Tuesday, April 27, 2021

Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sikap dan Perilaku (skripsi dan tesis)

 


1. Efisiensi
Efisiensi dapat dirumuskan sebagai suatu teknik operasional yang
berdampak pada pencapaian tujuan secara optimal dan efektif,
sehingga sumber daya, waktu, potensi, dan modal termanfaatkan
secara penuh tanpa terbuang. Sejalan dengan itu, suatu manajemen
yang sukses dapat diartikan sebagai cara yang tidak saja efektif dalam
mencapai tujuan, tetapi juga efisiensi dalam memanfaatkan sumber
daya.
2. Perubahan Lingkungan
Dinamika lingkungan ditunjukkan oleh perubahan yang sedemikian
cepat terjadi di segala bidang. Perubahan lingkungan yang relevan
dengan manajemen adalah polusi. Polusi lingkungan adalah akibat dari
pengeksplotasian sumber daya dan industrialisasi. Banyak ahli Ekologi
(Ilmuwan yang mempelajari hubungan manusia dan lingkungannya)
melihat kemungkinan kerusakan sumber daya yang tidak dapat
tergantikan kembali. Manajer dalam suatu organisasi sebagaimana
masyarakat profesi dan akademi saat ini mulai menunjukkan minat
terhadap ekologi. Telah disadari bahwa tindakan nyata harus diambil
untuk meningkatkan kegiatan pengusaha sehingga mereka tidak
menyebabkan perubahan lingkungan yang drastis dan merusak.
3. Perubahan Sosial
Perubahan dalam masyarakat yang didapat muncul adalah
pertumbuhan populasi. Perubahan kebutuhan masyarakat dan variasi
aspek-aspek pengembangan. Hasilnya, seorang pengusaha harus
berubah untuk memuaskan kebutuhan masyarakat.
4. Persaingan
Persaingan termasuk pada usaha yang menjual produk-produk sejenis
dan memberikan layanan yang sama sehingga bersaing untuk
mendapattkan pelanggan yang sama.
5. Perubahan Teknologi
Teknologi secara berkala berubah sesuai dengan permintaan
konsumen. Pengembangan teknologi baru dilakukan untuk
menghasilkan produk atau jasa baru.
6. Perubahan Minat
Pengusaha menggunakan perilaku mereka untuk mengendalikan
situasi

Indikator Perilaku Kewirausahaan (skripsi dan tesis)

 


Menurut B.N Marbun (2009:63) sikap dan perilaku yang harus
dimiliki seorang wirausahawan adalah sebagai berikut:
1. Percaya Diri
Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah
matang jasmani dan rohaninya. Karakteristik kematangan
seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, dia
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis.
Dia tidak begitu saja menyerap pendapat orang lain, tetapi dia
mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya boleh dikatakan
sudah stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam. Juga
tingkat sosialnya tinggi, mau menolong orang lain, dan yang
paling tinggi lagi ialah kedekatannya dengan Allah Swt.
Diharapkan wirausahawan seperti ini betul-betul dapat
menjalankan usahanya secara mandiri,jujur,dan disenangi oleh
semua relasinya.
2. Beorientasi pada Tugas dan Hasil
Orang ini tidak mengutamakan prestise terlebih dulu. Akan
tetapi, ia mengutamakan pada prestasi kemudian setelah berhasil
prestisenya akan naik. Anak muda yang selalu memikirkan
prestise lebih dulu dan prestasi kemudian, tidak akan mengalami
kemajuan.
3. Pengambilan Resiko
Watak selalu menyukai tantangan dalam wirausaha seperti
persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan sebagainya
harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan
sudah matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi,
maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung kepadaNya
4. Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing
individu. Namun sekarang ini, sifat kepemimpinan sudah
banyak dipelajari dan dilatih. Ini tergantung kepada masingmasing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi
atau orang yang ia pimpin.
5. Keorsinilan
Sifat orsinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang
dimaksud orsinil disini ialah tidak mengekor pada orang lain,
tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orsinil, ada
kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
6. Berorientasi ke Masa Depan
Sifat berorientasi ke masa depan ini harus selalu ada dalam
setiap pimpinan usaha agar usahanya dapat terus berlanjut dan
dengan seiring berjalannya waktu produktivitasnya perusahaan
dapat terus meningkat

Upaya Pengembangan Perilaku Kewirausahaan (skripsi dan tesis)

 


Perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh seorang wirausaha pada
kenyataannya memang perlu dikembangkan, misalnya dengan menambah
pengetahuan wawasan. Penambahan pengetahuan dan wawasan itu seharusnya
dilakukan secara bertahap dan terus menerus melalui proses belajar.
Terkadang setiap proses belajar itu tidak disadari sebagai alat dalam
mengembangkan perilaku kewirausahaan, karena biasanya itu dianggap
sebagai bagian dari pengalaman. Padahal pengalaman itu sendiri dapat
dijadikan cermin untuk selalu menentukan yang terbaik dimasa yang akan
datang. Dengan pengalaman-pengalaman itu pula setiap wirausaha diharapkan
selalu belajar dan belajar untuk menambah pengetahuannya.
Umpan balik dan evaluasi dari pelanggan mengenai jasa dan
pelayanan wirausaha terhadap pelanggan merupakan hal yang terpenting dari
dalam keempat proses tersebut. Hal ini disebabkan karena dari umpan balik
tersebut setiap wirausaha akan selalu mampu menilai diri sendiri dan
memperbaiki kekurangan-kekurangan, baik pembentukan profil
pribadi,penugasan,pelatihan,pengembangan maupun dari aspek pemasarannya.

Pengertian Perilaku Kewirausahaan (skripsi dan tesis)

 


Perilaku kewirausahaan yaitu, aktivitas-aktivitas atau kegiatankegiatan dari seorang wirausaha yang diantaranya dibina oleh beberapa ciri
utamanya yaitu percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani mengambil
resiko, kepemimpinan, keorsinilan, dan berorientasi ke masa depan.
Selanjutnya Mc. Clelland dalam Suryana (2003:40) memberikan
definisi tingkah laku kewiraswastaan/kewirausahaan sebagai pengambil resiko
yang moderat, pengetahuan terhadap hasil dari keputusan-keputusan yang
diambil, mengetahui yang bakal terjadi, penuh semangat dan memiliki
keterampilan berorganisasi.
Maemuna (2011:20) Perilaku dalam ilmu niwa didefinisikan sebagai
“Kegiatan organisme yang dapat diamati oleh organisme lain atau oleh
berbagai instrument penelitian, yang termasuk dalam perilaku adalah laporan
verbal mengenai pengalaman subjektif yang didasari”. Tingkah laku atau
perilaku seorang individu terbentuk karena adanya suatu interaksi antara
seorang individu dengan lingkungannya.
Menurut P.O Sumarya (2010:33) “Wirausahawan adalah orang yang
mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka
kegiatan produktif yang mandiri. Sikap dan perilaku sangat dipengaruhi oleh
sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik,
beroreintasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang
dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar wirausaha tersebut dapat lebih
maju/sukses”.
Menurut Kasmir (2011:28) sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh
karyawannya merupakan bagian penting dalam etika wirausaha. Oleh karena
itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan oleh
pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di customer service,
sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan
tingkah laku menunjukan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan
perilaku ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh karyawan tanpa
pandang bulu.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
Perilaku Kewirausahaan adalah sikap seorang wirausaha dalam menjalankan
segala kegiatan usahanya yang didukung dengan sikap-sikap yang wajib
dimiliki oleh seorang wirausaha. Diantaranya percaya diri, berorientasi pada
tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorsinilan dan
berorientasi pada masa depan

Faktor – Faktor yang meningkatkan Kemampuan Manajerial (skripsi dan tesis)

 


Menurut hasil pengamatan Drs.Supadi dalam jurnal Kemampuan
Manajerial Penting dalam Membentuk Team Kerja yang Produktif. Ada 10
faktor yang mempengaruhi kemampuan manajerial antara lain :
1. Pekerjaan yang menarik
Pemimpin hendaknya mampu meyakinkan bawahannya
pekerjaannya sangat menarik. Suatu pekerjaan dikatakan
menarik bila orang yang mengerjakannya senang dalam
melakukannya. Berawal dari rasa senang itu pula diharapkan
dapat meningkatkan mutu suatu hasil kerja. Juga tak kalah
pentingnya agar pimpinan bisa mengetahui jenis pekerjaan
yang cocok dan disenangi bawahannya.
2. Kesejahteraan yang memedahi
Pemimpin harus bisa membuktikan bahwa dia mampu
menentukan dan memberikan kesejahteraan yang wajar pada
bawahannya secara obyektif. Ini penting dalam membangkitkan
dan memelihara gairah kerja yang baik.
3. Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan
Pemimpin hendaknya mampu memberikan pengarahan atau
training yang memadai sebelum suatu pekerjaan dilakukan.
Dengan demikian bisa mengurangi rasa kuatir bila gagal dalam
melakukan pekerjaan itu, sehingga terlalu hati-hati. Karena
terlalu berhati-berhati akibatnya akan sama bila tidak berhati-
hati.
4. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan
Pemimpin mampu membimbing bawahannya agar dapat
menghayati atas maksud dan makna pekerjaan. Dengan begitu
dia akan tahu kegunaan dari pekerjaannya. Bila dia telah tahu
betapa sangat pentingnya pekerjaan itu, maka dalam
mengerjakan pekerjaan itu, dia akan lebih meningkatkan
kinerjanya.
5. Suasana atau lingkungan kerja yang baik
Pimpinan wajib mengetahui cara agar membuat tempat kerja
tenang dan hubungan antar personal yang harmonis. Dari
lingkungan kerja yang baik itu diharapkan akan mampu
membawa pengaruh yang baik pula dari semua pihak baik dari
bawahan, atasan ataupun hasil pekerjaannya.
6. Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan
kompetensi dan kontribusi
Seorang bawahan akan merasa bangga bila team kerjanya
meraih kemajuan dalam kinerjanya. Lebih-lebih lagi bila
promosi dan perkembangan diri mereka dihargai secara fair
berdasarkan pada kompetensi dan kontribusinya. Dengan
kebanggaan itu pula dia akan selalu menjaga prestasi dan citra
team kerjanya.
7. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan team kerja
Sense of belonging bawahan terhadap team kerjanya harus
senantiasa ditumbuh kembangkan melalui keterlibatan yang
aktif dan tulus. Dengan demikian bawahan akan merasa bahwa
dirinya benar-benar dibutuhkan dalam team kerjanya. Dengan
timbulnya kecintaan dalam dirinya terhadap team kerjanya,
maka ia akan selalu termotivasi untuk meningkatkan
kinerjanya.
8. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi
Seorang pemimpin harus mampu menjalin hubungan emosional
dengan sikap dan batas perilakunya yang bijaksana terhadap
bawahan. Jika diperlukan dengan batas-batas tertentu dia akan
memperhatikan bawahannya sampai pada urusan pribadinya
tanpa mengesankan turut campur. Dengan demikian hubungan
kerja tidak terbatas pada pendekatan formal legalistik, namun
juga mempunyai pendekatan kekeluargaan atau dari hati kehati
antara pimpinan dan bawahannya.
9. Kesetiaan Pimpinan pada bawahan
Tidak hanya bawahan yang perlu memberikan loyalitas pada
pimpinan, namun penting juga sebaliknya. Loyalitas demikian
akan menjadi dasar rasa kepercayaan bawahan terhadap
pimpinannya, sehingga mau memberikan dukungan yang penuh
terhadap team kerjanya. Hal ini dapat juga mendatangkan
wibawa terhadap atasan. Apabila jika dia sanggup
menyampaikan realita secara arif dan bijaksana. Tidak
mengobral janji-janji kosong hanya untuk meningkatkan
kinerja sesaat yang berbuntut pada rasa kesal pada diri
bawahan. Hingga bawahan berpendapat dia bukan pimpinan
yang pantas dipercaya dan didukungnya
10. Disiplin kerja
Penerapan disiplin kerja dengan pendekatan legalitas formal
hendaknya diminimasi sekecil mungkim. Pimpinan yang hanya
berbicara tentang sangsi atau hukuman dalam membenahi
bawahannya hanya akan memberikan indikasi ketidakmampuan
memimpin. Hal demikian juga tidak selalu efektif. Adalah
sudah menjadi sifat manusia yang biasanya ber ego tinggi,
sehingga pendekatan diatas akan sering menstimulasi bawahan
untuk bersikap defensive dan boleh jadi akan membalas
tindakan itu dengan diam-diam menurunkan kinerjanya dalam
team dengan mengurangi keterlibatan dan dukungan terhadap
tim kerjanya.

Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Manajerial (skripsi dan tesis)

 


Dalam team kerja pada umumnya tidak jarang pemimpin atau leader
yang tidak menghasilkan kinerja optimal. Penyebab rendahnya kemampuan
manajerial ini menurut Drs. Supadi dalam jurnal Kemampuan Manajerial
Penting dalam Membentuk Team Kerja yang Produktif adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin tidak memahami kinerja yang diharapkan dari posisinya
sebagai seorang pimpinan team kerja
2. Pemimpin tidak memahami peran manajerial yang disandangnya
3. Pemimpin tidak mempunyai manajerial skill yang diperlukan untuk
menghasilkan kinerja manajerial yang ditargetkan
4. Pemimpin tidak memiliki semangat untuk mengfokuskan dan
mendorong aktivitasnya dalam menghasilkan kinerja manajerial

Indikator Kemampuan Manajerial (skripsi dan tesis)

 


Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh J.David Hunger
& Thomas L.Wheelen (2001:452) dan Paul Hersey dalam Wahjosumidjo
(2003:99) menyatakan terdapat 3 Indikator yang mempengaruhi Kemampuan
Manajerial yaitu :
1. Keahlian Teknis
Keahlian teknis berkaitan dengan apa yang dilakukan dan bekerja
dengan sesuatu, terdiri dari kemampuan menggunakan teknologi untuk
mengerjakan tugas-tugas organisasional. Keterampilan teknikal
memungkinkan orang yang bersangkutan melaksanakan mekanisme yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan khusus. Pengertian yang lebih lengkap
dikemukakan oleh Konntz, dkk dalam Munfaat (2001:26-27) yaitu
“Technical skill is knowledge of and profiency in activities
involving methods,process, and procedures, thuts, it involves working with
tools, and supervisors should have the ability to teach these skill to their
subordinates”.
2. Keahlian Manusia
Keahlian manusia berkaitan dengan bagaimana sesuatu dilakukan
dengan bekerja dengan orang terdiri dari kemampuan untuk bekerja sama
dengan orang lain untuk mencapai sasaran.
3. Keahlian Konseptual
Keahlian konseptual berkaitan dengan mengapa sesuatu dilakukan
dengan cara pandang orang terhadap organisasi secara keseluruhan, terdiri dari
kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan karena kompleksitas
itu dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan