Friday, December 30, 2022

Indikator Kepribadian (skripsi, tesis, disertasi)

  

Adapun kepribadian terbagi menjadi beberapa aspek yang biasa disebut
‘The Big Five’ menurut Yuda Alfian (2018) yaitu sebagai berikut:
1. Ekstraversi (Extraversion)
Dimensi ini mengungkapkan tingkat kenyamanan seseorang dalam
berhubungan dengan individu lain. Individu yang memiliki sifat ekstraversi
cenderung suka hidup berkelompok, tegas, dan mudah bersosialisasi.
Sebaliknya individu yang memiliki yang memiliki sifat introver cenderung
suka menyindri, penakut, dan pendiam.
2. Mudah akur atau mudah bersepakat (Agreeableness)
Dimensi ini merujuk pada kecenderungan untuk patuh terhadap individu
lainnya. Individu yang sangat mudah bersepakat adalah individu yang senang
bekerja sama, hangat, dan penuh kepercayaan. Sementara itu, individu yang
tidak mudah bersepakat cenderung bersikap dingin, tidak ramah, dan suka
menantang.
3. Sifat berhati-hati (Conscientiousness)
Dimensi ini merupakan kepercayaan. Individu yang sangat berhati-hati
adalah individu yang bertanggung jawab, jujur, teratur, dapat diandalkan, dan
gigih. Sebaliknya, individu dengan sifat berhati-hati yang rendah cenderung
mudah bingung, tidak teratur, dan tidak bisa diandalkan.
4. Stabilitas emosi (Emotional stability)
Dimensi ini disebut berdasarkan kebalikannya yaitu neurosis.Dimensi ini
menilai kemampuan seseorang untuk menahan stress. Individu dengan
stabilitas emosi yang positif cenderung tenang, percaya diri, memiliki
pendirian yang teguh. Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi yang
negatif cenderung mudah gugup, khawatir, depresi, dan tidak memiliki
pendirian yang teguh.
5. Terbuka dengan hal-hal yang baru (Openess to experience)
Dimensi ini merupakan dimensi terakhir yang mengelompokkan individu
berdasarkan lingkup dan keterkaitannya terhadap hal-hal yang baru. Individu
yang sangat terbuka cenderung kreatif, ingin tahu dan sensitif terhadap hal-hal
yang bersifat seni. Sebaliknya mereka yang tidak terbuka cenderung memiliki
sifat konvesional dan merasa nyaman dengan hal-hal yang telah ada.
Sedangkan indikator kepribadain yang dikemukakan oleh Robbins, S.P dan
Judge (2007) adalah sebagai berikut:
1. Sumber kendali
 Internal, kepribadian yang menyakini bahwa segala apa yang terjadi dapat
dikendalikan sendiri.
 Eksternal, kepribadian yang meyakini bahwa apa yang terjadi tergantung
pada kekuatan luar, seperti kemujuran, nasib, atau kesempatan.
2. Machiavellianisme
Kepribadian yang cenderung ke arah fragmatis, menjaga jarak emosional,
dan menyakini bahwa tujuan dapat menghalalkan segala cara.
3. Penghargaan diri
Kepribadian yang suka/ atau tidak suka terhadap diri sendiri. Individu yang
memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri. Individu yang memiliko
penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri adalah individu yang sangat yakin
bahwa kapasitasnya lebih tinggi dari tuntutan pekerjaan, suka resiko, senag
pekerjaan yang menantang.
4. Pemantauan diri
Adalah kepribadian yang mengukur kemampuan dan menyesuaikan
perilakunya kepada faktor situasional.
5. Pengambilan resiko
Adalah kepribadian yang menakar segala keputusannya dengan resiko. Bagi
pengambil resiko tinggi keputusan lebih cepat dan sedikit membutuhkan
informasi, sebaliknya yang terjadi pada pengambil resiko rendah.

Definisi Kepribadian (skripsi, tesis, disertasi)

 


Menurut Yuda Alfian (2018) menyatakan bahwa kepribadian adalah pola
sifat dan karakteristik tertentu, yang relatif permanen dan memberikan, baik
konsistensi maupun individu pada perilaku seseorang. Sedangkan menurut
Robbins (2008), kepribadian adalah keseluruhan cara dimana seseorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Leila Messarra (2016) juga
berpendapat bahwa kepribadian sebagai fitur pribadi dalam mendefinisikan dan
memperkirakan perilaku manusia. Karakteristik pribadi ini juga menunjuk individu
yang berbeda, yang dapat berkontribusi pada implikasi tentang konsekuensi
perilaku.
Aditya Fitri Siregar (2009) mengatakan kepribadian adalah prediksi
mengenai perilaku seseorang dalam menghadapi situasi yang terjadi padanya.
Sedangkan Nuraida Syahril (2007) menyatakan bahwa kepribadian termasuk
organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan
caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan (skripsi, tesis, disertasi)

 


Menurut Hadari (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan
faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu
memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat,
atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu
ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh
karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian
akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi
manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula
yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya
kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang harus
menyesuaikannya dengan cepat.
3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah
proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja
antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan
sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak
secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas
situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu
terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.

Indikator Kepemimpinan (skripsi, tesis, disertasi)

 


Ada lima indikator kepemimpinan yang dijabarkan oleh Samsul Arifin
(2019) di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan untuk membina kerjasama dan hubungan yang baik
Lebih mengutamakan membina kerjasama dan hubungan baik dengan para
pegawai masing-masing. Selain itu, kemampuan seorang pimpinan dalam
memotivasi para pegawai pun sangat diperlukan.
2. Kemampuan yang efektivitas
Berusaha untuk dapat menyelesaikan tugas di luar kemampuannya apabila
diperlukan. Selain itu, bagi pimpinan maupun pegawai mampu menyelesaikan
tugas yang dibebankan dengan tepat waktu, serta dapat hadir tepat waktu dan
tidak terlambat.
3. Kepemimpinan yang partisipatif
Dalam pengambilan keputusan, lebih mengutamakan penentuan secara
musyawarah bersama dengan para pegawai. Pimpinan juga diharapkan mampu
dengan cepat meneliti masalah yang terjadi pada pekerjaan, sehingga masalah
dapat diselesaikan secara cepat dan tepat pula.
4. Kemampuan dalam mendelegasikan tugas atau waktu
Pimpinan diharapkan bersedia untuk membawa kepentingan pribadi dan
organisasi kepada kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan organisasi
menggunakan waktu sisa untuk keperluan pribadi. Selain itu juga selalu
berusaha untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan target yang telah ditentukan
5. Kemampuan dalam mendelegasikan tugas atau wewenang
Mengutamakan tanggung jawab pimpinan dalam menyelesaikan tugas
mana yang harus ditangani sendiri, dan mana yang harus ditangani secara
berkelompok. Pimpinan harus selalu memberikan bimbingan dan pelatihan
dalam pengambilan keputusan kepada para pegawai.
Sedangkan menurut I Nyoman Jaka A. W (2013) menyatakan bahwa untuk
menjaga kinerja pada sebuah organisasi dibutuhkan suatu strategi kepemimpinan
melalui empat indikator, yaitu:
1. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian pemimpin yang mempunyai kecardasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata-rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pimpinan pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengikutnya.
2. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pimpinan tidak mudah panik dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Seorang pimpinan yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
4. Sikap hubungan kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
bawahannya mampu berpihak kepadanya

Definisi Kepemimpinan (skripsi, tesis, disertasi)

 


Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk
mempengaruhi orang lain dengan cara memancing tumbuhnya perasaan yang
positif dalam diri orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang
diinginkan (Veitzhal Rivai dan Deddy Mulyadi, 2012). Sedangkan menurut Alwi
Suddin (2010), kepemimpinan merupakan kecakapan atau kemampuan seseorang
untuk membujuk orang lain agar bersedia bekerja keras dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Kepemimpinan adalah pola tingkah laku para
pemimpin dalam mengarahkan para bawahannya untuk mengikuti kehendaknya
dalam mencapai suatu tujuan (Arjuna Rizaldi, 2017). Samsul Arifin (2019) juga
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk memengaruhi orang
lain dan merubah perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan, baik tujuan
perorangan maupun kelompok.
Kepemimpinan memegang peranan penting karena pimpinan adalah
seseorang yang akan menggerakan dan mengarahkan organisasi dalam pencapaian
tujuan dan seorang pemimpin perusahaan harus memiliki kemampuan
mempengaruhi dan memberi motivasi pada pegawainya, yang berdampak pada
peningkatan kinerja (I Nyoman Jaka A. W, 2013). Efektivitas kepemimpinan
seseorang tidak saja diukur bagaimana memberdayakan bawahannya, tetapi juga
kemampuannya menjalankan kebijakan organisasi melalui cara atau gaya
kepemimpinannya sehingga dapat meningkatkan kinerja (Agung Widhi K, 2012).
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
(para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan
kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya
(Isniar Budiarti, 2016). Kepemimpinan yang baik adalah pemimpin yang dapat
memberikan pengaruh, informasi, pengambilan keputusan, dan memberikan
motivasi bertujuan untuk meningkatkan organisasi dan pegawai (Siagian, 2010).

Kinerja Inovasi (skripsi, tesis, disertasi)

 


Prajogo dan Sihal (2005) menyatakan kinerja inovatif adalah proses
bagaimana perusahaan mampu melakukan inovasi produk dan inovasi proses dalam
melakukan percepatan pengembangan produk baru, percepatan penggunaan
teknologi terbaru dalam prosesnya serta percepatan perluasan produk baru yang
dikenalkan kepasar. Menurut Lai et al (2014) dalam penelitiannya yang berjudul
“The effects of industri cluster knowledge management on innovation
performance”, indikator pengukuran kinerja inovasi diukur dengan parameter
product performance (inovasi produk) dan market performance (inovasi pasar).
Sedangkan penelitian yang dilakukan Rahayu et al (2015) digunakan 7 kriteria
untuk mengukur kinerja inovasi yaitu quality, price, production time, demand,
customer satisfaction, market share, profit rate. Kinerja inovasi merupakan kunci
untuk keunggulan kompetitif dalam lingkungan yang sangat bergejolak karna
kemampuan untuk berinovasi memiliki konsekuensi langsung bagi kemampuan
untuk bersaing di tingkat individu, perusahaan, tingkat regional dan nasional
(Sofyan, 2017).

Inovasi (skripsi, tesis, disertasi)

 


Seiring perubahan lingkungan bisnis yang semakin ketat, kreativitas dan
inovasi telah menjadi kegiatan yang utama dan rutin bagi perusahaan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata inovasi mengandung dua arti yaitu pemasukan
atau pengenala hal-hal baru atau pembaruan dan arti lainnya adalah penemuan
barang yang berbeda dari yang sudah ada ataupun yang sudah dikenal sebelumnya.
Schumpeter (1934) merupakan pencetus pertama yang mengemukakan konsep
inovasi. Ia mendefinisikan bahwa “inovasi” sebagai kombinasi baru dari faktorfaktor produksi yang dibuat oleh pengusaha dan pemikiran inovasi adalah kekuatan
pendorong yang penting (critical driving force) dalam pertumbuhan ekonomi.
Konsep inovasi Schumpeter melibatkan inovasi produk, inovasi proses, inovasi
pasar, inovasi penemuan bahan baku dan inovasi pada organisasi.
Dengan demikian Schumpter telah meletakkan pondasi dasar teori mengenai
inovasi untuk penelitian selanjutnya. Kemudian beberapa peneliti menggolongkan
inovasi menjadi beberapa bagian misalnya, Han et al (1998) mengemukakan bahwa
inovasi mengacu pada produk baru atau upaya untuk melakukan terobosanterobosan baru. Samson (1989) membagi inovasi kedalam 3 bentuk yaitu: inovasi
produk, inovasi proses, dan inovasi sistem manajerial, sedangkan Han, et al (1998)
menggolongkan inovasi menjadi inovasi teknis dan inovasi Administrasi dan
Ellitan dan Anatan (2009) inovasi dapat mencakup 4 bidang: (1) inovasi produk,
(2) inovasi proses, (3) inovasi teknologi, dan (4) inovasi SDM