Tuesday, July 2, 2024

Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

 


Menurut Panggabean (2017:67), penilaian prestasi kerja dilakukan
untuk memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajer sumber daya
manusia yang lain, seperti perencanaan SDM, penarikan dan seleksi,
pengembangan SDM, perencanaan dan pengembangan karir, program-
program kompensasi, promosi, demosi, pensiun, dan pemecatan.
Menurut Hasibuan (2015:89) tujuan dari penilaian prestasi kerja, yaitu:
1) Sebagai dasar pengambilan keputusan untuk promosi, demosi,
pemberhentian, penetapan balas jasa.
2) Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan
perusahaan.
3) Untuk mengukur prestasi kerja.
4) Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan
keefektivitas jadwal kerja, metode kerja, kondisi kerja, dan gaya
pengawasan.
5) Sebagai indikator menentukan kebutuhan latihan bagi karyawan.
6) Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan.
7) Sebagai alat untuk melihat kelebihan dan kekurangan karyawan
perusahaan.

Penilaian Prestasi Kerja

 


Penilaian prestasi kerja merupakan sarana untuk memperbaiki
pegawai yang tidak melakukan tugasnya dengan baik di dalam
organisasi. Setia organisasi selalu mengharapkan memperoleh pegawai
yang memiliki prestasi kerja yang baik. Oleh sebab ituorganisasi selalu
melakukan penilaian prestasi kerja pegawai untuk mengetahui prestasi
kerja para pegawainya selama periode waktu tertentu, apakah terjadi
peningkatan prestasi kerja atau bahkan terjadi sebaliknya. Jika dari
hasil penilaian tersebut diperoleh data bahwa terjadi penurunan
prestasi kerja pegawai, pihak personalia perlu mencari tahu sebabnya
agar dapat mencari solusinya. Kegiatan ini dapat memperbaiki
keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada
para pegawai tentang pelaksanaan prestasi kerja. Prestasi kerja yang
baik akan mempengaruhi kualitas jasa.
Menurut Hasibuan (2015:94) penilaian prestasi kerja merupakan
kegiatan manajer untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan serta
menetapkan kebijaksanaan selanjutnya. Sedangkan menurut
Mangkunegara (2015:12) penilaian prestasi kerja adalah Suatu proses
yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang pegawai
melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Menurut Rivai (2016:563), prestasi kerja dapat dinilai berdasarkan
tiga (3) aspek-aspek penting, yaitu:
1) Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan,
metode, teknik, dan peralatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang
diperolehnya
2) Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami
kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit
masing-masing ke dalam bidang operasional perusahaan secara
menyeluruh, yang pada intinya individual tersebut memahami
tugas, fungsi serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan
perusahaan.
3) Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakukan
negosiasi, dan lain-lain

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

 Menurut Sutrisno (2015:95) banyak faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi kerja pegawai antara lain:
1) Kesetiaan
Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan pegawai menjaga dan
membela organisasi di dalam maupun di luar dari rongrongan
orang yang tidak bertanggungjawab.
2) Kejujuran
Yaitu Kejujuran pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya
dalam memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri.
3) Kedisiplinan
Yaitu disiplin pegawai dalam memenuhi peraturan-peraturan yang
ada dan mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang
diberikan kepadanya.
4) Kreativitas
Yaitu kemampuan pegawai dalam mengembangkan kreativitasnya
untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga bekerja lebih berdaya
dan berguna.
5) Motivasi
Yaitu proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan
seorang individu untuk mencapai tujuannya.
6) Komunikasi
Yaitu kesediaan pegawai itu berpartisipasi dan bekerjasama dengan
karyawan lainnya.
7) Kepemimpinan
Yaitu Kemampuan seorang pemimpin untuk memimpin,
berpengaruh, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa
dan dapat memotivasi orang lain atau bawahannya untuk bekerja.
8) Kepribadian
Yaitu sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai yang baik dan
penampilan simpatik serta wajar dari pegawai tersebut.
9) Lingkungan Kerja
Bagian komponen yang sangat penting di dalam karyawan
melakukan aktivitas bekerjanya.
10) Kompensasi
Segala sesuatu yang diterima dapat berupa fisik maupun non fisik
dan harus dihitung dan diberikan kepada seseorang yang umumnya
merupakan objek yang dikecualikan dari pajak pendapatan.
11) Tanggung jawab
Yaitu Kesediaan pegawai dalam mempertanggung jawabkan
kebijaksanaannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan
prasarana yang dipergunakannya, perilaku.
Menurut Mangkunegara (2015:67) faktor yang mempengaruhi
Pencapaian prestasi kerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor
motivasi (motivation).
1) Faktor kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan (knowledge + skill).
Artinya, pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120)
dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil
dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih
mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
2) Faktor Motivasi
Motivasi tumbuh dari sikap (attitude) seorang pegawai yang
menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi
yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai
tujuan perusahaan

Pengertian Prestasi Kerja

 Pada dasarnya tujuan bersama yang ingin diwujudkan oleh

organisasi adalah mencari keuntungan. Oleh karena itu, diperlukan
karyawan-karyawan yang mempunyai prestasi kerja yang tinggi.
Menurut Mangkunegara, (2015:9), Prestasi kerja adalah hasil kerja
(output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM per satuan
periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan
tanggung jawab yang dibeikan kepadanya.
Menurut Sutrisno (2015:151) prestasi kerja adalah hasil kerja yang
telah dicapai seseorang daritingkah laku kerjanya dalam melaksanakan
aktivitas kerja. Sedangkan, menurut Hasibuan (2015:94) prestasi kerja
adalah suatu hasil kerja yang dicapai karyawan dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Menurut
Hariandja (2016 : 194) prestasi kerja adalah unjuk kerja yang
merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku
nyata yang ditampilkan sesuai dengan peranya dalam organisasi.

Hubungan Konflik Kerja dengan Kinerja Karyawan

 


Menurut Aldag dalam (Wahyu dan Akdon, 2005:87) mengemukakan bahwa
hubungan performasi kerja adalah “Hubungn antara konflik dengan kinerja
perusahaan menunjukkan bahwa, apabila tingkat konflik optimal yaitu tingkat
konflik sangat fungsional maka kinerja akan maksimal. Bila konflik terlalu rendah,
performasi perusahaan mengalami stagnasi atau rendah dan perusahaan menjadi
lambat dalam menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan lingkungan. Jika
tingkat konflik terlalu tinggi, akan timbul kendala, tidak kooperatif, dan
menghalangi pencapaian tujuan perusahaan tersebut”. Penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad Yofandi (2017) mengatakan Konflik kerja, berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan

Hubungan Perilaku Kerja dengan Kinerja Karyawan

 


Menurut Jong & Hartog (2008:5), perilaku kerja inovatif merupakan
perilaku individu yang bertujuan untuk mengenalkan ide, proses, produk atau
prosedur baru dan berguna kepada kelompok atau organisasi. Perilaku kerja inovatif
sangat dibutuhkan dalam pengembangan organisasi dan meningkatkan kinerja
melalui perbaikan atau efisiensi berbagai aktifitas melalui inovasi yang dihasilkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Larsen Barasa, Agus Leonard togatorop, dan
Mutiara Szeze (2021) mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan positif
antara perilaku kerja dengan kinerja karyawan

Hubungan Sikap Kerja dengan Kinerja Karyawan

 


Sikap kerja yang baik juga menjadi salah satu faktor yang penting agar
kinerja dapat berjalan secara optimal. Menurut Kreitner dan Kinicki (2008),
dijelaskan bahwa sikap kerja adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk
merespon secara konsisten terhadap sikap yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan dengan rasa menghargai kepada suatu objek tertentu. Menurut
George dan Jones (2005), sikap kerja adalah kumpulan perasaan, kepercayaan, dan
pemikiran tentang cara berperilaku yang dipegang oleh seseorang tentang pekerjaan
dan organisasinya