Friday, June 28, 2024

Pengertian Gaya Hidup

 


Gaya hidup adalah aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk
dalam hal mencukupi kebutuhan dunia dan dapat mencerminkan pola hidup
berdasarkan cara mengatur waktu dan uang.
Kotler (2016) gaya hidup merupakan pola seseorang yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Kasali (2019) gaya hidup mengacu pada suatu pola yang
mencerminkan pilihan seseorang terhadap suatu hal serta bagaimana cara
menghabiskan waktu dan uangnya. Sunarto (2020) gaya hidup merupakan
rangkaian kehidupan seseorang didalam memahami kekuatan-kekuatan yang
harus diukur menggunakan dimensi AIO utama konsumen: activities
(pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan sosial), interest (makanan,
mode, keluarga, rekreasi), opinion (mengenai diri mereka sendiri, masalah
masalah sosial, bisnis, produk)

Dimensi Kualitas Produk

 


Indikator kualitas produk menurut (Oktavenia dan Ardani 2019)
adalah:

  1. Kinerja (performance), produk yang memiliki sebuah karakteristik
    operasi dasar.
  2. Daya tahan (durability) ,umur suatu produk saat produk tersebut
    belum tergantikan. Daya tahan produk dikatakan besar jika
    tingginya tingkat pemakaian produk.
  3. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to specifications),
    merupakan karakteristik suatu produk yang memiliki kemampuan
    operasi dasar untuk memenuhi spesifikasi tertentu yang berasal
    dari konsumen atau terlihat adanya produk yang memiliki
    kecacatan.
  4. Kesan kualitas (perceived quality), merupakan sebuah penggunaan
    pengukuran yang memberikan hasil secara tidak langsung karena
    terdapat kemungkinan pelanggan tidak mengerti atau kekurangan
    informasi atas produk yang bersangkutan.
  5. Fitur (features), yaitu beberapa identitas produk yang dirancang
    untuk memiliki kesempurnaan dalam hal fungsi atau menambah
    ketertarikan konsumen terhadap produk.
  6. Reliabilitas (reliability), merupakan sebuah probabilitas bagaimana
    cara bekerja dari sebuah produk apakah memuaskan atau tidaknya
    dalam waktu tertentu. Jika kemungkinannya semakin kecil maka
    akan meyebabkan kerusakan produk dan juga produk dirasa kurang
    handal.
  7. Kemudahan perbaikan (repairability), merupakan sebuah upayau
    ntuk memperbaiki sebuahproduk yang didasarkan atas tidak
    berfungsinya suatu produk tersebut

Pengertian Kualitas Produk

 


Menurut Kotler dan Amstrong (2019), Kualitas Produk merupakan
sesuatu yang bisa ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan keinginan dan
kebutuhan. Dengan tingkat kualitas produk yang baik akan meningkatkan
rasa ingin konsumen untuk memiliki barang tersebut sehingga kualitas
produk suatu barang yng ditawarkan sangatlah penting bagi konsumen.
Pada umumnya orang berpikir bahwa kualitas produk merupakan
salah satu syarat terpenting ketika akan membeli sebuah produk. Karena
apabila suatu produk memiliki kualitas yang baik dimata masyarakat
sehingga secara otomatis masyarakat akan tertarik dengan produk tersebut.
Sehingga adanya kualitas produk yang baik akan berdampak positif.
Konsumen mengakui kualitas suatu produk dapat dilihat dari ciri khas yang
diberikan oleh perusahaan pada produknya Sugiarto & Jumady (2019).
Menurut Kotler dan Keller (2016), Kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya
tahan, kehandalan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut nilai.
Setiap pelanggan sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk akan
terlebih dahulu melihat kualitas yang dimiliki produk. Kualitas produk
dinilai nomor satu pada produk yang dijual. Pelanggan tidak akan
mempermasalahkan harga yang tinggi apabila kualitas produk menjamin,
begitupun sebaliknya apabila harga produk rendah tetapi tidak memiliki
kualitas produk yang baik maka pembeli tidak akan tertarik. Bahar dan
Sjaharuddin (2020) kualitas produk merupakan proses evaluasi secara
keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu produk.
Menurut Akbar, et al. (2020) berpendapat bahwa kualitas produk
diyakini sebagai salah satu alat pemosisian utama dalam bidang pemasaran.
Suasana persaingan dan permintaan konsumen yang semakin meningkat
membuat banyak karyawan perusahaan berusaha mewujudkan keinginannya
guna menghasilkan produk berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar
Sugiarto & Jumady, (2019)

Dimensi Citra Merek

 


Menurut (Anggraini dkk, 2019), citra merek memiliki parameter
empat bagian, yaitu:

  1. Pengenalan (Recognition), adalah tingkat dikenalnya suatu merek
    oleh masyarakat atau calon konsumen.
  2. Reputasi (Reputation), adalah track record suatu merek baik
    ataupun tidak, sehingga sebuah produk atau jasa yang dihasilkan
    oleh merek tersebut lebih mudah terjual diakibatkan adanya
    persepsi kualitas yang baik pada merek tersebut.
  3. Daya tarik (Affinity), adalah hubungan emosional yang timbul
    pada konsumen maupun calon konsumen pada suatu merek terkait.
  4. Kesetiaan (Loyality), adalah perilaku pelanggan yang selalu
    melakukan pembelian memprioritaskan produk atau jasa yang akan
    memberikan hasil oleh merek yang bersangkutan.

Pengertian Citra Merek

 


Citra Merek menurut Surachman (2016), dapat diartikan sebagai efek
diferensial positif yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek terhadap
tanggapan pelanggan atas produk atau jasa. Setiap pelanggan yang akan
membeli produk akan mengutamakan merek produk, apabila merek tersebut
dikenal dengan kelebihannya maka pelanggan akan sangat tertarik. Untuk itu
sangat penting peran citra merek didalam produk yang akan dijual.
Citra Merek merupakan persepsi dan keyakinan yang diandalkan oleh
konsumen untuk menilai produk. Oleh karena itu, citra merek produk perlu
diperhatikan lagi dari segi fitur, asosiasi, serta Merek yang menarik konsumen
untuk melirik produk tersebut.
Menurut Kotler dan Keller (2016), citra merek dapat diartikan sebagai
berhadapan dengan properti ekstrinsik dari produk dan jasa, termasuk cara
merek itu memenuhi kebutuhan sosial atau psikologis pelanggan. Citra merek
yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan consumer terhadap merek
tertentu. Menurut Setiadi (2016) citra merek menunjukan keseluruhan persepsi
terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap
merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa
keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek

Keputusan Pembelian

 


Menurut Kotler (2012:154), “Keputusan pembelian adalah
keputusan pembeli tentang pilihan merk yang akan dibeli, tetapi ada dua
faktor yang bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian”.
Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor
situasional yang tidak diharapkan. Jika seseorang menginginkan produk
dan merasa tertarik untuk memiliki produk tersebut maka mereka berusaha
untuk membeli produk tersebut. Selain itu faktor rekomendasi dari pihak
lain juga sangat penting dalam mempengaruhi minat konsumen
pada proses pembelian. Minat beli yang terdapat pada diri seseorang untuk
melakukan suatu tindakan pembelian dipengaruhi oleh sikap maupun
variabel lainnya. Seperti misalnya minat dianggap sebagai penangkap atau
perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu
perilaku, menunjukkan seberapa kuat seseorang berani mencoba,
menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk
dilakukan, dan minat juga merupakan yang paling dekat dan berhubungan
dengan perilaku selanjutnya, dalam hal ini yaitu terkait dengan pembelian
suatu barang. Kotler (2009:79), berpendapat bahwa pada perusahaan
yang berfokus pada pelanggan, dimana kepuasan konsumen atau
pelanggan merupakan sasaran dan faktor utama dalam sukses perusahaan.
Perusahaan jenis ini menyadari bahwa pelanggan yang merasa amat puas
dengan produk yang dihasilakan memberikan beberapa manfaat
bagi perusahaan. Mereka akan membeli produk tambahan ketika
perusahaan memeperkenalkan produk baru yang berkaitan atau produk
baru dengan perbaikan dari produk sebelumnya. Kotler menyatakan bahwa
pelanggan yang puas akan kinerja perusahaan memiliki ciri yaitu;
melakukan pembelian, membeli produk lain dari perusahaan, sering
menceritakan mengenai perusahaan dan cenderung kurang perhatian
terhadap iklan atau promosi perusahaan pesaing.
Keputusan pembelian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh seorang konsumen dalam membeli suatu barang maupun jasa
dengan mempertimbangkan berbagai hal-hal tertentu. Keputusan
pembelian juga dapat mencerminkan bagaimana sebuah perusahaan
memasarkan dan mempromosikan barang atau produk ke para
konsumen.
Keputusan pembelian adalah membeli merek yang paling disukai,
tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan
pembelian. Faktor pertama adalah orang lain, yaitu jika seseorang yang
mempunyai arti penting bagi anda berfikir bahwa anda seharusnya
membeli mobil murah, maka peluang anda untuk membeli mobil mahal
akan berkurang. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak
diharapkan (Kotler, 2009:78). Dari berbagai faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya
konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah
yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan
untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih
dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi
alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pasca pembelian.

Dimensi Ekuitas Merek

 


Menurut Aaker (2011:196), Ekuitas merek dibentuk dari lima
dimensi, yaitu: kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand
association), persepsi kualitas (perceived quality), loyalitas merek (brand
loyalti) dan Asset Perusahaan Lainnya (Other Proprietary Brand Asset)
Penjelasan masing-masing dimensi merek adalah sebagai berikut:

  1. Kesadaran merek (Brand awareness), menunjukkan kesanggupan
    seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali
    bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
  2. Asosiasi merek (Brand association), mencerminkan pencitraan suatu
    merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan
    kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga,
    pesaing, selebritis, dan lain-lain.
  3. Persepsi kualitas (Perceived quality), mencerminkan persepsi
    pelanggan terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau
    jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
  4. Loyalitas merek (Brand loyalty), mencerminkan tingkat keterikatan
    konsumen dengan suatu merek produk.
  5. Asset Perusahaan Lainnya (Other Proprietary Brand Asset), Hal-hal
    lain yang tidak termasuk dalam katagori-katagori yang ada, akan tetapi
    ikut berperan serta dalam membangun ekuitas merek