Saturday, June 29, 2024

Hubungan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian.

 


Menurut Durianto, dkk (2004:126) loyalitas merek (brand
loyalty) merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah
merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin
tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain. Fungsi
loyalitas merek adalah meningkatkan perdagangan
(Durianto, 2004:127) loyalitas yang kuat terhadap suatu merek
akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat
keyakinan perantara pemasaran

Hubungan asosiasi merek terhadap keputusan pembelian.

 


Menurut Tjiptono (2005:40) asosiasi merek adalah segala
sesuatu yang terkait dengan memori terhadap suatu merek. Asosiasi
merek berkaitan dengan citra merek, yang didefinisikan sebagai
serangkaian asosiasi merek dengan makna tertentu dan akan semakin
kuat seiring dengan bertambahnya pengalaman konsumsi atau eksposur
dengan merek

Hubungan kualitas persepsian terhadap keputusan pembelian.

 Menurut Tjiptono (2005:40) kualitas persepsian merupakan

penilaian konsumen terhadap keunggulan produk secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, kualitas persepsian didasarkan pada evaluasi subyektif
konsumen terhadap kualitas produk. Arianis Chan (2010) menyatakan
bahwa kualitas persepsian menunjukkan persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan
berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan

Hubungan kesadaran merek terhadap keputusan pembelian.

 


Menurut Durianto, dkk (2004:54) Kesadaran merek (brand
awareness) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu
kategori produk tertentu. Bagian dari suatu kategori produk perlu
ditekankan terhadap suatu hubungn yang kuat antara kategori produk
dengan merek yang dilibatkan. Kesadaran merek membentuk suatu nilai
yang mempengaruhi keputusan pembelian dengan cara; (1) Familiarity
and Liking. Mengenalkan merek dan menimbulkan rasa terbiasa. Suatu
kebiasaan dapat menimbulkan kesukaan yang dapat mendorong dalam
membuat keputusan. (2) Substance or Commitment. Kesadaran akan
nama dapat menandakan keberadaan dan komitmen dan kemudian
menjadi factor penentu keputusan pembelian oleh konsumen

Keputusan Pembelian

 


Peter dan Olson (2014:163) mendefinisikan keputusan pembelian
adalah proses integrasi yang digunakan untuk mengombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilku alternative dan
memilih satu diantaranya. Kotler dan keller (2009:184) menjelaskan bahwa
proses pengambilan keputusan merupakan proses psikologis dasar yang
memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen secara
actual mengambil keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan
diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi.
Menurut Kotler dan Keller (2009:185) terdapat lima tahapan yang
mewakili proses pembelian secara umum yaitu; (1) pengenalan masalah (2)
pencarian informasi (3) evaluasi alternative (4) keputusan pembelian (5)
perilaku pasca pembelia

Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

 


Menurut Aaker (1997:57), loyalitas merek adalah suatu ukurran
keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek
meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan competitor
dapat dikurangi. Loyalitas merek (Durianto, 2004:126) merupakan suatu
ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Durianto, dkk
(2004:127) menjelaskan fungsi dari loyalitas merek adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi biaya pemasaran.
b. Meningkatkan perdagangan.
c. Menarik minat pelanggan baru.
d. Memberi waktu untuk merespon ancaman pesaing
Durianto, dkk (2004:128) menjelaskan tingkatan loyalitas merek
adalah sebagai berikur;

  1. Berpindah-pindah (Switcher)
    Adalah tingkatan loyalitas paling dasar. Semakin tinggi
    frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari
    suatu merek ke merek-merek lain yang mengindikasikan bahwa
    pelanggan tidak tertarik dan samasekali tidak loyal terhadap
    suatu produk.
  2. Pembeli yang bersifat kebiasaan (habitual buyer)
    Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alas an yang
    cukup untuk konsumen agar menentukan pilihan pembelian pada
    produk merek lain. Jadi pembeli pada kategori loyalitas ini
    memiliki alasan pembelian karena kebiasaan
  3. Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (satisfied buyer)
    Pembeli pada tingkatan ini adalah pembeli yang puas terhadap
    suatu merek, akan tetapi tidak memiliki keberatan untuk
    berpindah produk meskipun dengan biaya peralihan.
  4. Menyukai merek (likes the brand)
    Adalah kategori pembeli yang bersungguh-sungguh menyukai
    merek tersebut. Hal ini juga dipengaruhi oleh kualitas persepsia
    yang tinggi.
  5. Pembeli yang berkomitmen (Committed buyer)
    Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia,
    terdapat kebanggaan tersendiri ketika menggunakan merek
    tersebut. Selain itu, secara tidak langsung juga pelanggan akan
    mempromosikan dan merekomendasikan produk yang
    digunakan kepada orang lain.

Asosiasi Merek (Brand Association)

 


Aaker (1997:160) mengatakan bahwa asosiasi merek adalah segala
hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai suatu merek. Durianto
(2004:69) mendefinisikan asosiasi merek adalah segala kesan yang terkait
dengan ingatan suatu merek. Berbagai asosiasi merek yang saling
berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut dengan citra
merek.
Apabila terdapat banyak asosiasi yang berhubungan maka citra
merek akan semakin kuat pada suatu produk. Menurut Durianto (2004:70)
Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan
dengan berbagai hal berikut;
a. Atribut Produk
b. Atribut tak berwujud
c. Manfaat bagi pelanggan
d. Harga relative
e. Penggunaan
f. Pengguna pelanggan
g. Orang terkenal atau khalayak
h. Gaya hidup/kepribadian
i. Kelas produk
j. Para pesaing
k. Negara/wilayah geografis