Sunday, April 30, 2023

Efek Komunikasi

 


Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan
komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga pengaruh dalam diri
komunikan, yaitu kognitif (seseorang menjadi tahu tentang sesuatu), afektif (sikap 
seseorang terbentuk) dan konatif (tingkah laku yang membuat seseorang bertindak
melakukan sesuatu, Daryanto(2010:27).
Efek komunikasi adalah dampak yang di ikuti dari beragam bentuk pesan atau
content, komunikasi yang ditransformasikan dalam interaksi komunikasi atau
komunikasi massa. target audience yang menjadi sasaran media dan saluran
politik lainnya.
Efek komunikasi dalam proses dan tindakan politik ada tiga jenis atau tahap,
yaitu :
a. Kognitif yaitu efek komunikasi politik yang berlangsung pada level
pemikiran
b. Afektif yaitu efek komunikasi pada level emotional/ perasaan/sikap.
c. Efek Perilaku (behavior) yaitu efek komunikasi politik pada level perilaku
Kemudian ada juga efek jangka pendek dan panjang, antara lain sebagai
berikut :
a) Short tern efek yaitu efek jangka pendek yang berlangsung pada individu,
group, dan yang bersifat cepat dan sementara. misal : opini mengenai kasus
politik.
b) Long tern efek yaitu efek komunikasi atau komunikasi massa yang bersifat
lambat.

Unsur-Unsur Komunikasi


Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas bahwa komunikasi
antar manusia hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang menyampaikan pesan
kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi
kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima pesan (komunikan)
dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.
Menurut Harold Lasswell (Effendy, 2005:22) terdapat 5 unsur dalam
komunikasi, yaitu:
a. Komunikator (siapa yang mengatakan), adalah pihak yang bertindak sebagai
pengirim pesan kepada komunikan (penerima pesan) dalam sebuah proses
komunikasi.
b. Pesan (mengatakan apa), adalah setiap pemberitahuan, kata atau komunikasi
baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain. 
c. Alat atau media (kepada siapa), adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan.
d. Komunikan (kepada siapa), adalah pathner atau rekan dari komunikator
dalam berkomunikasi, seperti penerima pesan yang telah dikirim oleh
komunikator.
e. Efek (dengan dampak / efek apa?), adalah perubahan, hasil atau konsekuensi
yang disebabkan oleh sesuatu (pesan) yang dikirmkan oleh komunikator
kepada komunikan.
Menurut Aristoteles (Cangara, 2004: 22) ahli filsafat Kuno dalam bukunya
Rhetorica menyebutkan bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur
yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan dan siapa
yang mendengarkan

Proses Komunikasi

 


Menurut Effendy (2003: 33) mengemukakan proses komunikasi dalam
perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran kepada
komunikan dengan menggunakan lambang sebagai media atau saluran.
1. Lambang Verbal
Effendy (2003 : 33) mengemukakan bahwa proses komunikasi bahasa
sebagai lambang verbal paling banyak dan paling sering digunakan. Hal
ini disebabkan bahasa dianggap mampu mengungkapkan pikiran
komunikator mengenai hal, peristiwa, baik yang konkret maupun yang
abstrak yang terjadi masa kini, lalu dan masa yang akan datang.
2. Lambang Nonverbal
Lambang nonverbal adalah lambang yang dipergunakan dalam komunikasi
yang bukan bahasa, misalnya kial, isyarat dengan anggota tubuh, antara
lain kepala, mata, bibir, tangan dan jari. Penggunaan gambar adalah
lambang lain yang dipergunakan dalam berkomunikasi nonverbal. Mark
Knap (Cangara, 2004:100) menyebutkan bahwa penggunaan kode verbal
dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk:
a) Meyakinkan apa yang diucapkan (Repetition)
b) Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan
kata-kata (Subtation).
c) Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya
(Identity)
d) Menambah atau melengkapi ucapan yang dirasa belum sempurna
b. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama
(Effendy, 2003:17). Komunikator menggunakan media kedua ini karena
komunikan yang dijadikan sasaran komunikasinya jauh tempatnya atau 
jumlahnya banyak. Kalau komunikan jauh, dipergunakanlah surat atau
telepon. Jika komunikan banyak, dipakailah perangkat pengeras suara.
c. Proses Komunikasi Secara Linear
Proses komunikasi secara linear, sebagaimana dikemukakan oleh Effendy
(2003: 39) yaitu mengandung makna lurus. Jadi proses linear berarti
perjalanan dan satu titik ke titik lain secara lurus. Dalam konteks komunikasi,
proses linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan sebagai titik terminal. Biasanya berlangsung pada komunikasi
bermedia.
d. Proses Komunikasi Secara Sirkular
Istilah sirkular sebagai terjemahan dan perkataan circular yang secara harfiah
artinya bulat, bundar. Effendy (2003: 39) penggunaan dalam komunikasi yang
dimaksudkan yaitu proses sirkular itu adalah terjadinya Feedback yaitu
terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. Oleh karena itu, ada kalanya
Feedback mengalir dan komunikan ke komunikator itu adalah Response atau
tanggapan komunikan terhadap pesan yang ia terima dan komunikator.

Fungsi Komunikasi

 


Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang mememiliki tujuan tertentu,
baik untuk kelangsungan hidup pribadinya maupun kelangsungan hidup
masyarakat.
Semua orang pasti akan melakukan komunikasi, baik dengan orang lain ataupun
dengan sekitarnya. Sebab pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri. Dengan berkomunikasi seseorang dapat menyampaikan isi
pikirannya dan bertukar pikiran dengan orang lain. Dengan berkomunikasi
seseorang melakukan interaksi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi
seseorang juga dapat menghibur, mendidik atau mempengaruhi orang lain.

Pengertian Komunikasi

 


Komunikasi adalah “suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang ,
kelompok, atau organisasi dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerak
tubuh atau menunjukan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggerakkan kepala
dan mengankat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non
verbal.
Menurut Vardiansyah (2008:25), istilah komunikasi atau dalam bahasa
Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari
kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Hal yang senada diungkapkan oleh Hafied Cangara, komunikasi berpangkal pada
perkataan Latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Secara terminologi, para ahli komunikasi memberikan pengertian komunikasi
menurut sudut pandang dan pendapat mereka masing-masing diantaranya: Danil
Vardiasnyah mengungkapkan beberapa definisi komunikasi
secara istilah yang dikemukakan para ahli, yakni sebagai berikut :
a. Jenis & Kelly menyebutkan “Komunikasi adalah suatu proses melalui mana
seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk
kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya
(khalayak)”. 
b. Berelson & Stainer “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi,
gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol
seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain”
c. Gode “Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang
semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki
dua orang atau lebih”
d. Brandlun “Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk
mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan
atau memperkuat ego”
e. Resuch “Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian
dengan bagian lainnya dalam kehidupan”
f. Weaver “Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran
seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya”, (Vardiansyah,
2008:26).

Fungsi Komunikasi Organisasi

 


Ada dua fungsi komunikasi organisasi, yakni fungsi umum dan
fungsi khusus.
a. Fungsi umum
1) To tell. Komunikasi berfungsi untuk menceritakan
informasi terkini mengenai sebagian atau keseluruhan hal
yang berkaitan dengan pekerj aan. Terkadang komunikasi 
merupakan proses pemberian informasi mengenai
bagaimana seorang atau sekelompok orang harus
mengerjakan satu tugas tertentu. Contohnya, job
description.
2) To sell. Komunikasi berfungsi untuk “menjual” gagasan
dan ide, pendapat, fakta, termasuk menjual sikap
organisasi dan sikap tentang sesuatu yang merupakan
subjek layanan. Contohnya, public relations (humas),
pameran, ekspo, dan lain-lain.
3) To learn. Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan para karyawan agar mereka bisa belajar dari
orang lain (internal), belajar tentang apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dikerjakan orang lain, tentang apa yang
“dijual” atau yang diceritakan oleh orang lain tentang
organisasi.
4) To decide. Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa
dan bagaimana organisasi membagi pekerjaan, atau siapa
yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan,
besaran kekuasaan dan kewenangan, menentukan
bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana
memanfaatkan sumber daya, serta mengalokasikan
manusia, mesin, metode, dan teknik dalam organisasi.
b. Fungsi khusus
1) Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu
organisasi, lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan
tertentu di bawah sebuah komando.
2) Membuat para karyawan menciptakan dan menangani
relasi antar sesama bagi peningkatan produk organisasi.
3) Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk
menangani atau mengambil keputusan-keputusan dalam 
suasana yang ambigu dan tidak pasti (Liliweri, 2014:372-
374).

Tujuan Komunikasi Organisasi

 


Ada empat tujuan komunikasi organisasi, yaitu:
a. Menyatakan pikiran, pandangan, dan pendapat. Memberi peluang
bagi para pemimpin organisasi dan anggotanya untuk menyatakan
pikiran, pandangan, dan pendapat sehubungan dengan tugas dan
fungsi yang mereka lakukan.
b. Membagi informasi (informationsharing). Memberi peluang kepada
seluruh aparatur organisasi untuk membagi informasi dan memberi
makna yang sama atas visi, misi. tugas pokok, fungsi organisasi,
sub-organisasi, individu, maupun kelompok kerja dalam organisasi.
c. Menyatakan perasaan dan emosi. Memberi peluang bagi para
pemimpin dan anggota organisasi untuk bertukar informasi yang
berkaitan dengan dan emosi.
d. Tindakan koordinasi. Bertujuan mengordinasikan sebagian atau
seluruh tindakan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi organisasi,
yang telah dibagi habis ke dalam bagian atau subbagian organisasi.
Organisasi tanpa koordinasi dan organisasi tanpa komunikasi sama
dengan organisasi yang menampilkan aspek individual dan bukan
menggambarkan aspek kerja sama.

Pengertian Komunikasi Organisasi

 


Pada dasarnya, komunikasi dalam organisasi menghubungkan
individu maupun kelompok-kelompok (satuan) kerja ke dalam sebuah
sistem tertentu. Melalui sistem itu, seluruh kerangka kerja organisasi diatur
dalam jaringanjaringan secara formal maupun informal, dalam suatu
susunan yang relatif berpola berdasarkan budaya, keyakinan, dan sistem
nilai yang kemudian kita sebut dengan struktur organisasi. Jaringan
tersebut juga menunjukkan arah dan jumlah hubungan antara dua atau
lebih pihak dalam satuan kerja sama atau organisasi (Liliweri, 2014:380).
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. 
Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai
pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo,
kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun
komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosi
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggonya secara
individual.Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi.
Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan
individu dan juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan
perubahan organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut
memainkan peran dalam hampir semua tindakan organisasi yang relevan.
Meski demikian, berkomunikasi dengan baik tidaklah mudah (Romli,
2011:7).
Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang
yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu
petujukan.Karena fokus kita adalah komunikasi diantara anggota-anggota
suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan
atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Sistem tersebut
menyangkut pertunjukan dan penafsiran pesan di antara lusinan atau
bahkan ratusan individu pada saat yang sama memiliki jenis-jenis
hubungan berlainan yang menghubungkan mereka; yang pikiran,
keputusan, dan perilakunya diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, dan
“aturan-aturan”; yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi
mengelola, dan memimpin; yang dimotivasi oleh kemungkinankemungkinan yang berbeda; yang berada pada tahap perkembangan
berlainan dalam berbagai kelompok; yang mempersepsi iklim komunikasi
berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda dan tingkat
kecukupan informasi yang berbeda pula yang lebih menyukai dan
menggunakan jenis, bentuk dan metode komunikasi yang berbeda dalam
jaringan yang berbeda; mempunyai tingkat ketelitian pesan yang berlainan
dan yang membutuhkan penggunakan tingkat materi dan energi yang 
berbeda untuk berkomunikasi efektif. Interaksi di antara semua faktor
tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi, kita sebut sistem komunikasi
organisasi. (Pace Wayne dan Don F, 2001: 32-33)

Efektivitas Manajemen Komunikasi

 


Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses
sosial untuk mentransmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi
baik yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka
mempengaruhi orang lain. Agar komunikasi berjalan efektif, komunikator
hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke
bawah, ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau 
kelompok dalam organisasi hendaknya mungkin untuk berkomunikasi
dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk menerima respon
sikap, itu diminta oleh komunikator.Menurut Marsetio Donosepoetro
dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
a. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu
message atau stimulus selalu ditujukan kepada sekumpulan orang
tertentu. Ini disebut penerima yang tertentu.
b. Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada
penerima yang sesuai dengan maksud yang dibawakan oleh
message atau stimulus tertentu.
c. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul
pada penerima, sesuai dengan maksud komunikasi.

Fungsi Manajemen Komunikasi

 


Proses komunikasi merupakan bagian integral dari perilaku organisasi
untuk menjalankan tugas-tugas yang menjadi tangung jawab pimpinan, staf
pimpinan, dan pegawai. Sesuai dengan tujuan komunikasi, maka dalam suatu
organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Menurut Maman Ukas bahwa
fungsi komunikasi adalah; fungsi informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi
mempengaruhi dan penyaluran serta fungsi integrasi. Koehler mengemukakan
empat fungsi komunikasi organisasi, yaitu :
1) Fungsi Informasi
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan
melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber
atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan
ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan
dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide. Seorang
administrator organisasi harus membuat keputusan mengenai program
yang mesti disusun dalam tahapan tertentu berdasarkan informasi dari
sejumlah komponen organisasi yang semuanya bermuara pada kebutuhan
informasi yang tepat waktu, benar dan memiliki validitas tinggi.
2) Fungsi Regulatif
Fungsi ini dimaksudkan sebagai proses yang dilakukan manajer
yaitu mengawasi perpindahan perintah informasi pengiriman pesan kepada
bawahan. Perintah itu dipahami oleh bawahan sebagai peraturan yang
harus dikerjakan. Fungsi regulasi akan perintah tentunya berkaitan dengan
kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah
kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam 
menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan
berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan
dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi
hubungan atasan dan bawahan sebagai yang diberikan tugas.
3) Fungsi Persuasif
Dalam fungsi persuasif berarti memasukkan unsur-unsur yang
meyakinkan dari atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan,
sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau
tugas yang harus dilaksanakannya. Dalam kegiatan
mempengaruhi,komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi
di mana bawahanakan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak
merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan
beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.
4) Fungsi Integratif
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus
berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua
urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang
yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu
kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan
saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka
terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang
telah ditetapkan. Untuk itu dalam rangka meningkatkan efektivitas
komunikasi dalam organisasi perlu ditingkatkan kesadaran akan kebutuhan
komunikasi yang efektif untuk memperlancar tugas dan pencapaian.

Pengertian Manajemen Komunikasi

 


Manajemen merupakan proses yang khas yang bertujuan untuk mencapai
suatu tujuan dengan efektif dan efisien menggunakan semua sumber daya yang
ada. Kata manajemen berarti pemimpin, direksi dan pengurus yang diambil dari
kata kerja “manage”. “Manage” mengandung arti mengemudikan, mengurus dan
memerintah. Menurut bahasa Italia, istilah manajemen berasal dari “managiere”
yang berarti melatih kuda sebagai pelatih, dan istilah managedalam bahasa
Perancis bermakna tindakan membimbing atau memimpin.
Hersey dan Blanchard berpendapat yang dikutip Syafarudin mengemukakan
bahwa manajemen adalah proses bekerja sama antar individu dan kelompok serta
sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain,
aktivitas aktivitas manajerial hanya ditemukan dalam wadah sebuah organisasi,
baik organisasi bisnis, pemerintahan, sekolah, industri, rumah sakit, dan lain-lain.
Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan
pemberdayaan manusia dan sumber daya lainnya saling bekerjasama antar
individu dan kelompok dalam mencapai tujuan suatu organisasi. K Jerry C.
Wofford (1977: 9-13) menjelaskan pelaksanaan kegiatan manajemen komunikasi
internal perusahaan berdasarkan fungsi utama proses manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pembinaan dan pengendalian.
Proses Istilah manajemen komunikasi menurut Harry Irwin (1994: 10)
menunjukkan bahwa untuk menerapkan konsep manajemen komunikasi,
digunakan model yang dapat mengembangkan komunikasi yang terdiri dari dua 
bidang utama, yaitu gambaran situasi dan kondisi. Manusia memiliki kemampuan
untuk mengkomunikasikan kekuatan dan kelemahannya sendiri dan
menggambarkan "kemampuan" bidang pemahaman dan keterampilan komunikasi.
Jika area pertama adalah pemahaman, maka area kedua adalah bagian dari skill
atau kemampuan yang bisa ditingkatkan dan diperbarui setiap saat. Artinya,
keterampilan komunikasi tidak bawaan, tetapi harus dipelajari dan ditingkatkan.
Tujuan utama manajemen komunikasi adalah memanfaatkan sumber daya
manusia dan teknis sebaik mungkin untuk meningkatkan dialog dengan orang
lain. Intinya, hasil dari proses komunikasi tersebut adalah terjalinnya dialog dua
arah, sekaligus pertukaran informasi yang relatif seimbang.
Oleh karenanya, perencanaan, penataan, pelaksanaan dan evaluasi itu
menjadi sangat penting demi suksesnya suatu kegiatan tertentu. Dalam hal ini
dapat dipahami bahwa manajemen itu sangat dibutuhkan untuk mencapai
kesuksesan dalam berbagai kegiatan.Kegiatan manajemen mencakup pengkajian
yang sangat luas, sebab aktivitas manajemen dimulai dari bagaimana menentukan
arah organisasi di masa depan, menciptakan kegiatan-kegiatan organisasi,
mendorong terbinanya kerjasama antara sesama anggota organisasi, serta
mengawasi kegiatan dalam mencapai suatu tujuan.
Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif efesien maka manajemen
harus difungsikan sepenuhnya pada setiap lembaga atau organisasi, industri,
perbankan,perusahaan, maupun pendidikan. Sondang P. Siagian mengemukakan
bahwa fungsi manajemen mencakup 1) perencanaan, 2) pengorganisasian, 3)
pemotivasian, 4) pengawasan, dan 5) penilaian. Mengacu kepada pendapat G.R.
Terry terdapat empat fungsi manajemen, yakni: (1) planning (perencanaan); (2)
Organizing (pengorganisasian); (3) actuating (pelaksanaan); (4) controlling
(pengawasan)

Indikator Kinerja

 


Menurut Hasibuan (2012:105) bahwa indikator dalam kinerja ialah :
a. Ketepatan hasil kerja
Dalam melihat suatu kinerja dapat ditinjau dengan ketepatan kerja sehingga
kinerja dapat dianggap baik jika pekerjaan tersebut tepat sesuai dengan
standard operasi perusahaan tersebut.
b. Hasil kerja yang dihasilkan
Hasil kerja dalam perusahaan selalu menjadi acuan paling utama
dikarenakan hasil kerja dari karyawan yang sangat dibutuhkan perusahaan
untuk memenuhi operasional perusahaan 
c. Kehadiran
Kehadiran menjadi indikator kinerja yang mudah untuk dilihat dikarenakan
dalam suatu perusahaan jika karyawan tersebut absen maka pekerjaan
tersebut bisa jadi tertunda pengerjaannya dan sangat merugikan perusahaan
d. Kecepatan waktu kerja
Dalam era modern ini kecepatan adalah kunci dari keberhasilan perusahaan
dalam persaingan usaha yang ketat. Semakin cepat maka semakin efisien
kinerja perusahaan tersebut.
e. Komunikasi
Dalam perusahaan, kerjasama sangatlah penting karena pekerjaan tersebut
seperti mata rantai, dimana pekerjaan tidak dapat berlanjut jika ada
pekerjaan lain yang terbengkalai. Maka mata rantai pekerjaan tersebut
sangat dipengaruhi oleh komunikasi dalam pelaksanaannya.

Faktor – Faktor Penilaian Kinerja

 


Penilaian kinerja (performance appraisal) menurut Simamora (2012)
adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja
individu karyawan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja
karyawan, yaitu:
a. Karakteristik situasi
b. Deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan standar kinerja pekerjaan
c. Tujuan – tujuan penilaian kinerja
d. Sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi.
Menilai prestasi kerja karyawan secara adil dan objektif dalam periode tertentu
hasilnya akan bermanfaat bagi organisasi atau perusahaan. Begitupun sebaliknya,
karyawan pun dapat mengevaluasi diri sehingga akan mudah untuk
mengembangkan karirnya dimasa yang akan datang. 

Tujuan Penilaian Kinerja

 


Menurut Robbins dalam Djatmiko (2014) mengungkapkan bahwa
penilaian kinerja memiliki sejumlah tujuan dalam berorganisasi, diantaranya:
1. Penilaian dipergunakan untuk pengambilan keputusan personalia yang
penting seperti dalam hal promosi, transfer, atau pemberhentian.
2. Penilaian memberikan penjelasan tentang pelatihan dan pengembangan
yang dibutuhkan.
3. Penilaian kinerja dapat digunakan sebagai kriteria untuk program seleksi
dan pengembangan.
4. Penilaian kinerja untuk memenuhi tujuan umpan balik yang ada terhadap
karyawan tentang bagaimana organisasi/ perusahaan memandang kinerja
mereka.

Penilaian Kinerja

 


Dalam suatu perusahaan, penilaian kinerja digunakan sebagai alat dasar
untuk menentukan penghargaan terhadap karyawan. Menurut Gorda (2012)
penilaian kinerja adalah:
a. Penilaian kinerja menyediakan berbagai informasi untuk keperluan
pengambilan keputusan tentang promosi, mutasi, demosi, pelatihan, dan
pentepan kebijaksanaan kompensasi.
b. Penilaian kinerja merupakan media antara pimpinan dan bawahan untuk
bersama – sama mengevaluasi bawahan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Dengan mengetahui kelemahan, kelebihan, hambatan dan dorongan atau
berbagai faktor sukses bagi kinerja seseorang atau institusi, maka terbukalah
jalan menuju profesionalisme, yaitu memperbaiki kesalahan – kesalahan
yang dilakukan pada waktu itu.

Pengertian Kinerja

 


Kinerja merupakan aspek penting dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan. Dengan kinerja yang baik, maka perusahaan tersebut akan mencapai
tujuan yang diinginkannya. Tujuan dari peningkatan kerja ini adalah untuk
memastikan bahwa perusahaan dapat mencapai tujuannya. Peningkatan kinerja
karyawan dikatakan penting karena manusialah yang mengelola seluruh sistem
dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan darinya.
Menurut Hasibuan (2012: 94) mengemukakan bahwa “Kinerja adalah hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu”.Menurut Mangkunegara (2009:67) mengemukakan bahwa “Kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2014:260) mengungkapkan bahwa
“Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja seorang
pekerja, sebuah proses manajemen atau organisasi secara keseluruhan, dimana hasil 
kerja harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur
(dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan)”. Menurut Wibowo (2012:7) mengemukakan bahwa “Kinerja adalah tentang
bagaimana melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut”.

Indikator komunikasi

 


Menurut Lawrence dalam Effendy(2013:66) mengemukakan yang menjadi
indikator dari suatu komunikasi adalah:  Komunikasi Personal
Komunikasi Personal adalah komunikasi diantara dua orang dan dapat
berlangsung dengan dua cara:
a. Komunikasi tatap muka
b. Komunikasi bermedia 
 Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan
kelompok orang dalam situasi tatap muka.  Komunikasi Organisasi kepada khalayak luar
Komunikasi Organisasi kepada khalayak luar adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak diluar organisasi  Komunikasi khalayak luar kepada Organisasi
Komunikasi khalayak luar kepada Organisasi adalah komunikasi antara
khalayak diluar organisasi dengan pimpinan organisasi

Tujuan Komunikasi

 


Menurut Effendy (2013:27), ada 4 (empat) tujuan komunikasi organisasi,yaitu:
a. Mengubah sikap (to change the attitude), yaitu sikap individu atau
kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka
terima.
b. Mengubah pendapat atau opini (to change opinion), yaitu pendapat individu
atau kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang
mereka terima.
c. Mengubah perilaku (to change the behavior), yaitu perilaku individu atau
kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang diterima. 
d. Mengubah masyarakat (to change the society), yaitu tingkat sosial individu
atau kelompok menjadi berubah atas informasi yang mereka terima. 

Proses Komunikasi

 


Proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan), pikiran bisa merupakan
gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya (Effendy,
2007). Proses komunikasi adalah penyaluran pesan pada komunikan sampai sasaran
yang dikehendaki. Banyak model-model komunikasi yang digunakan dalam
praktek komunikasi sekarang ini. sekian banyak model komunikasi namun hanya
beberapa yang sesuai dengan proses komunikasi melalui event. Adapum model
Shannon dan Weaver yang digunakan dalam penjabaran teori ini. Pada model ini
menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatanya. Suatu
konsep yang paling penting pada model komunikasi ini adalah gangguan (noise),
yakni setiap rangsangan tambahan yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu
kecermatan pesan yang disampaikan (Mulyana 2013:149). Model matematikal
dari Shannon dan Weaver itu menggambarakan komunikasi sebagai proses linier.
alasan memilih teori ini sebab The Mathematical Theory of Communication ini
cukup mewakili untuk menggambarkan terjadinya proses komunikasi melalui
komponen-komponen komunikasi yang dimiliki oleh teori Shannon dan Weaver.

 Unsur -Unsur Komunikasi

 


Dalam pendekatan dengan komunikasi juga terdiri dari beberapa unsur yang
penting, menurut Harrold Lasswel (dalam Mulyana, 2014:69) unsur – unsur
komunikasi adalah Sumber (source), adalah pihak yang berinisiatif atau
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber disini bisa jadi seorang
individu, kelompok, organisasi, bahkan suatu negara. 
 Pesan, adalah apa yang dikomunikasikan dari sumber kepada penerima.
Pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna, symbol yang digunakan
untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi dari pesan.  Saluran atau media, adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesan kepada penerima. Dalam suatu peristiwa komunikasi
sebenarnya banyak saluran yang dapat kita gunakan, meskipun ada yang
satu yang dominan.  Penerima (receiver), sering juga disebut sebagai sasaran atau tujuan,
penyandi balik (decoder), ataupun khalayak (audience), yakni orang yang
menerima pesan dari sumber.  Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan
komunikasi tersebut. Dalam proses penyampaian pesan juga terdapat
hambatan yang berupa perasaan tidak nyaman yang diakibatkan oleh sikap,
pemikiran, dan perilaku yang tidak konsisten dan memotivasi seseorang
untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Hal
ini merupakan perasaan yang dimiliki seseorang ketika mereka
“menemukan diri mereka sendiri melakukan sesuatu yang tidak sesuai
dengan apa yang mereka ketahui, atau mempunyai pendapat yang tidak
sesuai dengan pendapat lain yang mereka pegang”, Leon Festinger
menamakan perasaan yang tidak seimbang ini sebagai disonansi kognitif.
Terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi tingkat disonansi seseorang,
yaitu:  Kepentingan (importance), atau seberapa signifikan suatu masalah,
berpengaruh terhadap tingkat disonansi yang dirasakan.  Rasio Disonansi (dissonance ratio) merupakan faktor dalam menentukan
tingkat disonansi; merupakan jumlah kognisi konsonan berbanding dengan
disonan.  Rasionalitas (rationale) merupakan faktor dalam menentukan tingkat
disonansoo; merujuk kepada alasan yang dikemukakan untuk menjelaskan
inkonsistensi

Fungsi Komunikasi

 


Berdasarkan pengamatan yang para pakar komunikasi lakukan, komunikasi
mengemukakan fungsi-fungsi yang berbeda, meskinpun adakalanya terdapat
kesamaan dan tumpang tindih diantara berbagai pendapat tersebt. Menurut
(William I Gorden dalam Mulyana, 2014:5-38) komunikasi mempunyai empat
fungsi yaitu:
1. Fungsi Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebgai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep-konsep diri kita,
aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang
menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Orang yang tidak
pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan “tersesat,” karena
tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Implisit dalam
fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi kultural. Para ilmuwan
sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai hubungan
timbal balik. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada
gilirannya komunikasi juga menentukan, memelihara, mengembangkan atau
mewariskan budaya.
2. Fungsi Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak langsung bertujuan mempengaruhi orang lain,
namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk
menyampaikan perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut
dikomunikasikanterutama melalui pesan non verbal. Perasaan sayang peuli,
rindu, simpati, gembira, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata,
manun terutama lewat perilaku nonverbal.
3. Fungsi Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual bertujuan untuk komitmen mereka kepada tradisi keluarga,
komunitas, suku, bangsa, negara, ideology, atau agama mereka. Komunikasi
ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang.
Orang menziarahi makam Nabi Muhammad, bahkan menangis di dekatnya, 
untuk menunjukkan kecintaannya kepadanya. Para siswa yang menjadi
pasukan pengibar bendera merah putih, sering dengan berlinang air mata,
dalam pelantikan mereka, untuk menunjukkan rasa cinta mereka kepada nusa
dan bangsa, terlepas dari apakah kita setuju terhadap perilaku mereka atau tidak
4. Fungsi Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan,
dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibut. Bila
diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat
persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to
inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara
menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang
disampaikannya akurat dan layak diketahui. Sebagai instrumen, komunikasi
tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan tersebut.
Komunikasi berfungsi sebagai instrument untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka
panjang. Tujuan jangka pendek, misalnya untuk memperoleh pujian,
menumbuhkan kesan yang baik memperoleh keuntungan material, ekonomi,
dan politik.Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian
komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun
keahlian menulis. Kedua tujuan itu tentu saja berkaitan dalam arti bahwa
berbagai pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk
mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan karier.

Pengertian Komunikasi

 


Komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi
agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan
sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.
Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Menurut Lawrence dalam Effendy (2013:64) menyatakan bahwa “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada
penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”. Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (Mulyana, 2013:68) , “Komunikasi :
trasnmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dengan
menggunakan symbol-simbol, kata-kata, gambar, figut, grafik, dan sebagainya.
Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasa disebut komunikasi”. Sedangkan menurut Joseph A. DeVito (2011:24) pada bukunya
menyatakan bahwa “Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau
lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise),
terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik”.

Tujuan Pelatihan

 


Tujuan dan sasaran harus jelas dan dapat diukur. Menurut Anwar Prabu
Mangkunegara (2009: 45) tujuan dari pelatihan karyawan yaitu :
a) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi, dimana hasil pelatihan
tersebut dapat meningkatkan pengetahuan sehingga semakin mengerti
karyawan akan mampu menghayati pekerjaannya.
b) Meningkatkan produktivitas kerja, dalam hal ini perusahaan selalu
menginginkan hasil baik pada karyawan tersebut. Salah satunya ialah
kuantitas kerja yang dapat dengan mudah dilihat oleh seorang manajer
untuk menjadi tolak ukur kontribusi karyawan tersebut pada perusahaan.
c) Meningkatkan kualitas kerja. Faktor lain dalam penilaian seorang manajer
ialah kualitas, dimana hasil dari pekerjaannya apakah memenuhi standard
perusahaan atau tidak.
d) Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia, disaat terjadi
penggantian posisi kerja dalam organisasi pelatihan menjadi suatu acuan
untuk memenuhi kuota pekerja tersebut sehingga perencanaan tidak
terganggu secara signifikan
e) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja, moral amatlah penting
dalam dunia kerja. Impact yang diberikan bisa secara tidak langsung
maupun langsung terhadap perusahaan
f) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara
maksimal.
g) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan metode kerja yang
baik maka resiko pekerjaan dapat di minimalisasi dikarenakan pengetahuan
untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.
h) Menghindarkan keusangan (obsolescence). Dengan pelatihan dapat
melakukan maintenence atau memelihara kemampuan karyawan agar tidak
terjadi penurunan kemampuan.
i) Meningkatkan perkembangan pegawai. 
Sedangkan menurut Simamora dalam Hartatik (2014:89), tujuan – tujuan
dari pelatihan dan pengembangan adalah:
1. Memperbaiki kinerja karyawan.
2. Memperbarui keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam
pekerjaan.
4. Membantu memecahkan masalah operasional.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
6. Memfokuskan karyawan terhadap organisasi.
7. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi

Pengertian Pelatihan

 


Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan
jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Pelatihan kerja merupakan salah satu
jalur untuk meningkatkan kualitas serta mengembangkan karier tenaga kerja.
Pelatihan mempunyai makna yang penting bagi pekerja utuk mendorong
tercapainya kinerja yang optimal.
Menurut Mangkunegara (2013:51) menyatakan bahwa, “pelatihan adalah
suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematik
dan terorganisir dimana pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teknis dalam tujuan terbatas. Sehingga dengan pengetahuan dan
keterampilan teknis yang terlatih maka kinerja pada karyawan akan meningkat dan
kinerja perusahaan pun ikut meningkat. Maka dari itu diperlukan pelatihan yang
baik untuk menunjang pekerjaan karyawan tersebut”.
Menurut Bangun (2012 : 201) menyatakan bahwa, “pelatihan adalah proses
untuk mempertahankan atau memperbaiki keterampilan karyawan untuk
menghasilkan pekerjaan yang efektif”.
Dan menurut Edwin B. Flippo dalam Sedarmayanti (2013:164)
mengemukakan bahwa, “Pelatihan adalah proses membantu pegawai memperoleh
pekerjaan yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan,
fikiran, kecakapan, pengetahuan dan sikap”.

Fungsi Manejemen Sumber Daya Manusia

 


Fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Hasibuan (2010:12)
1. Perencanaan (Planning)
Merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan
kebutuhan perushaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan
dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian. 
2. Pengorganisasian (organizing)
Merupakan kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan
menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi, wewenang,
integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan
membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
3. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau
bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya
tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan
pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya
dengan baik,
4. Pengendalian (controlling)
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar
mentaati peraturan-peraturan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila
terdapat penyimpanan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan
penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran,
kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksana pekerja, dan menjaga situasi
lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan (procurement)
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan dan orientasi
untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.
6. Pengembangan (development)
Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan masa kini maupun masa depan.
7. Kompensasi (compensation)
Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung (direct), dan tidak
langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan 
jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan
layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat
memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah
minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsitensi.
8. Pengintegrasian (integration)
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi
dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat
memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan
hal yang terpenting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua
kepentingan yang bertolak belakang.
9. Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi
fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama
sampai pension. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program
kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta
berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci
terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan
yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk
mentaati peraturan – peraturan perusahaan dan norma – norma sosial.
11. Pemberhentian (separation)
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu
perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,
keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pension, dan sebab lainnya

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

 


Manajemen sumber daya manusia (MSDM) memiliki arti penting bagi
keberhasilan organisasi, dimana pengelolaan sumber daya manusia tidak hanya
menjadi tanggung jawab departemen sumber daya manusia saja tetapi juga seluruh
manajer, ahli/professional SDM, dan karyawan dalam bentuk kemitraan. Manusia
sebagai faktor yang penting dalam suatu organisasi haruslah dikelola secara efektif
dan efisien agar tujuan organisasi lebih mudah untuk dicapai. Berikut ini penulis
mengutip beberapa definisi sumber daya manusia menurut para ahli:
Menurut menurut Sinambela (2016:9) mengemukakan bahwa :
“manajemen sumber daya manusia sebagai sumber daya atau asset yang utama,
melalui penerapan fungsi manajemen maupun fungsi operasional sehingga tujuan
organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik”.
Sedangkan menurut Mulayu S.P. Hasibuan (2010:10) mengemukakan
bahwa: “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”

Pengertian Manajemen

 


Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur (mengelola).
Manajemen mempunyai arti sangat luas, dapat berarti proses, seni maupun ilmu.
Dikatakan proses karena dalam manajemen terdapat beberapa tahapan untuk
mencapai tujuan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian,pengarahan dan
pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen adalah suatu cara atau alat untuk
seorang manajer dalam mencapai tujuan. Dikatakan ilmu karena manajemen dapat
dipelajari dan dikaji kebenarannya.
Definisi manajemen menurut parahli antara lain sebagai berikut :
Menurut Komaruddin (2011:9) menyatakan bahwa:
“Manajemen adalah ilmu dan seni pengaturan dalam pemanfaatan sumber daya
organisasi agar tujuan tercapai dengan efektif dan efisien”.
Sedangkan menurut Sinambela (2016:5) menyatakan bahwa:
“Manajemen adalah pengelolaan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berbagai sumber daya yang ada harus
ditetapkan dengan baik, diorganisasikan, digerakkan, dan diawasi sehingga
penggunaanya tepat sebagaimana rencana yang ditetapkan”.

Tujuan Pemberian Motivasi

 


Dalam pemberian motivasi semua perusahaan atau organisasi mempunyai
kesamaan tujuan untuk merangsang dan mendorong individu agar bekerja lebih
giat,efektif, dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Ada beberapa
tujuan yang dapat diperoleh dari pemberian motivasi menurut Hasibuan (2007:97),
yaitu:
a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan;
b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan;
c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan;
d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan;e.
Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan;
f. Mengefektifkan pengadaan karyawan;
g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik;
h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan;
i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan;
j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya;
k. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Teori Motivasi

 


Teori Kepuasan (Content Theory) Teori ini mendasarkan pendekatannya
atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya
bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian
pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung
dan menghentikan perilakunya.
Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan dan
mendorong semangat bekerja seseorang. Hal yang memotivasi semangat bekerja
seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan materil maupun
nonmateril yang diperolehnya dari hasil pekerjaannya. Jika kebutuhan dan
kepuasannya semakin terpenuhi, maka semangat bekerjanya pun akan semakin baik
pula.Pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seorang akan bertindak
(bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (inner needs)
dan kepuasannya.
Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin
giat orang itu bekerja (Hasibuan, 2007:103).Teori kepuasan (content theory) ini di
kenal antara lain:
1.Teori motivasi klasik oleh F.W. Taylor. Menurut teori ini motivasi para
pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja.
Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seseorang.
2. Maslow’s Needs Hierarchy Theory, dikemukakan oleh A.H. Maslow
tahun 1943. Teori ini merupakan kelanjutan dari “Human Science Theory”
yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu
kebutuhan biologis dan psikologis berupa materil dan nonmateril. Menurut
Maslow (dalam Robbins) kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki
kebutuhan. Maslow membuat hipotesis bahwa dalam diri setiap manusia
terdapat lima tingkatan kebutuhan. Yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi
diri.

Pengertian Motivasi

 


Motivasi berasal dari kata “Movere” yang berarti “Dorongan atau daya
penggerak”. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada
bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong
gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua
kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Pada
dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang “mampu, cakap dan
terampil”, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk
mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan
karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras
dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang
dimilikinya. Motivasi sangat penting karena dengan motivasi ini di harapkan setiap
individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas
kerja yang tinggi (Hasibuan, 2007:92).
Motivasi kerja menurut Islam (Departemen Agama,1995:371), Al-Quran
memberikan penekanan utama terhadap pekerjaan dan menerangkan dengan jelas
bahwa manusia diciptakan di bumi untuk bekerja keras untuk mencari penghidupan
masing-masing. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak
motivasi yang membuat seseorang bekerja, baik itu motivasi dari dalam (intrinsik)
maupun dari luar (ekstrinsik). Dan hal itu tidak bertentangan dengan ajaran islam
yang menyeru agar manusia bekarja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Pemenuhan kebutuhaninilah yang merupakan salah satu dari motivasi dari dalam.
Menurut Newstrom (Wibowo, 2013:109) motivasi kerja adalah hasil dari kumpulan
kekuatan internal dan eksternal yang menyebabkan pekerja memilih jalan bertindak
yang sesuai dengan menggunakan perilaku tertentu. Idealnya, perilaku ini akan
diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Richard M. Steers (Sedarmayanti, 2010:233) motivasi
kerja adalah kekuatan kecenderungan seorang individu melibatkan diri dalam
kegiatan yang berarahkan sasaran dalam pekerjaan. Ini bukan perasaan senang yang
relatif terhadap hasil berbagai pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan, tetapi lebih
merupakan perasaan sedia/rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan. Sebagian
besar manajer harus memotivasi kelompok orang yang beragam, yang dalam
banyak hal tidak dapat diramalkan. Keragaman tampak dalam pola perilaku yang
berbeda dalam beberapa hal berhubungan dengan kebutuhan dan tujuan (John,
2006:146).

Arah Aliran Informasi

 


Secara umum Arah Aliran Informasi ada 3 yaitu :
1. Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan
atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenan dengan tugas-tugas
dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan
disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijakan umum. Menurur Lewis (Arni,
2009:108) komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk
merubah sikap,membentuk pendapat, mengurangi ketakutan, dan kecurigaan yang
timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi
dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan.
Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada
bawahan menurut Katz dan Kahn (dalam Pace, 1998:184):
1. informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
2. informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
3. informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
4. informasi mengenai kinerja pegawai
5. informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).
2. Komunikasi ke Atas
Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan
atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Semua
karyawan dalam suatu organisasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling
atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untu.k
memberikan balikan,memberikan saran dan mengajukan saran dan mengajukan
pertanyaan. Komunikasiini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap
karyawan, tipe pesan adalah integrasi dan pembaruan (Arni, 2009:116).Komunikasi
ke atas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu. Menurut Pace fungsinya
adalah sebagai berikut:
a) Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahui kapan
bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana
baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.
b) Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi
pembuatan keputusan.
c) Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap
organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan
pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya
organisasi.
d) Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul
dan membiarkan supervisor mengetahuinya.
e) Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah
bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi
yang ke bawah.
f) Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugastugasnya dan organisasi.
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang
sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut
fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya
berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi,
pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi (Arni,
2009:121)

Teori Organisasi

 


Teori organisasi yang di bahas antara lain teori klasik dan teori hubungan
manusia.:
1. Teori Klasik
Teori klasik atau struktural berasal dari dua teori. Pertama, teori saintifik
manajemen yang dikembangkan oleh W. Tylor yang menekankan pada
pembagian pekerjaan untuk mendapatkan hasil maksimal dengan biaya
seefisien mungkin. Sejalan dengan prinsip Tylor ini Henry Fayol
mengembangkan teori yang agak lebih luas yang menekankan kepada
spesialisasi pekerjaan, otoritas, kontrol dan pendelegasian tanggung jawab.
Kedua: berasal dari teori birokrasi yang dikembangkan oleh Max Weber yang
menekankan pada pentingnya bentuk struktur hierarki yang efektif bagi
organisasi. Masing-masing teori tersebut akan dibicarakan sepintas lalu
sebelum masuk pada teori klasik (Arni, 2009:35). Prinsip teori saintifik
manajemen pengelolaan organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip kunci
seperti berikut:
a. Pembagian Pekerjaan
b. Otoritas dan tanggung jawab
c. Kesatuan Komando
d. Kesatuan Arah
e. Minat masing-masing bawahan terhadap minat umur
f. Pembayaran yang wajar
g. Sentralisasi
h. Mata Rantai Komando
i. Perintah
j. Kesamaan
k. Stabilitas kedudukan personel yang tetap
l. Inisiatif
m.Rasa kesatuan korp.
Birokrasi merupakan organisasi manusia yang disusun secara ideal.
Birokrasi ini dicapai melalui pembentukan aturan, struktur, dan proses,
dalam organisasi kita dapat mengenal suatu organisasi bersifat birokrasi
atau tidak berdasarkan karakteristiknya. Menurut Kreps (dalam Arni,
2009:36) karakteristik birokrasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Adanya aturan-aturan, norma-norma, dan prosedur yang baku
mengenai apa yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas-tugas
organisasi.
b. Spesialisasi peranan anggota organisasi menurut pembagian pekerjaan
c. Hierarki otoritas organisasi secara formal.
d. Pekerjaan karyawan dikualifikasikan berdasarkan kompetensi teknis
dan kemampuan melakukan pekerjaan seseorang. nggota organisasi
adalah merupakan inti organisasi sosial. Manusia terlibat dalam tingkah
laku organisasi
e. Hubungan interpersonal di antara anggota organisasi bersifat
profesional dan personal.
f. Deskripsi pekerjaan yang rinci harus diberikan kepada anggota
organisasi yang merupakan pedoman dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab.
g. Saling pertukaran dalam pekerjaan sehingga memungkinkan orang lain
menggantikan pekerjaan seseorang.
h. Rasionalitas dan kemungkinan meramalkan aktivitas organisasi dan
penyelesaian tujuan.
2. Teori Hubungan Manusia
Manusia sebagai Misalnya anggota organisasi yang memutuskan apa
peranan yang akan dilakukannya dan bagaimana melakukannya. Tanpa
manusia organisasi tidak akan ada. Oleh karena itu faktor manusia dalam
organisasi haruslah mendapat perhatian dan tidak dapat diabaikan seperti
halnya teori klasik.Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya
individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Teori ini
menyarankan strategi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan
meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang
dapat membantu individumengembangkan potensinya. Dengan
meningkatkan kepuasan kerja dan mengarahkan aktualisasi diri pekerja, akan
mempertinggi motivasi bekerja sehingga akan dapat meningkatkan produksi
organisasi (Arni, 2009:39).

Fungsi Integrasi

 


Komunikasi yang membuat hubungan seluruh anggota organisasi menjadi
harmonis dalam kerja sama dan kesepakatan tentang tujuan organisasi. Jadi
fungsi integrasi terkait dengan komunikasi formal fungsional yang sekaligus
bersifat social dan relasional. Integrasi antar segenap karyawan dapat tercapai
melalui sosialisasi nilai dan peningkatan martabat, termasuk berbagai acara dan
upacara, perayaan HUT perusahaan, pertemuan sosial, dan berbagai kegiatan
bersama, seperti olahraga dan minat bersama, yang berdampak pada kepuasan
kerja, harga diri dan loyalitas karyawan. Fungsi integrasi adalah sosialisasi
nilai-nilai budaya organisasi yang membuat hubungan segenap karyawan
menjadi serasi dan berpengaruh pada kepuasan kerja, motivasi, moral, dan rasa
betah bekerja (Hardjana, 2016: 140).

Fungsi Pengaruh dan Persuasi

 


Komunikasi kewenangan dan posisi dalam struktur hierarki. Kewenangan
membawa implikasi bahwa komunikasi harus diterima dan wajib dilaksanakan,
sebab mempunyai legitimasi artinya komunikasi tersebut absah dan tidak
menyimpang dari tujuan organisasi. Melalui pengaruh dan persuasi,
manajemen dengan posisi dan kewenangannya dapat mengendalikan informasi
dan perilaku karyawan, terutamamelalui peraturan, norma dan tanggung jawab.
Konsekuensinya karyawan mempunyai kewajiban untuk menerima dan patuh
pada aturan, norma-norma, tanggung jawab, dan loyalitas (Hardjana,
2016:140).

Fungsi Perintah dan Instruksi

 


Komunikasi yang menjadikan manajemen mampu membuat karyawan
senantiasa bekerja ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini
meliputi penentuan apa perintah dan instruksi yang harus diberikan kepada
siapa, dan bagaimana harus dijalankan. Fungsi ini menyangkut kepatuhan pada
kebijakan,standarisasi praktik kerja, prosedur, alokasi waktu kapan harus
dilaksanakan, dan ketetapan maupun kelengkapan hasil kerja (Hardjana,
2016:139).

Fungsi informasi

 


Fungsi utama komunikasi untuk mengatasi ketidakpastian lingkungan bagi
individu melalui adaptasi. Sebagai anggota organisasi, karyawan
membutuhkan informasi mengenai lingkungan kerja dan informasi untuk
bertindak terhadap lingkungan tersebut. Ia membutuhkan informasi tentang
tugas, pekerjaan, dan dengan siapa ia bekerja, karena ia tidak bekerja seorang
diri secara otonom, tetapi dalam hubungan kerja sama dalam kelompok. Ia
membutuhkan informasi untuk membangun hubungan kewenangan dan
penyesuaian. Jika ia seorang manajer, ia membutuhkan informasi untuk
menentukan tujuan, sasaran, dan masalah-masalah yang terkait dengan tujuan
dan sasaran tersebut baik secara internal maupun eksternal(Hardjana,
2016:139)

Fungsi-Fungsi Komunikasi Organisasi

 


Istilah fungsi komunikasi merujuk kewenangan, kekuasaan, status, dan peran
dalam upaya pencapaian tujuan-tujuan organisasi secara keseluruhan (Hardjana,
2016:138).
Menurut Barnard (dalam Hardjana, 2016:138) seperti telah dikutip di atas,
komunikasi mempunyai dua fungsi dalam kegiatan-kegiatan organisasi yaitu :
a. memotivasi atau memelihara semangat untuk menyumbangkan energi
kepada organisasi.
b. untuk memelihara konsistensi tujuan agar arah kegiatan organisasitidak
menyimpang.
Artinya, dalam pencapaian tujuan organisasi dibutuhkan dua jenis komunikasi,
yakni persuasi dan motivasi karyawan dan koordinasi dan control sehingga
kesamaan tujuan tetap terpelihara.

Pengertian Komunikasi

 


komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam
organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi
internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward
atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi
dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orangorang yang sama level/ tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi
dan berbicara, menulis dan komunikasi evaluasi program.
Katz dan Kahn (dalam Arni, 2009:65) mengatakan bahwa komunikasi
organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di
dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn organisasi adalah sebagai suatu
sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya menjadi produk atau
servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan.
Zelkos dan Dance (dalam Arni, 2009:66) mengatakan bahwa komunikasi
organisasi adalah suatu sistem yang paling tergantung yang mencakup
komunikasiinternal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah
komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada
atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi sesama karyawan
yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang
dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam
penjualan hasil produksi pembuatan iklan, dan hubungan dengan masyarakat
umum

Masyarakat dan Komunitas

 


Dalam pengertian sosiologi, masyarakat ridak dipandang sebagai suatu
kumpulan individu-individu semata. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup,
oleh karena manusia hidup bersama. Masyarakat merupakan suatu sistem yang
terbentuk karena hubungan anggota-anggotanya. Dengan kata lain, masyarakat
adalah suatu sistem yang terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim 
disebut dengan sistem kemasyarakatan. Emile Durkheim (1951) menyatakan bahwa
masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
Cara yang baik untuk mengerti tentang masyarakat adalah dengan menelaah
ciri-ciri pokok dari masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu
bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri
pokok, yaitu:
1. Manusia yang hidup bersama secara teoritis, jumlah manusia yang hidup
bersama itu ada dua orang. Di dalam ilmu sosial, khususnya sosiologi, tidak
ada suatu ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk menentukan
berapa jumlah manusia yang harus ada.
2. Bergaul selama jangka waktu cukup lama
3. Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari satu
kesatuan. 

Manajemen Komunikasi

 


Manajemen merupakan proses yang khas yang bertujuan untuk
mencapai suatu tujuan dengan efektif dan efisien menggunakan semua
sumber daya yang ada. Kata manajemen berarti pemimpin, direksi dan
pengurus yang diambil dari kata kerja “manage”. “Manage” mengandung
arti mengemudikan, mengurus dan memerintah. Menurut bahasa Italia,
istilah manajemen berasal dari “managiere” yang berarti melatih kuda
sebagai pelatih, dan istilah manage dalam bahasa Perancis bermakna
tindakan membimbing atau memimpin.
Mengacu kepada pendapat Terry yang dikutip oleh Syafaruddin
bahwa ”Management is performance of conceiving desired results by
means of group efforts consisting of utilizing human talent and resources”.
Ini dapat dipahami bahwa manajemen adalah kemampuan mengarahkan
dan mencapai hasil yang diinginkan dengan pemberdayaan manusia dan
sumber daya lainnya. Lebih lanjut Terry juga berpendapat bahwa: “The
management is the proces of getting done by the effort of other people”,
maksudnya, manajemen ialah proses memperoleh tindakan melalui usaha
orang lain

Proximity Komunikasi

 


Dikutip dari (Alwarohsatul, 2019:33-34) definisi Proximity yaitu suatu
cara untuk membuat pihak-pihak yang terlibat dalam rangkaian tindakan
komunikasi berusaha ikut merasakan dan menggunakan ruang. Dalam bahasa
Indonesia Proximity disebut sebagai kedekatan, dalam teori komunikasi diartikan
sebagai kedekatan seseorang dengan orang yang lainya menjadi tolak ukur 
kesuksesan sebuah proses komunikasi. Dalam definisi yang dikemukakan oleh
Edward Hall proximity digambarkan sebagai jarak yang terjadi antara manusia
dalam melakukan interaksi sehari-hari. 

Strategi Komunikasi

 


Berbicara mengenai strategi komunikasi berikut pengertianya menurut
para tokoh. Rogers berpendapat bahwa “strategi komunikasi merupakan suatu
rancangan yang diciptakan untuk merubah atau mempengaruhi tingkah laku
manusia dalam jumlah besar melalui ide-ide baru”. Selain Rogers, ada definisi
lain yang dikemukakan oleh Middleton yaitu “strategi komunikasi adalah
kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator,
pesan, media, komunikan, dan efek yang dirancang dengan tujuan menggapai
komunikasi yang berjalan secara optimal” (Kania, 2018). Dengan demikian berarti
strategi merupakan usaha untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.  Menurut Ahmad yang dikutip oleh
(Suhandang, 2014) ada enam cara dalam menyusun strategi komunikasi, yaitu
sebagai berikut :
a. Pengumpulan data dasar dan perkiraan kebutuhan
Informasi yang bersifat data dasar dan perkiraan kebutuhan merupakan
faktor penting penentu perumusan sasaran dan tujuan komunikasi, dalam desain
strategi komunikasi dan usaha untuk mengevaluasi keefektifan komunikasi yang
dilakukan.
b. Perumusan sasaran dan tujuan komunikasi
Ada empat hal yang menjadi acuan pertanyaan dalam menentukan sasaran
dan tujuan komunikasi, yaitu siapa yang menjadi komunikan, dimana komunikan
berada, mengapa komunikan dipilih sebagai sasaran, dan dengan alasan apa
komunikan dipilih.
c. Analisis perencanaan dan penyusunan strategi
Setelah perumusan sasaran dan tujuan komunikasi selesai maak
dilanjutkan dengan menerjemahkan pertanyaan-pertanyaan. Ada dua aspek yang
saling berhubungan dalam menyusun strategi komunikasi yaitu pemilihan
pendekatan dan penentu jenis pesan yang akan di sampaikan kepada komunikan.
d. Analisis khalayak dan segmentasinya
Dengan melakukan analisis khalayak dan segmentasi akan semakin
memudahkan dalam menentukan cara dan kebutuhan-kebutuhan secara efisien
dan efektif. 
e. Seleksi media
Dalam memilih media harus sesuai dengan karakter dari komunikan agar
tepat sasaran.
f. Desain dan penyusunan pesan
Dalam menyusun desain dan penyususan pesan yaitu dengan mengacu
pada tahapan-tahapan sebelumnya agar efisien dan efektif

Manajemen Komunikasi

 


Pengertian manajemen komunikasi terdiri dari dua kata yakni Manajemen
yang memiliki arti ilmu untuk menyelesaikan pekerjaan dengan mamanfaatkan
orang lain pada prosesnya yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian. Sedangkan komunikasi merupakan sebuah proses ketika individu
ataupun kelompok menyampaikan informasi untuk menjalin hubungan dengan
individu maupun kelompok lain. Oleh karena itu manajemen komunikasi
merupakan hal yang menjadi perpaduan konsep komunikasi dan manajemen yang
digunakan pada macam-macam setting komunikasi. Selain itu seperti yang telah
dilansir oleh Maxmanroe.com menyatakan bahwa beberapa ahli juga menjelaskan
pengertian menejemen komunikasi, yaitu meliputi: 
a. Michael Kaye, menyatakan bahwa bagaimana tiap individu mengelola
komunikasi mereka dengan individu lain pada berbagai macam konteks
komunikasi. Seperti pada contoh yaitu komunikasi interpersonal,
komunikasi kelompok, dan komunikasi massa
b. Parag Diwan, menyatakan bahwa manajemen komunikasi merupakan
suatu pemanfaatan berbagai sumber daya komunikasi melalui sebuah
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan kontrol terhadap semua
unsure komunikasi guna mencapai suatu tujuan yang ditetapkan.
c. Joan Gratto Liebler and Larry L. Barker, menyatakan bahwa
manajemen komunikasi merupakan suatu proses sistematis antar anggota
untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen untuk mengerjakan tugas
melalui proses negoisasi pemahaman antar individi atau lebih dengan
memiliki tujuan mencapai tujuan bersama.

Model Komunikasi

 


Komunikasi ialah suatu kegiatan penyampaian informasi dari komuniktor
kepada komunikan yang dilakukan secara langsung maupun tak langsung.
Komunikasi memiliki sisterm yang komplek dalam prosesnya, hingga
memerlukan sebuah instrument untuk menjabarkannya, yaitu suatu model
komunikasi. Seperti yang dilansir dari Tirto.id menjelaskan mengenai model
komunikasi menurut salah satu ahli yaitu David K. Berlo yang memperkenalkan
istilah SMCR. Berikut penjabaran dari istilah SCMR yaitu meliputi :
a. Sender atau Source (Sumber)
Merupakan elemen yang menjadi dasar sebuah informasi. Saat berperan
sebagai pihak mengirim pesan, perlu diperhatikan beberapa hal berikut yaitu :
b. Keterampilan komunikasi
Komunikasi berjalan secara efektif ketika komunikator memiliki
keterampilan komunikasi yang baik.
c. Sikap
Dalam menyampaikan informasi hubungan antara sikap dan makna pesan
saling mempengaruhi. Sikap yang baik oleh komunikator akan membentuk
makna pesan yang baik pula. 
d. Pengetahuan
Pengetahuan atau wawasan yang baik oleh para komunikator maka pesan
yang disampaikan akan cenderung lebih mudah diterima oleh komunikan.
Terkhusus jika pengetahuan atau wawasan tersebut memiliki kedekatan dengan
komunikan.
e. Sistem sosial
Nilai, norma, kepercayaan, dan agama yang berkembang pada lingkungan
sender berada sangat berpengaruh terhadap cara komunikator menyampaikan
pesan karena hal tersebut telah menjadi rutinitas dalam keseharian.
f. Budaya
Budaya yang dianuti oleh pihak pengirim pesan juga sangat berpengaruh
terhadap bagaimana cara dia menyampaikan pesan tersebut kepada penerima
pesan. Perbedaan budaya juga dapat terjadi kepada pengirim pesan dan penerima
pesan.
g. Message (Pesan)
Message merupakan suatu produk komunikasi yang dikirimkan sender
atau source. Pesan tersebut dapat berupa suara, teks, video, ataupun media
lainnya. Setiap pesan yang disampaikan memiliki beberapa elemen yang
berpengaruh, seperti:
1) Isi atau materi yang terdapat pada pesan yang disampaikan berguna
untuk menyampaikan tujuan.
2) Elemen melibatkan aspek non-verbal seperti bahasa, gestur, bahasa
tubuh, dan lain-lain. 
3) Perlakuan merujuk pada pengemasan informasi yang disampaikan.
Yaitu bgaimana cara pesan disampaikan dan memunculkan efek pada
feedback yang diberikan oleh komunikan.
4) Struktur harus disusun dengan baik supaya pesan yang disampaikan
menjadi baik pula.
5) Kode yang digunakan dalam menyampaikan pesan alangkah baiknya
menggunakan kode yang memiliki pemaknaan yang sama agar
memiliki pemaknaan yang sepaham antara yang menyampaikan pesan
dengan penerima pesan.
h. Channel (Saluran)
Saluran komunikasi yang digunakan dalam proses pengiriman pesan,
media yang digunakan sangat beragam. Yaitu menyesuaikann kepada target
audience yang dimiliki. Namun saluran komunikasi yang paling efektif yaitu
panca indera dari manusia seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa,
dan penyentuhan.
i. Receiver (Penerima)
Receiver adalah individu yang memiliki peran sebagai penerima pesan
terkirim. Sama halnya seperti pengirim pesan, receiver juga memiliki elemen
yang dapat mempengaruhi penerimaan informasi. Yitu meliputi sebagai berikut:
j. Keterampilan Komunikasi
Kemampuan komunikasi yang dimiliki penerima pesan mencakup
mendengarkan, menulis, membaca, berbicara, dan lainnya menentukan kualitas
dari informasi yang diterima. 
k. Sikap
Respon yang ditujukan yaitu berupa perubahan sikap sebelum dan sesudah
pesan itu diterima.
l. Pengetahuan
Kesaaman pengetahuan atau wawasan dapat mempengaruhi penerimaan
makna suatu pesan yang disampaikan.
m. Sistem Sosial
Sistem sosial seperti nilai, norma, kepercayaan, agama, budaya dan
sebagainnya dapat memberi perbedaan tanggapan terhadap informasi yang
ditujukan kepada receiver. Internalisasi terhadap budaya tertentu dapat berimbas
pada cara penerima pesan dalam menyerap informasi yang diberikan

Pengertian Komunikasi

 


Membicarakan tentang pengertian dari komunikasi memiliki banyak
pengertian yang telah menjadi perdebatan oleh para ahli. Namun, menurut bahasa
komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis, yang berarti “membuat
kebersamaan”. Kata tersebut berasal dari kata communico, yang berarti “berbagi”.
Dalam bahasa Inggris (verb) communicate berarti bertukar pikira, perasaan, dan
informasi. Sedangakan communicate (noun) berari pertukaran simbol, pesan, dan
informasi yang terjadi antar individu. Secara umum komunikasi dapat diartikan
sebagai proses menyampaikan ide, gagasan, ataupun informasi yang dilakukan
antar manusia (Soyomukti, 2010)

Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi Pemerintahan

 


Komunikasi pada suatu organisasi memiliki beberapa fungsi sebagaimana
diungkapkan oleh Abidin (2016: 54) sebagai berikut:
1. Fungsi Informatif
Organisasi pemerintahan merupakan instanis yang juga menerapkan
sistem pemrosesan informasi. Dalam hal ini, semua pegawai instansi
pemerintahan menginginkan untuk mendapatkan informasi sesuai
kebutuhannya dan tepat waktu.
Dengan adanya komunikasi ini maka hal-hal yang hendak diberikan
oleh pemimpin kepada staffnya dapat disampaikan melalui lisan atau
tulisan. Informasi yang disamaikan secara lisan antara pemimpin dan
bawahannya dilakukan dengan cara berdialog secara langsung dalam
menyampaikan pendapat dan idenya. Pimpinan organisasi harus mampu
menyusun dan menetapkan keputusan terkait program-program yang akan
dikerjakan yang didasarkan pada informasi dari sejumlah komponen
organisasi yang tujuannya untuk memberikan informasi secara cepat dan
tepat waktu, serta valid.  
2. Fungsi Pengaturan
Fungsi pengaturan berhubungan dengan aturan-aturan yang
ditetapkan pada sebuah organisasi. Terdapat 2 aspek yang mempengaruhi
fungsi pengaturan, yaitu:
a. berhubungan dengan individu-individu yang ada di struktur
manajemen, adalah pihak-pihak yang mempunyai kewenangan dalam
mengontrol seluruh informasi. Selain itu, mereka juga memiliki tugas
untuk memberikan perintah kepada bawahannya agar melaksanakan
perintah tersebut.
b. Berhubungan dengan informasi. Informasi pengaturan umumnya
diarahkan pada pekerjaan. Dalam hal ini, bawahan harus mendapatkan
kepastian peraturan mengenai berbagai hal yang boleh dan tidak
diperbolehkan.
Fungsi tersebut sebagai proses yang harus dilakasanakan oleh
pimpinan untuk mengawasi pengiriman informasi dari atasan ke bawahan.
Perintah tersebut harus dimengerti oleh bawahan karena telah menjadi
tanggungjawabnya untuk melaksanakan perintah tersebut. Fungsi
pengaturan tersebut seringkali dikaitkan denga kekuasaan, dimana
pimpinan elaku pihak yang memiliki kewenangan dapat menyusuh atau
mengintruksikan kepada bawahannya untuk melakukan pekerjaan yang
diperintahkan kepadanya. Adapun pihak bawahan bmanah dalam menjalan
pekerjaan yang telah diberikan kepadanya. Perintah dapat berisikan aba-aba
dalam pelaksanaannya harus dimengerti dan dipahami oleh bawahannya agar
pekerjaan tersebut dpat terlaksana dengan baik (Koehler 1990 :111) 
3. Fungsi Persuasif
Dalam proses pengaturan organisasi, seringkali pimpinan
mendapatkan hasil jauh dari ekspektasinya, sehingga mereka sering
memersuasi bawahannya daripada memberikan perintah.
Dengan menerapkan fungsi persuasif ini kebanyakan pimpinan
akan mengajak dan mendorong bawahannya untuk melaksanakan
pekerjaannya dengan baik dan benar agar menghailkan kinerja yang
optimal, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan mudah. Dalam
mempengaruhi bewahannya, pimpinan harus mampu memahami kondisi
bawahannya dan dan situasi yang terjadi di lingkungan organisasi. Dengan
adanya pemahaman tersebut, pimpinan dalam memberikan pekerjaan
kepada bawahannya tidak menimbulkan kesan memaksa atau membebani
bawahannya dalam menyelesaikan tugasnya (Koehler 1990 :111)
4. Fungsi Integratif
Tiap organisasi harus mengupayakan penyedian salurang untuk
menyampaikan tugas yang hendak diberikan kepada anggota organisasi
Saluran komunikasi yang bisa merealisasikan hal tersebut antara lain:
a. Saluran komunikasi formal, missal penyampaian laporan tahunan atau
kemajuan.
c. Saluran komunikasi informal, missal pembicaraan yang sifatnya
pribadi yang dilakukan antar staff pada jam istirahat.
Dalam menjalankan fungsi tersebut,maka setiap anggota organisasi
harus memahami bahwasannya organisasi adalah satu kesatuan sistem
yang saling terintegrasi dalam menjalankan semua urusan di organisasi 
tersebut. Maka dari itu, anggota organisasi hasrus saling berkaitan dan
bekerja sama untuk menciptakan proses komunikasi yang baik guna
mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, organisasi perlu
meningkatkan efektivitas komunikasi yang terjadi dalam organisasi guna
memperlancar pengerjaan tugas dan pencapaian tujuan (Koehler 1990
:112). 

Proses Manajemen Komunikasi

 


Komunikasi dalam praktiknya merupakan proses yang paling utama untuk
melaksanakan fungsi manajemen terutama guna mencapai tujuan organisasi.
Dalam hal ini, kaitannya komunikasi dengan proses manajemen diterapkan
melalui berbagai aktivitas yang berkenaan dengan alur informasi berdasarkan
tingkat struktur organisasinya.
Komunikasi yang dilakukan secara efektif dapat mempengaruhi proses
keberhasilan komunikasi untuk memberikan informasi kepada orang laia yang ada
dalam organisasi. Setiap organisasi harus menerapkan komunikasi yang efektif dalam
memberikan pelayanan terbaiknya kepada pelanggan atau klien. Komunikasi akan
berjalan dengan baik apabila disertai dengan perencanaan yang matang dalam hal ini
menerapkan managemen komunikasi. Komunikasi adalah proses penyebaran
informasi, gagasan, atau pertanyaan dari komunikator kepada komunikan.
Komunikasi adalah unsur yang sangat krusial, yang didalamnya memuat
beberapa tujuan, diantaranya:
1. Menentukan dan menyampaikan maksud atau informasi.
2. Mengembangkan segala perencanaan guna mewujudkan tujuan.
3. Mengelola SDM dan sumber daya lainnya agar dapat dimanfaatkan secara
efektif dan efisien. 
4. Memilih, mengembangkan, dan mengevaluasi setiap individu yang menjadi
bagian dari organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, mendorong dan membuat suasana kerja agar
setiap orang memberikan kontribusi dan kemampuannya guna mencapai
tujuan organisasi.
Manajemen komunikasi seringkali dikaitkan dengan interaksi sosial.
Setiap orang harus mampu memposisikan dirinya sesuai posisi dan kondisi
tertentu, yang di dalam organisasi setiap orang dituntut untuk dapat menghadapi
dan menjalin kerjasama dengan individu lain secara profesional. Manajemen
komunikasi ini diterapkan di dalam dan diantara sistem sosial. Manajemen
komunikasi mencakup konsep P4 (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengontrolan) pada setiap tingkatan struktur sosial, yang mencakup individu,
kelompok, organisasi, maupun masyarakat.
Isilah manajemen berdasarkan ilmu komunikasi didefiniskan sebagai cara
untuk memengaruhi individu lain. Dalam konsep manajemen komunikasi
diterangkan bahwasannya kemampuan dalam berkomunikasi sudah ada dalam diri
setiap orang, maka perlu adanya pengembangan skill tersebut agar semakin baik.
Dalam manajemen komunikasi memadukan antara pendekatan manajemen dan
pengelolaan komunikasi, dimana keduanya sama-sama ditujukan guna
merelaisasikan keharmonisan dalam proses komunikasi itu sendir

Implementasi manajemen komunikasi

 


Penerapan manajemen komunikasi pada sistem operasional organisasi
menurut Simmons dikutip oleh Julitawaty (2021) terdiri dari 4 tahapan atau
dikenal dengan istilah managerial planning, diantaranya:
1. Pengaturan ulang informasi yang besar ke dalam kategori yang lebih
sederhana namun lebih bermakna.
Tahapan ini ditujukan guna memudahkan individu yang ada dalam
organisasi untuk memahami dan menjalankan pekerjaannya berdasarkan
ketentuan dan perintah dari atasannya.
2. Membedakan informasi penting dan menghilangkan informasi yang tidak
penting.
Tahapan ini ditujukan guna menggolongan informasi yang berkaitan dengan
pekerjaan supaya setiap anggota organisasi dapat menentukan skala prioritas
pekerjaannya berlandaskan jumlah informasi yang didapatnya.
3. Melihat peristiwa, fenomena, dan konsep yang terkait dengan masalah
dalam konteks terintegrasi yang membuatnya lebih mudah untuk
memahami, atau menjelaskan apa yang terjadi.
Tahapan ini ditujukan guna mengidentifikasi kategori pekerjaan
dan membaginya kepada setiap individu yang ada di organisasi yang
disesuaikan dengan tugas dan fungsinya, selain itu setiap individu
diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
4. Merumuskan strategi yang dapat menjadi dasar perencanaan dan
implementasinya. 
Tahapan ini ditujukan guna menetapkan capaian atau target yang
hendak dicapai oleh organisasi. Penentuan strategi yang tepat dapat
membuat iklim kerja yang kondusif dan mengoptimalkan kinerja dari
setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut.
Adapun keempatnya tersebut menjadi landasan dalam perkembangan dan
perubahan dari organisasi.

Mengukur Keputusan Investasi

 


Berbagai variabel yang digunakan sebagai proksi set
kesempatan investasi telah digunakan dalam berbagai penelitian.
Proksi set kesempatan investasi dapat diklasifikasikan ke dalam
empat tipe (Haryadi , 2016), yaitu:
1) Proksi berdasarkan harga (price basedproxies) 
Set kesempatan berdasarkan harga merupakan proksi yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian
dinyatakan dalam harga pasar. Proksi ini didasari atas suatu ide
yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan
secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham dan
perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih
tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki. Set
kesempatan investasi yang didasari pada harga akan berbentuk
suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai
pasar perusahaan. Rasio-rasio yang telah digunakan yang
berkaitan dengan proksi berdasarkan pasar, antara lain: market
to book value of equity, book to market value of assets, tobin’s
Q, earnings to price ratios, hmm ratio of property, plant, and
equipment to firm value, dan ratio of depreciation to firmvalue.
2) Proksi berdasarkan investasi (investment basedproxies)
Proksi yang berbasis investasi menunjukan tingkat aktivitas
investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan
kombinasi aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dimasa depan
yang mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan-perusahaan
yang memiliki suatu kesempatan investasi yang tinggi
seharusnya juga memiliki suatu tingkatan investasi yang tinggi
dalam bentuk aset yang ditempatkan atau yang diinvestasikan
untuk waktu yang lama dalam suatu perusahaan. Bentuk dari 
proksi ini adalah suatu rasio yang membandingkan suatu
pengukuran investasi yang telah diinvestasikan dalam bentuk
aset tetap atau suatu hasil operasi yang diproduksi dari aset yang
telah diinvestasikan. Rasio-rasio yang telah digunakan yang
berkaitan dengan proksi berdasarkan investasi tersebut, antara
lain: R&D expense to assets, sales, or firm value dan ratio of
capital expenditures to firm value.
3) Proksi berdasarkan varian (variancemeasures)
Varian mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih
bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk
memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh. Ukuran yang
berkaitan dengan proksi berdasarkan varian tersebut, antara lain:
variance of returns dan assetbetas.
4) Proksi gabungan dari proksi individual
Proksi alternatif yang dikombinasikan dengan set
kesempatan investasi dilakukan sebagai upaya untuk
mengurangi kesalahan pengukuran (measurement error) yang
ada pada proksi individual, sehingga akan menghasilkan
pengukuran yang lebih baik untuk set kesempatan investasi.
Metode yang dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa
proksi individual menjadi satu proksi yang akan diuji lebih
lanjut adalah dengan menggunakan analisis faktor

Pengertian Keputusan Investasi

 


Menurut Sutrino (2012) keputusan investasi adalah masalah
bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana kedalam
bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan
keuntungan dimasa yang akan datang. Sedangkan menurut Sudana
(2012:3) keputusan investasi adalah keputusan keuangan tentang
aktiva yang harus dibeli perusahaan. Maka dapat disimpulkan
bahwa keputusan investasi adalah keputusan mengalokasikan dana
ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan menghasilkan
keuntungan di masa yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan.

Investasi

 


Investasi merupakan pendanaan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan ke dalam suatu aset dengan harapan memperoleh
pendapatan di masa yang akan datang (Martono dan Harjito
,2010:138).
Tujuan dari investasi menurut Fahmi dan Hadi (2011:6):
1) Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi.
2) Terciptanya profit yang maksimal dan keuntungan yang
diharapkan (profit actual)
3) Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.
4) Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.

Pengertian Profitabilitas

 


Menurut Sartono (2010:122) profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan dengan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modalsendiri.
Hal yang sama disampaikan menurut Munawir (2014:33) rentabilitas
atau profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas
diukur dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam
suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah 
modal perusahaan tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dapat
diketahui bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba selama periode tertentu dengan modal atau
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Analisis mengenai profitabilitas sangat penting bagi kreditor
untuk sumber pembayaran bunga serta pokok pinjaman, sedangkan
bagi investor adalah salah satu faktor penentu perubahan nilai
efek(Dewi dan Wirajaya, 2013).Tinggi rendahnya laba merupakan
faktor penting perusahaan yang dapat diketahui melalui analisa
laporan keuangan perusahaan dengan rasio profitabilitas (Fauzi,
2015).

Rasio Penilaian Perusahaan

 


Rasio penilaian bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan
kekayaan para pemegang saham. Rasio penilaian tersebut adalah
market value ratio yang terdiri dari tiga macam rasio (Fahmi, 2014:139)
yaitu :
1) Price earning ratio (PER) adalah rasio harga per lembar saham
terhadap laba per lembar saham. Rasio ini menunjukkan berapa
banyak jumlah rupiah yang harus dibayarkan oleh para investor
untuk membayar setiap rupiah laba yang dilaporkan.
2) Price/cash flow ratio (PFR) adalah harga per lembar saham dengan
dibagi oleh arus kas per lembar saham.
3) Price to book value ratio (PBV) adalah suatu rasio yang
menunjukkan hubungan antara harga pasar saham perusahaan
dengan nilai buku perusahaan.

Pengertian Nilai Perusahaan

 


Nilai perusahaan merupakan nilai sekarang dari arus pendapatan
atau kas yang diharapkan diterima pada masa yang akan datang
(Sudana,2012:8). Menurut Harmono (2017),nilai perusahaan dapat
diukur melalui nilai harga saham dipasar berdasarkan terbentuknya
harga saham diperusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian
oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara riil.
Meningkatkan, memaksimalkan dan memakmurkan seluruh
pemegang saham dengan cara mengoptimalkan serta memaksimalkan
nilai perusahaan merupakan tujuan penting dan utama dalam suatu
perusahaan (Sartono, 2012). Nilai perusahaan yang tinggi
mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Azis dkk,
2015:87).

 Nilai Perusahaan

 


Pada umumnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk
mendapatkan laba sebesar-besarnya, karena dengan laba yang besar diharapkan
mampu memakmurkan para pemegang saham dan menarik minat investor untuk
berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Menurut Nidar (2016) Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia
dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan
merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk
oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian
masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Harmono, 2009). 
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemegang saham,
sebab dengan nilai yang tinggi, menunjukan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan yang dipresentasikan oleh harga
pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan
(financing) dan manajemen aset. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para
pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional
diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris .
Menurut Fahmi (2014) Rasio nilai perusahaan yaitu rasio yang
menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Dalam penelitian ini, nilai
perusahaan diukur dengan menggunakan Price to Book Value (PBV).
Menurut Hery (2015) nilai perusahaan (PBV) merupakan rasio yang
menunjukan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai
buku per lembar saham. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat harga saham
apakah overvalued atau undervalued

Keputusan Investasi

 


Keputusan investasi mengungkapkan tentang keputusan investasi yang
dilakukan manajemen dengan baik yang sudah terealisasi maupun kesempatan
investasi dimasa akan datang (investment opportunity set). Investasi merupakan
penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset
(aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang.
Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi
kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Hal ini karena keputusan
investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang
akan dilakukan, pengembalian investasi dan resiko investasi yang mungkin timbul
(Harjito dan Martono, 2013).
Menurut Sutrisno (2012), keputusan investasi adalah masalah bagaimana
manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi
yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Dari kedua
pengertian keputusan investasi dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi
adalah segala keputusan manajer keuangan yang dilakukan untuk mengalokasikan
dana ke dalam bentuk investasi untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan
datang. Contoh keputusan investasi adalah menentukan apakah aktiva yang
sekarang dimiliki sebaiknya diganti dengan aktiva tetap yang baru misalkan
pembangunan gedung yang baru.
Menurut Faridah dan Kurnia (2016) keputusan investasi merupakan
faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Nilai perusahaan semata-mata
ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham hanya akan dihasilkan melalui
kegiatan investasi perusahaan. Dengan demikian, semakin baik suatu perusahaan
dalam mengambil keputusan kebijakan investasinya, maka nilai perusahaan
tersebut juga akan semakin meningkat.

Leverage

 


Menurut Sujarweni (2017) rasio leverage digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber
daya yang dimiliki, sumber daya yang dimaksud seperti piutang dan modal maupun
aktiva. Menurut Hery (2016) rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan
utang. Dengan kata lain, rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung
perusahaan dalam rangka pemenuhan aset. Dalam arti luas, rasio solvabilitas
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.
Menurut Hery (2016) perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi
(memiliki utang yang besar) dapat berdampak pada timbulya risiko keuangan yang
besar, tetapi juga memilik peluang yang besar pula untuk menghasilkan laba yang
tinggi. Sebaliknya, perusahaan dengan rasio leverage yang rendah memiliki risiko
keuangan yang kecil, tetapi juga mungkin memiliki peluang yang kecil pula untuk
menghasilkan laba yang besar.

Profitabilitas

 


Menurut Hery (2017) rasio profitabilitas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya, yaitu berasal dari kegiatan
penjualan, penggunaan aset, maupun penggunaan modal. Rasio profitabilitas atau
rasio rentabilitas dapat digunanakan sebagai alat untuk mengukur tingkat efektivitas
kinerja manajemen. Kinerja yang baik akan ditunjukkan lewat keberhasilan
manajemen dalam menghasilkan laba yang maksimal bagi perusahaan.
Dalam penelitian ini, proksi yang digunakan untuk mengukur profitabilitas
yaitu return on asset (ROA). Menurut Sujarweni (2017) ROA adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain, semakin
tinggi suatu ROA maka akan semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh
keuntungan bersih, dengan tingginya suatu profitabilitas tentunya akan membuat
para investor tertarik untuk menanamkan modalnya. Sedangkan menurut Hery
(2017) ROA merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset
dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah
dana yang tertanam dalam modal total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi
laba bersih terhadap total aset