna
dan suara unik yang setiap orang datang untuk diasosiasikan dengan satu
organisasi. Elemen satu ini harus memiliki ciri khas, mudah diingat,
dapat dilindungi, dan sesuai karena hal tersebut yang diperhatikan dan
diingat. Merupakan hal yang mungkin untuk mengenali identitas brand
jauh sebelum Anda mengetahui apa pun tentang artinya. - Long-list (Familiarity)
Elemen ini termasuk mudah, tetapi sering diabaikan. Mendefinisikan
arena persaingan brand memberitahu dunia apa yang brand lakukan dan
siapa pesaing dari brand. Sebuah brand tidak dapat masuk daftar
panjang kecuali brand tersebut memberi tahu pasarnya di mana akan
bersaing. Mendefinisikan arena dapat menjadi tantangan bagi
perusahaan yang terdiversifikasi. - Short List (Consideration)
Positioning adalah seperti apa kedengarannya-hubungan relatif suatu
brand dengan pesaingnya. Mendapatkan daftar pendek membutuhkan
komunikasi mengenai alasan khusus (atribut) yang paling penting bagi
audiens target. Penentuan posisi menjadi rumit ketika brand memiliki
audiens yang beragam yang mungkin memiliki kriteria pilihan yang
sangat berbeda. - Win (Choice)
Karakter adalah kunci kemenangan. Setiap audiens dapat memberikan
apa yang dibutuhkan. Elemen ini merupakan masalah kepercayaan,
chemistry, atau prestise tapi karakter brand adalah faktor gerbang yang
paling penting dalam pilihan. Seperti yang dapat dibayangkan, semakin
penting pembelian atau penggunaan—untuk kehidupan, anggota tubuh,
kesejahteraan, atau kebanggaan—semakin penting karakter. - Retain (Loyalty)
Pengalaman tidak bisa disangkal. Kegagalan yang konsisten untuk
memenuhi janji brand akan mengarah pada kegagalannya. Itulah
mengapa memikirkan setiap aspek pengalaman brand sangat penting.
Brand yang hebat mengembangkan dan menguji ‘model’ komprehensif
dari pengalaman brand-mendengarkan dengan cermat umpan balik dari
audiens utama. Brand kemudian merekayasa ulang operasi yang telah
dilakukan, melatih karyawan dan mitra, dan mengembangkan
pengalaman brand dunia nyata
No comments:
Post a Comment