Friday, June 17, 2022

Pengertian Pengendalian (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Maun Jamaludin (2019:183) “Pengendalian adalah proses untuk
menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilai dan mengreksi
dengan maksud supaya pelaksaan pekerjaan sesuai dengan rencana.”
“Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar terlaksana sesuai dengan ketetapan dalam rencana.” Earl
P.Strong yang dikutip oleh Maun Jamaludin (2019:182)
Menurut G.R Terry yang diterjemahkan oleh Maun Jamaludin (2019:183)
yaitu Manajemen Operasi, bahwa “Pengendalian dapat didefinisikan sebagai
proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang
dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan
perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yang selaras
dengan standar.”
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa pengendalian adalah proses
pengaturan berbagai macam faktor yang ada dalam perusahaan agar semua yang
sudah direncanakan dan ditargetkan dapat tercapai, pengendalian juga dimaksud
untuk menentukan awal strategi produksi, agar semua aspek dapat terkendali.

Kegiatan Manajemen Produksi (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Richard B. Chase dan Nicholas J.Aquilano yang dikutip oleh T.
Hani Handoko (2017:8), bahwa kegiatan-kegiatan ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Pemilihan : keputusan stategik yang menyangkut pemilihan proses melalui mana
berbagai barang dan jasa akan diproduksi atau disediakan.
2. Perancangan : keputusan-keputusan taktikal yang menyangkut kreasi metodametoda pelaksanaan suatu operasi produksi.
3. Pengoperasian : keputusan-keputusan perencanaan tingkat ke luaran jangka
panjang atau dasar forecast permintaan dan keputusan-keputusan scheduling
pekerjaan dan pengalokasian karyawan jangka pendek.
4. Pengawasan : prosedur-prosedur yang menyangkut pengambilan tindakan
korektif dalam operasi-operasi produksi barang atau penyediaan jasa.
5. Pembaharuan : implementasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam sistem
produktif berdasarkan perubahan-perubahan permintaan, tujuan-tujuan
organisasional, teknologi dana manajemen.
Sedangkan, menurut Maun Jamaludin (2019:9) kegiatan manajemen
produksi dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah awal sebelum memproduksi suatu barang
perencanaan produksi meliputi keputusan yang mencakup jenis barang yang
diproduksi, jumlah barang yang akan diproduksi, deain produksi, bahan baku
yang dibutuhkan dan cara pengelolaan.
2. Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi merupak rangkaian prosedur yang diarahkan pada semua
elemen dalam proses produksi (pekerja, materi, peralatan dan material) sehingga
memberikan hasil dengan ongkos terendah dalam waktu tercepat.
3. Pengawasan Poduksi
Fungsi yang digunakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan
yang direncanakan, yaitu memproduksi dengan cara yang terbaik dan biaya
serendah-rendahnya, serta tepat waktu.
Dari paparan para ahli dapat dilihat bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
manajemen produksi merupakan suatu sistematika untuk mengeluarkan produk
secara efektif dan efisien dengan mencetuskan stategi dan kebijakan agar proses
produksi bisa lebih produktif dan berjalan sesuai yang diinginkan.

Manajemen Operasional (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Herjanto (2007:2) “manajemen operasional adalah suatu kegiatan
yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui
prose transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.”
“Manajemen operasional adalah sistem manajemen atau serangkaian proses
dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa.” Stevenson (2009: 4)
Sedangkan menurut Maun Jamaludin (2019:14) “Manajemen operasional
adalah sebagai desain, operasi dan pengembangan sistem yang mencitakan dan
medistribusikan produk dan jasa pokok yang dihasilkan oleh perusahaan.”
Adapun pendapat dari Ahyari (2000:12) bahwa, “Manajemen operasi
merupakan proses kegiatan untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian dari produksi dan proses produksi.”
Dari berbagai pendapat para ahli di atas, manajemen operasional adalah
pengadaan rencana secara operasional di lapangan dengan beragam strategi dan
sistem di dalamnya seperti perencanaan, pengendalian, pengarahan produksi agar
berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan

Manajemen Produksi (skripsi tesis dan disertasi)

 


Dalam suatu perusahaan mengatur suatu kegiatan usaha adalah faktor yang
sangat penting, terutama manajemen produksi dimana semua proses input sampai
output barang diatur dan dikoordinasikan dengan sebaik-baiknya agar
menghasilkan produk yang berkualitas.
Menurut Maun Jamaludin (2019:9),“pengertian produksi merupakan
kegiatan untuk mengoordinasikan penggunaan sumber daya (sumber daya
manusia, sumber daya dana) secara efisien dan efektif untuk menambah kegunaan
suatu barang dan jasa.”
“Manajemen Produksi merupakan usah-usaha pengelolaan secara optimal
penggunaan sumber daya - sumber daya (atau sering disebut dengan faktor-faktor
produksi) – tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan tenaga kerja
menjadi berbagai produk dan jasa.” T. Hani Handoko (2017:7)
Dari pengertian tersebut, manajemen produksi adalah pengelolaan seluruh
kegiatan produksi serta membuat keputusan agar perusahaan menghasilkan
produknya secara produktif serta efisien dalam mengatur berbagai sumber daya
yang ada di dalam perushaan baik bahan baku, mesin maupun sumber daya
manusia untuk mengatur keseluruhan operasional agar terlaksana dengan baik.

Pengertian Produksi Pengertian Produksi

 


“Produksi adalah kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau
penciptaan kegunaan, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang
bermanfaat bagi pemenuhan konsumen. Adapun produksi disini adalah
transformasi dari faktor-faktor produksi (bahan mentah, tenaga kerja, modal, serta
teknologi) menjadi hasil produksi atau produk.” Maun Jamaludin (2019:178)
Menurut Sofjan Assauri (2001:12) yang dimaksud dengan produksi adalah
“Kegiatan yang mentranformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output),
tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta
kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk
menghasilkan produk tersebut.”
Dari pengertian para ahli diatas, maka produksi merupakan kegiatan yang
dilakukan perusahaan dari proses perubahan input bahan baku sampai output yang
menghasilkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Produksi (skripsi tesis dan disertasi)

 


Dalam perusahaan proses output yang dihasilkan perusahaan manufaktur
dapat berupa produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dinamakan
produksi. Sebagai aktivitas inti, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk
terbaik sesuai dengan standar operasional prosedur, dimulai dari pemilihan dan
pengelolaan bahan baku terbaik sampai pendistribusian barang kepada konsumen,
sehingga kualitas produk dapat dipertahankan kualitasnya bahkan mampu
ditingkatkan lagi, apabila perusahaan dapat melakukannya dengan baik, maka
akan ada timbal balik yang positif dari berbagai pihak atau stakeholder.

Pengendalian Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Pelaksanaan pengendalian persediaan yang efektif berkaitan dengan
tujuan perusahaan agar penjualan dapat maksimal dengan penggunaan
sumber daya yang optimal. Pengendalian persediaan akan menjadi faktor
utama keberhasilan perusahaan dalam mencapai jumlah produksi yang
diinginkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen.
Tujuan dilakukannya pengelolaan persediaan adalah untuk
menyeimbangkan antara investasi persediaan dan layanaan. Dalam
mencapai strategi berbiaya rendah tidak akan pernah tercapai tanpa adanya
pengeloaan persediaan yang baik.
a. Metode Pengendalian Persediaan
Dalam pengendalian persediaan terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan yang disesuaikan dengan permasalahan dan yaitu :
1) Metode Economic Order Quantity (EOQ)
Metode EOQ adalah salah satu teknik yang paling sering
digunakan karena lebih mudah dipakai, metode ini menciptakan
adanya persediaan yang dapat meminimalkan biaya persediaan
yang dikeluarkan perusahaan.
2) Material Requirements Planning (MRP)
Menurut Heizer & Render, (2014) Material Requirements
Planning (MRP) merupakan permintaan terikat yang terdiri dari
daftar kebutuhan bahan dan catatan persediaanyang akurat.
Berdasarkan dari pengertian tersebut maka dapat diartikan
bahwa MRP merupakan teknik perencanaan dan pengendalian
material yang pada sebuah unit produk yang dihasilkan.
3) Just-in-Time (JIT).
Menurut Stevenson & Choung, (2014) Just In Time (JIT)
merupakan sebuah sistem pemrosesan yang sangat
terkoordinasi dimana barang bergerak melalui sistem dan jasa
dilakukan tepat pada saat dibutuhkan.
Pengendalian persediaan di perusahaan sangatlah berperan
penting dalam mengembangkan usaha, karena dengan pengendalian
persediaan akan berpengaruh terhadap efisiensi biaya, keuntungan
usaha, dan kelancaran produksi. Sehingga dengan adanya
pengendalian perushaan diharapkan dapat membantu permasalahan
perusahaan agar proses produksi tetap berjalan dengan lancar.
b. Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity)
Jumlah persediaan yang tinggi berakibat resiko biaya
penyimpanan semakin besar sehingga perlu adanya optimalisasi pada
persediaan perusahaan. Menurut Heizer & Render, (2011), model
kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity) adalah salah
satu teknik kontrol persediaan yang meminimalkan biaya total dari
pemesanan dan penyimpanan. Langkah penyelesaian perhitungan
EOQ menurut Heizer & Render, (2011) sebagai berikut :
1) Menghitung permintaan dari akhir periode
2) Menghitung biaya sekali pemesanan
3) Menghitung biaya penyimpanan per unit pada produk
4) Menentukan jumlah pesanan ekonomis

Pengelompokan persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam
pengelolaan persediaan bahan baku adalah pengelompokan produk.
Perusahaan cenderung mengalami kesulitan dalam hal pengelompokan
bahan baku atau produk yang ada.
a. Metode Pengelompokan Persediaan
Dalam menentukan produk persediaan mana saja yang seharusnya
diperhatikan dari pada produk lain sehingga dalam penyediaan
persediaan perusahaan dapat fokus dalam pengelolaan yang sesuai
dengan tingkat kepentingan dari masing – masing produk tersebut.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengelompokkan
produk yaitu Metode Klasifikasi ABC.
b. Metode Klasifikasi ABC
Metode Klasifikasi ABC adalah metode yang dapat digunakan
untuk mengelompokan produk yang ada pada persediaan sehaingga
dapat sesuai dengan kepentingan dari masing – masing produk
tersebut. Menurut Chase, Richard B, Jacobs, (2014) Klasifikasi
persediaan ABC (ABC inventory classification) merupakan kegiatan
membagi persediaan ke dalam kaetgori nilai uang yang
menggelompokkan ke dalam strategi – strategi yang sesuai untuk
kategori tersebut. Skema klasifikasi persediaan ABC dengan membagi
item persediaan menjadi tiga kelompok, yaitu nilai uang yang tinggi
(A), nilai uang menengah (B), dan nilai uang yang rendah (C). Yang
mana nilai uang adalah ukuran yang penting; suatu item dengan biaya
rendah tetapi mempunyai volume yang tinggi akan lebih penting
dibandingkan dengan item biaya tinggi tetapi memiliki volume yang
rendah

Permasalah persediaan(skripsi tesis dan disertasi)

 


Masalah persediaan adalah masalah yang sering dihadapi oleh
beberapa perusahaan, karena apabila pengelolaan persediaan yang buruk
akan berakibat terganggunya mekanisme kegiatan operasional yang
sedang berjalan. Masalah yang biasanya dihadapi oleh perusahaan yaitu
persediaan bahan baku yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan
akan menyebabkan keuntungan yang diperoleh perusahaan menurun. Hal
ini disebabkan adanya biaya penyimpanan dan kualitas bahan baku yang
menurun, tetapi persediaan bahan baku yang terlalu kecil juga akan
menekan keuntungan karena perusahaan tidak dapat bekerja dengan
tingkat produktifitas yang optimal. Dengan adanya permasalahan tersebut
perusahaan memerlukan adanya perencanaan persediaan dan pengendalian
persediaan.

Tujuan Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Persediaan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan
dalam suatu perusahaan. Apabila persediaan yang ada tidak dikelola
dengan baik oleh perushaan maka kegiatan produksi atau kegiatan
operasional pada perusahaan akan terhambat karena perushaan tidak
akan dapat beroperasi apabila tidak memiliki persediaan bahan baku.
Menurut Chase Richard B, Jacobs, (2014) terdapat 6 tujuan persediaan,
yaitu :
1) Untuk mempertahankan kelanjutan pada kegiatan operasional
perusahaan, dimana barang yang tersedia dapat menjadi
fleksibilitas pada perusahaan ketika terjadi permintaan dari
konsumen.
2) Untuk pemenuhan variasi permintaan produk, jika permintaan pada
produk tersebut diketahui dengan tepat (meskipun tidak tepat
sepenuhnya), tetapi minimal dapat menghasilkan produk untuk
memenuhi permintaan yang telah ada.
3) Untuk memungkinkan fleksibilitas pada penjadwalan produksi,
dengan adanya persediaan dapat mengurangi tekanan dalam sistem
produksi untuk memenuhi barang-barang permintaan dari
konsumen.
4) Untuk memberikan perlindungan dalam waktu pengiriman bahan
baku, ketika perusahaan melakukan kegiatan pemesanan barang,
dan apabila terjadi keterlambatan produksi, maka perusahaan
masih miliki persediaan untuk dijual.
5) Untuk mengambil keuntungan dari pesanan pembelian, untuk
melakukan pemesanan diperlukan biaya oleh karena itu semakin
besar ukuran pengiriman semakin kecil biaya per unit.
6) Banyak alasan spesifik lainnya berdasarkan situasi tertentu.
Berdasrkan situasinya persediaan mungkin perlu disimpan contoh
persediaan yang dibeli sebagai antisipasi terhadap perubahan
harga.
Berdasarkan tujuan – tujuan diperlukannya persediaan yang telah
disebutkan dapat diketahui bahwa adanya persediaan memiliki
pengaruh terhadap perkembangan suatu perusahaan karena dengan
adanya persediaan, perusahaan dapat terus melakukan produksi
sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen.
c. Jenis – Jenis Persediaan
Pada perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur memiliki jenis
persediaan yang berbeda. Dalam perusahaan jasa memiliki jenis jasa
langsung dan jasa tidak langsung, jasa langsung berarti konsumen
merasakan jasa tersebut secara langsung dan apabila jasa tidak
langsung konsumen dapat merasakan jasa tersebut melalui perantara
produk. Dalam perusahaan manufaktur terdapat perusahaan yang
mengelola produk dari awal atau menambahkan inovasi terhadap
produk setengah jadi. Menurut Heizer & Render, (2011), persediaan
yang ada diperusahaan biasanya terdiri dari empat jenis yaitu :
1) Persediaan bahan mentah (Raw Material Inventory) yang telah
dibeli, tetapi belum diproses. Pendekatan yang lebih banyak
diterapkan adalah dengan menghapus variabilitas pemasok dalam
mutu, jumlah atau waktu pengiriman sehingga tidak perlu
pemisahan.
2) Persediaan barang setengah jadi (Work In Process Inventory)
adalah komponen-komponen atau bahan mentah yang telah
melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai.
3) Persediaan MRO (Maintenance, Repairing, Operating Iventory)
merupakan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan
pemeliharaan, perbaikan, operasi. Persediaan ini ada karena
kebutuhan akan adanya pemeliharaan serta perbaikan dari
beberapa peralatan yang tidak diketahui sehingga persediaan ini
merupakan fungsi jadwal pemeliharaan dan perbaikan.
4) Persediaan barang jadi adalah produk yang telah selesai dan
tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukkan ke
persediaan karena permintaan pelanggan dimasa mendatang tidak
diketahui.
Berdasrkan jenis – jenis persediaan yang telah disebutkan maka
persediaan yang ada pada perusahaan jasa langsung maupun
perusahaan jasa tidak langsung memiliki jenis persediaan yang
berbeda yang telah disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Dalam
perusahaan manufaktur juga memiliki jenis persediaan yang berbeda
yang telah disesuaikan oleh kebutuhan produksi dari masing – masing
perusahaan.

Pengertian Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Persaingan yang meningkat pada perusahaan besar, menengah
ataupun kecil menyebabkan suatu perusahaan harus meningkatkan
efisiensi secara tepat di segala bidang. Salah satu upaya yang harus
dilakukanya itu dengan meningkatkan efisiensi pengendalian
persediaan. Dengan persediaan perusahaan dapat memenuhi
permintaan konsumen. Selain itu dengan adanya persediaan di gudang
juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi perusahaan
dan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku.
Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan oleh
konsumen dapat merugikan perusahaan yang mana image perusahaan
menjadi kurang baik.
Menurut Chase Richard B, Jacobs,(2014) Persediaan adalah
jumlah ukuran stok pada suatu barang atau sumber daya yang
dipergunakan dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Berdasarkan
uraian yang telah disebutkan dapat diketahui bahwa persediaan sangat
penting artinya bagi suatu perusahaan yang berfungsi untuk
menghubungkan antara perusahaan dengan konsumen dalam hal
pemenuhan kebutuhan atau permintaan.

Data Flow Diagram (DFD) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Pengertian Data Flow Diagram (DFD) menurut Jogiyanto Hartono
adalah : “Diagram yang menggunakan notasi simbol untuk menggambarkan arus
data system”. (Jogiyanto Hartono, 2005, 701).
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah
ada atau sistem yang baru yang akan dikembangkan secara logika dan
menjelaskan arus data dari mulai pemasukan sampai dengan keluaran data
tingkatan diagram arus data mulai dari diagram konteks yang menjelaskan secara
umum suatu system atau batasan system dari level 0 dikembangkan menjadi level
1 sampai system tergambarkan secara rinci. Gambaran ini tidak tergantung pada
perangkat keras, perangkat lunak, struktur data atau organisasi file.
Menurut Jogiyanto Hartono, tahun 2005 dalam bukunya Analisis dan
Desain Sistem Informasi ada beberapa simbol digunakan pada DFD untuk
mewakili :
1. Kesatuan Luar (External Entity)
Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan (entity) di
lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lain
yang berada pada lingkungan luarnya yang memberikan input atau menerima
output dari sistem.
2. Arus Data (Data Flow)
Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini
mengalir di antara proses, simpan data dan kesatuan luar. Arus data ini
menunjukan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil
dari proses sistem.
3. Proses (Process)
Proses (process) menunjukan pada bagian yang mengubah input menjadi
output, yaitu menunjukan bagaimana satu atau lebih input diubah menjadi
beberapa output. Setiap proses mempunyai nama, nama dari proses ini
menunjukan apa yang dikerjakan proses.
4. Simpanan Data (Data Store)
Data Store merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file
atau database pada sistem computer, komponen data store digunakan untuk
memodelkan sekumpulan paket data. Komponen data store diberi nama dengan
19
kata benda berkonotasi jamak, misalnya penyimpanan database yang
terkomputerisasi.

Standart Of Procedure (SOP) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Tahgati (2013) SOP dapat didefinisikan sebagai dokumen yang
menjabarkan aktivitas operasional yang dilaksanakan sehari-hari, dengan tujuan
agar pekerjaan tersebut dilaksanakan secara benar, tepat, dan kosisten untuk
menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manfaat SOP sebagai berikut:
a. Sebagai standar yang digunakan pegawai untuk melakukan tugas-tugasnya
sehingga lebih terarah dan tepat guna.
b. Mengurangi faktor kesalahan dan ketidaktertiban pegawai.
c. Menciptakan ukuran standar kerja yang dapat dipakai oleh pegawai untuk
mengevaluasi dan memperbaiki kemampuannya.
d. Memberikan inforrmasi mengenai peningkatan kompetensi pegawai.

Hypertexy Prepceprocessor (PHP) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Wahyono (2005), Hypertexy Prepceprocessor (PHP) merupakan
program yang dikembangkan secara bersama oleh para programer dari seluruh
dunia yang menekuni dunia open source. PHP dikembangkan khususnya untuk
mengakses dan memanipulasi data yang ada di database server open sorce seperti
MySQL. Bahasa pemrograman ini ditemukan oleh Rasmus Lerdorf yang bermula
dari keinginan sederhana untuk mempunyai alat bantu atau tools dalam
memonitor pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Oleh sebab itu, pada
awal pengembangannya, PHP merupakan akronim dari Personal Home
PageTools sebelum akhirnya menjadi PHP. Dalam hal ini penulis menggunakan
bahasa pemrograman PHP dikarenakan PHP merupakan bahasa pemrograman
web yang paling sering digunakan dan mudah dalam pembuatannya, serta lebih
fleksibel dalam akses ke database MySQL.

My Structured Query Language (MySQL) (skripsi tesis dan disertasi)

 My Structured Query Language (MySQL) atau yang bisa di baca maisekuel adalah program pembuat dan pengelola database (Kadir, 2010). Selain itu

data MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan,
sehingga dapat digunakan untuk membuat Aplikasi Multi User (banyak
pengguna). Kelebihan dari MySQL adalah menggunakan bahasa query
(permintaan) standar SQL (Structured Query Language). SQL adalah salah satu
bahasa permintaan yang terstruktur. Dalam hal ini penulis menggunakan database
MySQL dikarenakan database yang sudah ada pada pengadilan tinggi Surabaya
menggunakan MySQL.

Teknik Observasi (skripsi tesis dan disertasi)

 


Teknik obervasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan pancaindra, jadi tiddak hanya pengamatan menggunakan mata.
Mendengarkan, mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk
observasi. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah panduan
pengamatan dan lembar pengamatan, serta bisa juga berupa catatan singkat
mengenai hal-hal apa saja yang diobservasi. (Suliyanto, 2006)
Observasi sering digunkan sebagai teknik pengumpulan data tambahan
selain wawancara, namun ada juga yang menggunakan observasi tanpa
menggunakan wawancara. Di dalam melakukan observasi, pancaindra yang paling
berperan adalah pengamatan dengan mata atau melihat.

Teknik Wawancara (skripsi tesis dan disertasi)

 


Teknik wawancara merupakan teknik pengambilan data oleh peneliti
dengan langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari
responden. Dalam wawancara, peneliti tidak harus bertatap muka secara langsung,
tetapi dapat melalui media tertentu misalnya telepon, teleconference, chatting
melalui internet, bahkan melalui short message service (SMS) dan e-mail.
(Suliyanto, 2006).
Teknik ini merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan
oleh peneliti untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan terkait
penelitian yang dilakukan. Di dalam dunia TI, para pengembang sebuah sistem
sering menggunakan teknik ini untuk menggali informasi yang dibutuhkan
stakeholder atau pemilik kepentingan.

Software Development Life Cycle (SDLC) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Pressman (2010) didalam software development life cycle
terdapat beberapa model diantaranya adalah model waterfall, terkadang disebut
sebagai siklus hidup klasik, menunjukkan sistematis, pendekatan sekuensial untuk
penyebaran perangkat lunak yang dimulai dengan spesifikasi permintaan
pelanggan dan berlangsung melalui perencanaan, pemodelan, construction dan
deployment yang berakhir pada dukungan yang berkelanjutan dari terselesainya
software.

Reorder Point (ROP) (skripsi tesis dan disertasi)


Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian reorder point
(ROP) antara lain:
1. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:99), ROP adalah titik pemesanan
ulang adalah tingkat atau titik persediaan dimana tindakan harus diambil untuk
mengisi kembali persediaan barang.
2. Menurut Freddy Rangkuty (2004:83), ROP adalah titik pemesanan yang harus
dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan adanya lead time dan safety
stock.
3. Menurut Gasperz (2004:291), tarik dari ROP menimbulkan cash loading input
ke setiap tingkat adalah output dari tingkat atau tahap sebelumnya sehingga
menyebabkan saling ketergantungan diantara tingkat-tingkat dalam sistem
distribusi.
4. Sofjan Assauri (2004;196), tingkat pemesanan kembali (reorder point) adalah :
“Tingkat pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah
persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan
kembali”.
5. Menurut Bambang Riyanto, dalam bukunya Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan (2004 : 73) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan reorder
point adalah saat atau titik dimana harus diadakan pemesanan serupa,
sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu tepat pada
waktu dimana persediaan atas safety stock sama dengan nol.
Adapun beberapa faktor untuk menentukan Reorder Point (ROP) diantaranya :
1. Menurut Petty, William, Scott dan David (2005:279) adalah;
- Pengadaan atau stock selama masa pengiriman
- Tingkat pengamanan yang diinginankan
2. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:83) faktor-faktornya adalah:
- Penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang
- Besar safety stock.
Dari kedua pendapat ahli di atas menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
titik pemesanan kembali (ROP) adalah :
1. Lead Time (LT), Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara barang
yang dipesan hingga sampai diperusahaan.
2. Tingkat pemesanan barang pada rata-rata persatuan waktu tertentu.
3. Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan barang
minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan
keterlambatan datangnya bahan baku. 

EOQ (Economic Order Quantity) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Pada tahun 1915 FW. Harris mengembangkan rumus yang cukup terkenal
yaitu Economic Order Quantity (EOQ). Rumus ini banyak digunakan di
perusahaan atas suatu usaha yang dilakukan oleh seorang konsultan yang bernama
Willson. Oleh karena itu rumus ini sering disebut dengan EOQ Willson, walaupun
yang mengembangkan FW.Harris. Walaupun Economic Order Quantity (EOQ)
merupakan teknik penentu persediaan tertua, namun Economic Order
Quantity (EOQ) dengan variasinya banyak digunakan di perusahaan untuk
permintaan tersendiri dalam manajemen persediaan karena relatif mudah
digunakan. Berikut ini adalah definisi Economic Order Quantity (EOQ) menurut
para ahli :
1. Definisi Menurut (Pardede:2005)
menyatakan bahwa Economic Order Quantity (EOQ) menunjukkan sejumlah
barang yang harus dipesan untuk tiap kali pemesanan agar biaya kesediaan
keseluruhan menjadi sekecil mungkin.
2. Definisi Menurut (Rangkutti:2007)
Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah pembelian bahan mentah
pada setiap kali pesanan dengan biaya yang paling murah
3. Definisi Menurut Keown (2008:748)
menyebutkan bahwa Economic Order Quantity (EOQ) adalah menentukan
jumlah pemesanan yang ekonomis untuk jenis persediaan dengan
penggunaan yang diperkirakan, biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.
4. Definisi Menurut Prof. Dr. Bambang Rianto
Economic Order Quantity adalah jumlah kuantitas barang yang dapat
diperoleh dengan biaya minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah
pembelian yang optimal.
5. Definisi Menurut Drs. Agus Ahyadi
Economic Order Quantity adalah jumlah pembelian bahan baku yang dapat
memberikan minimalnya biaya persediaan.
Dari lima definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa EOQ merupakan suatu metode
yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelian bahan baku yang dapat
menekan biaya-biaya persediaan sehingga efisiensi persediaan bahan dalam
perusahaan dapat berjalan dengan baik. Penggunaan metode EOQ dapat
membantu suatu perusahaan dalam menentukan jumlah unit yang dipesan agar
tercapai biaya pemesanan dan biaya persediaan seminimal mungkin.
Model Economic Order Quantity (EOQ) merupakan model matematik yang
menentukan jumlah barang yang harus dipesan untuk memenuhi permintaan yang
diproyeksikan dengan biaya persediaan yang diminimalkan

Pengendalian Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Herjanto (2008:237) sistem pengendalian persediaan atau stok
dapat didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk
menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk
menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus diadakan.
Pengendalian persediaan sangat menunjang keberhasilan perusahaan karena :
1. Menjaga agar persediaan atau stok di gudang selalu mencukupi pesanan
pelanggan.
2. Menjaga agar selalu diperoleh informasi harga yang tepat untuk keperluan
penjualan.
3. Menekan biaya pemesanan dan persediaan.
4. Mengontrol/mengendaliakan investasi dalam persediaan.
5. Mengoptimalkan Putaran Persediaan.
6. Mempermudah memperoleh informasi-informasi actual tentang persediaan
barang.

Website (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Wang & Katila (2004) website adalah sekumpulan dokumen –
dokumen yang terdapat didalam satu domain yang mengandung informasi.
Sebuah website biasanya dibangun atas banyak halaman web yang saling
berhubungan. Website memiliki berbagai macam jenis berdasarkan sifatnya antara
lain :
1. Website dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan konten atau isi
yang selalu berubah – ubah setiap saat.
2. Website statis, merupakan website yang isinya sangat jarang diubah.
2.4 Persediaan
Menurut Herjanto (2008:237) persediaan atau stok adalah bahan baku
atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu,
misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat
berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun
suku cadang. Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam
memenuhi kebutuhan perusahaan , sebagai berikut :
1. Mengurangi resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang
dibutuhkan perusahaan.
2. Mengurangi resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan.
3. Mengurangi resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
4. Untuk menyimpan bahan baku atau barang yang dihasilkan secara musiman
sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di
pasaran.
5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon dan kuantitas.

Aplikasi (skripsi tesis dan disertasi)

 


Aplikasi adalah program siap pakai yang dubuat untuuk melaksanakan
suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan oleh
sasaran yang dituju. Menurut Jogiyanto (2003), teknologi yang canggih dari
perangkat keras akan berfungsi bila intruksi-intruksi tertentu telah diberikan
kepadanya. Intruksi-intruksi tersebut disebut perangkat lunak (software).
Sehingga bisa dikatakan bahwa aplikasi merupakan perangkat lunak yang
diciptakan oleh manusia dan bertujuan untuk melakukan kegiatan tertentu dan
membantu dalam setiap pekerjaan manusia. Saat ini aplikasi telah banyak
digunakan pada instansi atau perusahaan baik di Indonesia maupun dunia.

Persediaan Pengaman (Safety Stock) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Berdasarkan uraian (Nafarin, 2004) persediaan
pengaman (safety stock) adalah persediaan inti dari bahan
yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan
usaha.Persediaan pengaman tidak boleh dipakai kecuali
dalam keadaan darurat, seperti keadaan bencana alam, alat
pengangkut bahan kecelakaan, bahan dipasaran dalam
keadaan kosong karena huru hara, dan lain-lain. Persediaan
pengaman bersifat permanen, karena itu persediaan bahan
baku minimal (persediaan pengaman) termasuk kelompok
aktiva. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
safety stock bahan baku, antara lain sebagai berikut :
1. Kebiasaan para leveransir menyerahkan bahan baku yang
dipesan apakah tepat waktu atau terlambat. Bila sering
terlambat berarti perlu safety stock yang besar, sebaliknya
bila biasanya tepat waktu maka tidak perlu safety stock
yang besar.
2. Besar kecilnya bahan baku yang dibeli setiap saat. Bila
bahan baku yang dibeli setiap saat jumlahnya besar, maka
tidak perlu safety stock.
3. Kemudahan menduga bahan baku yang diperlukan.
Semakin mudah menduga bahan baku yang diperlukan
maka semakin kecil safety stock.
4. Hubungan biaya penyimpanan (carrying stock) dengan
biaya ekstra kekurangan persediaan (stockout cost).
Stockout stock seperti biaya pesanan darurat, kehilangan
kesempatan mendapat keuntungan karena tidak
terpenuhinya pesanan, kemungkinan kerugian karena
adanya stagnasi produksi, dan lain-lain. Apabila stockout
costlebih besar dari carrying cost, maka perlu safety stock
yang besar.
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan
bahawa safety stock adalah persediaan bahan minimum
yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga
terjadinya keterlambatan agar tidak mengganggu
kelancaran produksi

Metode Economic Order Quanity (EOQ) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut pengertian EOQ adalah jumlah persediaan yang
harus dipesan dengan biaya yang minimal. Dalam model EOQ biaya
persediaan yang dipertimbangkan adalah biaya penyimpanan
persediaan dan biaya pemesanan persediaan.
Menurut (Horne & Wachowicz, 2012)pengertian jumlah
pesanan ekonomis (economic order quantity – EOQ) adalah konsep
yang penting dalam pembelian bahan baku dan dalam penyimpanan
persediaan barang jadi dan barang dalam transit.

Fungsi dan Tujuan Pengendalian Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut (Sudana, 2011), tujuan pengendalian
persediaan dapat diartikan sebagai usaha untuk mendukung
kelancaran produksi dan penjulan, dan untuk menyediaakan
persediaan yang diperlukan guna menjamin kelangsungan
operasi perusahaan pada tingkat biaya yang minimal.Untuk
itu langkah pertama yang perlu dilakukan oleh manajemen
adalah mengidentifikasi semua biaya yang berkaitan dengan
pembelian dan penyimpanan persediaan.

Pengendalian Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Pentingnya pengendalian pesediaan pada suatu
perusahaan agar tidak terjadinya penumpukan bahan baku,
adanya persediaan bahan baku yang berlebihan dapat
berdampak pada hasil akhir produk tersebut, begitupun
sebaliknya jika persediaan bahan baku tidak memenuhi
persediaan maka dapat berdampak buruk pada hasil produk
tersebut. Keseimbangan dari seluruh pelaksanaan kegiatan
yang ada dalam perusahaan akan menciptakan pengendalian
bahan baku yang baik. Pengendalian persediaan merupakan
fungsi manajerial yang sangat penting bagi perusahaan.
Pelaksanaan fungsi akan berhubungan dengan seluruh
bagian yang bertujuan agar usaha penjualan produk dan
penggunaan sumber daya dapat maksimal.
Menurut (Eldwidho & Slamet, 2016)manajemen
persediaan atau pengendalian persediaan merupakan
kegiatan yang memiliki tujuan untuk mengawasi dan
mengendalikan persediaan yang ada diperusahaan, sehingga
kelancaran produksi tidak terganggu akibat terlalu banyak
atau sedikitnya dari persediaan yang dimiliki.

Biaya-biaya dalam Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut(Sudana, 2011) Biaya yang berkaitan dengan
persediaan dikelompokkan menjadi:
1. Biaya Peyimpanan (carrying costs) yang terdiri atas :
biaya modal atas dana yang terikat pada persediaan, biaya
penyimpanan dan penanganan persediaan, biaya asuransi,
pajak atas persediaan, penyusutan atau keausan. Pada
umumnya biaya ini berubah sejalan dengan perubahan
jumlah persedian rata-rata yang disimpan. Biaya
penyimpanan biasanya dinyatakan dalam persentase
tertentu dari nilai persediaan. Dengan demikian semakin
banyak jumlah persediaan, semakin besar biaya
penyimpanan dan sebaliknya.
2. Biaya Pemesanan (ordering costs), yang terdiri atas: biaya
pengiriman order, biaya pengiriman barang, dan
penanganannya. Biaya pemesanan jumlahnya tetap pada
setiap kali pemesanan dilakukan. Dengan kata lain total
biaya pemesanan persediaan dalam satu tahun adalah
sama dengan biaya pemesanan setiap pesan dikali
frekuensi pemesnan dalam satu tahun. Dengan demikian
semakin besar jumlah persediaan yang dipesan setiap kali
pemesanan, frekuensi pemesanan yang harus dilakukan
semakin berkurang, sehingga biaya pemesanan akan
semakin kecil dan sebaliknya, jika semakin kecil jumlah
persediaan yang dipesan setiap kali pemesanan , frekuensi
pemesanan yang harus dilakukan semakin bertambah,
sehingga biaya pemesanan semakin besar.
3. Biaya kehabisan persediaan (cost of running short), yang
terdiri dari: kerugian penjualan, kehilangan goodwill
pelanggan, biaya akibat kemacetan jadwal produksi.
Semakin kecil jumlah persediaan semakin besar biaya
kehabisan persediaan, dan sebaliknya dengan asumsi
faktor lainnya tetap.

Jenis-Jenis Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Rangkuti dalam (Siragi & Setyorini,
2014)jenis persediaan ada beberapa macam, dimana setiap
jenis mempunyai karakteristik khusus tersendiri dan cara
pengolahan yang berbeda. Persediaan dapat dibedakan atas :
1. Persediaan bahan baku (raw materials), yaitu
persediaan barang-barang berwujud seperti : baja,
kayu, kain dan komponen lainnya yang digunakan
dalam proses produksi. Bahan baku atau bahan
mentah dapat diperoleh dalam proses produksi
selanjutnya.Persediaan komponen-komponen rakitan
(purchased part/components), yaitu persediaan
barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen
yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara
langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
2. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies),
yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan
dalam proses, tetapi tidak merupakan bagian atau
komponen barang jadi.
3. Persediaan barang dalam proses (work in process),
yaitu persediaan barang-barang yang merupakan
keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi
atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi
masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
4. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu
persediaan barang-barang yang telah selesai diproses
atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
dikirim kepada pemesan (buyer)

Fungsi Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut(Sudana, 2011)Fungsi perusahaan adalah
memungkinkan pihak manajemen perusahaan untuk menatur
kegiatan pengadaan, produksi, dan penjualan agar lebih
fleksibel, memperkecil kemungkinan perusahaan gagal
memenuhi permintaan pelanggan, atau terhentinya proses
produksi karena tidak ada persediaan bahan baku.

Tujuan Pengelolaan Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut (Ristono,Agus, 2009)dalam (Siragi &
Setyorini, 2014)tujuan pengelolaan persediaan adalah
sebagai berikut, yaitu:
1. dapat memuaskan konsumen dengan memenuhi Untuk
permintaan atau konsumen dengan cepat.
2. Menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan
persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses
produksi atau menjaga kontinuitas produksi.
3. Untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan
serta laba perusahaan.
4. Menjaga agar pembeliaan secara kecil-kecilan dapat
dihindari, karena dapat mengakibatkan ongkos pesan
menjadi besar.
5. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak
besar-besaran, karena akan mengakibatkan biaya menjadi
besar

Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut (Ishak,Aulia, 2010) dalam (Siragi & Setyorini,
2014), persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resource)
yang belum digunakan karena menunggu proses yang lebih lanjut,
proses lebih lanjut disini berupa kegiatan produksi. Sedangkan
menurut (Siragi & Setyorini, 2014) menyatakan bahwa persediaan
merupakan salah satu komponen modal kerja yang tingkat
likuiditasnya paling rendah dibandingkan dengan komponen modal
kerja lainnya.Persediaan sangat penting, karena persediaan
menjembatani kegiatan prduksi, pembelian dan penjualan.Menurut
(Horne & Wachowicz, 2012) Persediaan membentuk hubungan
antara produksi dan penjualan produk.Persediaan memberikan
fleksibilitas bagi perusahaan dalam pembelian, penjadwalan
produksi, dan pelayanan permintaan pelanggan.

Pengendalian Persediaan Bahan Baku (skripsi tesis dan disertasi)

 


a. Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku
“Pengendaliaan terhadap persediaan (inventory control) adalah
aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang
dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian ditekankan pada
pengendalian material, sedangkan pada produk jasa, pengendalian
diutamakan sedikit pada material dan lebih banyak pada jasa
pasokan”. Lalu Sumayang (2003:197)
b. Tujuan Pengendaliaan Persediaan Bahan Baku
Tujuan pengawasan adalah sebagai berikut :
1) Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan.
2) Supaya pembentukan persediaan stabil.
3) Menghindari pembeliaan kecil-kecilan.
4) Pemesanan yang ekonomis.
Rangkuti (2004:9)
c. Pendekatan Sistem Pengendaliaan Persediaan Bahan Baku
Usaha pengendalian persediaan merupakan tindakan yang
sangat tepat dalam menghitung berapa jumlah tingkat persediaan yang
optimal untuk dapat menjamin proses produksi, karena itu diperlukan
langkah-langkah tertentu yang tersusun secara sistematis. Langkahlangkah tersebut antara lain :
1) Penentuan Perkiraan Kebutuhan Jumlah Bahan Baku Selama Satu
Tahun (Periode)
Pada dasarnya semua ramalan kebutuhan bahan baku yang
disusun dalam perusahaan merupakan suatu perkiraan-perkiraan
tentang keadaan bahan yang akan datang.
“Forecast (perkiraan/ramalan) penjualan merupakan
perkiraan penjualan pada suatu waktu yang akan datang dalam
keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data-data yang pernah
terjadi dan/mungkin akan terjadi”. 

Perencanaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


a. Pengertian Perencanaan
“Perencanaan adalah tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan
asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan dimasa
mendatang untuk mencapai tujuan yang diinginkan”. Narafin (2007:24)
“Perencanaan persediaan bahan baku adalah memperkirakan bahan
baku, memperkirakan jumlah bahan baku yang diperlukan,
memperkirakan kebutuhan dana untuk pembelian bahan baku serta
sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku. Carter
(2010:4)
b. Faktor yang Menentukan Perencanaan Persediaan Bahan Baku
Besar kecilnya persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan
ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Anggaran produksi
Semakin besar produksi yang dianggarkan semakin besar bahan
baku yang disediakan, sebaliknya semakin kecil produksi yang di
anggarkan semakin kecil juga bahan baku yang di sediakan.
2) Harga beli bahan baku
Semakin tinggi harga beli bahan baku, semakin tinggi
persediaan bahan baku yang di rencanakan. Sebaliknya semakin
rendah harga bahan baku yang dibeli, semakin rendah persediaan
bahan baku yang direncanakan.
3) Biaya penyimpanan bahan baku digudang (carrying cost) dalam
hubungannya dengan biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat
kehabisan persediaan (stockout cost).
Perlu persediaan bahan baku yang besar, sebaliknya bila biaya
penyimpanan bahan baku digudang lebih besar dibanding dengan
biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat kehabisan persediaan,
maka persediaan bahan baku yang dianggarkan kecil. Biaya
kehabisan persediaan meliputi biaya pemesanan darurat,
kehilangan kesepatan mendapatkan keuntungan, karena tidak
terpenuhinya pesanan, kemungkinan kerugian karena adanya
stagnasi produksi, dan lain-lain.
4) Ketepatan pembuatan kuantitas standar pemakaian bahan baku
Semakin tepat kuantitas standar pemakaian bahan baku yang
dibuat, semakin kecil persediaan bahan baku yang dianggarkan.
Sebaliknya bila standar pemakaian bahan baku yang dibuat sulit
untuk mendekati ketepatan maka persediaan bahan baku yang
dianggarkan akan besar.
5) Ketepatan pemasok (penjual bahan baku) dalam menyerahkan
bahan baku yang dipesan
Apabila pemasok tidak tepat dalam menyerahkan bahan baku
yang dipesan, maka persediaan bahan baku yang direncanakan
jumlahnya besar. Sebaliknya bila pemasok tepat dalam
menyerahkan persediaan bahan baku, maka bahan baku yang
direncanakan jumlahnya kecil.
6) Jumlah bahan baku setiap kali pesan
Bila bahan baku tiap kali pesan jumlahnya besar, maka
persediaan dianggarkan juga besar, sebaliknya bila bahan baku tiap
kali pesan jumlahnya kecil, maka persediaan yang dianggarkan
kecil.

Persediaaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


a. Pengertian Persediaan
“Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali
atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual”.
Achmad Tjahjono (2009:56).
“Persediaan bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi
bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya”.
Zaki Baridwan (2013:150).
b. Jenis-Jenis Persediaan
1) Persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan yang
dibeli oleh perusahaan untuk diproses menjadi barang setengah
jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari perusahaan.
2) Persediaan barang dalam proses (work in proses), yaitu
keseluruhan barang-barang yang digunakan dalam proses
produksi tetapi masih membutuhkan proses lebih lanjut untuk
menjadi barang yang siap untuk dijual (barang jadi).
3) Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barangbarang yang telah selesai diproses oleh perusahaan, tetapi masih
belum terjual. Farah Margaretha (2014:154).
c. Fungsi-Fungsi Persediaan
Fungsi-fungsi persediaan penting artinya dalam upaya meningkatkan
operasi perusahaan, baik yang berupa operasi internal maupun operasi
ekternal sehingga perusahaan seolah-olah dalam posisi bebas.
Fungsi-fungsi persediaan adalah:
1) Fungsi Decoupling
Fungsi Decoupling adalah fungsi persediaan yang memungkinkan
perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa
tergantung dengan supplier.
2) Fungsi Economi Lot Sizing
Fungsi Economi Lot Sizing adalah fungsi persediaan yang
perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan
pembeliaan, biaya pengangkutan perunit menjadi lebih murah dan
sebagainya.
3) Fungsi Antisipasi
Fungsi Antisipasi adalah fungsi persediaan yang berfungsi
apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atas data
masa lalu, yaitu permintaan musiman. Rangkuti (2004:15-16)
d. Keuntungan Memiliki Persediaan Yang Cukup
Beberapa keuntungan memiliki persediaan yang cukup, yaitu:
1) Adanya kesempatan untuk menjual barang
2) Memungkinkan mendapatkan potongan
3) Biaya pemesanan dapat dikurangi, dan
4) Menjamin kelancaran proses produksi. Irham Fahmi
(2013:246)
e. Biaya-Biaya Persediaan
Biaya yang berkaitan dengan persediaan dikelompokkan menjadi:
1) Biaya penyimpanan (carrying cost)yang terdiri atas:biaya modal
atas dana yang terikat pada persediaan,biaya penyimpanan dan
penanganan persediaan, biaya asuransi, pajak atas persediaan,
penyusutan atau keausan.
2) Biaya pemesanan (ordering costs) yang terdiri atas: biaya
pengiriman order,biaya pengiriman barang, dan penanganannya.
Biaya pemesanan jumlahnya tetap pada setiap kali pesanan
dilakukan.
3) Biaya kehabisan persediaan (cost of running short) yang terdiri
dari: kerugian penjualan, kehilangan goodwill pelanggan, biaya
akibat kemacetan jadwal produksi.

EOQ (Economic Order Quantity) Probabilistik (skripsi tesis dan disertasi)

 


Model Economic Order Quantity merupakan model matematik yang
menentukan jumlah barang yang harus di pesan untuk memenuhi permintaan
yang di proyeksikan, dengan biaya persediaan yang diminimalkan (Supranto,
J., 1998).
EOQ probabilistik adalah suatu model yang digunakan untuk
menentukan jumlah pembelian yang paling ekonomis dimana jumlah yang
dipesan untuk setiap pemesanannya berfluktuasi, sehingga terjadinya
kekurangan persediaan. Karena terjadinya stockout maka dalam model ini
diperlukan safety stock untuk meredam fluktuasi tersebut.

Analisis ABC (skripsi tesis dan disertasi)

 


Analisis ABC mengklasifikasikan persediaan kedalam tiga kategori,
yaitu kelompok A, B, C dengan volume penggunaan biaya persediaan dalam
setahun. Analisis ini sering disebut sebagai Pareto Analysis karena
menggunakan prinsip- prinsip yang dikembangkan Vilfredo Pareto (ahli
ekonomi Italia). Penggunaan analisis ABC ini memungkinkan
teridentifikasinya barang yang berpengaruh pada kinerja persediaan, sehingga
manajemen yang efektif dapat berkonsentrasi pada barang yang itemnya
sedikit tanpa mengabaikan barang yang lain.
Metode analisis ABC sangat berguna dalam memfokuskan perhatian
manjemen persediaan terhadap penentuan jenis barang yang penting dan perlu
diprioritaskan dalam persediaan. Tahapan-tahapan dalam analisis ABC adalah
sebagai berikut:
1. Buat daftar list barang semua item dan harga satuannya.
2. Masukkan jumlah kebutuhan dalam periode tertentu.
3. Hitung total harga per jenis barang dengan mengalikan jumlah
kebutuhan per jenis dengan harga satuannya.
4. Urutkan jenis barang berdasarkan total harga yang tertinggi dan
seterusnya.
5. Hitung presentase kumulatif dari masing-masing item terhadap total
harga.
6. Tentukan klasifikasi A, B atau C menurut kumulatifnya

Model Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Model persediaan akan sangat bergantung kepada sifat bahan atau
barang, apakah barang tersebut bersifat pemnintaan bebas (independen) atau
sebagai permintaan terikat (dependen) (Nugroho, dkk., 2012). Permintaan
independen atas produk atau barang merupakan permintaan yang bebas,
dengan pengertian tidak ada suatu keharusan untuk membelinya sebagai
kepentingan proses konversi. Sedanagkan permintaan dependen adalah
permintaan terikat, di sebabkan apabila bahan atau barang tersebut tidak ada,
maka proses konversi suatu perusahaan tidak dapat berjalan karena tidak
adanya komponen pelengkap. Model permintaan independen dibagi menjadi 2
model, yaitu:
1. Model persediaan deterministik
Merupakan model persediaan yang semua parameternya telah di
ketahui dengan pasti. Masalah persediaan yang paling umum yang
sering di hadapi produsen, pengecer dan pedagang besar adalah yang
berkaitan dengan kasus dimana tingkat persediaan atau stok habis
dengan waktu dan kemudian kembali di isi oleh kedatangan item baru.
Model deterministik dapat bersifat statis, yaitu model persediaan yang
dimana kuantitas pemesanan hanya dilakukan dalam satu kali,
persediaannya terbatas atau selalu konstan dalam suatu periode
tertentu. Atau bersifat dinamis, dimana permintaan di ketahui dengan
pasti (kontinu) atau berulang-ulang tetapi bervariasi dari satu periode
ke periode berikutnya.
2. Model Persediaan Probabilistik
Model pengendalian persediaan probabilistik merupakan model
persediaan yang fenomenanya tidak diketahui dengan pasti, tetapi nilai
ekspektasi, variansi dan pola distribusi kemungkinannya dapat
diprediksi. Model persediaan probabilistik ditandai oleh karakteristik
permintaan dan periodekedatangan pesanan yang tidak dapat diketahui
secara pasti sebelumnya.

Masalah Umum Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Pada beberapa perusahaan atau organisasi lain, persediaan memegang
peranan penting dalam menunjang suatu operasi dari perusahaan tersebut.
Terlebih-lebih pada perusahaan manufaktur, persediaan ada dimana-mana dan
memiliki bentuk, nilai, dan tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Menurut
Nasution, A.H., dan Yudha, P (2008), terdapat dua masalah umum yang sering
di hadapi suatu sistem di dalam pengelolaan persediaannya adalah sebagai
berikut:
1. Masalah Kuantitatif, yakni hal-hal yang berkaitan dengan penentuan
kebijakan dalam persediaan, antara lain:
a.) Berapa banyak jumlah barang yang akan di buat maupun di pesan
b.) Kapan harus di lakukannya pemesanan atau pembuatan barang
c.) Metode pengendalian persediaan mana yang paling tepat
2. Masalah kualitatif, yakni hal-hal yang berkaitan dengan sistem
pengoperasian dalam persediaan yang akan menjamin atau
menanggung kelancaran pengelolaan sistem persediaan seperti:
a.) Jenis barang apa saja yang di miliki
b.) Dimana barang tersebut berada
c.) Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan
d.) Siapa saja yang akan menjadi pemasok (supplier) untuk masingmasing item

Tujuan Pengendalian Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan
sudah tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu. menurut Ristono, A. (2008),
tujuan pengelolaan persediaan adalah:
1. Untuk dapat memenuhi permintaan atau kebutuhan konsumen dengan
segera (memuaskan konsumen).
2. Untuk menjaga keberlanjutan proses produksi atau menjaga agar
perusahaan tidak mengalami stock out yang mengakibatkan
terhentinya proses produksi, hal ini di akibatkan oleh:
a.) Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) mengalami
kelangkaan sehingga sulit untuk memperolehnya.
b.) Kemungkinan supplier terlambat melakukan pengiriman barang
yang telah di pesan.
3. Untuk mempertahankan dan untuk meningkatkan penjualan dan profit
perusahaan.
4. Menjaga tidak terjadinya pembelian dalam jumlah kecil, karena hal
tersebut mengakibatkan ongkos biaya pesan menjadi semakin besar.
5. Menjaga supaya penyimpanan dalam gudang tidak besar-besaran,
karena akan mengakibatkan biaya simpan menjadi besar.

Sistem Pengendalian Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Tujuan dari pengendalian persediaan yaitu utnuk membantu
mengetahui aliran barang yang sudah habis terjual dan yang masih tertinggal
di gudang. Menurut Slamet, S., (2009) terdapat 2 alternatif sistem
pengendalian persediaan, yaitu:
1. Sistem fisik (periodik)
Pada sistem ini, harga pokok penjualan baru dihitung dan dicatat pada
akhir periode akuntansi. Cara yang di lakukan adalah dengan
menghitung jumlah barang yang terdapat di gudang di setiap akhir
tahun atau periode, kemudian mengalikannya dengan harga pokok
produk per-satuannya. Dengan cara ini, maka jumlahnya baik fisik
maupun harga pokonya, tidak dapat diketahui setiap saat.
Konsekuansinya, jumlah barang yang hilang tidak dapat dideteksi
dengan sistem ini.
2. Sistem perpektual
Dalam sistem ini perubahan jumlah persediaan dimonitor setiap saat.
Caranya adalah dengan menyediakan satu kartu persediaan (stok)
untuk setiap jenis persediaan. Kartu stock ini berfungsi sebagai buku
untuk membantu mencatat persediaan dan digunakan untuk mencatat
mutasi atau stok barang yang keluar setiap hari.
Dalam melaksanakan penilaian persediaan ada beberapa cara yang
dipergunakan yaitu:
1. First in, First out (FIFO)
Pada metode ini unit persediaan atau barang yang pertama kali masuk
ke gudang akan di jual pertama
2. Last in, First out (LIFO)
Metode ini mengasumsikan unit persediaan atau barang yang di beli
pertama akan di keluarkan di akhir. Artinya barang yang di jual
pertama adalah barang yang terakhir masuk ke gudang.
3. Average (Rata-rata tertimbang)
Metode ini membagi antara biaya barang yang tersedia untuk di jual
dengan jumlah barang yang tersedia. Sehingga persediaan akhir dan
beban pokok penjualan dapat dihitung dengan harga rata-rata.

Pengendalian Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Ristono, A. (2008) pengendalian persediaan merupakan suatu
usaha memonitoring dan menentukan tingkat komposisi bahan yang optimal
dalam menunjang kelancaran dan efektivitas serta efisiensi dalam kegitan
perusahaan
Pengendalian persediaan dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan untuk
menentukan tingkat dan komposisi dari pada persediaan parts, bahan baku dan
barang hasil produksi, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran
produksi dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan
dengan efektif dan efisien (Assauri (2004), dalam Wardani, P. S. (2015)).
Pengendalian persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan
biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya persediaan.
Oleh sebab itu persediaan yang ada harus seimbang dengan kebutuhan.

Faktor Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Persediaan timbul di sebabkan karena tidak seimbangnya jumlah
permintaan dan jumlah persediaan serta adanya keterbatasan waktu dalam
proses pengadaan bahan baku. Beberapa faktor persediaan dapat dilihat dari
alasan berikut (Tersine, R. J. 1994):
1. Faktor waktu, yang berkaitan dengan lamanya suatu proses produksi
dan proses distribusi sebelum produk atau barang jadi sampai ketangan
konsumen. Waktu di perlukan dalam pembuatan jadwal produksi
perusahaan, pemeriksaan bahan baku, pemotongan bahan baku,
pengiriman bahan baku dari supplier, produksi dan pengiriman barang
atau produk jadi kepada pedagang besar atau konsumen. Persediaan
dilakukan utnuk memenuhi kebutuhan selama lead time.
2. Faktor ketidakpastian waktu datang, menyebabkan perusahaan
memerlukan adanya persediaan pengaman supaya proses produksi
tidak terhambat maupun tidak menyebabkan keterlambatan proses
pengiriman barang ke tangan pelanggan. persediaan bahan baku
tergantung pada supplier, persediaan barang dalam proses tergantung
pada departemen produksi dan persediaan barang jadi tergantung pada
konsumen. Karena adanya ketidakpastian waktu datang, perusahaan
harus membuat jadwal operasi lebih rinci dan teliti pada setiap
levelnya.
3. Faktor ketidakpastian penggunaan, disebabkan oleh adanya kesalahan
dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan proses
produksi, bahan cacat dan berbagai kondisi lainnya. Persediaan
dilakukan untuk mengantisipasi ketidaktepatan peramalan maupun
akibat lainnya.
4. Faktor ekonomis, keinginan untuk mendapatkan alternatif biaya rendah
dalam memproduksi atau membeli item dengan menentukan jumlah
yang paling ekonomis. Selain itu, pemesanan dalam jumlah besar
dapat pula menurunkan biaya karena biaya transportasi per-unit
menjadi lebih rendah.

Biaya Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Zulfikarijah (2005), biaya persediaan adalah segala biaya
yang di keluarkan dan kerugian yang di sebabkan adanya persediaan. Biaya
bagi perusahaan adalah hal yang paling utama. Tingkat kebutuhan yang
diperlukan perusahaan untuk mencapai tujuannya adalah hal yang
mempengaruhi besar kecilnya pengeluaran biaya.
Biaya dalam sistem persediaan terdiri atas biaya pemesanan, biaya
pembelian, biaya simpan, dan biaya kekurangan persediaan. Berikut ini adalah
beberapa biaya yang ada dalam sistem persediaan menurut Nasution, A.H.,
dan Yudha, P (2008).
1. Purchasing Cost (Biaya pembelian)
Biaya pembelian merupakan cost yang dikeluarkan untuk keperluan
membeli barang. Jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang
akan berpengaruh pada biaya pembelian. Saat harga barang yang dibeli
bergantung pada ukuran pembelian, biaya pembelian menjadi factor
yang penting. Kondisi tersebut adalah price break atau quantity
discount, jika kuantitas barang yang dibeli semakin besar jumlahnya
maka harga barang per unit akan turun karena diskon. Dalam
kebanyakan teori, biaya pembelian tidak di cantumkan kedalam total
biaya sistem persediaan karena diasumsikan bahwa harga barang per
unit tidak terpengaruh oleh kuantitas barang yang akan di beli sehingga
komponen biaya pembelian untuk periode waktu tertentu konstan.
2. Procurement Cost (Biaya pengadaan)
Sesuai dengan asal barang, biaya pengadaan dibedakan menjadi 2
jenis. Yaitu ordering cost (biaya pemesanan) jika barang yang di
butuhkan berasal dari pihak luar (supplier) dan setup cost (biaya
pembuatan) jika barang di produksi sendiri.
a) Ordering cost (biaya pemesanan)
Semua biaya yang timbul dikarenakan perusahaan mendatangkan
barang dari pihak luar. Biaya ini meliputi biaya-biaya untuk
penentuan pemasok (supplier), administrasi pesanan, biaya angkut,
biaya pengiriman pesanan, serta biaya penerimaan, dll. Biaya ini di
asumsikan tetap (konstan) dalam setiap kali pemesanan.
b) Setup cost (biaya pembuatan)
Semua biaya pengeluaran yang muncul di sebabkan untuk
persiapan produksi suatu barang atau produk. Biaya ini muncul di
dalam pabrik antara lain, biaya untuk menyetel mesin, biaya
menyusun peralatan produksi, serta mempersiapkan gambar kerja,
dll.
Karena kedua jenis biaya tersebut memiliki peran yang sama, yaitu
untuk pengadaan suatu barang maka disebut sebagai procurement cost
(biaya pengadaan).
3. Holding cost / carrying cost (biaya penyimpanan)
Biaya penyimpanan adalah semua biaya yang di keluarkan akibat
perusahaan menyimpan barang. Yang tergolong kedalam biaya simpan
adalah:
a) Biaya modal (memiliki persediaan)
Biaya yang muncul karena memiliki persediaan juga harus di
perhitungkan kedalam biaya sistem persediaan karena adanya
penumpukan barang digudang, hal ini berarti adanya penumpukan
modal. Biaya memiliki persediaan (modal) di ukur sebagai
presentase nilai persediaan untuk suatu periode di waktu tertentu.
b) Biaya gudang
Barang yang telah di simpan oleh perusahaan perlu tempat untuk
meyimpannya sehingga muncul biaya gudang. Jika perusahaan
mempunyai gudang pribadi maka biaya gudang termasuk dalam
biaya depresiasi sedangkan jika gudang dan peralata lainnya bukan
milik sendiri melainkan di sewa, maka biaya gudangnya termasuk
kedalam biaya sewa.
c) Biaya kerusakan dan penyusutan
Barang yang telah di simpan dapat mengalami penyusutan karena
jumlah barang yang ada di gudang sudah berkurang karena hilang
dan dapat jugadikarenakan mengalami kerusakan.
d) Biaya kadaluarsa (absolence)
Biaya kadaluarsa dapat di ukur dengan besarnya penurunan nilai
jual barang tersebut. Barang yang di simpan tersebut bisa
mengalami penurunan nilai dikarenakan kemajuan teknologi dan
model seperti saat ini.
e) Biaya asuransi
Biaya yang di simpan di asuransikan untuk menjaga jika terjadi
hal-hal yang tidak di inginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi
tergantung pada perjanjian yang sudah di sepakati dengan
perusahaan asuransi dan jenis barang yang di asuransikan.
f) Biaya administrasi dan pemindahan
Biaya ini di keluarkan untuk administrasi dalam persediaan barang
yang sudah ada, baik di saat melakukan pemesanan, penerimaan
barang maupun penyimpanan barang dan biaya untuk pemindahan
barang-barang dari dan ke tempat penyimpanan, termasuk juga
biaya untuk upah buruh dan biaya peralatan handling.
4. Shortage cost (Biaya kekurangan persediaan)
Apabila perusahaan mengalami stock out pada saat ada permintaan,
maka akan terjadi kekurangan persediaan. Keadaan ini akan
mengakibatkan kerugian pada perusahaan karena proses produksinya
akan terganggu dan akan kehilangan kesempatan mendapat
keuntungan akibat kehilangan konsumen. Biaya kekurangan
persediaan bisa di ukur dari hal berikut:
a) Kuantitas permintaan yang tidak dapat di penuhi
Di ukur dari laba yang hilang disebabkan karena tidak mampu
memenuhi permintaan atau kerugian akibat terhentinya proses
produksi.
b) Waktu pemenuhan
Lamanya gudang penyimpanan kosong berarti proses produksi
juga terhenti sesuai dengan lamanya gudang kosong, sehingga
lamanya waktu menganggur tersebut dapat di artikan sebagi uang
yang hilang. Biaya waktu pemenuhan di ukur berdasarkan dengan
waktu yang di butuhkan untuk memenuhi gudang.
c) Biaya pengadaan darurat
Kelebihan biaya di bandingkan pengadaan normal agar konsumen
tidak mengalami kekecewaan, maka dapat di lakukan pengadaan
darurat yang nilainya lebih besar.

Fungsi Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Fungsi persediaan penting dalam upaya meningkatkan fleksibilitas
operasi perusahaan. Menurut Rangkuti (2004), fungsi persediaan dibagi
menjadi 3 yaitu:
1. Fungsi Decoupling
Fungsi persediaan ini membantu perusahaan agar dapat memenuhi
permintaan konsumen tanpa tergantung pada supplier. Persediaan
barang jadi di butuhkan untuk pemenuhan terhadap permintaan barang
yang tidak tentu dari konsumen. Persediaan yang diadakan adalah
untuk menghadapi ketidakpastian permintaan yang tidak dapat di
ramalkan atau di perkirakan.
2. Fungsi Economic Lot Sizing
Fungsi persediaan ini berfungsi untuk mengurangi cost per unit saat
proses produksi dan pembelian sumber daya. Persediaan ini perlu
pertimbangan untuk penghematan karena perusahaan melakukan
pengadaan dalam jumlah yang lebih besar, di bandingkan dengan cost
yang akan timbul akibat besarnya persediaan (biaya simpan).
3. Fungsi Antisipasi
Persediaan ini berfungsi sebagai persediaan pengaman untuk
perusahaan yang sering dihadapkan dengan ketidakpastian akan lead
time pengiriman dan permintaan akan barang oleh konsumen.
Persediaan ini sangat penting agar proses produksi berjalan lancar dan
tidak terganggu.

Jenis Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)


Menurut Nasution, A.H., dan Yudha, P (2008) ada 4 macam
persediaan dalam sistem manufaktur jika dilihat dari jenisnya secara umum
yaitu:
1. Bahan baku (raw material) adalah barang-barang yang di peroleh dari
pemasok (supplier) yang akan diolah atau di gunakan menjadi produk
jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
2. Bahan setengah jadi (work in proces) adalah bahan baku yang sudah di
rakit ataupun di olah menjadi komponen-komponen tetapi masih
membutuhkan proses lanjutan agar menjadi produk jadi.
3. Barang jadi (finished goods) adalah produk jadi yang selesai di proses,
dan siap untuk di simpan dalam gudang barang jadi, di jual, atau di
distribusikan ke lokasi pemasaran.
4. Bahan pembantu (supplies) adalah barang-barang yang di perlukan
untuk menopang kegiatan produksi, tetapi tidak akan menjadi bagian
pada produk akhir yang dihasilkan perusahaan.

Definisi Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Persediaan merupakan salah satu sumber daya (potensi) yang
menganggur dan perlu menanti proses lebih lanjut. Maksud dari proses lebih
lanjut adalah berupa kegiatan produksi sebuah produk pada sistem
manufaktur, maupun kegiatan pemasaran pada sistem distribusi (Nasution,
A.H., dan Yudha, P. 2008).
Menurut Ristono, A. (2009) bahwa yang dimaksud dengan persediaan
adalah barang-barang yang awalnya di simpan untuk di gunakan atau di jual
pada periode yang akan datang. Pengusaha dituntut untuk melakukan tindakan
atau perlakuan yang berbeda untuk masing-masing persediaan di karenakan
ada banyak macam persediaan, hal tersebut berkaitan juga dengan
permasalahan lain seperti masalah peramalan permintaan konsumen
kebutuhan bahan baku atau peramalan penjualan.
Jika melakukan sebuah kesalahan dalam penetapan besarnya
persediaan maka akan merembet atau membawa kedalam masalah yang lain,
seperti berlebihnya persediaan sehingga semuanya tidak bisa terjual,
timbulnya biaya ekstra untuk penyimpanan atau untuk pesanan bahan, serta
tidak terpenuhinya permintaan pelanggan dan sebagainya. Persediaan adalah
model yang umum dipakai untuk penyelesaian suatu masalah yang berkaitan
dengan usaha pengendalian barang jadi ataupun bahan baku dalam suatu
aktifitas perusahaan.
Secara umum persediaan merupakan barang dagangan yang utama
dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk kedalam golongan asset
lancar perusahaan yang menghasilkan laba bagi perusahaan. Persediaan
menunjukkan barang-barang yang akan dijual. Dalam suatu perusahaan
dagang, persediaan adalah barang-barang yang dibeli atau di peroleh dengan
tujuan untuk di jual kembali tanpa mengubah barang itu sendiri (retail).

Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Setelah jumlah bahan yang dibeli dengan biaya minimal ditentukan, masalah
selanjutnya yang muncul adalah kapan perusahaan harus memesan kembali agar
perusahaan tidak kehabisan bahan. Menurut Sofjan Assauri (1999:196) ROP (Re
Order Point) adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu
dimana pemesanan harus diadakan kembali.
Adapun beberapa faktor untuk menentukan Reorder Point (ROP)
diantaranya menurut Petty, William, Scott dan David (2005:279) adalah:
1. Pengadaan atau stock selama masa pengiriman
2. Tingkat pengamanan yang diinginkan
Saat kapan pemesanan harus dilakukan kembali perlu ditentukan secara baik
karena kekeliruan saat pemesanan kembali tersebut dapat berakibat kehabisan stock
di gudang ataupun menumpuknya persediaan yang berakibat barang hingga usang.
Menurut Martono Harjito (2007:881) adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan Bahan Selama Lead time
Lead Time adalah masa tunggu sejak pemesanan barang atau bahan
dilakukan sampai bahan tersebut tiba diperusahaan.
2. Safety Stock
Persediaan minimal yang dimasukkan untuk berjaga-jaga apabila
perusahaan kekurangan barang atau ada keterlambatan bahan yang
dipesan sampai perusahaan.

Persediaan Pengamanan (Safety Stok) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Persediaan pengaman berfungsi untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan/barang, misalnya karena penggunaan
bahan yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan
bahan yang dipesan. Menurut Gunawan adisaputro dalam bukunya “Anggaran
Perusahaan” mengatakan bahwa : safety stock adalah persediaan minimal yang harus
diperhatikan untuk menjamin kelancaran proses produksi.”
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety
stock, yaitu:
1. Resiko kehabisan persediaan adala kecil apabila para leveransi dapat
menyerahkan barangnya sesuai dengan jadwalnya yang telah
ditentukan.
2. Besar kecilnya bahan baku yang dibeli setiap saat jumlahnya besar
maka tidak perlu safety stock yang besar.
3. Kemudahan memperkirakan bahan baku yang diperlukan karena
semakin mudah menduga bahan baku, safety stock yang dibutuhkan
akan semakin kecil.
4. Hubungan antara biaya penyimpanan digudang dengan biaya ekstra
yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat kehabisan persediaan.
Tujuan safety stock adalah untuk meminimalkan terjadinya stock out dan
mengurangi penambahan biaya penyimpanan dan biaya stock out total, biaya
penyimpanan disini akan bertambah seiring dengan adanya penambahan yang
berasal dari reorder point oleh karena adanya safety stock. Keuntungan adanya safety
stock adalah pada saat jumlah permintaan mengalami lonjakan, maka persediaan
pengaman dapat digunakan untuk menutup permintaan tersebut.

Economic Order Quantity (EOQ) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Economic Order Quatity (EOQ) merupaan sala satu model klasik yang
pertama kali diperkenalkan oleh FW Harris pada tahun 1915, tetapi lebih dikenal
dengan metode Wilson dikarenakan pada tahun 1934 metode EOQ dikembangkan
oleh Wilson (Sofyan, 2013:54). Kuantitas pesanan ekonomis atau EOQ adalah
jumlah persediaan yang dipesan pada suatu waktu yang menimbulkan biaya
persediaan tahunan (Carter, 2012:314). Jumlah pesanan ekonomis merupakan
metode yang akan membantu manajemen dalam mengambil keputusan agar
pengadaan invstasi dalam perusahaan tidak berlebihan dan tidak akan terjadi
kekurangan dengan jumlah yang optimal.
Terdapat beberapa asumsi dalam metode EOQ menurut Heizer dan Render
(2011:92), yaitu:
a. Jumlah pembelian tetap.
b. Lead time konstan.
c. Barang yang dipesan selalu tersedia.
d. Tidak ada diskon.
e. Biaya melakukan pemesanan dan biaya menyimpan persediaan
merupakan biaya variabel dalam waktu tertentu.
f. Pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat untuk menghindari stock
out.
Unsur metode EOQ menurut Prawirosentono (2009:186) adalah biaya
pemesanan, biaya penyimpanan, jumlah kebutuhan bahan per tahun, dan jumlah
kuantitas bahan setiap kali pemesanan.

Metode Pencatatan Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menjaga suatu keutuhan persediaan perusahaan harus selalu menghitung
jumlah persediaan yang dimiliki agar dapat mengatur persediaan dimiliki oleh
perusahaan, agar dapat meminimalisasi pengurangan jumlah persediaan yang terjadi
baik yang bersifat wajar, yaitu karena rusak atau susut maupun tidak wajar atau
diselewengkan. Ada 2 metode yang umum dikenal dalam menentukan jumlah
persediaan pada akhir suatu periode yaitu system perpetual dan sistem periodik.
a. Metode Pencatatan Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory Method)
Menurut Dunia A. Firdaus (2005:160), pengertian metode
persediaan perpetual adalah sebagai berikut:
“Pencatatan perpetual yaitu pencatatan atas transaksi persediaan yang
dilaksanakan setiap waktu, baik terhadap pemasukan maupun terhadap
pengeluaran persediaan.”
Dalam metode ini, pencatatan persediaan dilakukan dalam
kartu persediaan yang menggambarkan persediaan sebenarnya.
Pencatatan atas transaksi dilakukan secara terus-menerus untuk setiap
jenis persediaan dan untuk menjamin keakuratan jumlah persediaan
perhitungan fisik persediaan biasanya dilakukan setahun sekali.
Pencatatan persediaan dengan menggunakan metode ini ditujukan
terutama untuk barang yang bernilai tinggi dan untuk barang yang
mudah dictat pemasukan dan pengeluarannya digudang.
b. Metode Pencatatan Persediaan Fisik/Periodik (Physical Inventory
Method/Periodic System)
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007:404),
pengertian metode persediaan fisik, yaitu sebagai berikut:
“The quantity of inventory in the hands of determined, as
implied by its name, periodically. All perchases of inventory
during the by debiting the account purchase accounting period
are recorded.”
Penjelasan kutipan diatas adalah:
“Kuantitas persediaan ditangan ditentukan, seperti yang tersirat
oleh namanya, secara periodik. Sama pembelian persediaan
selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun
pembelian.”
Berdasarkan definisi diatas dapat dijelaskan bahwa metode
persediaan perpetual setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu
persediaan, sedangkan dalam metode persediaan fisik adalah harga
tambahan persediaan bahan baku dari pembelian.

Perecanaan dan Pengendalian Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Perencanaan dan pengendalian merupakan bagian dari manajemen
persediaan. Pengendalian adalah suatu tindakan agar aktifitas dilakukan dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian tanpa
perencanaan adalah sia-sia dan perencanaan tanpa pengedalian merupakan tindakan
yang tidak efetif.
Secara umum dapat diformulasikan bahwa arti dari perencanaan dan
pengendalian bahan baku menurut Suyadi Prawirosentono (2001:79) adalah suatu
kegiatan memperkirakan kebutuhan persediaan bahan baku, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Agar perusahaan dapat beroperasi seperti yang direncanakan.
Untuk mengatur tingkat persediaan dalam jumlah, mutu, dan waktu yang tepat maka
diperlukan pengendalian persediaan bahan yang efektif dan efisien. Persyaratanpersyaratan untuk memenui Pengendalian persediaan menurut Sofjan Assauri
(2004:176) adalah sebagai berikut.
a. Terdapatnya gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan
tempat bahan atau barang yang tetap dan identifikasi bahan atau barang
tertentu.
b. Sentralisasi kekuasaan dan tenggung jawab pada satu orang dapat
dipercaya terutama penjaga gudang.
c. Suatu system pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan bahan atau
barang.
d. Pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan atau barang.
e. Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukkan jumlah yang dipesan
yang dibagikan atau dikeluarkan dan yang tersedia dalam gudang.
f. Pemeriksaan fisik bahan atau barang yang ada dalam persediaan secara
langsung.

Definisi Biaya (skripsi tesis dan disertasi)

 


Didalam pengendalian persediaan tentunya tidak terlepas dari biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengelola persediaanya. Biaya-biaya inilah
yang nantinya akan dijadikan patokan sebagai dasar penentuan harga.
Pengertian biaya dikemukakan oleh Prawironegoro dan Purwanti (2009:19),
bahwa biaya merupakan pengorbanan untuk memperoleh harta, sedangkan beban
merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan. Biaya dan beban
merupakan pengorbanan, namun tujuannya berbeda. Oleh karena itu, perlu diketahui
perbedaan dari pengertian biaya dan beban.
Menurut Mulyadi (2010:8), pengertian luas biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Biaya Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Biaya persediaan merupakan semua pengeluaran dan kerugian yang harus
dibayarkan akibat dari adanya inventori, yaitu termasuk harga pembelian, ordering
cost, biaya bongkar, biaya simpan, dan biaya kehabisan inventori (Baroto, 2002:55).
Terdapat dua jenis biaya persediaan yang diperhitungkan dalam penggunaan EOQ
menurut Syamsuddin (2007:295), yaitu:
a. Biaya pemesanan adalah biaya-biaya yang berubah sesuai dengan
frekuensi pemesanan yaitu biaya-biaya administrasi, biaya
pembongkaran dan pemasukan barang ke dalam gudang, biaya
pengiriman dan pembuatan cek untuk pembayaran dll. Biaya
pemesanan ini akan semakin kecil dengan semakin besarnya kuantitas
barang yang dipesan dalam setiap kali pemesanan karena hal ini berarti
semakin sedikitnya frekuensi pemesanan.

b. Biaya pemeliharaan adalah biaya-biaya yang berubah sesuai dengan
perubahan nilai persediaan. Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam
kategori biaya pemeliharaan adalah biaya penyimpanan atau sewa
gudang, biaya asuransi, cadangan (biaya yang disisihkan) untuk
memungkinkan rusanya barang dalam persediaan, biaya obsilescane,
dan biaya atas modal yang terikat dalam persediaan.

Jenis-jenis Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Dilihat dari fungsinya persediaan menurut Sofjan Assauri (2004:170) adalah
sebagai berikut:
1. Batch Stock atau Lot Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan
karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang
dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada
saat itu. Adapun keuntungan yang diperoleh dari adanya Lot Size
Inventory adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh potongan harga pada harga pembelian.
b. Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economis) karena
adanya operasi atau “production run” yang lebih lama.
c. Adanya pengamatan didalam biaya angkutan.
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Antiception Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman
yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau
penjualan permintaan yang meningkat.

Definisi Manajemen Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan perdagangan akan
memerlukan persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan baku
maka diharapkan sebuah perusahaan perdagangan (trading) dapat memenuhi
kebutuhan atau permintaan konsumen. manajemen persediaan memerlukan
perhatian khusus dari pihak manajemen perusahaan, karena manajemen persediaan
yang buruk dapat menimbulkan masalah pada kegiatan beroperasi maupun dalam
bisnis.
Agar lebih mengerti maksud dari persediaan, dalam Manajemen Persediaan
terdapat 2 (dua) hal yang perlu diperhatikan yaitu menurut Fien Zulfikarijah (2005:9)
yaitu:
1. Keputusan persediaan yang bersifat umum merupakan keputusan yang
menjadi tugas utama dalam penentuan persediaan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Keputusan kuantitatif bertujuan untuk mengetahui.
a. Barang apa saja yang akan di stock?
b. Berapa banyak jumlah barang yang akan diproses dan berapa
banyak barang yang akan dipesan?
c. Kapan pembuatan barang akan dilakukan dan kapan melakukan
pemesanan?
d. Kapan melakukan pemesanan ulang (Re Order Point)?
e. Metode apakah yang digunakan untuk menentukan jumlah
persediaan?
2. Keputusan kualitatif adalah keputusan yang berkaitan dengan teknis
pemesanan yang mengarah pada analisa data deskriptif.
a. Jenis barang yang masih tersedia di perusahaan?
b. Perusaaan atau individu yang menjadi pemasok barang yang
dipesan perusahaan?
c. Sistem pengendalian kualitas persediaan yang digunakan
perusahaan?
Adapun pegertian manajemen perusediaan itu sendiri menurut Rangkuti
(2007) adalah salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang
secara continue diperoleh, kemudian dijual kembali.
Sedangkan menurut Prawirosentono (2001:61), persediaan adalah aktifa
lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah
(bahan baku/raw material), bahan setengah jadi (work in process), dan barang jadi
(finished goods).

Fungsi Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses
produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu
sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Fungsi persediaan menurut
Rangkuti (2007), yaitu:
1. Fungsi Decuoping, untuk membantu persediaan agar bisa memenuhi
permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.
2. Fungsi Econmic lot sizing, persediaan ini perlu mempertimbangkan
penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan
per unit lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan
pembelian dalam kuantitas yang besar. Dibandingkan dengan biayabiaya yang timbul Karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang,
investasi, risiko, dan sebagainya).
3. Fungsi antisipasi, untuk mengantisipasi dan mengadakan permintaan
musiman (seasonal inventories), menghadapi ketidak pastian jangka
waktu pengiriman dan untuk menyediakan persediaan pengamanan
(safety stock).
Selain fungsi diatas, Menurut Stevenson dan Chuong (2014:181), yang
paling penting adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan yang diperkirakan,
memperlancar persyaratan produksi, memisahkan operasi, perlindungan terhadap
kehabisan persediaan, mengambil keuntungan dari siklus pesanan, melindungi dari
peningkatan harga, memungkinkan operasi, dan untuk mengambil keuntungan dari
diskon kuantitas.
Sedangkan menurut Render (2005:60) fungsi persediaan adala:
1. Untuk memisahkan beragam bagian produksi, sebagai contoh jika
pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi, maka mungkin diperlukan
persediaan-persediaan tambahan men-decouple proses produksi dari
pemasok.
2. Untuk men-decouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan
menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilian
bagi pelanggan. Persediaan semacam ini umumnya terjadi pada
pedagang eceran.
3. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam
jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau pengiriman
barang.
4. Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.

Tujuan Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Persediaan merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara kontinu diperoleh, diubah, kemudian dijual kembali. Suatu
pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu
memiliki tujuan-tujuan tertentu.
1. Menurut Zulian Yamit (2003) tujuan manajemen persediaan adalah
meminimumkan biaya, oleh karena itu perusahaan perlu megadakan
analisis untuk menentukan tingkat persediaan yang dapat
meminimumkan biaya atau yang paling ekonomis.
2. Menurut Hendra Kusuma (2009) tujuan pengendalian persediaan yaitu
menyelesaikan masalah-maslah seperti penetapan jumlah pesanan
ekonomis (EOQ), berapa jumlah bahan baku, dan kapan bahan baku
dipesan agar ongkos simpan dan ongkos pesan dapat minimal dan
proses produksi stabil.
3. Rangkuti (1995), Menyatakan tujuan persediaan adalah sebagai berikut:
a. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan.
b. Supaya pembentukan persediaan stabil
c. Menghindari pembelian barang secara kecil-kecilan.
d. Pemesanan yang ekonomis.
4. Sedangkan menurut Barry rander dan Jay haizer (2001), tujuan
pengendalian persediaan secara terperinci dapat dinyatakan sebagai
usaha untuk:
a. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan
sehingga mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
b. Menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak
terlalu besar atau berlebihan sehingga biaya-biaya yang timbul dari
persediaan tidak terlalu besar.
c. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari
karena megakibatkan biaya pemesanan menjadi besar.
Dari pendapat-pendapat tersebut diatas, maka dapat disimpilkan bahwa
tujuan dari pengendalian persediaan adalah untuk memperoleh kualitas maupun
kuantitas dari bahan-bahan/barang-barang agar bahan/barang tersebut tersedia pada
waktu yang dibutuhkan, sehingga biaya yang ditimbulkan dapat seminimal mungkin
dan terjadilah efektifitas dan efisiensi biaya persediaan.

Definisi Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang
utama yang dimiliki perusahaan. Persediaan (inventory) adalah stock atau simpanan
barang-barang yang disimpan perusahaan dalam persediaan yang berhubungan
dengan bisnis yang dilakukan (Stevenson dan Chuong, 2014:180). Secara umum
istilah persediaan dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk
dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.
Dalam perusahaan dagang, persediaan merupakan barang-barang yang diperoleh
atau dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa mengubah barang itu sendiri.
Menurut Donald Delmar (1985) dalam Haming dan Mahfud (2012:7), dalam
melakukan perencanan dan pengendalian persediaan terdapat beberapa faktor, yaitu:
a. Inventory turnover merupakan frekuensi perputaran persediaan yang
telah digantikan selama periode waktu tertentu.
b. Lead time adalah interval waktu antara waktu pemesanan dan
diterimanya pesanan persediaan dari pemasok.
c. Costumer service level merupakan layanan yang diberikan kepada
pelanggan yang mengacu pada presentase dari pesanan berdasarkan
tanggal tertentu yang telah disetujui.
d. Stock out cost adalah biaya atas kekurangan persediaan yang terjadi
ketika permintaan melebihi tingkat persediaan yang dimiliki perusaaan.
e. Cost of inventory meliputi biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan
biaya pembayaran.
Persediaan menurut Sofjan Assauri (2004: 169) adalah suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu
periode usaha yang normal atau persediaan barang baku yang menunggu
penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Menurut Ely Suhayati dan Sri Anggadini (2009:225) pengertian persediaan
adalah suatu aktiva lancar yang ada dalam suatu perusahaan, apabila perusahaan
tersebut perusahaan dagang maka persediaan diartikan sebagai barang dagangan
yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Sedangan apabila
perusahaan merupakan perusahaan manufaktur maka persediaan diartikan sebagai
baan baku yang terdapat dalam proses produksi/yang disimpan untuk tujuan tersebut.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah
aktiva lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk
mendukung kegiatan operasional perusahaan. Adapun alasan diperlukannya
persediaan menurut Hendra Kusuma (2009) adalah sebagai barang yang disimpan
untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berbentuk
bahan baku yang disimpan untuk diproses, komponen yang diproses, barang dalam
proses pada proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual.
 Klasifikasi Persediaan
Klasifikasi persediaan antara satu perusahaan lain dapat berbeda-beda.
Imam Santoso (2010:240), bagi perusahaan dagang (merchandise enterprise)
dimana persediaan merupakan barang yang langsung tanpa mengalami proses
lanjutan maka, persediaan disebut sebagai persediaan barang dagang
(merchandise inventory), sedangkan pada perusahaan industri dimana
persediaan bahan baku memerlukan proses lebih lanjut dalam bentuk barang
jadi (finished goods), maka persediaan dikelompokan sebagai berikut:
1. Bahan baku (raw material) yaitu bahan baku yang akan diproses
lebih lanjut dalam proses produksi.
2. Barang dalam proses (work in process/good in process) yaitu
bahan baku yang sedang di proses dimana nilainya merupakan
akumulasi biaya bahan baku (raw material cost), biaya tenaga
kerja (direct labor cost), dan biaya overhead (factory overhead
cost).
3. Barang jadi (finished goods) yaitu barang jadi yang berasal dari
barang yang telah selesai di proses dan telah siap untuk dijual
sesuai dengan tujuannya.
4. Bahan pembantu (factory/manufacturing supllies) yaitu bahan
pembantu yang dibutuhkan dalam proses produksi namun tidak
secara langsung dapat diliat secara fisik pada produk yang
diasilkan.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu aktiva
diklasifikasikan sebagai persediaan tergantung pada jenis perusahaan. Pada
perusahaan garmen misalkan, properti yang dimiliki seperti mesin jahit, benang, dan
kain yang dijual dapat diklasifiasikan sebagai persediaan karena barang-barang
tersebut merupakan aktiva yang dijual untuk kegiatan usahanya yang bergerak di
bidang pembuatan pakaian. Namun bagi perusahaan lain yang kegiatan usahanya
bukan penjualan pakaian, kepemilikan atas barang-barang tersebut tidak
diklasifikasikan sebagai persediaan, melainkan dapat sebagai aktiva tetap atau aktiva
tidak lancar tergantung pada tujuan kepemilikannya.

Definisi Bahan Baku (skripsi tesis dan disertasi)

 


Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses
menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari
perusahaan (Syamsuddin, 2001:281). Seluruh perusahaan yang berproduksi untuk
menghasilkan satu atau beberapa macam produk tentu akan selalu memerlukan
bahan baku untuk pelaksanaan proses produksinya. Bahan baku merupakan input
penting dalam berbagai produksi. Kekurangan bahan baku yang tersedia dapat
berakibat terhentinya proses produksi karena habisnya bahan baku untuk diproses.
Akan tetapi terlalu besarnya bahan baku dapat mengakibatkan tingginya persediaan
dalam perusahaan yang dapat menimbulkan berbagai risiko maupun tingginya biaya
yang dikeluarkan perusahaan terhadap persediaan tersebut.
Pengertian Bahan Baku menurut Hanggana (2006:11) adalah sesuatu yang
digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu dengan
barang jadi. Dalam sebuah perusahaan bahan baku dan bahan penolong memiliki arti
yang sangat penting, karena menjadi modal terjadinya proses produksi sampai hasil
produksi. Pengelompokan bahan baku dan bahan penolong bertujuan untuk
pengendalian bahan dan pembebanan biaya harga pokok produksi. Pengendalian
bahan diprioritaskan pada bahan yang nilainya relative tinggi yaitu bahan baku.

Definisi Manajemen Operasional (skripsi tesis dan disertasi)


Ada beberapa pengertian dari manajemen operasional menurut para ahli,
antara lain:
 Menurut Jay Heizer dan Berry Rander (2009:4), manajemen
operasional adalah serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilai dalam
bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.
 Menurut James Evans dan David Collier (2007:5), manajemen
operasional adalah ilmu dan seni untuk memastikan bahwa barang dan
jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke pelanggan. Jadi, manajemen
operasional adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses
pengubahan input menjadi output yang bernilai untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. 

Re-Order Point ( ROP ) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Perusahaan dalam memperhitungkan pemesananya dengan konsep
EOQ (Economic Order Quantity), perusahaan juga harus memperhitungkan
kapan melakukan pemesanan kembali (Re-Order Point) bahan bakunya.
Dengan perhitungan yang tepat maka perusahaan dapat menentukan kapan
waktu yang tepat pula untuk memesan bahan baku kembali agar tidak
kehabisan bahan baku (Stock Out) dalam proses produksi.
Penjelasan tentang Re-Order Point (ROP) menurut Freddy
Rangkuty (2002:83) adalah strategi operasi persediaan merupakan titik
pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan
adanya Lead Time dan Safety Stock.
Sedangkan menurut Wahyu dan Aftoni (2012) Re Order Point
adalah suatu keadaan tertentu ketika perusahaan harus membeli bahan baku
kembali, sehingga ketika pesanan datang bisa bersamaan dengan habisnya
bahan baku yang dibeli.
Menurut Bambang Riyanto ( 2001:83 ) factor- factor yang
menentukan Re Order Point adalah :
a. Penggunan bahan selama jangka waktu ketika mendapatkan
barang
b. Besarnya Safety Stock

Persediaan Pengaman ( Safety Stock ) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Wahyu dan Aftoni (20012) persediaan pengaman (safety
stock) adalah persediaan tambahan yang diadakanguna menjaga ada
kemungkinan jika terjadi kekurangan bahan ( stock out ). Persediaan
pengaman sifatnya adalah permanen, Oleh sebab itu persediaan bahan baku
minimal (persediaan pengaman) tergolong dalam kelompok aktiva, jadi
setiap perusahaan diharuskan menyediakan persediaan pengaman untuk
berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu terjadi permintaan konsumen yang naik
atau terjadi kelangkaan bahan baku di pasaran, maka perusahaan telah siap
dengan adanya persediaan pengaman( Safety Stock ).
Perusahaan dalam melakukan pemesanan suatu barang sampai
barang datang membutuhkan jangka waktu yang tentunya berbeda pada
tiapbulannya. Hal ini bisa dikatakan dengan lead time. Menurut Slamet
(2015:71) Lead Time adalah jangka waktu yang dibutuhkan sejak mulai
dilakukan pemesanan sampai dengan datangnya bahan baku yang sudah
dipesan. Jika sering terjadi keterlambatan dalam pembelian bahan baku,
maka harus dibutuhkan persediaan pengaman yang cukup besar, sedangkan
sebaliknya apabila pembelian bahan baku sesuai dengan jadwal, maka tidak
dibutuhkan persediaan pengaman yang besar.

Asumsi Economic Order Quantity ( EOQ ) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Asumsi tentang Economic Order Quantity yang dikemukakan oleh
Arman dan Yudha (2008:134), antara lain adalah :
a. Jumlah barang ( produk ) yang diperhitungkan hanya satu.
b. Dalam setiap periode jumlah kebutuhan ( permintaan ) diketahui.
c. Barang yang dipesan diperkirakan dapat segera tersedia ( instaneously )
atau tingkat produksi barang yang dipesan berlebih.
d. Lead Time yang konstan.
e. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat
digunakan.
f. Tidak pernah kehabisan persediaan
g. Quantity diskon tidak ada.

Unsur – Unsur Economic Order Quantity ( EOQ ) (skripsi tesis dan disertasi)

 


Menurut Agus Ristono (2009:23) ada beberapa unsur yang
digunakan untuk menghitung EOQ, yaitu :
a) Biaya Pesanan (Ordering Cost)
Merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan perusahaan melakukan
pesanan dan tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dipesan.Oleh
karena itu semakin sering perusahaan melakukan pesanan, maka semakin
besar pula biaya pesanan.Biaya pesanan meliputi biaya administrasi
pemesanan, biaya penggunaan sarana telekomunikasi guna keperluan
pesanan, biaya prossesing penerimaan barang dan biaya prossesing
pembayaran.
b) Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)
Merupakan biaya yang dikeluarkan karena perusahaan melakukan
penyimpanan bahan mentah maupun persediaan barang jadi.sekecil-
kecilnya biaya penyimpanan bergantumg pada jumlah persediaan yang
disimpan. Biaya Penyimpanan ini meliputi :
- Biaya Sewa Gedung
- Biaya Bunga Modal
- Biaya Asuransi
- Biaya Kerusakan dan Keausan
- Biaya Pajak Pertambahan Nilai

Pengertian Economic Order Quantity (EOQ) (skripsi tesis dan disertasi)

 


EOQ merupakan teknik penendalian persediaan bahan baku yang
umum digunakan pada mayoritas perusahaan menengah keatas. Freddy
Rangkuti (2002:11) menjelaskan bahwa EOQ adalah jumlah pembelian
bahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling
rendah.Sedangkan menurut Heizer dan Render (2015:92) menjelaskan EOQ
adalah semacam teknik mengawasi persediaan yang mengurangi atau
meminimalkan biaya pemesanan dan penyimpanan.
Kedua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa arti dari
Economic Order Quantity ( EOQ ) adalah jumlah pembelian paling minimal
untuk dilakukan pada setiap pemesanan bahan baku.

Tujuan Pengendalian Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Tujuan pengendalian persediaan menurut Agus Ristono (2009:4)
adalah sebagai berikut :
a. Bertujuan untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan pelanggan /
konsumen dengan cepat.
b. Bertujan untuk menjaga produksi secara teratur/kontinuitas dan menjaga
persediaan dalam perusahaan tidak habis yang berakibat proses produksi
terhenti, yang dikarenakan :
- Kelangkaan barang ( bahan baku dan bahan baku penolong ).
- Keterlambatan pengiriman barang oleh supplier.
c. Untuk meningatkan dan mempertahankan laba perusahaan serta
penjualan.
d. Untuk menghindari pembelian bahan baku secara kecil atau satuan,
karena mengakibatkan biaya pemesanan menjadi besar.
e. Menjaga agar penyimpanan dalam emplacement tidak melebihi yang
sudah ditentukan karena akan berakibat biaya yang cukup besar.
Tujuan pengendalian yang sudah dijelaskan di atas maka dapat
disimpulkan tujuan pengendalian persediaan berguna untuk memastikan
persediaan yang sesuai dengan kebutuhan.