Monday, July 1, 2024

Faktor-Faktor Komunikasi Pemasaran

 

  1. Jenia Pasar Produk (Type Of Product Market)
    Pemasar konsumen cenderung menghabiskan lebih
    banyak uang untuk promosi penjualan dan periklanan;
    pemasar bisnis cenderung menghabiskan lebih banyak
    uang untuk penjualan personal. Secara umum, penjualan
    personal lebih banyak digunakan untuk barang-barang
    yang kompleks, mahal, berisiko dan di pasar dengan
    jumlah penjual yang lebih sedikit dan lebih besar.
  2. Tahap Kesiapan Pembeli (Buyer-Readiness Stage)
    Alat komunikasi memiliki efektivitas biaya yang
    berbeda-beda pada berbagai tahap kesiapan pembeli.
    Iklan dan publisitas memainkan peran yang paling
    penting dalam tahap pembangunan kesadaran.
    Pemahaman pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan
    penjualan personal. Keyakinan pelanggan sebagian besar
    dipengaruhi oleh penjualan personal. Penjualan personal
    dan promosi penjualan paling membantu dalam menutup
    penjualan. Pemesanan ulang juga sebagian besar
    dipengaruhi oleh penjualan personal, promosi penjualan
    dan sedikit oleh iklan pengingat. Perhatikan juga bahwa
    aktivitas online dapat mempengaruhi hampir semua
    tahap.
  3. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life-Cycle Stage)
    Dalam tahap pengenalan siklus hidup produk, iklan,
    acara, pengalaman, dan publisitas memiliki efektivitas
    biaya tertinggi, diikuti oleh penjualan personal untuk
    mendapatkan cakupan distribusi dan promosi penjualan
    serta pemasaran langsung untuk mendorong uji coba.
    Dalam tahap pertumbuhan, permintaan memiliki
    momentumnya sendiri melalui promosi dari mulut ke
    mulut dan pemasaran interaktif. Iklan, acara,
    pengalaman dan penjualan personal menjadi lebih
    penting pada tahap kedewasaan. Pada tahap penurunan,
    penjualan promosi terus kuat, alat komunikasi lainnya
    berkurang, dan tenaga penjualan hanya memberikan
    produk perhatian minimal (Kotler & Keller, 2016:599).

Komunikasi Pemasaran

 


Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan
perusahaan untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang
produk dan merek yang mereka jual (Kotler & Keller, 2016:580).
Komunikasi pemasaran juga bekerja dengan menunjukkan
kepada konsumen bagaimana dan mengapa suatu produk digunakan,
oleh siapa, dimana dan kapan. Komunikasi pemasaran
memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan merek mereka
ke orang lain, tempat, peristiwa, merek, pengalaman, perasaan, dan
benda. (Kotler & Keller, 2016:581)

Strategi Membangun Brand Awareness

 


Menurut Aaker (2018:105) brand awareness dapat diraih, dipelihara, dan
ditingkatkan dengan beberapa cara sebagai berikut:

  1. Menjadi berbeda dan dikenang
    Suatu pesan kesadaran seharusnya memberikan suatu alasan untuk
    diperhatikan dan seharusnya itu bisa dikenang. Ada banyak cara yang
    dapat dilakukan namun yang paling umum adalah menjadi berbeda
    dan istimewa dari kelas produk tertentu.
  2. Melibatkan sebuah slogan atau jingle
    Sebuah slogan atau jingle lagu bisa menimbulkan pengaruh yang
    besar. Kaitan pada slogan tersebut bisa menjadi lebih kuat apabila
    karakteristik produk divisualkan dan sebuah jingle lagu bisa menjadi
    alat yang jitu dalam menciptakan kesadaran.
  3. Penampakan simbol
    Jika sebuah simbol telah terbentuk atau bisa dikembangkan yang
    berkaitan erat dengan sebuah merek, maka simbil itu akan memainkan
    peran yang besasr dalam menciptakan dan memelihara kesadaran.
    Sebuah simbol mengandung pencitraan visual yang jauh lebih mudah
    diketahui dan diingat kembali dari pada sebuah kata atau frase.
  4. Publisitas
    Periklanan sangat cocok dalam meningkatkan kesadaran karena
    periklanan memunkinkan pesan dan audiens mengalami kedekatan.
    Pada umumnya iklan merupakan suatu cara efesien untuk memberikan
    penampakan.
  5. Sponsor kegiatan
    Peran utama dari sebagian besar sponsor kegiatan adalah menciptakan
    atau memelihara kesadaran. Oleh karena itu seseorang dapat
    mengenali suatu merek secara langsug di televisi, dan dari orang lain
    yang melihat langsung dari suatu kegiatan.
  6. Pertimbangan perluasan merek
    Salah satu cara untuk mendapatkan pengingatan kembali merek adalah
    dengan meletakkan merek tersebut pada merek lain.
  7. Menggunakan tanda-tanda/isyarat
    Kampanye atau iklan pada brand awareness kadang bisa membantu
    dengan memberi tanda-tanda pada produk tersebut, merek atau
    keduanya untuk memberi tanda yang mengarahkan pada suatu
    kampanye atau iklan

Indikator Brand Awareness

 


Menurut Kotler dan Keller (dalam Winadi, 2017:3) terdapat empat
indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen sadar
atau aware terhadap suatu merek, dan indikator-indikator brand awareness
tersebut diantaranya adalah:

  1. Recall
    Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya
    merek apa saja yang diingatnya. Nama merek yang sederhana, mudah
    diingat, mudah di ucapkan, dan memilki arti yang jelas membuat suatu
    merek mudah muncul dalam ingatan konsumen.
  2. Recognition
    Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek
    tersebut ke dalam kategori produk tertentu.
  3. Purchase
    Purchase yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek
    tersebut termasuk pilihan ketika akan membeli sebuah produk.
  4. Consumption
    Consumption yaitu konsumen membeli produk karena merek tersebut
    sudah menjadi top of mind dibenak konsumen.
    Kemampuan konsumen maupun pelanggan untuk mengenali atau
    mengingat merek suatu produk adalah berbeda-beda tergantung pada tingkat
    komunikasi suatu merek oleh perusahaan maupun persepsi konsumen terhadap
    merek yang di tawarkan oleh perusahaan. Oleh karenanya, diperlukan
    pengetahuan untuk mengetahui level brand awareness konsumen guna
    menentukan strategi merek yang tepa

Komponen Brand Awareness

 


Menurut Keller, Parameswaran & Jacob (2019:48) brand awareness
terdiri dari dua komponen atau dimensi utamanya, yakni brand recognition
(pengenalan merek) dan brand recall (ingatan merek) kinerja penarikan kembali
merek tersebut yang akan dijabarkan sebagai berikut:

  1. Brand Recognition
    Brand recognition adalah kemampuan khalayak umum untuk
    mengkonfirmasi suatu brand ketika diberi petunjuk atau petunjuk
    disebut sebagai pengenalan merek. Dengan kata lain, pengenalan
    brand dapat menentukan apakah audiens atau konsumen dapat
    mengenali suatu brand ketika diberi petunjuk. Pengenalan brand
    mengharuskan penggunaan representasi visual seperti logo dan nama.
    Logo dan nama digunakan untuk memperkuat dan menghasilkan
    hubungan yang baik antara brand dan pengetahuan khalayak.
    Perusahaan ingin audiens tidak hanya mengingat tetapi juga
    mengenali logo dan nama brand secara bersamaan.
  2. Brand Recall
    Brand recall adalah ketika konsumen atau audiens diminta untuk
    mengingat brand sebagai dimensi yang lebih dalam dari suatu merek.
    Dimensi ini menilai kemampuan audiens untuk mengingat dan
    kemudian menyebutkan brand tersebut ketika disajikan dengan
    beberapa indikator. Kategori produk, peluang penggunaan, elemen
    merek, pemenuhan kebutuhan adalah indikator penarikan merek.

Elemen-elemen Cyber Public Relations

 


Untuk dapat mencapai kesuksesan dalam melakukan praktik Public
Relations secara online, terdapat lima elemen dasar Online Public Relations yang
harus di perhatikan oleh para praktisi PR. Elemen tersebut seperti yang di jelaskan
oleh Phillips & Young dalam (Yananingtyas 2020:202) adalah sebagai berikut;

  1. Transparency
    Cyber Public Relations membutuhkan Transparency dalam
    memberikan informasi kepada masyarakat ataupun bagian dari
    organisasi ataupun perusahaan. Berikut beberapa jenis transparency:
    a. Radical Transparency
    Pada bagian ini pihak manajemen sebuah organisasi ataupun
    perusahaan memaparkan keputusan-keputusan radikal kepada
    publik.
    b. Controlled Transparency
    Informasi yang disampaikan melalui internet harus selalu di
    kontrol oleh divisi Public Relations.
    c. Institutional Transparency
    Informasi disampaikan mengenai suatu kebijakan dengan institusi
    lain disampaikan oleh lembaga atau instansi lain tersebut, tanpa
    perlu adanya penyampaian informasi dari divisi Public Relations.
    d. Overt Transparency
    Penyampaian informasi untuk masyarakat atau bagian terpenting
    dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi disampaikan melalui
    media sosial.
    e. Convert Transparency
    Beberapa informasi harus disaring ulang informasi tersebut kepada
    publik.
    f. Unintentional Transparency
    Data maupun informasi perusahaan atau organisasi dapat ditarik
    melalui internet. Data tersebut berada di internet bukan karena
    intensitas dari perusahaan maupun organisasi.
  2. Internet Porosity
    Porosity menurut Philips dan Young adalah transparency yang tidak
    sengaja dilakukan oleh praktisi Public Relations. Saat ini kemudahan
    berinteraksi antara praktisi Public Relations dan juga masyarakat
    melalui media sosial. Kemudahan dalam berinteraksi dapat
    menyebabkan Public Relations memberikan beberapa informasi yang
    bias ataupun tidak layak untuk diberikan ke publik. Sebagai contoh
    dokumen pribadi internal yang hanya ditampilkan ketika rapat
    berlangsung dibagikan ke khalayak luas lewat berbagai media sosial.
    Karena hal tersebut dapat menimbulkan informasi yang bias untuk
    masyarakat.
  3. The Internet As an Agent
    Adalah internet sebagai salah satu agen untuk menyampaikan
    informasi-informasi ke masyarakat. Karena penyampaian secara
    daring inilah akan menimbulkan pemaknaan oleh setiap perorangan
    yang mendapatkan informasi tersebut secara berbeda.
  4. Richness in Content and Reach
    Adalah kekayaan informasi dapat muncul dan diberikan melalui
    jangkauan dari internet. Lembaga pemerintahan memberikan
    informasi-informasi mengenai pemerintahan dalam situs-situs resmi
    seperti website dan berbagai media sosial. Karena hal tersebut semua
    orang dapat melihat citra dari organisasi maupun perusahaan melalui
    media yang dipunyai oleh lembaga tersebut.

Manfaat Cyber Public Relations

 


Ada banyak manfaat yang di dapatkan melalui aktivitas Cyber Public
Relations. Menurut Onggo (2017: 5) secara garis besar ada enam potensi yang
dapat di manfaatkan melalui Cyber Public Relations:

  1. Komunikasi konstan
    Internet adalah media yang tidak pernah terlelap setiap harinya.
    Melalui internet Public Relations dapat mengjangkau publiknya
    hingga ke seluruh dunia.
  2. Respon yang cepat
    Internet memungkinkan para pelaku Cyber Public Relations untuk
    mendapat respon yang cepat terhadap semua permasalahan serta
    pertanyaan prospek pelanggan.
  3. Pasar global
    Internet telah menjembatani jurang pemisah geograri melalui
    hubungan yang terjadi di dunia maya. Melalui internet memudahkan
    Public Relations untuk berkomunikasi dengan pasar global yang ada
    di seluruh dunia dengan biaya yang cukup murah.
  4. Interaktif
    Internet adalah media yang sangat interaktif, feedback dengan mudah
    didapatkan melalui media sosial yang di gunakan oleh Public
    Relations.
  5. Komunikasi dua arah
    Komunikasi dua arah terjalin antara organisasi atau instansi dengan
    publiknya. Melalui Cyber Public Relations dapat membangun
    hunungan yang kuat dan bermanfaat.
  6. Hemat
    Melalui Cyber Public Relations dapat membantu suatu instansi atau
    organisasi untuk menghemat biaya, pasalnya tidak lagi dibutuhkan
    biaya cetak yang terhitung mahal.
    Menurut Onggo dalam (Yuniani: 2021) kegiatan Cyber Public Relations tersebut
    dapat menghasilkan apa yang disebut sebagai 3R bagi perusahaan, yaitu:
  7. Relations
    mampu berinteraksi dengan berbagai target audiens untuk
    membangun hubungan dan citra perusahaan.
  8. Reputasi
    Asset yang paling penting dalam suatu bisnis. Cyber Public Relations
    merupakan seni dalam membangun reputasi online secara
    berkesinambungan.
  9. Relevan
    Mengupayakan agar kegiatan insiatif Public Relations secara
    online relevan dengan target publik korporat.