Saturday, July 13, 2024

Keputusan Pembelian Impulse buying

 


Impulse buying pada produk convenience good yaitu barang yang dibutuhkan
konsumen dan dibeli tanpa menyediakan banyak waktu. Barang ini sering tidak memerlukan
layanan,tidak mahal dan biasaya dibeli karena kebiasaan.Pembelian impulsif merupakan
suatu pembelian yang terjadi akibat adanya keinginan yang kukuh untuk membeli sesuatu
secepatnya yang biasanya dilakukan dengan tidak memikirkan konsekuensi (Utami
2010,dalam Hani zulfa)
Pembelian impulsif terjadi ketika konsumen mengalami pengalaman tiba-tiba,
memiliki dorongan yang kuat dan keras hati untuk membeli sesuatu dengan segera.Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembelian impulsif adalah pembelian yang tidak direncanakan, dimana
karakteristiknya adalah pengambilan keputusannya dilakukan dalam waktu yang relatif cepat
dan adanya keinginan untuk memiliki secara cepat tanpa memikirkan konsekuensi yang
diterimanya.
Perilaku pembelian merupakan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan. Dalam
pemenuhannya tersebut konsumen kadang melakukan pembelian impulsif. Pelanggan yang
sering melakukan pembelian secara impulsif sering kali mempunyai perhatian yang sangat
rendah terhadap potensi terjadinya dampak negatif sebagai hasil tindakan yang mereka
lakukan. Klasifikasi dapat diketahui motif orang melakukan pembelian impulsif. Kadang
orang melakukan pembelian produk karena membutuhkan produk tersebut untuk beberapa
hari ke depan guna menghemat waktu, biaya dan tenaga maka dia melakukan pembelian
impulsif produk tersebut pada saat belanja. Hal tersebut mengindentifikasikan bahwasannya
tidak semua pembelian impulsif merupakan perilaku yang berdampak negatif. Perilaku
pembelian secara impulsif sendiri memiliki tingkatan yang berbeda pada setiap konsumen.
Tingkat impulsifitas konsumen dapat dipengaruhi oleh tingkat kemapanan, gaya hidup,
keluarga dan faktor demografis konsumen yang variatif, seperti faktor usia, jender, latar
belakang pendidikan, tingkat pendapatan keluarga, dan komposisi keluarga

Tipe dan Karateristik Pembelian Impulse Buying

 


Menurut utami (2010:68) Pembelian impulsif dibagi 4 tipe yakni diantaranya:
1.Pure Impulse Buying, merupakan pembelian secara impulsif yang dilakukan karena adanya
luapan emosi dari konsumen sehingga melakukan pembelian terhadap produk di luar
kebiasaan pembeliannya.

  1. Reminder Impulse Buying, merupakan pembelian yang terjadi karena konsumen tiba-
    tiba teringat untuk melakukan pembelian produk tersebut. Dengan demikian konsumen
    telah pernah melakukan pembelian sebelumnya atau telah pernah melihat produk tersebut
    dalam iklan.
  2. Suggestion Impulse Buying, merupakan pembelian yang terjadi pada saat konsumen
    melihat produk, melihat tata cara pemakain atau kegunaannya, dan memutuskan untuk
    melakukan pembelian. Suggestion impulse buying dilakukan oleh konsumen meskipun
    konsumen tidak benar-benar membutuhkannya dan pemakainnya masih akan digunakan
    pada masa yang akan datang.
  3. Planned Impulse Buying, merupakan pembelian yang terjadi ketika konsumen membeli
    produk berdasarkan harga special dan produk-produk tertentu yang tidak tengah
    diperlukan dengan segera.
    Menurut Engel et al (2003),Impulse buying mempunyai karaktersitik yaitu sebagai
    berikut:
  4. Spontanitas: pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli
    sekarang, sering sebagai respons terhadap stimulasi visual yang langsung ditempat
    penjualan.
  5. Kekuatan, kompulsi, dan intensitas: mungkin ada motivasi untuk mengesampingkan
    semua yang lain dan bertindak seketika.
  6. Kegairahan dan stimulasi: desakan mendadak untuk membeli sering disertai emosi yang
    dicirikan sebagai “ menggairahkan “, “menggetarkan”, dan “liat”
  7. Ketidakpedulian akan akibat: desakan untuk membeli dapat menjadi begitu sulit ditolak
    sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan

Faktor- Faktor yang mempengaruhi Pembelian Impulse buying

 


Faktor-faktor yang mempengaruhi impulse buying ada yaitu:

  1. Produk
    Dengan karakteristik harga murah, kebutuhan kecil atau marginal, produk jangka pendek,
    ukuran kecil, dan toko yang mudah dijangkau.
  2. Pemasaran atau marketing
    Yang meliputi distribusi dalam jumlah banyak outlet yang self service, iklan melalui media
    massa yang sangat sugestibel dan terus menerus, iklan dititik penjualan, posisi display dan
    lokasi yang menonjol.
  3. Karakteristik konsumen
    Seperti kepribadian, jenis konsumen, sosial demografi atau karakteristik sosial. Berdasarkan
    hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa impulse buying dipengaruhi oleh berbagai faktor
    internal dan eksternal dapat dijelaskan dibawah ini.
    a.faktor internal
    Faktor internal seperti emosi positif yang akan memotivasi konsumen dalam melakukan
    pembelian, sedangkan emosi negatif justru akan menghambat proses pembelian. Emosi pada
    umumnya di picu oleh peristiwa lingkungan.
    Menurut Solomon suasana hati atau emosi seseorang atau kondisi psikologis pada saat
    pembelian dapat memiliki dampak besar pada apa yang dia beli atau bagaimana ia menilai
    pembeliannya. Ketika seorang konsumen merasakan suasana yang baik ketika berbelanja
    maka konsumen tersebut akan merasa nyaman dan timbullah emosi positif dalam
    dirinya.(dalam Sukma, 2012)
    Menurut Utami (2010) manusia mengeskpresikan emosi dalam tiga dimensi. Pertama,
    menyenangkan – tidak menyenangkan (pleasure –displeasure).
    Kedua, menggairahkan – tidak menggairahkan (arousal – nonarousal).
    Ketiga, dominan – patuh (dominance – submissivennes)
    b.faktor eksternal
    Faktor ekternal yang berupa stimulus yang diciptakan di dalam lingkungan toko, seperti
    barang-barang, promosi insentif, harga, fasilitas fisik berupa: pencahayaan, musik, dan
    aroma

Pengertian Impulse Buying

 


Pembelian impulsif merupakan suatu pembelian yang terjadi akibat adanya keinginan
yang kukuh untuk membeli sesuatu secepatnya yang biasanya dilakukan dengan tidak
memikirkan konsekuensi yang diterimanya.
Menurut Iyer(Faishal Fahd,2015) yang dibuktikan sebagai suatu kegiatan pembelian
yang berhubungan dengan lingkungan dan keterbatasan waktu dalam berbelanja, dimana rute
pembelian yang mereka lakukan semestinya berbeda.Rute tersebut dapat dibedakan
melalui hirarki impulse yang memperlihatkan bahwa perilaku di dasarkan pada respon
afektif yang dipengaruhi oleh perasaan yang kuat impulse buying,sehingga terjadi ketika
terdapat perasaan positif yang sangat kuat yang kemudian diikuti oleh sikap pembelian.
Menurut Rook dan Fisher(Sukma,2012)pembelian impulsif adalah kecendrungan
konsumen untuk melakukan pembelian secara spontan, tidak terefleksi, secara terburu-
buru didorong oleh aspek psikologis emosional terhadap suatu produk dan tergoda oleh
persuasi dari pemasar. Rook juga menjelaskan bahwa pembelian impulsif terjadi ketika
konsumen mengalami pengalaman tiba-tiba, memiliki dorongan yang kuat dan keras hati
untuk membeli sesuatu dengan segera

Indikator Online Shopping Enjoyment

 Ada empat indikator yang dipercaya sangat penting dalam konsep

kenikmatan berbelanja yaitu Aksesbilitas, Suasana, Mendapat Perhatian dan
Sikap pelayanan (Hart et al., 2006).
Berikut Pembahasannya:
1) Aksesbilitas, merujuk pada kemudahan dan ketersediaan layanan serta
fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengakses dan
menggunakan platform e-commerce Shopee dengan mudah dan efektif.
2) Suasana, merujuk pada lingkungan atau kondisi yang dapat dirasakan
oleh pengguna ketika berinteraksi dengan platform belanja online
Shopee. Suasana ini mencakup berbagai aspek, mulai dari tata letak situs
web, desain antarmuka pengguna, hingga keseluruhan pengalaman
berbelanja yang dirasakan oleh pengguna saat menggunakan Shopee.
3) Mendapat perhatian, merujuk pada cara-cara atau strategi yang dapat
diadopsi oleh penjual atau bisnis untuk membuat produk atau toko
mereka menonjol di platform belanja online Shopee. Perhatian ini
penting karena semakin banyak pengguna yang melihat atau tertarik
pada produk atau toko, semakin besar peluang untuk mendapatkan
penjualan.
4) Sikap pelayanan, merujuk pada pendekatan dan perilaku yang diadopsi
oleh Shopee, sebagai platform e-commerce, dalam memberikan layanan
kepada pelanggan dan penjual di dalam ekosistemnya.

Pengertian Online Shopping Enjoyment

 


Online Shopping Enjoyment mengacu pada tingkat kesenangan atau
kepuasan yang dirasakan oleh individu saat berbelanja secara online. Ini
mencakup aspek-aspek positif yang terkait dengan pengalaman berbelanja di
platform e-commerce atau toko online.
Online Shopping Enjoyment, yang didefinisikan sebagai kegembiraan
yang timbul selama proses berbelanja, menunjukkan bahwa konsumen yang
menikmati berbelanja cenderung melakukan penjelajahan lebih sering, bahkan
tanpa niat awal untuk melakukan pembelian, hanya karena mereka menikmati
pengalaman berselancar (Kharisma & Ardani, 2018). Terdapat kemungkinan
bahwa konsumen yang pada awalnya hanya ingin melihat-lihat, dapat tertarik
untuk melakukan Impulsive Buying ketika melihat produk yang menarik.
Online Shopping Enjoyment adalah ciri individual pembeli yang
menunjukkan kecenderungan bahwa berbelanja itu menyenangkan dan bisa
memberikan pengalaman yang menggembirakan (Badgayan & Verma, 2014).
Kenikmatan berbelanja diusulkan sebagai sikap hedonis yang lebih
berorientasi eksperimental dan berkaitan dengan sejauh mana konsumen
merasakan kesenangan dari suatu produk (Goyal & Mittal, 2007).
Online Shopping Enjoyment merujuk pada kegembiraan yang diperoleh
dari seluruh proses berbelanja, terutama dalam konteks berbelanja online (Hart
et al., 2006).

Indikator Flash Sale

 


Flash Sale merupakan penurunan harga produk dari harga normalnya
selama periode waktu tertentu, Indikator Flash sale menurut pandangan
(Sutisna, 2012), yaitu sebagai berikut :
1) Besarnya potongan harga
Besarnya potongan harga Merupakan jumlah atau persentase
pengurangan dari harga normal suatu produk atau layanan.
2) Masa potongan harga
Masa potongan harga adalah Merujuk pada periode waktu tertentu di
mana produk atau layanan diberikan harga diskon.
3) Jenis produk yang mendapatkan potongan harga
Jenis Produk yang mendapat potongan harga merujuk pada jenis produk
atau layanan tertentu yang diberikan penurunan harga sebagai bagian dari
strategi pemasaran atau promosi.