Showing posts with label akutansi. Show all posts
Showing posts with label akutansi. Show all posts

Saturday, September 21, 2024

Jenis – Jenis Pelatihan

 


Jenis-jenis pelatihan menurut Mathis & Jackson (dalam Priansa 2016:179)
sebagai berikut :

  1. Pelatihan Rutin
    Yaitu pelatihan yang di laksanakan secara rutin yang di khususkan untuk
    pegawai baru.
  2. Pelatihan Teknis
    Yaitu pelatihan yang di laksanakan untuk lebih meningkatkan keterampilan
    karyawan dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan tanggungjawab
    mereka dengan baik.
  3. Pelatihan Antar Pribadi dan Pemecahan Masalah
    Yaitu pelatihan yang di maksudkan untuk mengatasi masalah operasional dan
    antar pribadi serta meningkatkan hubungan dalam organisasi.
  4. Pelatihan Perkembangan dan Inovatif
    Yaitu pelatihan jangka panjang untuk meningkatkan kapabilitas individual dan
    organisasional

Faktor Yang Mempengaruhi Pelatihan

 


Faktor yang mempengaruhi pelatihan menurut Mondy (dalam Alawiyah
2021:14) yaitu sebagai berikut :

  1. Dukungan Manajemen Puncak
    Besar kecilnya dukungan yang di berikan oleh manajemen puncak tentu akan
    mempengaruhi keberhasilan program pelatihan.
  2. Komitmen Para Spesialis dan Generalis
    Selain dukungan dari manajemen puncak, spesialis dan generalis pun harus
    berkomitmen dan terlibat dalam pelatihan, karena keterlibatan spesialis dan
    generalis tentu akan berpengaruh pada suksesnya program pelatihan ini.
  3. Kemajuan Teknologi
    Kemajuan teknologi telah berperan besar dalam memberikan pengetahuan
    kepada para karyawan, sehingga teknologi berpengaruh teradap keberhasilan
    pelatihan.
  4. Kompleksitas Organisasi
    Dalam hal ini kaitan dengan struktur organisasi yang ada dalam perusahaan,
    semakin sedikit bagian dalam struktur organisasi sebuah perusahaan maka
    beban tugas akan semakin besar, semakin banyak bagian dalam struktur
    organisasi sebuah perusahaan maka tugas akan terbagi secara khusus sehingga
    beban tugas akan sedikit berkurang. Tentu keadaan ini akan berpengaruh
    terhadap keberhasilan pelatihan.
  5. Gaya Belajar
    Perusahaan tentunya tidak hanya memberikan pengetahuan individual saja,
    namun memberikan pengetahuan institusional yang akan di terapkan dalam
    program pelatihan, tentunya hal ini dapat berpengaruh pula terhadap
    keberhasilan pelatihan

Manfaat Pelatihan

 


Werther & Davis (dalam Priansa 2016:178) menyatakan bahwa manfaat
dari adanya pelatihan yaitu tenaga kerja mampu meningkatkan jenjang karir dan
berkembang sehingga mampu menyelesaikan tanggungjawabnya di masa yang
akan datang.
Menurut Sondang P. Siagian (dalam Kaswan & A. sadikin 2015:197)
manfaat pelatihan adalah sebagai berikut :

  1. Bagi Organisasi
    a. Peningkatan produktivitas kerja organiasi.
    b. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan.
    c. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat karena
    melibatkan karyawan yang bertanggungjawab.
    d. Meningkatkan semangat kerja karyawan dalam organisasi.
    e. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif.
    f. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui gaya manajemen yang
    partisipatif.
    g. Penyelesaian konflik yang fungsional sehingga tercipta rasa persatuan dan
    kekeluargaan.
  2. Bagi Individu (Karyawan)
    a. Memebantu karyawan membuat keputusan dengan lebih baik.
    b. Meningkatkan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan masalah kerja.
    c. Terjadinya internalisasi dan oprasionalisasi faktor-faktor motivasional,
    seperti pengakuan, prestasi, pertumbuhan, tanggungjawab, dan kemajuan.
    d. Timbulnya dorongan dalam diri karyawan untuk terus meningkatkan
    kemampuannya.
    e. Peningkatan kemampuan karyawan mengatasi masalah stres, frustasi dan
    konflik.
    f. Meningkatnya kepuasan kerja.
    g. Semakin besar pengakuan atas kemampuan seseorang.
    h. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa yang akan
    datang.
  3. Bagi Hubungan Sesama
    a. Terjadinya proses komunikasi yang efektif.
    b. Adanya presepsi yang sama tentang tugas-tugas yang harus di selesaikan.
    c. Ketaatan semua pihak terhadap ketentuan yang bersifat normatif.
    d. Terdapatnya iklim yang baik bagi pertumbuhan seluruh karyawan.
    e. Menjadikan organisasi sebagai tempat yang lebih menyenangkan untuk
    berkarya.

Tujuan Pelatihan

 


Tujuan pelatihan yaitu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
karyawan dalam bekerja, sehingga dapat mendorong tercapainya tujuan
organisasi. Menurut Sikula (dalam Priansa 2016:176) menyatakan bahwa tujuan
pelatihan yaitu untuk :

  1. Produktivitas (Productivity)
    Dengan adanya pelatihan tentu karyawan akan lebih terampil dalam bekerja,
    sehingga di harapkan dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan
    produktivitas tenaga kerja itu sendiri maupun produktivitas perusahaan.
  2. Kualitas (Quality)
    Selain meningkatkan kualitas tenaga kerja, dengan adanya pelatihan ini akan
    mengurangi tingkat kesalahan dalam bekerja, sehingga output yang di hasilkan
    dapat terjaga kualitasnya bahkan menjadi lebih baik.
  3. Perencanaan Tenaga Kerja (Human Resource Planing)
    Dalam perencanaan tenaga kerja tentunya akan mempertimbangkan kualitas
    tenaga kerja, ketika adanya kekosongan jabatan, pelatihan akan memudahkan
    tenaga kerja untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut, sehingga perencanaan
    tenaga kerja dapat di lakukan dengan baik.
  4. Moral (Morale)
    Dengan adanya pelatihan, maka seorang tenaga kerja akan memiliki
    keterampilan yang lebih dan dapat membuatnya berkembang serta di
    promosikan, sehingga di harapakan hal ini dapat meningkatkan moral tenaga
    kerja untuk bekerja lebih disiplin dan bertanggungjawab.
  5. Kompensasi Tidak Langsung (Indirect Compensation)
    Pelatihan biasanya di berikan untuk balas jasa atas prestasi yang telah di capai
    seorang tenaga kerja dalam mengerjakan tugasnya, sehingga di harapkan
    dengan adanya pelatihan ini tenaga kerja mempunyai kesempatan untuk dapat
    mengembangkan diri.
  6. Keselamatan dan Kesehatan (Healt and Safty)
    Dengan adanya pelatihan, seorang tenaga kerja di harapkan lebih memahami
    pekerjaannya, sehingga mengetahui cara untuk menjaga kesehatan dan
    keselamatan selama bekerja.
  7. Pencegahan Kadaluarsa (Obsolescence Prevention)
    Maksud dari kadaluarsa disini adalah seorang tenaga kerja tidak dapat
    mengikuti perkembangan zaman, sehingga pelatihan di adakan untuk
    meningkatkan kreativitas pekerja dan pekerja dapat mengikuti perkembangan
    teknologi.
  8. Perkembangan Pribadi (Personal Growth)
    Dengan diberikannya pelatihan pada tenaga kerja, di harapkan selain
    bertambahnya pengetahuan, meningkatnya kemampuan, juga tenaga kerja
    dapat mengembangkan pribadinya

Pengertian Pelatihan

 


Pelatihan merupakan kegiatan yang di adakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan keahlian dan kemampuan karyawan serta menambah
pengetahuan karyawan dalam bekerja.
Menurut Wirman & Alwi (2014:64) pendidikan dan pelatihan yaitu sutau
kebijakan organisasi yang di rancang untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan sumber daya manusia agar dapat menghadapi berbagai tantangan
yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Menurut Masram & Mu’ah (2015:110) mengemukakan bahwa pelatihan
merupakan suatu bentuk pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan
keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang singkat
serta lebih mengutamakan pembelajaran secara praktek daripada teori.
Menurut Crosby et al (dalam Sinambela 2016:169) pelatihan merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang sistematis untuk mengubah perilaku pegawai agar
perusahaan dapat mencapai tujuannya.
Menurut Robert Mathis & Jacson (dalam Tinneke 2017:49) menyatakan
bahwa pelatihan merupakan sebuah proses agar karyawan dapat mencapai
kemampuan tertentu sehingga dapat mendororng tercapainya tujuan organisasi.
Menurut Budi Supriyatno (2020:197) memberikan pendapat bahwa
pelatihan merupakan pendidikan singkat yang terorganisir serta menggunakan
prosedur yang sistematis, agar karyawan memiliki pengetahuan dan ketrampilan
teknik sehingga memiliki keahlian yang dapat membantu perusahaan untuk
mencapai tujuannya

Pelatihan

 


Pelatihan merupakan suatu kegiatan yang terorganisir dalam jangka waktu
yang singkat untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan dalam
bekerja. Pelatihan karyawan merupakan salah satu tugas dari manajemen untuk
menunjang penyelengaraan tugas pekerjaan agar lebih baik, pelatihan karyawan di
perlukan oleh setiap karyawan baru maupun karyawan yang sudah lama dengan
tujuan bagi karyawan baru agar mampu menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru
nya sekaligus memberikan pengetahuan mendasar terhadap pekerjaannya.
Begitupun untuk karyawan yang sudah lama untuk meningkatkan keterampilan
mereka. Sehingga dengan adanya pelatihan di harapakan seorang karyawan dapat
bekerja secara efektif dan efisien sehingga berdampak positif bagi
produktivitasnya dalam bekerja

Manfaat Pengalaman Kerja

 


Pitriyani & Halim (2020:62) mengemukakan bahwa manfaat pengalaman
kerja yaitu untuk :

  1. Pengalaman kerja dapat berpengaruh terhadap kecermatan individu dalam
    memberikan suatu presepsi terhadap pekerjaannya.
  2. Melalui pengalaman kerja yang di miliki, kualitas teknik dan keterampilan
    karyawan akan semakin meningkat, maka karyawan tersebut dapat
    menyelasaikan tugasnya secara efektif dan efisien, sehingga akan
    meningkatkan produktivitas kerja karyawan tersebut

Indikator Pengalaman Kerja

 


Foster (dalam Sartika 2015:56) mengemukakan bahwa untuk menentukan
berpengalaman tidak nya seseorang karyawan dalam bekerja yang sekaligus dapat
di gunakan sebagai indikator pengalaman kerja yaitu :

  1. Lama Waktu/Masa Kerja
    Lamanya waktu atau masa kerja dapat menentukan seseorang berpengalaman
    atau tidak, seseorang dapat memahami tugas nya dan melakukannya dengan
    baik.
  2. Tingkat Pengetahuan dan Ketrampilan Yang Dimiliki
    Pengetahuan merujuk pada konsep prinsip, prosedur, kebijakan atau
    informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga mencakup
    kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab
    pekerjaan. Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang
    dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.
  3. Penguasaan Terhadap Pekerjaan dan Peralatan
    Seseorang dapat di lihat pengalaman kerjanya dengan sejauh mana seseorang
    itu menguasai dan dapat melaksanakan teknik peralatan maupun teknik
    pekerjaan dengan baik

Faktor Yang Mempengaruhi Pengalaman Kerja

 Handoko (dalam Pitriyani & Halim 2020:62) mengemukakan bahwa faktor

yang dapat mempengaruhi pengalaman kerja dalah sebagai berikut :

  1. Latar Belakang Pribadi
    Latar belakang pribadi ini mencakup pendidikan, kursus, latihan bekerja dan
    menunjukan apa yang telah di lakukan seseorang sebelumya di waktu yang
    sudah berlalu.
  2. Bakat dan Minat
    Minat dan bakat yang tinggi akan suatu hal dapat mempengaruhi pengalaman
    kerja seseorang, untuk memperkirakan minat dan kemampuan seseorang.
  3. Sikap dan Kebutuhan
    Sikap dan kebutuhan dapat mempengaruhi pengalaman kerja seseorang, untuk
    meramalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang dalam bekerja.
  4. Kemampuan Analitis dan Manipulatif
    Kemampuan analitis dan manipulatif dapat mempengaruhi pengalaman kerja
    seseorang, untuk mempelajari kemampuan penilaian dan penganalisaan suatu
    pekerjaan.
  5. Keterampilan dan Kemampuan Teknik
    Keterampilan dan kemampuan teknik dapat mempengaruhi pengalaman kerja
    seseorang, untuk menilai aspek-aspek pelaksanaan teknis dalam pekerjaan.

Cara Mendapatkan Pengalaman Kerja

 


Syukur (dalam Ibrahim 2020:23) cara untuk mendapatkan pengalaman
kerja yaitu sebagai berikut :

  1. Pendidikan
    Banyaknya pendidikan baik pendidikan formal ataupun non formal maka akan
    menambah pengetahuan seorang karyawan dan menambah pengalamannya
    untuk terus meningkatkan kualitas dari karyawan tersebut.
  2. Pelaksanaan Tugas
    Pelaksanaan tugas yang cukup lama akan membuat seorang karayawan banyak
    memperoleh pengalaman, sehingga karyawan tersebut akan mengerti dan
    memamahi tugasnya dengan baik.
  3. Media Informasi
    Dari banyaknya informasi atau isu-isu yang berkaitan dengan pekerjaannya
    melalui media informasi yang karyawan dapatkan atau temukan, maka akan
    menambah wawasan karyawan tersebut mengenai pekerjaan yang sedang di
    gelutinya dan akan menambah pengalaman dari karyawan tersebut.
  4. Penataran
    Dengan di ikut sertakannya seorang karyawan dalam sebuah penataran maka
    dari setiap materi yang di dapatnya akan menjadi wawasan dan pengetahuan
    baru untuk karyawan tersebut mengenai pekerjaan nya, semakin sering
    mengikuti penataran, maka pengalaman karyawan tersebut akan terus
    bertambah.
  5. Pergaulan
    Bergaul dengan orang-orang yang bekerja dalam bidang yang sama, maka akan
    memberikan bayak pengetahuan baru bagaimana cara mengelola pekerjaan
    dengan baik melalui masalah dan keberhasilan orang lain dalam menyelasikan
    pekerjaannya, sehingga hal tersebut akan menambah tingkat pengalaman
    seorang karyawan.
  6. Pengamatan
    Melalui pengamatan, seorang karyawan akan belajar dan memahami apa yang
    sedang di amati dan di kerjakannya, hasil dari pengamatannya itulah yang akan
    menambah pengalaman seorang karyawan dalam suatu bidang tertentu

Pengertian Pengalaman Kerja

 Menurut Kaswan & A. Sadikin (2015:427) mengemukakan bahwa

pengalaman kerja merupakakan keterampilan yang di miliki seorang karyawan
yang di peroleh dari masalah, tuntutan dan tugas-tugas yang pernah di hadapi
seorang karawan dalam pekerjaannya.
Indrawan (2017:1852) pengalaman kerja merupakan suatu hal yang di
dapat seorang karyawan dari hasil belajar dalam pekerjaannya yang membuat
karyawan tersebut dapat bekerja secara efektif dan efisisen.
Leatemia (2018:4) mendefinisikan pengalaman kerja merupakan
kemampuan yang baik dari seorang karyawan yang di peroleh karyawan tersebut
dari pembelajaran, kegiatan serta permasalahan dalam pekerjaannya.
Foster dalam Devi Rosalia et al (2018:65) Pengalaman kerja merupakan
suatu ukuran tentang lamanya waktu atau masa kerja yang telah ditempuh
seseorang dalam memahami tugas-tugas suatu pekerjaan, dan telah melaksanakan
tugas tersebut dengan baik.
Muhwan & Puryadani (2019:65) pengalaman kerja yaitu tingkat
pengetahuan dan keterampilan seorang karyawan yang di dapatkan dari lamanya
waktu kerja yang telah di tempuh selama masa kerjanya, sehingga karyawan
tersebut mampu menunjukan kualitas kerja yang baik.
Dari beberapa pengertian-pengertian di atas dapat di tarik suatu
kesimpulan pengertian dari pengalaman kerja yaitu kemampuan, pengetahuan dan
keterampilan seorang karyawan yang di peroleh dari pekerjaan yang telah di
tekuninya dalam rentang waktu yang cukup lama yang membuat karyawan
tersebut dapat bekerja secara efektif dan efisien

Pengalaman Kerja

 


Pengalaman kerja merupakan faktor penting pengembangkan usaha,
terutama pekerjaan yang membutuhkan keahlian. Pengalaman kerja yaitu suatu
kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang di miliki sesorang dalam bidang
pekerjaan tertentu yang di peroleh selama masa kerjanya. Dengan pengalaman
kerja dapat menentukan sejauh mana kemampuan seseorang dalam melakukan
pekerjaannya dengan baik, karena setiap pengalaman kerja yang di peroleh
seseorang akan membantunya memberikan keterampilan dan pengetahuan khusus
sesuai dengan pekerjaan yang di gelutinya. Seseorang yang menggeluti bidang
pekerjaan tertentu secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup lama
akan menjadikan seseorang tersebut terampil dan menguasai pekerjaannya itu.
Dalam hal ini berarti orang tersebut memiliki efektivitas kerja yang baik.
Sehingga di harapkan dengan adanya pengalaman kerja karyawan yang baik akan
menciptakan efektivitas kerja karyawan yang akan berdampak pada produktivitas
kerja kayawan terebut.

Pengaruh Kompensasi Finansial Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

 


Apabila karyawan merasa puas akan sistem kompensasi yang diberikan
perusahaan, maka karyawan akan berusaha lebih baik lagi dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya (Setya, (2018). Kedisiplinan merupakan
fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena
semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang dicapainya
(Kustini dan Sari, 2020)

Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

 


Karyawan yang memiliki disiplin kerja yang tinggi akan berpengruh
pada kemajuan pencapaian tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.
Sukardi (2021) menyatakan bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang
digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan agar
mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku, serta sebagai upaya
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Nwinyokpug (2019)
menyatakan bahwa Disiplin adalah tindakan yang harus terus-menerus
dilakukan untuk merehabilitasi perilaku buruk karyawan karena melanggar
kebijakan kerja dan standar.

Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

 


Apabila perusahaan menerapkan sistem kompensasi finansial yang
dapat memuaskan para karyawan, maka akan produktivitas kerja karyawan
sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Atmaja dan Maryatni,
(2019) menyatakan bahwa kompensasi finansial merupakan penghargaan atau
ganjaran berupa uang baik secara langsung berupa upah, gaji, komisi, dan
bonus maupun secara tidak langsung berupa tunjangan – tunjangan, asuransi,
bantuan sosial dan uang pensiun yang diberikan kepada para pekerja yang
telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuan perusahaan.
Chrisman, et al (2017) menyatakan bahwa kompensasi dapat bertindak
sebagai sinyal yang kredibel bahwa penghargaan akan sepadan dengan
kinerja.

Indikator Disiplin Kerja

 


Supriyadi, et al (2017) menyatakan bahwa indikator yang dapat mengukur
disiplin kerja adalah sebagai berikut :

  1. Frekuensi kehadiran, yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi
    kehadirannya karyawan dalam bekerja
  2. Tingkat kewaspadaan, yaitu karyawan melakukan tugas pekerjaan
    dengan penuh perhitungan dan ketelitian
  3. Tanggung jawab, yaitu karyawan mengerjakan pekerjaan dengan rasa
    tanggung jawab
  4. Ketaatan dalam standar kerja, yaitu karyawan melaksanakan
    pekerjaan diharuskan menaati semua standar kerja yang telah
    ditetapkan oleh perusahaan
  5. Etika kerja, yaitu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan
    diharuskan terciptanya suasana harmonis, saling menghargai antar
    sesama karyawan

Pengertian Disiplin Kerja

 


Sukardi (2021) menyatakan bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang
digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka
bersedia untuk mengubah suatu perilaku, serta sebagai upaya meningkatkan
kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku. Setiawan (2021) menyatakan bahwa disiplin
kerja adalah kemampuan kerja seseorang untuk secara teratur, tekun, terus
menerus, dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dengan tidak
melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Kustini dan Sari (2020)
menyatakan bahwa disiplin kerja adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan
peraturan, prosedur kerja yang ada atau sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang
sesuai dengan peraturan dari organisasi baik
Wirawan, et al (2018) menyatakan bahwa disiplin kerja adalah suatu alat
yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Nitayani, et al (2017)
menyatakan bahwa disiplin kerja adalah sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang
sesuai dengan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun yang tidak tertulis
dengan mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya
sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pekerjaannya. Enggana, et al (2017)
menyatakan bahwa disiplin kerja adalah sikap kejiwaan dari seseorang atau
sekelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi
segala aturan atau keputusan yang telah ditetapkan

Indikator Kompensasi Finansial

 


Fitri, (2018) menyatakan bahwa indikator yang dapat mengukur kompensasi
finansial adalah sebagai berikut :

  1. Gaji, yaitu pendapatan dasar yang diterima seorang karyawan dari perusahaan
  2. Bonus, yaitu pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada seseorang
    karena prestasinya atau prestasi perusahaan secara keseluruhan.
  3. Tunjungan, yaitu merupakan tambahan penghasilan yang diberikan organisasi
    kepada karyawan

Indikator Kompensasi Finansial

 


Fitri, (2018) menyatakan bahwa indikator yang dapat mengukur kompensasi
finansial adalah sebagai berikut :

  1. Gaji, yaitu pendapatan dasar yang diterima seorang karyawan dari perusahaan
  2. Bonus, yaitu pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada seseorang
    karena prestasinya atau prestasi perusahaan secara keseluruhan.
  3. Tunjungan, yaitu merupakan tambahan penghasilan yang diberikan organisasi
    kepada karyawan

Pengertian Kompensasi Finansial

 


Atmaja dan Maryatni (2019) menyatakan bahwa kompensasi finansial
merupakan penghargaan atau ganjaran berupa uang baik secara langsung berupa
upah, gaji, komisi, dan bonus maupun secara tidak langsung berupa tunjangan –
tunjangan, asuransi, bantuan sosial dan uang pensiun yang diberikan kepada para
pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuan perusahaan.
Setya (2018) menyatakan bahwa kompensasi finansial merupakan kompensasi
yang diwujudkan dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang
bersangkutan. Wita dan Kartika (2018) Kompensasi finansial adalah sesuatu yang
diterima pegawai sebagai penukar atas kontribusi jasa mereka bagi organisasi.
Purwanto, et al (2016) menyatakan bahwa kompensasi finansial didefinisikan
sebagai semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung maupun
tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa. Pratama, et al
(2016) menyatakan bahwa kompensasi finansial merupakan balas jasa yang
dibayarkan dengan sejumlah uang kepada karyawan yang bersangkutan yang
terdiri dari upah, gaji, bonus, tunjangan hari raya, serta tunjangan makan.
Sumarsidi (2016) menyatakan bahwa kompensasi finansial merupakan imbalan
finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang diterima oleh para karyawan
sebagai bagian dari hubungan kepegawaian