Saturday, June 29, 2024

Kualitas Persepsian (Perceived Quality)

 


Aaker (1997) mengatakan bahwa kualitas persepsian merupakan
persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkan.
Durianto, dkk (2004:96) mendefinisikan persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan
berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

Kesadaran Merek (Brand Awareness)

 


Aaker (1997:61) mendefinisikan Kesadaran merek yaitu
kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah
merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu. Sementara
menurut Hasan Ali (2014:228) kesadaran merek adalah tingkat kesadaran
seseorang untuk mengenal adanya suatu merek sebagai bagian dari kategori
produk.
Durianto, dkk (2004:4) menyatakan bahwa konsumen cenderung
membeli suatu merek yang sudah dikenal, karena dengan membeli merek
yang sudah dikenal, karena dengan membeli merek yang sudah dikenal,
konsumen akan merasa aman dan terhindar dari berbagai resiko pemakaian
dengan asumsi bahwa merek yang sudah dikenal dapat diandalkan.

Ekuitas Merek

 


Kotler dan Keller (2009:258) mendefinisikan ekuitas merek adalah
nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat
tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa, bertindak dalam
hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar dan profitabilitas
yang diberikan merek bagi perusahaan.Kesadaran Merek
Menurut Hasan Ali (2014:226) ekuitas merek adalah serangkaian
aset merek dan aktiva lain yang berhubungan dengan sebuah merek, yang
dapat meningkatkan nilai produk bagi pelanggan . Sementara menurut
Aaker (1997), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek
yang terkait dengan suatu merek, nama, symbol yang mempu menambah
atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik
pada perusahaan dan pelanggan.
Menurut Aaker (1997:23), menyatakan bahwa ekuitas merek dapat
dikelompokkan dalam lima dimensi , yaitu;

  1. Kesadaran merek (brand awareness)
  2. Kualitas persepsian (perceived quality)
  3. Asosiasi merek (brand association),
  4. Loyalitas merek (Brand Loyalty)
  5. Aset-aset merek lain (Other Proprientary Brand Asset)

Hubungan antara Brand Loyality dan Brand Equity

 


Brand loyality merupakan dasar dari brand equity yang diciptakan oleh banyak
faktor, seperti pengalaman menggunakan. Sekelompok pembeli kebiasaan
(habitual buyers) mempunyai nilai yang tinggi karena mereka mewakili sumber
keuntungan yang terus diharapkan mengalir dalam waktu lama dan laju
penyusutan (atrtrition rate) akan lebih rendah untuk mereka yang mempunyai
tingkat loyalitas lebih kuat, dengan demikian menyebabkan nilai mereka
menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu brand loyality memberikan dasar yang
paling penting bagi ekuitas merek dibandingkan dengan dimensi-dimensi lain
(Aaker 2018:61).

Hubungan antara Perceived Quality dan Brand Equity

 Menurut Durianto, dkk (2017:98) Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari

suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut.
Sedangkan Brand equity adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan
jasa (Kotler dan Keller, 2009:263). Persepsi kualitas (perceived quality) yang
dibuat oleh konsumen terhadap produk juga bisa menambah ekuitas merek
seperti konsumen akan membuat presepsi positif terhadap konsumen yang
lainnya sehingga membuat orang terbujuk dan membeli produk tersebut
(Ibrahim 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2013) dengan judul “pengaruh
asosiasi merek, cita merek, sikap merek, terhadap ekuitas merek”
menghasilakan kesimpulan bahwa variabel sikap merek berpengaruh positif
terhadap ekuitas merek

Hubungan antara Brand Awareness dan Brand Equity

 


Menurut Durianto, dkk (2017:12) dalam riset brand equity salah satu faktor yang
sangat penting adalah sejauh mana merek telah tertanam dibenak konsumen,
itulah sebabnya pembahasan pertama brand equity adalah brand awareness.
Konsumen cenderung membeli suatu merek yang sudah dikenal, karena dengan
membeli merek yang sudah dikenal, merek amerasa aman, terhindar dari
berbagai resiko pemakaian dengan asumsi bahwa merek yang sudah dikenal
lebih dapat diandalkan (Durianto dkk, 2017:54). Kesadaran merek memiliki
hubungan erat dengan ekuitas merek dan komponen penyusun ekuitas merek
yang sangat penting, apabila suatu produk sudah dikenali oleh konsumen berarti
memiliki nilai tambah dalam memperkuat ekuitas merek (Ibrahim 2016). Jika
kesadaran merek konsumen rendah terhadap suatu merek, maka ekuitas
merektersebut juga rendah.

Brand Equity (Ekuitas Merek)

 


Menurut Supranto dan Limakrisna (2011:132) Brand equity merupakan nilai
yang ditentukan oleh konsumen pada suatu merek diatas dan diluar karakteristik
/ atribut fungsional dari produk. Menurut Kotler dan Keller (2009:263) Brand
Equity (Ekuitas Merek) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan
jasa. Ekuitas merek dapat tercrmin dalam cara konsumen berpikir, merasa dan
bertindak, dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan
profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.
Menurut Aaker (2018:22) Brand equity (ekuitas merek) adalah
seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama
dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberika oleh
sebuah barang atau jasa kepada perusahaan. Jika nama dan simbol merek diubah,
beberapa atau semua aset atau liabilitas dapat mempengaruhi dan mengalami
kerugian, karena aset dan liabilitas yang menjadi dasar brand equity.
Brand equity yang dibangun dengan kuat pada pikiran pelangggan akan
membuat perusahaaan memiliki posisi yang lebih kuat dalam melakukan
persaingan dengan perusahaan lain, selain itu perusahaan yang mempunyai
brand equity yang kuat akan tetap mampu bersaing, merebut, dan mengasai
pangsa pasar (Sari dan Indira, 2017). Fungsi dan manfaat dari brand equity
sendiri adalah dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi sebuah
perusahaan karena orang lebih cenderung membeli produk yang membawa nama
merek terkenal dan dihormati. Menurut Durianto, dkk (2014 dalam Hesty 2018)
ekuitas merek dapat memberikan nilai bagi perusahaan. Berikut adalah nilai dari
brand equity bagi perusahaan.

  1. Brand equity yang kuat dapat membantu perusahaan untuk menarik minat
    calon konsumen dan menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas
    merek.
  2. Seluruh dimensi brand equity dapat mempengaruhi keputusan pembelian
    konsumen karena brand equity yang kuat mengurangi keinginan konsumen
    berpindah ke merek lain
  3. Konsumen yang memiliki loyalitas yang tinggi terhadap merek tidak akan
    berpindah ke merek pesaing, meskipun pesaing melakukan inovasi produk.
  4. Asosiasi merek akan berguna bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi atas
    keputusan strategi peruluasan merek.
    Kekuatan merek terletak dalam pikiran konsumen dan cara merek
    mengubah respon konsumen terhadap pemasar. Sebuah merek bisa memiliki
    posisi yang kuat dan menjadi modal atau ekuitas bagi suatu perusahaan apabila
    merek tersebut memenuhi empat unsur atau elemen yang meliputi brand
    loyality, brand awareness, perceived quality, dan brand associations (Ernawati
    dkk, 2016).