Saturday, June 29, 2024

Pengaruh Aktivitas Pemasaran Media Sosial Terhadap Kepercayaan Merek

 


Menurut Hafez (2021) mengemukakan bahwa aktivitas pemasaran
media sosial berpengaruh terhadap kepercayaan merek. Hal ini
disebabkan oleh platform media sosial sebagai media pemasaran
mampu memberikan informasi yang jelas dan “berharga” berkaitan
dengan merek sehingga membuat pelanggan secara aktif terlibat pada
media sosial merek itu. Selain itu, aktivitas pemasaran media sosial
harus mampu membuat para pelanggan untuk percaya dengan konten
yang telah ditampilkan di media sosial dan perusahaan juga harus
mampu menjaga kepercayaan tersebut karena kepercayaan pelanggan
terhadap merek akan menciptakan hubungan yang positif serta jangka
panjang (Ebrahim, 2020). Menurut Haudi., et al (2022) mengemukakan
bahwa aktivitas pemasaran media sosial pengaruh terhadap
kepercayaan merek sebab, komunikasi sosial yang dilakukan oleh
merek dapat membangun koneksi dan memperoleh nilai dari interaksi
sehingga membuat merek dapat dipercayai.

Brand Love Memediasi Pengaruh Aktivitas Pemasaran Media Sosial Terhadap Ekuitas Merek

 


Menurut Hafez (2021) mengemukakan bahwa brand love dapat
memediasi antara aktivitas pemasaran media sosial terhadap ekuitas
merek. Hal ini disebabkan oleh aktivitas di media sosial mampu
menciptakan emosional pelanggan atau rasa cinta kepada merek dan
kemudian dapat meningkatkan ekuitas terhadap merek. Selain itu brand
love memiliki pengaruh terhadap ekuitas, sebab dengan adanya brand
love mampu memberikan suatu motivasi kepada pelanggan untuk
melakukan tindakan terhadap merek maupun menambah nilai yang
berbeda kepada merek (Gomez dan Perez, 2018). Pada penelitian lain
yaitu Salem., et al (2019) berkaitan dengan brand love, menyatakan
bahwa aktivitas media sosial memiliki dampak positif pada brand love.
Hal ini bisa terjadi karena adanya peranan manajer perusahaan yang
menggunakan media sosial untuk mengembangkan hubungan
pelanggan menjadi pelanggan merasakan cinta terhadap merek.
Manajer mampu merancang konten yang interaktif dan melibatkan
dengan pelanggan untuk membangun rasa cinta terhadap merek
sehingga brand love dapat dirasakan oleh pelanggan. Berdasarkan
penelitian Dhewi., et al (2021) berkaitan dengan pemasaran media
sosial dan ekuitas merek, menyatakan bahwa aktivitas pemasaran
media sosial bermanfaat sebagai strategi dalam hal meningkat ekuitas
merek perusahaan

Pengaruh Brand Love Terhadap Ekuitas Merek


Brand love merupakan keterlibatan emosi pelanggan saat
menggunakan, mengenal, dan melakukan tindakan lain terhadap merek
tertentu. Menurut Hafez (2021) mengemukakan bahwa brand love
dapat mempengaruhi dan mampu meningkatkan ekuitas merek
perusahaan. Brand love menunjukan efek positif dan memiliki
komponen yang menguntungkan dari komponen sikap atau emosional
pelanggan terhadap masing-masing dimensi di ekuitas merek
perusahaan. Dari hal tersebut dapat dipastikan bahwa ketenaran dari
perusahaan maupun produk bukanlah elemen terkuat dalam
meningkatkan ekuitas merek bagi kaum muda (Gomez dan Perez
(2018). Menurut Sohaib., et al (2022) bahwa brand love menjadi peran
penting dalam hal mengatur persepsi pelanggan tentang merek dan
membuat motivasi kepada pelanggan untuk terus bertindak terhadap 
merek.

Pengaruh Aktivitas Pemasaran Media Sosial Positif Terhadap Brand Love

 


Menurut (Hafez, 2021) mengemukakan bahwa aktivitas pemasaran
media sosial dapat mempengaruhi brand love, karena aktivitas tersebut
menciptakan keterikatan emosional kepada merek. Hal ini sejalan
dengan penelitian Sikandar dan Ahmed (2019) yang menemukan bahwa
aktivitas pemasaran media sosial mampu mempengaruhi brand love.
Brand love atau kecintaan terhadap merek dapat terjadi disebabkan
ketika pelanggan merasa bahwa merek dapat terlibat dalam kegiatan
yang trendi, populer, informatif, interaktif, dan personal akan membuat
keterkaitan emosional serta dapat mengembangkan rasa cinta terhadap
merek (Chen dan Qasim, 2020).

Friday, June 28, 2024

Ekuitas Merek

 


Menurut Kotler dan Keller (2021), ekuitas merek merupakan nilai
tambah yang diberikan kepada produk dan layanan dengan konsumen.
Hal ini dapat terlihat saat konsumen dalam hal berpikir, merasakan, dan
kemudian bertindak yang berhubungan dengan merek, market share,
dan profitabilitas yang dikuasainya. Menurut Chen dan Qasim (2020)
mengemukakan bahwa ekuitas merek merupakan elemen yang sangat
penting dalam pemasaran karena dapat memprediksi loyalitas
pelanggan dan kesuksesan merek. Selain itu ekuitas merek dapat
menjadi sebuah nilai penentu dalam hal jangka panjang sebuah
perusahaan (Dhewi., et al, 2021). Menurut Setyawati., et al (2023)
ekuitas merek terdapat 5 dimensi yaitu,

  1. Brand awareness
    Merupakan kemampuan merek untuk dapat dikenali dan diingat
    kembali oleh pelanggan dengan cara mengaitkan merek dengan
    layanan/produk tersebar di pasar.
  2. Perceived quality
    Kemampuan merek dalam mendeskripsikan maupun
    mendefinisikan gaya berpikir (respon holistik) pelanggan
    terhadap keunggulan, kualitas, dan keunikan dari produk yang
    dikeluarkan oleh merek.
  3. Brand associations
    Merek dapat bersamaan atau berdampingan dengan segala
    sesuatu yang berkaitan dengan memori pelanggan terhadap
    merek.
  4. Brand loyalty
    Kemampuan merek dalam membentuk sebuah komitmen (janji)
    kepada pelanggan agar pelanggan ingin berlangganan maupun
    membeli kembali layanan/produk secara terus menerus untuk
    kedepannya.
  5. Brand aset
    Aset merek berkaitan kepada simbol, logo, dan lambang merek
    yang ditampilkan kepada pelanggan secara visual. Dengan
    kesan yang positif pada simbol, logo, dan lambang merek
    mampu memberikan efek kepada pelanggan yaitu pelanggan
    mampu membedakan merek yang berbeda tanpa pelanggan
    mencari terlebih dahulu

Kepercayaan Merek

 


Menurut Delgado dan Fernandez (2016) menyatakan bahwa
kepercayaan merek merupakan kepercayaan konsumen terhadap suatu
merek disebabkan oleh persepsi bahwa merek dapat diandalkan dan
bertanggung jawab atas kepentingan serta kesejahteraan konsumen
sehingga pelanggan merasa aman saat berinteraksi dengan merek.
Selain itu menurut Haudi., et al (2022) kepercayaan merek merupakan
suatu ikatan hubungan pelanggan dengan merek yang didasari oleh rasa
aman dan percaya bahwa merek tersebut dapat diandalkan serta
bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan maupun minat dari
pelanggan. Menurut Zarantonello dan Delassus (2015) menyatakan
bahwa kepercayaan merek memiliki 2 dimensi, yaitu:

  1. Reliability
    Merupakan persepsi pelanggan bahwa merek yang
    digunakan dapat memenuhi janji dan dapat memuaskan
    kebutuhan serta keinginan pelanggan.
  2. Intentions
    Merupakan salah satu dimensi kepercayaan merek yang
    menyangkut pada keyakinan pelanggan bahwa merek tersebut
    dipandu/dibuat oleh niat positif (baik) terhadap kepentingan
    pelanggan dalam situasi apapun

Brand Love

 


Menurut Sohaib., et al (2022) brand love merupakan keterlibatan
serangkaian emosi positif seperti hasrat maupun kesenangan yang
dialami oleh pelanggan saat menggunakan, mengenal, serta terpapar
oleh merek. Brand love yang dialami oleh pelanggan dapat berlangsung
lama karena merek tersebut telah dicintai pelanggan dan dianggap
merek tersebut tidak tergantikan, sehingga pelanggan akan semakin
loyal terhadap merek (Widiasuari & Sukaatmadja, 2021). Jika brand
love telah dialami oleh pelanggan akan menghasilkan keuntungan dan
manfaat bagi perusahaan. Keuntungan yang didapatkan perusahaan
adalah terjadi positifnya word of mouth maupun dari e-WOM, sehingga
perusahaan akan mendapatkan kenaikan pendapatan, loyalitas
pelanggan, dan mendapatkan daya saing yang kuat sehingga dapat
mempertahankan perusahaan secara jangka panjang (Sherly, et al.,
2022) .
Brand love yang dirasakan oleh pelanggan dapat berfungsi dalam
menurunkan emosi pelanggan pada saat merek mengalami kegagalan
maupun terjadi permasalahan internal yang berdampak kepada
pelanggan. Hal ini bisa terjadi karena pelanggan dengan memiliki
kualitas hubungan yang tinggi dan memiliki rasa kecintaan terhadap
merek, sehingga brand love menjadi peran dalam hal menurunkan
keinginan untuk melakukan pembalasan kepada merek saat pelanggan
mengalami masalah Zhang., et al, (2020) Brand love sendiri memiliki
efek kepada pelanggan yaitu “cinta itu buta” yang membuat pelanggan
akan terus mencintai merek walaupun merek tersebut melakukan
kegagalan maupun kesalahan. Dari hal tersebut menjadikan brand love
sebagai susunan kepuasan yang lebih tinggi, sebab pelanggan
(individu) telah mencintai merek dan akan selalu merasa puas dengan
produk maupun kinerja dari merek (Babu & Babu, 2021). Dengan
demikian brand love dapat dijadikan indikator yang sangat penting
dalam melakukan pemasaran maupun branding karena dapat
menentukan pertumbuhan merek dan kesuksesan dari merek (Chen dan
Qasim, 2020). Selain itu, brand love memiliki konstruksi multidimensi
berdasarkan Batra., et al (2017) sebagai berikut:
a. Self-brand integration
Brand love yang diciptakan akan terintegrasi ke dalam diri
pelanggan, pelanggan mengekspresikan nilai-nilai yang teguh
dan identitas kelompok yang penting, serta pelanggan
memberikan penghargaan intrinsik kepada merek. Selain itu
pelanggan akan sering berpikir dan membicarakan tentang
brand love kepada merek.
b. Passion driven behaviors
Pelanggan akan berinvestasi baik berupa uang dan waktu untuk
bersama dengan produk/jasa dari merek. Selain itu pelanggan
memiliki semangat kepada merek yang dicintai, hal ini
disebabkan karena pelanggan sering berinteraksi dengan merek.
c. Positive emotional connection
Brand love menimbulkan emosi dan pengalaman antara
pelanggan dengan merek. Kedua hal tersebut memiliki
hubungan positif disaat pelanggan berpikir tentang merek
maupun disaat menggunakan merek.
d. Long-term relationship
Merek digunakan dalam jangka waktu yang lama (panjang)
sehingga menjadi bagian dalam hidup pelanggan jangka lama
(panjang).
e. Anticipated separation distress
Merupakan dimensi brand love mencangkup rasa kecemasan,
khawatir, dan perasaan takut yang dirasakan oleh pelanggan
ketika berpisah dengan merek.
f. Attitude valence
Merupakan dimensi yang dimana brand love membuat
pelanggan sering membicarakan merek kepada orang lain,
pelanggan akan sering memikirkan merek, dan merasakan kasih
sayang ataupun jatuh cinta kepada merek