Friday, December 30, 2022

Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) (skripsi, tesis, disertasi)

 


Dalam knowledge management, knowledge sharing adalah salah satu
proses yang mendukung terealisasikannya manajemen pengatahuan. Berbagi
pengetahuan merupakan proses utama dari bagian manajemen pengetahuan
(knowledge management) yang intinya adalah memberikan kesempatan yang
luas untuk belajar (learning) kepada seluruh anggota di dalam organisasi
sehingga mampu untuk meningkatkan kemampuan secara mandiri (Tobing,
2007). Dalam manajemen pengetahuan, diharapkan jika seorang karyawan
mempelajari sesuatu maka karyawan lainnya di dalam organisasi atau
perusahaan tersebut juga mengetahui atau mengerti apa yang dipelajari oleh
karyawan tersebut (Tiwana, 2000). Maka sebab itu, knowledge sharing yang
efektif diperlukan agar manajemen pengetahuan berhasil dijalankan dalam
suatu organisasi maupun perusahaan.
Knowledge sharing merupakan sebuah proses di mana pengetahuan
eksplisit atau tacit dikomunikasikan kepada individu lainnya (BecerraFernandez, Avelino, et al, 2004). Dalam bukunya yang berjudul “Knowledge
Management: Challenges, Solutions, and Technologies” disebutkan pula tiga
penjelasan mengenai knowledge sharing yakni:
a. Knowledge sharing berarti pemindahan yang efektif, sehingga penerima
pengetahuan tersebut dapat memahaminya untuk dapat melakukannya
dengan cara yang benar.
b. Dalam knowledge sharing, yang dibagikan adalah pengetahuan itu sendiri
daripada rekomendasi-rekomendasi berdasarkan pengetahuan tersebut.
c. Knowledge sharing dapat dilakukan antar individu demikian juga antar
kelompok, antar departemen atau antar organisasi.
Menurut Poonkundran (2009) ada beberapa alasan seseorang untuk
membagi pengetahuannya, antara lain:
a. Pengetahuan itu mudah rusak atau hilang. Pengetahuan memiliki waktu
hidup yang singkat. Jika tidak digunakan maka dengan cepat akan
kehilangan nilainya.
b. Jika seseorang tidak produktif dalam menghasilkan pengetahuan, lalu ada
orang lain yang memiliki pengetahuan yang sama dan akan membagi
pengetahuannya walaupun dengan rendahnya tingkat knowledge sharing
yang dimiliki. Dapat dijamin bahwa bagaimanapun ide yang dimiliki
seseorang dalam suatu organisasi, maka orang lain yang ada di dalam
organisasi akan ikut terpacu untuk membagi pengetahuannya.
c. Dengan membagikan pengetahuan, kita akan memperoleh lebih banyak
dari yang kita berikan. Pembagian pengetahuan merupakan sebuah proses
yang sinergis. Misalnya ketika kita membagikan ide ataupun gagasan
dengan orang lain melalui tulisan, maka kita akan mendapatkan umpan
balik yang dapat membentuk dan mengembangkan ide ataupun gagasan
tersebut.
Berbagi pengetahuan terdiri atas seperangkat pemahaman bersama terkait
dengan penyediaan akses karyawan terhadap informasi dan pengetahuan
melalui jaringan pengetahuan di dalam organisasi (Hoegl. et al, 2003). Yang
menjadi sasaran utama dalam proses berbagi pengetahuan (knowledge sharing)
adalah menyebarluaskan pengetahuan ataupun keahlian yang dimiliki oleh satu
orang ke sebanyak mungkin orang yang ada di dalam organisasi tersebut
(Munir, 2008). Berbagi pengetahuan merupakan perilaku individu dalam
membagikan pengetahuan yang dimilikinya kepada anggota lain di dalam
organisasi untuk menciptakan nilai tambah bagi organisasinya. Berbagi
pengetahuan merupakan suatu proses pertukaran pengetahuan baik
pengetahuan tacit maupun pengetahuan explicit untuk menghasilkan
pengetahuan baru (Hoof & Ridder, 2004). Berbagi pengetahuan merupakan
budaya interaksi sosial yang melibatkan pertukaran pengetahuan, pengalaman
dan ketrampilan antar anggota di dalam suatu organisasi (Fen Lin, 2007). Proses
dalam berbagi pengetahuan mengacu pada bagaimana karyawan atau organisasi
membagikan pengetahuan, pengalaman atau keahlian dan informasi
kontekstual yang mereka miliki kepada rekan kerja lain. Bagi sebuah organisasi
berbagi pengetahuan dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengatur,
menggunakan kembali dan menyebarluaskan pengetahuan berbasis
pengalaman maupun informasi yang berada dalam organisasi dan membuat
pengetahuan itu bisa diakses semua orang yang ada di dalam organisasi
tersebut. Menurut (Nonaka & Takeuchi, 1995) terdapat 2 jenis knowledge di
dalam organisasi yaitu :
a. Tacit Knowledge
Merupakan pengetahuan berupa pengalaman dan keahlian yang dimiliki
oleh masing-masing individu dan tersimpan dalam otak sehingga
pengetahuan ini sangat sulit untuk dikomunikasikan. Pengetahuan ini
hanya bisa diperoleh jika melakukan proses interaksi dan komunikasi
13
dengan orang lain. Pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang paling
penting untuk kreatifitas dan inovasi.
b. Explicit Knowledge
Merupakan suatu pengetahuan yang sudah terstruktur dengan baik dan
terdokumentasikan sehingga mudah untuk dikomunikasikan dalam
berbagai bentuk.
Menurut Nonaka & Takeuchi (1995) pengetahuan diciptakan mulai dari
perseorangan kemudian pengetahuan itu dihimpun dan diorganisir di dalam
organisasi sehingga pengetahuan tersebut bisa diakses orang lain. Terdapat
empat model konversi pengetahuan yaitu: Sosialisasi, Eksternalisasi,
Kombinasi, dan Internalisasi. Konversi keempat jenis pengetahuan tersebut
disebut SECI proses (S: Sosialization, E: Externalization, C: Combination, I:
Internalization)  a. Tacit knowledge ke tacit knowledge disebut dengan proses sosialisasi.
Yaitu proses dimana individu menyebarluaskan mengenai pengetahuan
maupun ketrampilan yang dimilikinya kepada rekan kerja yang lain untuk
menciptakan pengetahuan baru. Dalam proses ini dilakukan secara
langsung melalui kegiatan bersama seperti rapat dan diskusi.
b. Tacit knowledge ke explicit knowledge disebut dengan proses
eksternalisasi. Yaitu proses mengubah tacit knowledge ke dalam bentuk
yang lebih mudah untuk dipahami orang. Seperti forum notulen, buku,
laporan dan lain-lain.
c. Explicit knowledge ke explicit knowledge disebut dengan proses kombinasi
Yaitu proses menggabungkan dari berbagi explicit knowledge yang
berbeda sehingga akan menciptakan explicit knowledge yang baru melalui
proses penganalisisan, pengelompokan, dan pengolahan kembali.
d. Explicit knowledge ke tacit knowledge disebut dengan proses internalisasi.
Yaitu proses transformasi dari explicit knowledge ke dalam tacit knowledge
organisasi. Karyawan perlu mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam
organisasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Secara umum ada lima jenis kegiatan berbagi pengetahuan yang ada di
dalam organisasi (Setiarso, 2009):
15
a. Pekerjaan rutin yang serupa dan terus menerus dilakukan dalam satu
kelompok.
b. Dilakukan antar dua kelompok atau lebih yang berbeda tetapi mengerjakan
tugas yang sama.
c. Dilakukan antar dua kelompok atau lebih dengan membagi pengetahuan
yang berkaitan dengan pekerjaan non rutin.
d. Dilakukan antar institusi untuk menjaga kelangsungan hidup bersama.
e. Dilakukan oleh kelompok dari luar ketika terjadi permasalahan baru yang
belum pernah terjadi sebelumnya.
Berbagi pengetahuan dapat diartikan sebagai kesadaran anggota dalam
organisasi mengenai pentingnya pengetahuan dan rela membagi ilmunya
kepada anggota lain (Setiarso, 2009). Strategi yang harus di lakukan organisasi
untuk membangun budaya berbagi pengetahuan dalam organisasi adalah
sebagai berikut:
a. Menciptakan budaya berbagi pengetahuan di dalam organisasi dengan
memberikan aturan formal kepada karyawan untuk saling menggali dan
memberikan pengetahuan atau keahlian yang dimilikinya kepada rekan
kerja yang lainnya.
b. Membentuk rasa saling percaya antar anggota yang ada dalam organisasi.
c. Memberikan penghargaan (reward) atas terciptanya aktivitasi berbagi
pengetahuan di dalam organisasi.
d. Memfasilitasi sarana atau media dalam melakukan berbagi pengetahuan.
16
Kendala yang mungkin dihadapi dalam aktivitas berbagi pengetahuan
dalam organisasi adalah sebagai berikut:
a. Budaya, untuk menerapkan budaya dalam suatu organisasi tidaklah mudah,
karena ada sebagian individu beranggapan bahwa pengetahuan adalah
kekuatan, sehingga mereka memilih untuk memiliki pengetahuan tersebut
tanpa ada niat untuk berbagi dengan orang lain.
b. Fasilitas untuk berbagi pengetahuan, ada sebagian karyawan yang
mengeluhkan tidak adanya ruangan untuk saling bertukar pengetahuan dan
gagasan, hal ini menjadi penghambat kegiatan sharing.
c. Kurang adanya penghargaan, setiap individu dalam organisasi memiliki
motivasi masing-masing dalam melakukan kegiatan berbagi pengetahuan
dan ada sebagian dari mereka yang mengharapkan adanya penghargaan
dari kegiatan tersebut. Tidak adanya penghargaan yang diberikan
organisasi baik berupa materi atau apresiasi akan menghambat kegiatan
berbagi pengetahuan.
d. Kurang adanya kepercayaan, kepercayaan merupakan suatu hal yang
penting yang harus dibangun dan diperoleh dari seseorang. Apabila tidak
adanya rasa kepercayaan antar karyawan dalam organisasi maka mereka
tidak mau berkorban untuk membagikan pengetahuannya.
e. Kemampuan komunikasi, kemampuan komunikasi seseorang dalam
memahami apa yang disampaikan lawan bicara menjadi salah satu unsur
yang bisa menjadi penghambat dalam proses berbagi pengetahuan

Kapabilitas Inovasi Individu (skripsi, tesis, disertasi)

 .

Inovasi merupakan aplikasi dari adanya ide-ide baru ke dalam produk,
proses maupun aspek lainnya dalam aktivitas perusahaan. Inovasi berfokus
terhadap proses untuk mengubah ide menjadi value (Roger, 1998). GNU (2005)
menyebutkan bahwa sebagian besar definisi inovasi fokus terhadap dua hal,
yaitu :
a. Inovasi produk (new products): dianggap memiliki dampak yang jelas dan
positif terhadap pertumbuhan income.
b. Inovasi proses lebih dilihat dari sisi peningkatan efisiensi (costcutting).
Kemampuan berinovasi yang meningkat dapat membantu individu dalam
mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dalam pekerjaan, sehingga
kualitas dan kuantitas kerja bisa menjadi lebih baik. Dengan adanya
kemampuan berinovasi yang baik maka dapat membantu munculnya inisiatif
untuk menghasilkan metode-metode kerja yang lebih efektif dan efisien.
Individual innovation capability secara umum dapat dibagi ke dalam tiga
perspektif (De Jong & Den Hartog, 2007).
a. Perspektif karakteristik kepribadian (personality characteristics), misalnya
mengukur kesediaan individu untuk berubah.
b. Perspektif perilaku (behavior), dimana individual innovation capability
dikonseptualisasikan ke dalam sekumpulan perilaku. Pada perspektif
tersebut beberapa peneliti berfokus terhadap kreativitas dan pembangkitan
ide (misalnya kemampuan untuk mencoba sesuatu hal yang baru).
c. Perspektif output, yaitu berdasarkan atas kemampuan individu untuk
menghasilkan sesuatu (produk atau proses baru). Dalam penelitian ini
kapabilitas inovasi individu didefinisikan sebagai kemampuan individu
dalam menghasilkan proses baru yang berguna bagi perusahaan.

Pentingnya Kapabilitas Public Relations Officer di Perguruan Tinggi untuk Membangun Citra (skripsi, tesis, disertasi)

 


Humas atau Public Relations Officer perguruan tinggi merupakan
ujung tombak dari komunikasi timbal balik antara lembaga dengan
publiknya, yang bertujuan untuk saling menciptakan pengertian dan
dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, pelayanan jasa,
demi kemajuan dan reputasi positif perguruan tinggi. Kondisi ini menuntut
peningkatan fungsi dan peran humas perguruan tinggi, dari peran sebagai
unit yang membagikan brosur atau membuat kliping, ditingkatkan menjadi
mediator untuk membantu pimpinan mendengarkan kritik, saran, dan
harapan masyarakat.
Humas memiliki peran sebagai juru bicara pimpinan yang mampu
menjelaskan informasi dan kebijakan dari pimpinan perguruan tinggi. Juru
bicara yang bertindak sebagai komunikator, berfungsi menyediakan sumber
informasi, selanjutnya menyaring dan mengevaluasi informasi yang
tersedia dan mengolahnya kedalam suatu bentuk yang cocok bagi penerima
informasi, seperti tulisan, laporan, pidato dan lain-lain, sehingga mudah di
pahami. Dengan demikian humas dapat mempengaruhi publik, untuk
mengubah sikap sesuai pesan yang dikemukakan, sehingga publik
mengikutinya atau mengubah sikap dan perilakunya. Selain itu humas juga
membantu mencari solusi terhadap masalah antar perguruan tinggi dengan
mengidentifikasi, menganalisis suatu opini atau berbagai persoalan di
perguruan tinggi maupun di masyarakat.
42
Humas harus pandai memilih dan mengemas informasi yang ada
sehingga bernilai di mata publik. Humas dituntut untuk mampu merancang
program-program komunikasi dan menggunakan berbagai media dan
sarana yang dipilih sesuai dengan tujuan komunikasi dan sasaran
khalayaknya. Humas juga harus mampu melakukan evaluasi pemberitaan
yang berpengaruh pada pencitraan serta memiliki keahlian dalam
manajemen isu. Humas perguruan tinggi harus memiliki pemahaman yang
jelas terhadap persoalan kehumasan yang dihadapi lembaganya, sehingga
misi humasperguruan tinggi dapat terwujud.
Profesi Public Relations adalah profesi yang berperan sebagai
penghubung antar perusahaan atau lembaga dan organisasi dengan
publiknya. Mereka dituntut untuk pandai berkomunikasi dengan baik di
depan umum. Hal inilah yang menjadikan ia bisa tampil menonjol di depan
orang banyak. Namun tak hanya kemampuan berkomunikasi, tentunya
dibutuhkan juga wawasan, pengetahuan serta sikap dia dalam melayani
publik. Kemampuan yang harus dimiliki oleh profesi Public
Relations, seperti yang dikemukakan Jekfins adalah: 
a. Ability to Communicate (kemampuan berkomunikasi) baik komunikasi
lisan dan tulisan.
Dia dituntut untuk bisa berbicara di depan umum dan mampu
melakukan presentasi. Tak hanya itu saja, seorang Public Relationsharus mampu membuat press release untuk dikirim ke media, mereka
juga harus bisa membuat artikel dan feature untuk house jurnal yang
akan diterbitkan oleh suatu perusahaan atau lembaga itu sendiri.
Menulis naskah pidato, menulis laporan, menulis brosur, hingga konsep
iklan layanan masyarakat.
b. Ability to Organize (kemampuan mengorganisasikan)
Ini dapat diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi suatu
masalah baik di dalam organisasi, maupun di luar. Hal ini juga
termasuk kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan dan
melaksanakannya sampai selesai, termasuk perincian anggarannya.
Seorang Public Relations diharapkan mampu mengorganisasikan
berbagai macam kegiatan Public Relations sehingga harus mampu
berpikir jernih dan obyektif.
c. Ability to get on with people (kemampuan bergaul atau membina relasi)
Seorang PR harus mampu menciptakan networking dengan
berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan. Seorang Public
Relations juga dituntut harus bisa bekerja sama untuk orang banyak.
Pandai membina relasi itu penting untuk membangun opini positif
terhadap lembaga sehingga tercipta hubungan saling percaya satu sama
lain. Tidak heran jika seorang PR itu adalah yang memiliki kemampuan
extrovert.
d. Personal Integrity (berkepribadian utuh / jujur)
Seorang Public Relations harus memiliki kapabilitas yang
tinggi, dapat diandalkan dan di percaya oleh orang lain. Informasi yang
diberikan harus berlandaskan oleh fakta dan bukan sekedar kata-kata
manis demi menaikkan popularitasnya. Dalam menjalankan tugasnya ia
harus mampu memenuhi etika dan menjunjung tinggi moralitas.
Meskipun seorang Public Relations memiliki tugas untuk menjaga
image atau citra perusahaannya agar tetap positif dimata publik, namun
bukan berarti ia berhak menjatuhkan pihak lain atau saingannya.
e. Imagination (memiliki imajinasi yang kuat)
Berprofesi sebagai PR harus penuh dengan gagasan atau ide-ide
yang cemerlang. Mereka juga harus kreatif. Oleh karena itu, jika anda
menjadi seorang PR, maka anda harus memiliki wawasan yang luas.
Apabila masalah menghampiri, serumit apapun itu anda harus bisa
menemukan solusinya. Tak hanya itu saja, mengembangkan
imajinasinya untuk mampu menciptakan kreativitas kerja juga harus
diterapkan.
Kapabilitas dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki
oleh Public Relations sebuah perguruan tinggi. Kapabilitas dalam
penelitian ini mencakup kemampuan intelektual, keterampilan, dan attitude
dalam menjalankan tugasnya yang nantinya akan menghasilkan citra yang
baik di masyarakat sehingga akan mampu bersaing bersama
lembaga atau institusi lainnya. Kemampuan intelektual itu mencakup
wawasan, pengetahuannya mengenai profesi Public Relations atau
kehumasan. Kemampuan ketrampilan meliputi kemampuan berkomunikasi,
kemampuan mengorganisasikan, kemampuan membina relasi, kemampuan
berkepribadian jujur, serta kemampuan akan daya ide kreatif. Public
Relations Officer di perguruan tinggi dituntut untuk melaksanakan tugasnya
sesuai dengan kapabilitas Public Relations yang dimilikinya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan yang spesifik sehingga perguruan tinggi tersebut
dapat menjalin hubungan baik dengan lingkungan internal dan
eksternalnya

Pentingnya Kapabilitas Public Relations dalam Suatu Organisasi atau Lembaga (skripsi, tesis, disertasi)

 


Keberhasilan peran Public Relations dalam menunjang fungsifungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan bersama tergantung
kepada kemampuan memanfaatkan unsur-unsur sumber daya yang dimiliki
pada sebuah organisasi/lembaga tersebut. Artinya sebagai Public Relations
Manajer (pejabat humas), seorang manajer dituntut kemampuannnya untuk
mengkoordinasikan seluruh unsur sumber daya yang ada, diantaranya:
kemampuan sebagai fungsi manajemen teknis (technical management), dan
kemampuan berperan sebagai manajer professional (managerial skill).
Jadi, seorang manajer Humas/Public Relations seharusnya memiliki
kemampuan cukup komplit. Dia harus memiliki karakter yang merupakan
perpaduan seni dengan professional yang baik dalam kemampuan
manajerial, teknis, motivator, komunikator, perencanaan, pelaksanaan, dan
hingga mengevaluasi program kerja dan sebagainya.
Seorang pakar manajemen mendefinisikan kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang manajer humas adalah: “How Management Skill is
Getting Things Done Through the People (kemampuan di bidang
manajemen adalah, bagaimana membuat suatu keberhasilan pelaksanaan
program kerja melalui orang lain).”
13 Dengan kata lain, manajemen adalah
suatu proses perencanaan yang matang dan cara melaksanakan dengan
sukses rencana tersebut melalui kerja sama dari berbagai pihak yang
berkepentingan.
Pada dasarnya dalam menunjang keberhasilan mencapai tujuan
utama manajemen perusahaan/organisasi-bekerja sama dengan berbagai
pihak terkait. Seorang praktisi humas (Public Relations Practioner) harus
memiliki beberapa ketrampilan khusus, diantaranya:
1) Sebagai Creator: memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan,
ide-ide atau buah pemikiran yang cemerlang.
2) Conceptor: mempunyai kemampuan (skill) sebagai konseptor dalam
penyusunan program kerja kehumasan, dan rencana program lainnya.
3) Mediator: kemampuan menguasai teknik komunikasi, baik melalui
media secara lisan maupun tertulis dalam penyampaian pesan atau
menyalurkan informasi dari lembaga/organisasi yang diwakilinya
kepada publik.
4) Problem Solver: mampu mengatasi setiap permasalahan yang
dihadapinya, baik secara proaktif, antisipatif, inovatif, dinamis, dan
solutif. 

Ruang Lingkup Aktivitas Public Relations dalam Sebuah Organisasi (skripsi, tesis, disertasi)

 


Keberadaan Public Relations saat ini sangat dibutuhkan bagi setiap
organisasi ataupun lembaganya. Adapun ruang lingkup organisasi/
lembaga antara lain meliputi aktivitas:12
1) Membina hubungan ke dalam (Publik Internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang
menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri.
Seorang Public Relations harus mampu mengidentifikasi atau
mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam
masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.
2) Membina hubungan keluar (Publik Eksternal)
Yang dimaksud public ekternal adalah publik umum
(masyarakat), Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik
yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
Selain ruang lingkup Public Relations, ada juga beberapa kegiatan
sasaran PR diantaranya: pertama membangun identitas dan citra
perusahaan (building corporate identity), yakni dengan menciptakan
identitas dan citra perusahaan yang positif dan mendukung kegiatan
komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak. Kedua,
menghadapi krisis (Facing of Crisis), yakni dengan menangani keluhan
(complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk
manajemen krisis dan PR recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage. Ketiga, mempromosikan aspek kemasyarakatan
(Promotion public causes), yakni dengan mempromosikan yang
menyangkut kepentingan publik, mendukung kegiatan kampanye sosial anti
merokok, serta menghindari obat-obatan terlarang, dan sebagainya

 Peranan Public Relations Officer dalam Suatu Organisasi (skripsi, tesis, disertasi)

 


Saat ini secara struktural Public Relations merupakan bagian
integral dari suatu lembaga atau organisasi. Public Relations bukanlah
merupakan fungsi terpisah dari fungsi kelembagaan atau organisasi
tersebut. Peran Public Relations berkaitan dengan tujuan utama dan
fungsi-fungsi manajemen organisasi dapat dibagi empat kategori:11
1) Penasehat Ahli (Expert Prescriber)
Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman
dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi
dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public
relationship).
2) Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau
mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Di
pihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan,
kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga
dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling
pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung, dan toleransi yang
baik dari kedua belah pihak.
3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process
Fasilitator)Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public
Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai
penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan)
dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara
rasional dan professional. Biasanya dalam menghadapi suatu krisis
yang terjadi, maka di bentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi
ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam
satuan tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk
yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu.
4) Teknisi Komunikasi (Communication Technician)
Peranan Communications Technician ini menjadikan praktisi PR
sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis
komunikasi atau dikenal dengan method of communications in
organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari
masing-masing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis
komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan
dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke
tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media
komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu
departemen dengan lainnya.
Dari keempat peranan Public Relations tersebut, dapat terlihat mana
yang berperan dan berfungsi pada tingkat manajerial, keterampilan
hubungan antar individu dan keterampilan dalam manajemen humas.

Fungsi Public Relations di Sebuah Lembaga atau Perusahaan (skripsi, tesis, disertasi)

 


Fungsi utama yang dilakukan oleh Public Relations dalam
organisasinya meliputi berbagai bidang dan segi. Fungsi Public Relations
yang paling utama adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan
baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya, baik public intern
maupun public extern dalam rangka mananamkan pengertian. Menilai dan
menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya.
Memberikan saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan
pendapat umum sebagaimana mestinya, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik dalam rangka menciptakan iklim pendapat publik yang
menguntungkan organisasi/lembaga. Menggunakan komunikasi untuk
mempengaruhi pendapat umum.8
Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, and
Canfield (1982) fungsi humas dapat dirumuskan sebagai berikut:9
menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi). Membina hubungan
yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. Mengidentifikasi segala sesuatu yang
berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap
badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. Melayani keinginan
publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen
demi tujuan dan manfaat bersama. Menciptakan komunikasi dua arah
timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari
badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra
positif bagi kedua belah pihak