Friday, June 28, 2024

Pengertian Manajemen

 


Manajemen merupakan sebuah proses untuk mengatur sesuatu
yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi. Menurut Hasibuan (2013:2), Manajemen adalah ilmu
dan seni mengatur proses pendayagunaan sumber daya lainnya secara
efisien, efektif, dan produktif merupakan hal yang paling penting untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut George R. Terry dalam
Afifudin (2013:5), Manajemen sebagai suatu proses khas yang terdiri atas
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran
yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lain. Sementara Kotler dan Amstrong (2014:8) berpendapat
bahwa “Management is a set of processes that keep a complicated system
of people and technology running smoothly. The most important aspect of
management include planning, budgeting, organizing, staffing,
controlling, and problem solving”.

Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Kepuasan Konsumen

 


Kepuasan konsumen adalah suatu perasaan senang karena apa yang
diterima konsumen baik berupa produk atau jasa sesuai atau melebihi apa
yang diharapkan. Dan sebaliknya, jika apa yang di terima konsumen tidak
sesuai dengan yang diharapkan maka akan menimbulkan ketidakpuasan
(Dewiva & Thabrani, 2015). Kepuasan konsumen merupakan konsep
penting dalam konsep pemasaran. Dimana kepuasan konsumen menjadi
perhatian yang utama bagi kebanyakan perusahaan. Jika kinerja produk
lebih rendah dari pada harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai
harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat
puas.
Menurut Kotler dan Keller (2006), kepuasan konsumen dapat
dipengaruhi oleh ekuitas merek yang merupakan nilai tambah yang
diberikan pada produk dan jasa, dimana tambah tersebut dapat berupa cara
konsumen berpikir, merasa dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa
pasar dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas merek dapat
mempengaruhi sikap dan rasa percaya diri konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian, baik itu karena pengalaman masa lalu dalam
menggunakan merek, maupun kedekatan dengan merek dan aneka
karakteristik yang dimiliki oleh merek tersebut.

Pengaruh Asosiasi Merek terhadap Kepuasan Konsumen

 Grewal (2013) menyatakan bahwa asosiasi merek (brand association)

mencerminkan hubungan mental pelanggan tentang merek dan fitur-fitur
utama dari merek tersebut, misalnya seperti logo, slogan atau kepribadian
yang menonjol dari merek. Kesan-kesan terkait dengan merek akan semakin
meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam
mengkonsumsi suatu merek tertentu dan mudahnya mendapatkan informasi
tentang merek tersebut. Semakin baik kesan konsumen atas suatu merek
maka konsumen akan semakin puas dalam menggunakan produk atau jasa
dalam merek tersebut. Haisl penelitian yang dilakukan oleh Mutaqin (2019)
menunjukkan bahwa brand associations berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan konsume

Pengaruh Kesadaran Merek terhadap Kepuasan Konsumen

 


Kesadaran merek adalah dimensi mendasar dalam ekuitas merek, yang
membuat sebuah merek dengan mudah muncul dalam benak konsumen
ketika memikirkan mengenai suatu kategori produk tertentu (Shahid et al.,
2017). Kesadaran merek adalah kesanggupan seseorang calon pembeli
untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori produk tertentu. Ketika disebutkan suatu kategori
produk, maka calon pembeli akan langsung mengingat produk yang
memiliki kesadaran merek yang kuat.

Pengaruh Loyalitas Merek terhadap Kepuasan Konsumen

 


Loyalitas merek adalah keadaan komitmen dimana pelanggan memilih
melanjutkan penggunaan dari merek atau membeli kembali merek yang
sama (Mahanani & Sari, 2019). Loyalitas merek terbentuk melalui proses
pembelajaran, yaitu suatu proses dimana konsumen dengan pengalamannya
berusaha mencari produk yang paling sesuai untuknya, dalam arti produk
tersebut dapat memberikan kepuasan yang sesuai dengan harapan dan
kebutuhannya. Jika konsumen sudah setia terhadap merek maka konsumen
tidak akan beralih ke merek yang lain karena konsumen sudah merasa puas
dengan jasa yang diberikan.

Pengaruh Persepsi Kualitas terhadap Kepuasan Konsumen

 


Persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang berkaitan
dengan maksud yang diharapkan pelanggan (Dewiva & Thabrani, 2015).
Persepsi kualitas tidak dapat ditetapkan secara objektif karena merupakan
suatu persepsi dan melibatkan apa yang penting bagi pelanggannya.
Menurut Durianto dalam Dewiva & Thabrani (2015), persepsi kualitas yang
positif akan mendorong kepuasan dan menciptakan loyalitas terhadap
produk tersebut. Persepsi konsumen yang positif merupakan hasil dari rasa
puas atas suatu pembelian yang dilakukannya, sedangkan persepsi yang
negatif merupakan suatu bentuk dari ketidakpuasan konsumen atas produk
atau jasa yang dibelinya

Ekuitas Merek

 


Brand sebagai sebuah istilah, nama, symbol, tanda, atau kombinasi
dari keseluruhan, yang dimana untuk mengidentifikasi jasa atau barang
penjual untuk mendeferensiasikan dari barang ataupun jasa pesaing (Kotler
dan Keller, 2012). Brand atau merek sendiri merupakan hal penting bagi
sebuah perusahaan untuk menunjukkan nilai produk yang ditawarkan
kepada pasar, akan tetapi tidak akan berarti jika tidak mempunyai ekuitas
yang kuat di pasar. Ekuitas merek dapat tercermin dengan bagaimana
konsumen merasa, berpikir, serta bertindak dalam hubungannya dengan
suatu merek. Melalui merek yang kuat perusahaan dapat mengelola asset-
aset mereka dengan baik, memperluas pasar, meningkatkan arus kas,
menetapkan harga premium, meningkatakan penjualan, mengurangi biaya
promosi, meningkatkan keunggulan kompetitif, serta menjaga stabilitas
(Sya'idah, E. H., 2020). Maka dapat disimpulkan brand equity memiliki
peran yang besar terhadap keputusan pembelian dalam suatu produk.
Menurut Tjiptono (2004) ekuitas merek merupakan serangkaian
asset dan kewajiban (liabilities) merek yang berkaitan dengan suatu merek,
nama, dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang
diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan dan/atau
pelanggan perusahaan tersebut. Pada pengambilan suatu keputusan dalam
pembelian, konsumen pada umunya dilakukan beberapa proses atau
tahapan yaitu proses pengenalan akan suatu kebutuhan, penelusuran
terhadap detail informasi, dilakukan evaluasi sebelum serta sesudah
dilakukannya pemebelian. Asy’ar (2012) menyatakan bahwa ekuitas merek
berhubungan dengan nama merek yang dikenal, kesan terhadap kualitas,
asosiasi merek yang kuat, dan asset-aset lainnya seperti paten serta merek
dagang. Ekuitas merek dapat dikatakan rendah jika pelanggan tidak
memiliki ketertarikan pada suatu merek serta membeli hanya karena harga,
karakteristik produk, kenyamanan, serta dengan sedikit memperdulikan
merek. Sedangakan dapat dikatakan tinggi jika brand equity jika
pelanggan cenderung membeli suatu merek walaupun terdapat pesaing
yang menawarkan produk yang lebih unggul, seperti dalam segi harga
serta kepraktisan (Alinegoro, Naibaho, & Sondakh, 2014).
Di samping memberikan nilai bagi konsumen, ekuitas merek juga
memberikan nilai bagi perusahaan dalam bentuk:

  1. Ekuitas merek yang kuat dapat mempertimggi keberhasilan program
    dalam memikat konsumen baru atau merangkul konsumen lama.
    Promosi yang dilakukan akan lebih efektif jika brand dikenal. Brand
    equity yang kuat dapat menghilangkan keraguan konsumen terhadap
    kualitas brand, karena brand diciptakan di dalam benak sehingga
    merek yang sesuai harus dapat mengkomunikasikan kualitas dari
    suatu produk.
  2. Empat dimensi ekuitas merek : kesadaran merek, asosiasi merek,
    persepsi kualitas, dan loyalitas merek, dapat mempengaruhi alasan
    pembelian bahkan seandainya kesadaran merek, asosiasi merek, dan
    persepsi kualitas tidak begitu berpengaruh dalam proses pemilihan
    brand, namun ketiganya tetap dapat mengurangi keinginan
    konsumen untuk mencoba merek-merek lain.
  3. Asosiasi merek juga sangat penting sebagai dasar positioning
    maupun strategi perluasan produk. Suatu analisis terhadap portpolio
    brand sangat diperlukan untuk mengetahui efektifitas dari perluasan
    brand yang telah dilakukan.
  4. Loyalitas merek yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam
    merespon inovasi yang dilakukan para pesaing. loyalitas merek
    adalah salah satu kategori yang dipengaruhi oleh kesadaran merek.
    Nama brand dapat memberikan kesan bahwa produk dibuat dengan
    baik (perceived quality), diyakinkan oleh asosiasi dan loyalitas
    (seorang konsumen yang loyal tidak akan menyukai produk yang
    kualitasnya rendah).
  5. Ekuitas merek yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh
    margin yang lebih tinggi dengan saluran distribusi, toko,
    supermarket, dan tempat-tempat penjualan lainnya tidak akan ragu-
    ragu untuk menerima suatu produk dengan brand equity yang kuat.
    Selain itu, akan memudahkan para pedagang untuk menjual produk
    tersebut dan saluran distribusi dapat berkembang sehingga semakin
    banyak tempat penjualan maka akan semakin memperbesar
    kemungkinan peningkatan volume penjualan.
  6. Aset-aset lainnya dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi
    perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang tidak dimiliki
    oleh pesaing. Biasanya bila dimensi utama dari ekuitas merek yaitu
    kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas
    merek sudah sangat kuat secara otomatis aset ekuitas merek lainnya
    akan kuat