Thursday, June 27, 2024

Persepsi Brand Trust

 


Ferinadewi (2008;153) menjelaskan alur kepercayaan konsumen pada merek ,
dimana janji kinerja merek berpengaruh terhadap harapan konsumen sehingga
menghasilkan kepercayaan dan tidak percaya pada merek. Kedua komponen
kepercayaan merek bersandar pada penilaian konsumen yang subjektif atau
didasarkan pada beberapa persepsi, yaitu:

  1. Persepsi konsumen terhadap manfaat yang dapat diberikan produk/merek.
  2. Persepsi konsumen akan reputasi merek, persepsi konsumen akan kesamaan
    kepentingan dirinya dan penjual, dan persepsi mereka apada sejauh mana
    konsumen dapat mengendalikan penjual dan persepsi

Pengukuran Brand Trust

 


Menurut Kustini (2011: 23), brand trust dapat diukur melalui dimensi viabilitas
(dimension of viability) dan dimensi intensionalitas (dimension of intentionality).

  1. Dimension of Viability
    Dimensi ini mewakili sebuah persepsi bahwa suatu merek dapat memenuhi
    dan memuaskan kebutuhan dan nilai konsumen. Dimensi ini dapat diukur
    melalui indikator kepuasan dan nilai (value).
  2. Dimension of Intentionality
    Dimensi ini mencerminkan perasaan aman dari seorang individu terhadap
    suatu merek. Dimensi ini dapat diukur melalui indikator security dan trust.

Karakteristik Brand Trust

 


Lau dan Lee (2005;44) mengemukakan terdapat tiga karakteristik penting sebagai
determinan kepercayaan pelanggan terhadap merek, yaitu :

  1. Brand characteristics
  2. Company characteristics
  3. Consumer brand characteristics
  4. Brand Characteristics (Karakteristik Merek)
    Karakteristik merek memainkan peran yang vital dalam menentukan apakah
    pelanggan memutuskan untuk percaya pada suatu merek. Berdasarkan pada
    penelitian kepercayaan interpersonal, individu–individu yang dipercaya
    didasarkan pada reputation, predictability dan competence dari individu
    tersebut (Lau dan Lee, 2005:44). Dalam kontek hubungan pelanggan merek,
    kepercayaan pelanggan di bangun berdasarkan pada reputasi merek,
    prediktabilitas merek, dan kopetensi merek. Penjelasan dari tiga karakteristik
    merek dapat di tunjukan sebagai berikut :
    a. Brand reputation
    Brand reputation berkenaan dengan opini dari orang lain bahwa merek itu
    baik dan dapat di andalkan (reliable). Reputasi merek dapat di
    kembangkan bukan saja melalui advertising dan public relation, tapi juga
    di pengaruhi oleh kualitas dan kinerja produk. Pelanggan akan
    mempersepsikan bahwa sebuah merek memiliki reputasi baik jika sebuah
    merek dapat memenuhi harapan mereka, maka reputasi merek yang baik
    tersebut akan memperkuat kepercayaan pelanggan.
    b. Brand predictability
    Brand predictability berkenaan dengan kemampuan suatu kelompok untuk
    memprediksi prilaku dari kelempok lain. Predictability brand adalah
    merek yang memungkinkan pelanggan untuk meharapkan bagaimana
    sebuah merek akan memiliki performance pada setiap pemakaian.
    Predictability mungkin karena tingkat konsistensi dari kualitas produk.
    Brand predictability dapat meningkatkan keyakinan konsumen
    mengetahui bahwa tidak ada sesuatu yang tidak di harapkan akan terjadi
    ketika menggunakan merek tersebut. Karena itu, brand predictability akan
    meningkatkan kepercayaan terhadap merek karena predictability
    menciptakan ekspetasi positif.
    c. Brand competence
    Brand competence adalah merek yang memiliki kemampuan untuk
    menyelesaikan permasalahan yang di hadapi oleh pelanggan, dan dapat
    memenuhi kebutuhannya. Kemampuan berkaitan dengan keahlian dan
    karakteristik yang memungkinkan suatu kelompok memiliki pengaruh
    dalam suatu wilayah tertentu. Ketika diyakini bahwa sebuah merek itu
    mampu untuk menyelesaikan permasalahan dalam diri pelanggan, maka
    pelanggan tersebut mungkin berkeinginan untuk meyakini merek tersebut.
  5. Karakteristik Perusahaan (Company Characteristics)
    Karakteristik perusahaan juga dapat di pengaruhi tingkat kepercayaan
    pelanggan pada sebuah merek. Pengetahuan konsumen terhadap perusahaan
    kemungkinan akan mempengaruhi penilaiannya terhadap merek perushaan.
    Karakteristik perusahaan yang berpengaruh terhadap kepercayaan pelanggan
    pada sebuah merek adalah kepercayaan pelanggan terhadap perushaan,
    reupatasi perusahaan, motif – motif dari perusahaan yang di persepsikan, dan
    intergritas perusahaan yang dipersepsikan yang termasuk kedalam
    karakteristik perusahaan sebagai berikut.
    a. Trust In ecompany
    Trust Indecompany dalam kasus perusahaan dan mereknya, perusahaan
    merupakan entitas terbesar dan merek merupakan entitas terkecil dari
    entitas terbesar tersebut. Sehingga, pelanggan yang percaya terhadap
    perusahaan kemungkinan percaya terhadap mereknya.
    b. Company Reputation
    Company Repotation ketika pelanggan mempersepsikan opini orang lain
    bahwa perusahaan dikenal adil dan jujur, maka pelanggan akan merasa
    lebih aman dalam memperoleh dan menggunakan merek perusahaan.
    Dalam kontek saluran perusahaan, ketika perusahaan di nilai memiliki
    reputasi yang baik, maka pelanggan kemungkinan besar akan percaya
    pada pengecer dan vendor.
    c. Company perceived motives
    Motif–motif dari partner pertukaran yang di persepsikan akan
    mempengaruhi kepercayaan terhadap patner tersebut. Internationality
    merupakan cara yang mana kepercayaan di bangun dalam hubungan
    antara penjual dan pembeli. Sama halnya dengan penelitian yang
    dilakukan oleh Jones et al, benevolence of motives merupakan faktor
    penting dalam suatu hubungan. Dalam konteks merek, ketika pelanggan
    mempersepsikan suatu perusahaan layak dipercaya dan bertindak sesuai
    dengan kepentingan mereka, maka pelanggan akan mempercayai merek
    perusahaan.
    d. Company Integrity
    Integritas perusahaan merupakan persepsi pelanggan yang melekat pada
    sekumpulan dari prinsip–prinsip yang dapat diterima. Perusahaan yang
    memiliki integritas tinggi tergantung pada konsistensi dari tindakannya di
    masa lalu, komunikasi yang akurat tentang perusahaan dari kelompok lain,
    keyakinan bahwa perusahaan sense of justice yang kuat, serta tindakannya
    sesuai dengan janji–janjinya. Jika perusahaan dipersepsikan memiliki
    integritas tersebut, maka kemungkinan merek perusahaan akan dipercaya
    oleh pelanggan.
  6. Karakteristik Pelanggan Merek (Consumer-Brand characteristics)
    Suatu hubungan tidak satu arah, setiap kelompok dapat mempengaruhi
    kepercayaan pelanggan terhadap merek. Karakteristik dalam hubungan
    pelanggan dengan merek mencangkup kesamaan (similarity) antara self-
    concept pelanggan dengan citra merek, kesukaan pelanggan terhadap merek,
    pengalaman pelanggan, kepuasan pelanggan, serta dukungan dari rekan (peer
    support). Penjelasan yang termasuk kedalam karakteristik merek sebagai
    berikut :
    a. Similarity Between Consumer Self-Concept dan Brand Personality 
    Penelitian dalam hubungan interpersonal menunjukan bahwa similaritas
    dari karakteristik dua kelompok dapat memberikan kecenderungan
    tumbuhnya kepercayaan. Seorang pelanggan mengevaluasi dan menilai
    sebuah merek jika sebuah merek memiliki kesamaan dengan dirinya
    sendiri. Jika atribut atau personality fisik merek di nilai sama dengan self-
    image pelanggan, maka pelanggan kemungkinan untuk mempercayai
    merek tersebut.
    b. Liking the Brand
    Untuk mengawali suatu hubungan, suatu kelompok harus disenangi oleh
    kelompok lain. Dalam pemasaran konsumen, jika seorang pelanggan suka
    terhadap suatu merek, maka pelanggan tersebut kemungkinan besar akan
    mempercayai merek itu.
    c. Experience with the Brand
    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, konsumen belajar dari
    pengalaman masa lalunya, dan perilaku di masa akan datang dapat
    diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Ketika konsumen
    memperoleh pengalaman lebih dengan sebuah merek, maka mereka akan
    memahami merek dengan lebih baik dan menumbuhkan kepercayaan lebih
    terhadap merek tersebut.
    d. Satisfaction with the Brand
    Kepuasan terhadap sebuah merek dapat didefinisikan sebagai hasil dari
    evaluasi subjektif bahwa merek alternatif yang dipilih memenuhi atau
    melampaui ekspektasi konsumen mengidentifikasi bahwa pemenuhan janji
    (promise) merupakan antecedent bagi kepercayaan dalam hubungan
    pemasaran industri. Ketika pelanggan puas dengan suatu merek setelah
    menggunakan merek tersebut, maka pada situasi yang sama kepuasan
    pada suatu merek juga akan terpenuhi. Ketika suatu merek telah
    mempertahankan janjinya, maka pelanggan kemungkinan besar akan
    mempercayai merek tersebut.
    e. Peer Support
    Faktor yang penting dalam menentukan perilaku individu adalah pengaruh
    individu lainnya, dan menyatakan bahwa pengaruh sosial merupakan
    faktor yang penting dalam menentukan perilaku konsumen. Karena itu,
    pelanggan kemungkinan akan percaya terhadap merek yang mana
    orang/pihak lain yang berarti bagi mereka memperlihatkan
    kepercayaannya pada suatu merek

Pengertian Brand Trust

 


Menurut Lau dan Lee (2007:28) kepercayaan pelanggan pada merek (brand
trust) didefinisikan keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan
risiko-risiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan
hasil yang positif.
Menurut Costabile dikutip oleh Ferrinadewi (2008:146) kepercayaan merek
adalah persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada
pengalaman atau lebih pada urut-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh
terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan.
Morgan dan Hunt (2005;21) mengonseptualisasikan trust (kepercayaan)
ketika satu kelompok memiliki keyakinan bahwa partner pertukaran memiliki
reliabilitas dan integritas. Kepercayaan sebagai suatu keadaan yang melibatkan
ekspektasi positif mengenai motif-motif dari pihak lain yang berhubungan dengan
diri seseorang dalam situasi yang berisiko. Kepercayaan cukup penting dalam
relational exchange. Menurut Speakman (2005;25) dalam Morgan dan Hunt
(2005:34) :
“Kepercayaan merupakan cornerstone of the strategic partnership karena
karakteristik hubungan melalui kepercayaan sangat bernilai yang mana suatu
kelompok berkeinginan untuk menjalankan komitmen terhadap dirinya atas
hubungan tersebut.”
Menurut Lau dan Lee (2007:30) kepercayaan merupakan harapan dari pihak–
pihak dalam sebuah transaksi, dan risiko yang terkait dengan perkiraan dan perilaku
terhadap harapan tersebut. Kepercayaan memiliki peran yang penting dalam
pemasaran industri. Dinamika lingkungan bisnis yang cepat memaksa pemasaran
perusahaan untuk mencari cara yang lebih kreatif dan fleksibel untuk beradaptasi.
Untuk tetap bertahan dalam situasi tersebut, perusahaan akan mencari cara yang
kreatif melalui pembentukan hubungan yang kolaboratif dengan pelanggan.
Kepercayaan dianggap sebagai cara yang paling penting dalam membangun dan
memelihara hubungan dengan pelanggan dalam jangka panjang

Manfaat Brand Equity

 


Bagi perusahaan, ekuitas merek memiliki potensi untuk menambah nilai
dengan lima cara (Simamora., 2005:48) yaitu :
a. Ekuitas merek dapat memperkuat program memikat para konsumen atau
merangkul kembali konsumen lama.
b. Empat dimensi ekuitas merek dapat memberikan alasan untuk membeli dan
dapat mempengaruhi kepuasan konsumen.
c. Ekuitas merek memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan menjual
produk pada harga optimum (premium pricing) dan mengurangi
ketergantungan pada promosi.
d. Ekuitas merek dapat memberikan dorongan bagi keseluruhan distribusi.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ekuitas merek
memiliki beberapa manfaat seperti memperkuat untuk mendapatkan
konsumen yang baru, memberikan alasan para konsumen untuk membeli,
meningkatkan margin yang lebih tinggi, dan juga dapat memberikan dorongan
pada keseluruhan distribusi.

Pengukuran Brand Equity

 


Pengukuran brand equity sangat tergantung pada konseptualisasinya.
Feldwick, dalam Tjiptono (2005:47) mengelompokkan berbagai makna brand equity
kedala tiga kategori tersebut :

  1. Brand value, yaitu total sebuah merek sebagai aset terpisah. Kebutuhan akan
    penilaian merek dalam konteks ini biasanya dipicu oleh dua sistem utama :
     Penentuan harga saat sebuah merek dijual
     Penentuan merek sebagai aset intangible dalam laporan perusahaan
  2. Brand strength, yaitu ukuran menyangkut seberapa kuat konsumen “terikat”
    dengan merek tertentu. Ukuran ini sekaligus merefleksikan permintaan relatif
    konsumen terhadap sebuah merek. Fokus utamanya lebih pada kemampuan
    merek kuat untuk membebankan harga lebih mahal (harga premium) dan
    mewujudkan sensitivitas lebih rendah terhadap kenaikan harga dibandingkan
    pesaing.
  3. Brand image, yaitu deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen
    terhadap merek tertentu dan bagaimana konsumen memandang merek dengan
    sanga positif

Faktor-faktor yang mempengaruhi Brand Equity

 


Aaker (2006:34) mengelompokkan brand equity dalam 4 faktor, yaitu :

  1. Brand Awareness (Kesadaran Merek)
    Kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek
    merupakan anggota dari kategori produk tertentu.
  2. Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
    Merupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan atau superioritas produk
    secara keseluruhan. Oleh sebab itu, perceived quality didasarkan pada
    evaluasi subyektif konsumen (bukan manajer atau pakar) terhadap kualitas
    produk.
  3. Brand Association (Asosiasi Merek)
    Yakni segala sesuatu yang terkait dengan memori terhadap sebuah merek
    Asosiasi itu bias berupa atribut produk, juru bicara seseorang, atau symbol
    tertentu, asosiasi merek dikendalikan oleh identitas merek. Asosiasi merek
    yang kuat dapat membantu pelanggaran memproses dan menerima informasi
    menjadi alas an untuk membeli serta menciptakan sikap atau perasaan positif
    terhadap merek yang bersangkutan.
  4. Brand Loyalty (Merek Loyalitas)
    Merupakan dimensi inti dari ekuitas merek. Pelanggan yang loyal akan
    menjadi hambatan masuk bagi para pesaing, memungkinkan
    ditetapkannyaharga, tersedianya waktu untuk menanggapi inovasi dari
    pesaing dan bias menjadi benteng pelindung dari kemungkinan kompetisi
    harga