Tuesday, June 25, 2024

Pengertian Pemasaran

 


Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan. Dalam dunia
perusahaan yang semakin ketat, perusahaan dituntut agar tetap bertahan
hidup dan berkembang. Oleh karena itu seorang tenaga pemasar dituntut
memahami permasalahan pokok dibidang dan menyusun strategi agar
dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh setiap perusahaan. Pemasaran
atau marketing adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.Pemasaran adalah
serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menstimulus
permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa produk dijual
dan disampaikan kepada pelanggan (Tjiptono, Chandra, Adriana 2008:4).
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012:5) pengertian
pemasaran adalah sebagai berikut : ―Marketing is a societal process by
which individuals and group obtain what they need and want trhough
creating, offering, and freely exchanging products and services of value
with others‖ (pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan
(marketing) adalah proses dimana perusahaan menciptkakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan
tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya Kotler
dan Amstrong (2008:6).

Pengaruh Brand Equity, Brand Awareness dan Brand Personality Terhadap Brand Loyalty

 


Dalam proses pengambilan keputusan setelah mendapat informasi tentang
merek-merek produk yang dapat memenuhi kebutuhan, langkah selanjutnya yang
diambil konsumen adalah mengevaluasi dan menyeleksi dari suatu kelompok
merek-merek yang dikenal untuk dipertimbangkan merek mana yang akan
diputuskan untuk dibeli. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek
tersebut tidak akan dipertimbangkan di benak konsumen, sehingga brand equity,
brand awareness dan brand personality akan berdampak positif dan signifikan
pada brand loyalty

Pengaruh Brand Personality Terhadap Brand Loyalty

 


Menurut Griffin (2013:71), “Brand personality adalah seperangkat sifat
dari karakteristik manusia yang disifati pada sebuah produk seolah produk
tersebut adalah manusia. Pentingnya brand personality bahwa Brand personality
merupakan langkah penting jika kita mengakui bahwa pelanggan
mengembangkan hubungan dengan merek. Pada kenyataannya, konsumen
cenderung mengembangkan hubungan sejati dengan merek yang memiliki
karakteristik sama dengan seseorang”.

Pengaruh Brand Awareness Terhadap Brand Loyalty

 


Menurut Hasan (2014:42), “Brand awareness adalah sejauh mana suatu
merek dikenal atau tinggal dalam benak konsumen. Kesadaran merek
menunjukkan kesanggupan seorang pembeli atau calon pembeli untuk mengenali
atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori
merek tertentu. Peran kesadaran merek dalam keseluruhan ekuitas merek
tergantung dari sejauh mana tingkatan kesadaran yang dicapai oleh suatu merek.
Kesadaran merek akan mendorong untuk melanjutkan konsumen pada tingkat
loyalitas merek. Semakin tinggi tingkat kesadaran merek (brand awareness) suatu
merek dalam di mata konsumen, maka akan semakin melekat suatu merek dalam
pikiran konsumen, sehingga makin besar pula kemungkinan suatu merek
dipertimbangkan dalam setiap pembelian dan makin besar pula kemungkinan ia
akan dipilih oleh konsumen. Kesadaran merek membutuhkan continuitas dari
pelanggan dalam memilih suatu produk karena perasaan pertama dalam
penggunaan produk tersebut dapat mewakili keyakinan bahwa hanya ada satu
merek yang mewakili dalam suatu kategori produk”

Pengaruh Brand Equity Terhadap Brand Loyalty

 


Menurut Kotler (2014:87), “Brand equity adalah nilai tambah yang
diberikan merek pada produk; ekuitas merek ada jika merek itu memberikan nilai
tambah, tetapi jika tidak memberikan nilai tambah apalagi mengurangi nilai
produk, berarti tidak ada ekuitas merek dari produk yang dihasilkan. Customer
satisfaction akan mewujudkan brand loyalty yang dimiliki konsumen akan suatu
produ

Tingkatan Loyalitas

 


Menurut Hurriyati (2015:28), “Ada beberapa tingkatan brand
loyalty. antara lain sebagai berikut”:
1) Tingkat yang paling dasar dalam loyalitas yaitu switcher
(konsumen yang senang berpindah-pindah).
Konsumen yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan
sebagai konsumen yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin
tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari
suatu merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan mereka
sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik
pada merek tersebut.
2) Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan).
Pembeli yang berada pada tingkat loyalitas ini dapat
dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek yang
dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami
ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek tersebut. Pada
tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk
menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain
atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan
usaha, biaya maupun pengorbanan lain.
3) Satisfied buyer (pembeli yang puas).
Pada tingkatan ini, konsumen atau pembeli merek masuk dalam
kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut.
Meskipun demikian, mungkin saja mereka memindahkan
pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost
(biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko
kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek.
4) Likes the brand (konsumen yang menyukai merek).
Konsumen yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan
konsumen yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada
tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek.
Rasa suka konsumen bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait
dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan
sebelumnya, baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya
ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi.
5) Committed buyer.
Konsumen pada tingkatan ini merupakan konsumen yang setia.
Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek
dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka
dipandang dari segi fungsi maupun sebagai suatu ekspresi
mengenai siapa sebenarnya mereka

Tahapan Loyalitas Merek

 


Tahapan loyalitas konsumen menurut Kotler (2014:33) “terbagi
atas empat tahapan, yaitu fase kognitif, fase afektif dan fase konatif
dan fase action atau tindakan. Keempat tahapan diatas terjadi secara
berurutan satu dengan lainnya. Pada tahap pertama dari loyalitas
adalah fase kognitif, dimana informasi tentang produk, jasa dan merek
yang diterima oleh konsumen mengindikasikan bahwa produk, jasa
dan merek yang ditawarkan lebih diinginkan konsumen dibandingkan
dengan produk, jasa dan merek alternatif. Tahapan yang kedua adalah
fase afektif, dimana loyalitas diperoleh sebagai akumulasi dari
kepuasan atas penggunaan produk, jasa dan merek tertentu”.
Tahapan yang ketiga adalah fase konatif, dimana adalah tahapan
dalam membentuk loyalitas secara benar. Tahapan ini terjadi sebagai
akibat dari pengulangan secara positif atas pembelian produk, jasa dan
merek tertentu, sedangkan pada tahapan terakhir ialah tahap perilaku
atau action.