Showing posts with label Psikolog. Show all posts
Showing posts with label Psikolog. Show all posts

Saturday, February 17, 2024

Job Performance

 


Menurut Levinson dalam Surajiyo et al., (2020), job performance atau
kinerja merupakan pencapaian atau hasil yang diraih oleh karyawan dalam
menjalankan tugas – tugas yang diberikan kepadanya. Adapun pengertian job
performance atau kinerja menurut Erni dan Donni (2018) dalam Surajiyo et al.,
(2020), adalah tingkat kesuksesan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya. Karyawan dinilai sukses apabila mampu
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan baik dan hasil kerja karyawan
tersebut sesuai dengan harapan perusahaan.
Menurut Sedarmayanti (2018) dalam Surajiyo et al., (2020), job
performance atau kinerja adalah upaya – upaya yang dilakukan oleh karyawan
dalam mencapai tujuan perusahaan dan berpengaruh terhadap meningkatnya
prestasi perusahaan. Adapun pengertian Zainal et al., (2015) dalam Sinaga et al.,
(2020), kinerja adalah seluruh aktivitas yang dilakukan karyawan dalam organisasi
selama periode waktu tertentu. Aktivitas – aktivitas tersebut dilakukan dengan rasa
tanggung jawab dan efisiensi untuk mencapai tujuan organisasi.

Co-workers

 


Menurut Sudaryo et al., (2018), menjelaskan co-workers atau rekan kerja
merupakan orang – orang yang sering menjalin interaksi atau korelasi dalam
menjalankan pekerjaan pada suatu perusahaan. Sedangkan menurut Surajiyo et al.,
(2020), hubungan yang baik diantara rekan kerja memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja. Dengan adanya dukungan rekan kerja membuat suasana kerja
menjadi lebih nyaman dan menyenangkan, yang mana hal tersebut berpengaruh
terhadap meningkatkan kinerja.
Menurut Zhou dan George (2001) dalam Joiner (2007), rekan kerja adalah
mereka yang saling membantu dalam tugas, saling berbagi pengetahuan, dan saling
memberi dukungan, yang mana hal tersebut berpengaruh terhadap kinerja mereka.
Sedangkan menurut Tangem et al., (2018) dalam Putra et al., (2021), lingkungan
kerja yang baik berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Rekan kerja
termasuk ke dalam lingkungan kerja, sehingga adanya rekan kerja yang baik
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Definisi tersebut didukung oleh
Riyanto et al., (2017) dalam Putra et al., (2021), yang menjelaskan bahwa
lingkungan kerja termasuk rekan kerja memiliki hubungan yang kuat dengan
kinerja.

Operating Conditions

 


Menurut Rino (2020), operating conditions atau beban kerja adalah
sejumlah tugas berkaitan dengan perusahaan yang harus diselesaikan oleh
karyawan dalam jangka waktu tertentu. Apabila karyawan tidak berhasil
menyelesaikan tugas tersebut, maka tugas tersebut akan menjadi beban. Sementara
menurut Saane et al., (2003) dalam Valei dan Jiroudi (2016), operating conditions
(operating procedures) adalah beban kerja, yang berkaitan dengan jumlah dokumen
atau pekerjaan lain dalam suatu organisasi atau perusahaan yang harus diselesaikan.
Menurut Fitriana (2018), operating conditions atau beban kerja adalah
pekerjaan sehari – hari yang dilakukan seorang karyawan di dalam organisasi.
Beban kerja berkaitan dengan tanggung jawab yang harus diselesaikan karyawan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beban kerja yang berlebih akan terasa
memberatkan karyawan, hal ini berdampak pada kinerja karyawan tersebut.

Supervision

 


Menurut Adiyati (2019), supervision berperan untuk mengawasi pekerjaan
karyawan di dalam perusahaan, memberikan informasi kepada top manajer
berkaitan dengan karyawan, serta memberi saran yang berguna untuk karyawan
dalam meningkatan kinerjanya. Dalam melakukan penilaian supervisor harus
objektif, transparan, dan bersikap adil. Pada dasarnya supervisor adalah mitra kerja
karyawan, dimana supervisor dan karyawan saling membutuhkan komunikasi
secara efektif.
Menurut Koswara dan Komariah (2011) dalam Setiyadi (2020), supervision
merupakan seseorang yang memiliki kedudukan di dalam perusahaan yang
berwenang melakukan pengawasan, penilaian, dan pembinaan secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara menurut Jin et al., (2016)
dalam Valei dan Jiroudi (2016), mengungkapkan bahwa jika dukungan supervisor
yang dirasakan tinggi, maka karyawan memiliki tingkat kebahagiaan kerja yang
lebih tinggi, yang mana hal tersebut berpengaruh terhadap meningkatnya kinerja
karyawan.
Berd

Manajemen Sumber Daya Manusia

 


Menurut Marjuni (2015), manajemen sumber daya manusia merupakan
serangkaian aktivitas dalam membuat rencana, mengadakan pengembangan, dan
pemeliharaan terhadap sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Dengan adanya manajemen sumber daya manusia dapat membantu anggota
organisasi untuk bekerja dengan optimal. Sedangkan menurut Saihudin (2019),
manajemen sumber daya manusia merupakan proses melatih, menilai, dan
membina anggota organisasi agar dapat mewujudkan tujuan organisasi, dimana
organisasi harus memperhatikan hal – hal berkaitan dengan keselamatan, kesehatan,
dan kesehjateraan anggotanya.
Menurut Nyoto (2019), manajemen sumber daya manusia adalah suatu
proses dalam mengelola hubungan ketenagakerjaan, mulai dari calon karyawan
sampai menjadi karyawan. Pengelolaan karyawan meliputi proses rekrutmen,
seleksi, pelatihan, penempatan karyawan, dan pengembangan karir, yang mana hal
tersebut bertujuan agar karyawan mampu memberi kontribusi maksimal untuk
organisasi. Adapaun pengertian lain menurut Amrullah (2021), manajemen sumber
daya manusia adalah cara - cara yang dilakukan untuk mengelola hubungan anggota
organisasi secara efektif dan efisien, serta mengatur peran dari masing – masing
anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi

Proses Manajemen

 


Menurut Schermerhorn (2017) dalam Foster dan Sidharta (2019), proses
manajemen dimulai dari membentuk visi dan misi yang berfungsi untuk
menentukan tujuan organisasi. Setelah terbentuk visi dan misi langkah selanjutnya
adalah menyusun strategi untuk menentukan bagaimana cara mencapai tujuan
organisasi. Setelah menyusun strategi langkah selanjutnya adalah melakukan
implementasi, yaitu mengimpelemntasikan strategi yang telah disusun secara rinci
dengan mengalokasikan sumber daya organisasi.
Adapun pengertian lain menurut Sucahyowati (2017), proses manajemen
terdiri dari lima bagian. Bagian pertama adalah perencanaan, berfungsi untuk
menyusun rencana guna mencapai tujuan organisasi. Kedua adalah
pengorganisasian, berfungsi untuk mengembangkan organisasi dengan berbagai
strategi yang telah disusun. Ketiga adalah kepegawaian, berfungsi untuk merekrut
dan mengembangkan sumber daya organisasi agar mampu bekerja secara optimal.
Keempat adalah pengarahan, berfungsi untuk memberi arahan dan bimbingan
kepada anggota organisasi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kelima
adalah pengawasan, berfungsi untuk mengawasi, menilai, dan melakukan koreksi
terhadap anggota organisasi agar dapat bekerja dengan baik.
Sarinah dan Mardalena (2017), menjelaskan proses manajemen terdiri dari
empat langkah. Langkah pertama adalah perencanaan, yaitu serangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk membuat strategi yang tepat dalam upaya mewujudkan
tujuan organisasi. Langkah kedua adalah pengorganisasian, yaitu mengintegrasikan
seluruh rencana dan strategi yang telah disusun ke dalam lingkungan organisasi,
dan memastikan seluruh anggota organisasi bekerja secara efektif dan efisien.
Langkah ketiga adalah pengarahan, yaitu implementasi dari rencana dan strategi
yang telah disusun untuk dijalankan seluruh anggota organisasi dengan tanggung
jawab, serta memotivasi anggota organisasi agar dapat bekerja dengan baik.
Langkah keempat adalah pengendalian, yaitu cara yang dilakukan untuk
memastikan seluruh anggota bekerja sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan
mampu mencapai target yang telah ditetapkan.

Manajemen

 


Menurut Sucahyowati (2017), manajemen adalah rangkaian kegiatan
berkaitan dengan perencanaan, kepegawaian, pengorganisasian, dan pengawasan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rangkaian kegiatan tersebut
dilakukan dengan menggerakkan seluruh sumber daya organisasi. Sedangkan
menurut Abdullah (2014) dalam Muliana et al., (2020), manajemen merupakan
aktivitas dalam menjalankan pekerjaan berkaitan dengan organisasi secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi perencanaan,
pengarahan, pengorganisasian, dan pengawasan.
Menurut Nurdiansyah dan Saepul (2019), mendefinisikan manajemen
sebagai serangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan, pengawasan,
pengendalian, dan pelaksanaan dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan menurut Naim dan Asma (2019),
manajemen adalah kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan membuat
rencana, mengorganisasikan, dan mengendalikan sumber daya organisasi untuk
mewujudkan tujuan organisasi. Adanya pengendalian bertujuan untuk mengawasi
kinerja karyawan di dalam organisai.

Fungsi Administrasi

 


 Planning (Perencanaan) adalah penyusun perencanaan memerlukan
kegiatan adminitrasi, seperti pengumpulandata, pengolahan data,
penyusunan perencanaan.
 Organizing (pengorganisasian) adalah aktivitas menyusun dan
membentuk hubungan-hubungan kerja anatara orang-orang sehingga
terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
 Staffing adalah salah satu fungsi dari manajemen yang menyusun
personalia pada suatu organiasik mulai dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha untuk setiap tenaga petugas
memberi daya guna yang maksimal kepada organisasi.
 Coordinating adalah sebagian daru fungsi manajemen untuk melakukan
sejumlah kegiatan agar berjalan baik dengan menghindari terjadinya
kekacauan, percekcoka, kekosongan kegiatan yang dilakukan dengan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan
sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha untuk mencapai
tujuan organisasi.
 Reporting adalah manajemen yang berada pada penyampaian
perkembangan atau hasil dari kegaitan dengan pemberian keterangaan dari
tugas dan fungsi para pejabat yang lebih tinggi baik lisan maupun tulisan
sehingga dalam menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang
pelakasanaan tugas orang yang memberi laporan.
 Budgeting adalah suatu kegaitan yang mengelola dan perencanaan yang
berkelanjutan mengenai keuangan atau anggaran.

Pengertian Administrasi

 


Irra Chisyanti Dewi (2011:3) Administrasi adalah memiliki pengertian
dalam arti sempit, yaitu sebagai pekerjaan tulis menulis atau ketatausahaan
atau kesekretarisan, meliputi kegiatan menerima, mencatat, menghimpun,
mengolah, mengadakan, mengirim, menyimpan

Fungsi Manajemen

 


Menurut Pendapat George R. Terry,1958, suatu proses yang khas, dimana
terdiri dari kegiatan pengorganisasian, perencanaan, menggerakan dan
pengawasan yang dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang
telah ditetapkan dengan bantuan manusia dan sumber lainnya.

  1. Planning (Fungsi Perencanaan)
    Fungsi planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana
    untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam fungsi perencanaan kita harus memikirkan
    apa yang akan dikerjakan dengan sumber daya yang dimiliki. Perencanaan
    dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Selain itu
    juga harus direncanakan cara dan metode terbaik untuk memenuhi tujuan tersebut.
    Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
    tindakan. Setelahnya akan dilihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
    digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan menjadi proses
    terpenting dari semua fungsi manajemen. Tanpa adanya perencanaan maka
    fungsi-fungsi yang lainnya tidak akan dapat berjalan.
  2. Organizing (Fungsi Pengorganisasian)
    Fungsi organizing dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
    menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Lebih detailnya berarti proses
    mengelompokkan semua orang, alat, tugas tanggung-jawab dan wewenang yang
    dimiliki hingga memunculkan kesatuan yang bisa digerakkan dalam mencapai
    tujuan.
    Pengorganisasian akan mempermudah manajer dalam melakukan
    pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas
    yang telah dibagi-bagi. Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan
    kegiatan ke departemen atau beberapa subdivisi lainnya.
    Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
    harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
    tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut dan
    pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
  3. Directing (Fungsi Pengarahan)
    Fungsi actuating meliputi pelaksanaan kerja dan tugas yang diberikan.
    Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
    dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas
    dan kerjasama antar semua anggota.
    Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai
    visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan
    rencana kerja yang telah disusun. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas,
    fungsi, keahlian dan kompetensi masing-masing yang telah ditetapkan.
  4. Controlling (Fungsi pengendalian)
    Fungsi controlling meliputi kegiatan dalam menilai suatu kinerja yang
    berdasarkan pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan jika
    dibutuhkan. Pengontrolan dibutuhkan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi,
    misi, aturan dan program kerja perusahaan

Pengertian manajemen

 Menurut Eddy Herjanto (2008:3), suatu proses yang berkesinambungan dan

efektif. Dalam Menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai
tujuan. Menurut James Evans dan David Collier (2007:5), ilmu dan seni untuk
Memastikan bahwa barang dan jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke Pelanggan

Wednesday, March 22, 2023

Hambatan dalam Evaluasi Kerja

 


Berikut beberapa faktor yang mungkin dapat menjadi hambatan dalam
penilaian evaluasi prestasi yang adil:
1. Perubahan standar
Standar yang tidak konsisten dan berubah-ubah akan mempengaruhi
pengukuran prestasi karyawan. 
2. Hallo effect
Terjadi apabila penilaian manajer terhadap prestasi karyawan secara
keseluruhan hanya bergantung pada satu atau beberapa aspek saja. Efek tersebut
merupakan efek berantai. Biasanya hal ini terjadi karena pimpinan melibatkan
emosi dalam sebuah penilaian, menilai terlalu lunak atau keras, melibatkan
prasangka pribadi, serta menilai berdasarkan data atau fakta dari waktu yang
paling akhir saja.
3. Perbedaan sifat manajer
Manajer mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Penilaian karyawan
bias menjadi berbeda karena sifat manajer. Oleh karena itu, disarankan untuk
membuat standar/pedoman penilaian untuk dijadikan patokan penilaian agar
penilaian secara adil dapat diwujudkan dan karyawan terhindar dari bias yang
disebabkan karakter manajer.
4. Perbedaan stereotype tertentu
Manajer dapat menjadi bias karena faktor etnis, jenis kelamin, atau
golongan tertentu. Untuk menghindari hal itu, manajer harus berpegang pada
pedoman/standar tertulis dan hasil penilaian prestasipun harus dilakukan secara
tertulis sehingga dapat dipertanggung jawabkan, (Rachmawati, 2008)

Penilaian Kinerja

 


Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses yang dipakai oleh
organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan, (Simamora,
2004).
Penilaian kinerja kadang-kadang merupakan kegiatan manajer yang paling
tidak disukai, dan mungkin ada beberapa alasan untuk perasaan demikian. Tidak
semua peniiaian kinerja bersifat positif, dan mendiskusikan nilai dengan karyawan
yang nilainya buruk bias menjadi tidak menyenangkan. Penilaian kinerja
karyawan memiliki dua penggunaan yang umum didalam organisasi, dan
keduanya bisa merupakan konflik yang potensial.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

 


Dalam pencapaian tujuan organisasi tidak terlepas dari kinerja induvidu
karyawan, oleh karena itu factor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu
adalah (Mathis dan Jackson, 2006) :
1. Kemampuan individu untuk melakukan pekerjaan tersebut yaitu
bakat, minat dan faktor kepribadian.
2. Tingkat usaha yang dicurahkan yaitu motivasi yang dimiliki, etika
kerja, tingkat kehadiran, rancangan kerja.
3. Dukungan organisasional yaitu pelatihan dan pengembangan,
peralatan dan tekhnologi, standar kerja, manajemen dan rekan
kerja.
Pendapat lain tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, antara
lain dikemukakan (Armstrong dan Baron dalam Wibowo, 2011) yaitu sebagai
berikut :
1. Personal factors, ditujukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi,
yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.
2. Leadership factors, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan dan
dukungan yang dilakukan menejer dan team leader.
3. Team factor, ditujukan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh
rekan sekerja. 
4. System factors, ditujukan oleh adanya system kerja dan fasilitas yang
diberikan organisasi.
5. Contextual / situational factors, ditujukan oleh tingginya tingkat
tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Indikator kinerja atau performance indicators kadang-kadang
dipergunakan secara bergantian dengan ukuran kinerja. Indikator kinerja dipakai
untuk aktivitas yang hanya dapat ditetapkan secara lebih kualitatif atas dasar
perilaku yang dapat diamati. Terdapat tujuh indicator kinerja menurut Hersey,
Blanchard, dan Johnson dalam (Wibowo, 2010), yakni tujuan, standar,
umpanbalik, alat atau sarana, kompetensi, motif, peluang.

Pengertian Kinerja

 


Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu, (Hasibuan, 2005)
Kinerja karyawan adalah suatu keadaan yang menunjukkan banyaknya
pekerjaan yang harus dilakukan atau dihasilkan seorang individu atau sekelompok
kerja sesuai dengan job description mereka masing-masing, (Manullang, 2001).
Sedangkan pakar lain, mengatakan bahwa kinerja merupakan perilaku
nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh
karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan, (Rivai, 2004).
Sementara menurut (Siagian, 2002) kinerja merupakan suatu keadaan
yang menunjukkan kemampuan seseorang karyawan dalam menjalankan tugas
sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh organisasi kepada karyawan
sesuai dengan job description nya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas mengungkapkan bahwa dengan hasil
kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dapat 
dievaluasi tingkat kinerja pegawainya. Maka kinerja karyawan harus dapat
ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai
organisasi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

 


Menurut Hadari Nawawi (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi
lingkungan kerja adalah sebagai berikut :
a. Kondisi fisik (kondisi kerja) merupakan keadaan kerja dalam
perusahaanyang meliputi penerangan tempat kerja, penggunaan warna,
pengaturan suhu udara, kebersihan dan ruang gerak.
b. Kondisi non fisik (iklim kerja) sebagai hasil persepsi karyawan
terhadap lingkungan kerja tidak dapat dilihat atau disentuh tetapi dapat
dirasakan oleh karyawan tersebut. Iklim kerja dapat dibentuk oleh para
pemimipin yang berarti pemimpin tersebut harus mempunyai
kemampuan dalam membentuk iklim kerja tersebut.

Jenis lingkungan Kerja

 


Secara garis besar lingkungan kerja terbagi atas dua, yaitu lingkungan
kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik (Sedarmayati : 2009). Lingkungan
kerja fisik adalah semua keberadaan yang berbentuk fisik, yang terdapat disekitar 
tempat kerja karyawan, yang dapat mempengaruhi karyawan tersebut secara
langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik ada yang lansung
berhubungan langsung dengan karyawan, namun ada juga yang berhubungan
dengan perantara atau lingkungan umum, yang dapat juga disebut lingkungan
kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, seperti temperatur, kelembaban, dan
sirkulasi udara.
Sementara itu, lingkungan kerja non fisik merupakan suatu keadaan yang
terjadi dan memiliki kaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan,
sesama rekan kerja, maupun bawahan. Perusahaan hendaknya dapat menyediakan
kondisi kerja yang kondusif dan mendukung kerja sama antar karyawan yang
bekerja di dalamnya baik di atas maupun tingkat bawah, dengan suasa
kekeluargaan, adanya komunikasi yang baik, dan juga pengendalian diri yang
baik.
Lingkungan kerja fisik mencakup setiap hal dari fasilitas parkir diluar
gedung perusahaan, lokasi dan rencana gedung sampai jumlah cahaya dan suara
yang menimpa meja kerja ruang kerja atau ruang kerja seorang tenaga kerja
(Ashar S. Munandar : 2008).
Schultz (Dalam Ashar S. Munandar :2008) mangajukan hasil suatu
penelitian di Amerika Serikat tentang kantor yang dirancang seperti pemandangan
alam. Kantor yang terdiri dari ruangan yang luas tanpa dinding-dinding bagi yang
membagi ruangan kedalam ruangan-ruangan terpisah. Semua karyawan dari
pegawai rendah sampai menengah dikelompokan kedalam satuan kerja fugional,
masing-masing dipisahkan dari satuan-satuan lainnya dengan pohon-pohon 
(pendek) dan tanaman, kaca jendela yang rendah lemari-lemari pendek, rak-rak
buku. Kantor-kator pemandangan alam ini dikatakan melancarkan komunikasi dan
alur kerja. Disamping itu keterbukaan menunjang timbulya ikatan dan kerjasama
kelompok serta mengurangi rintangan-rintangan psikologis antara manajemen dan
karyawan. Keluhan kantor dalam kantor pemandangan ala mini berkaitan dengan
tidak adanya keleluasaan pribadi, adanya banyak kebisingan dan kesulitan
berkonsentrasi.
Jenis-jenis lingkungan kerja menurut Anwar P. Mangkunegara (2005)
yaitu:
1. Kondisi lingkungan kerja fisik yang meliputi :
a. Faktor lingkungan tata ruang kerja
Tata ruang kerja yang baik akan mendukung terciptanya hubungan kerja
yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan karena akan
mempermudah mobilitas bagi karyawan untuk bertemu. Tata ruang yang
tidak baik akan membuat ketidak nyamanan dalam bekerja sehingga
menurunkan efektivitas kinerja karyawan.
b. Faktor kebersihan dan kerapian ruan kerja.
Ruang kerja yang bersih, rapi, sehat dan aman akan menimbulkan rasa
nyaman dalam bekerja. Hal ini akan meningkatkan gairah dan semangat
kerja karyawan dan secara tidak langsung akan meningkatkan efektivitas
kinerja karyawan.
2. Kondisi lingkungan kerja non fisik yang meliputi : 
a. Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan
adalah latar belakang keluarga, yaitu antara lain status keluarga, jumlah
keluarga, tingkat kesejahteraan dan lain-lain.
b. Faktor status sosial
Semakin tinggi jabatan seseorang semakin tinggi pula kewenangan dan
keleluasan dalam mengambil keputusan.
c. Faktor hubungan kerja dalam perusahaan
Hubungan kerja yang ada dalam perusahaan adalah hubungan kerja antara
karyawan dengan karyawan dan antara karyawan dengan atasan.
d. Faktor sistem informasi
Hubungan kerja akan dapat berjalan dengan baik apabila ada komunikasi
yang baik diantara anggota perusahaan. Dengan adanya komunikasi di
lingkungan perusahaan maka anggota perusahaan maka anggota
perusahaan akan beriteraksi, saling memahami, saling mengerti satu sama
lain dapat mehilangkan perselisihan salah paham.
3. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja yang meliputi :
a. Rasa Bosan
Kebosanan kerja dapat disebabkan perasaan yang tidak enak, kurang
bahagia, kurang istirahat dan perasaan lelah.
b. Keletihan Dalam Bekerja
Keletihan kerja terdiri atas dua macam yaitu keletihan kerja psikis dan
keletihan psikologis yang dapat menyebabkan meningkatkan absensi,
turn over dan kecelakaan

Pengertian lingkungan Kerja

 


Dalam melakukan aktivitas perusahaan, lingkungan kerja merupakan
segala kondisi yang berada disekitar para pekerja, sehingga baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas
yang dibebankan. Lingkungan yang baik dan menyenangkan akan dapat
menimbulkan semangat dan bergairah kerja, dan sebaliknya jika lingkungan kerja
yang tidak menyenangkan akan dapat mengurangi semangat dan bergairah kerja.
Menurut Alex Nitisimito (2006), lingkungan kerja adalah segala yang ada
disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas
yang dibebankan. Lussier (Dalam Hadari Nawawi : 2003) mengartikan bahwa
lingkungan kerja adalah kualitas internal operganisasi yang relatif berlangsung
terus menerus yang dirasakan oleh anggotanya.
Lingkungan kerja adalah semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan
peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan tercapai
produktivitas (Anwar P. Mangkunegara : 2005).

Friday, March 3, 2023

Hubungan keamanan dengan adopsi internet banking (skripsi, tesis, dan disertasi)

Keamanan digunakan dalam mengukur persepsi nasabah tentang keselamatan dan rasa aman serta internet bankingyang dapat diandalkan. Penyedia layanan internetbankingdalam hal ini menjamin bahwa resiko yang ditimbulkan akan lebih kecil jika menggunakan internet bankingdari pada datang langsung ke bank untuk melakukan transaksi. Keamanan dapat mempengaruhi nasabah menggunakan internet banking. Dengan menggunakan layanan internet bankingakan memperkecil resiko yang akan ditimbulkan dibandingkan datang langsung ke bank.
 Jaminan keaamanan berkaitan dengan sejauh mana situs web internet banking dapat menjamin keselamatan pelanggan mengenai keuangan dan informasi pribadi pelanggan (Kimery dan Mc Cord, 2002 dalam Ala Eddin dan Hassan, 2001:52). Internet bankingmerupakan terjaminnya data beserta dana yang dimiliki nasabah dari resiko kehilangan ataupun pencurian ketika melakukan transaksi melaui internet banking

Monday, January 23, 2023

Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja(skripsi, tesis, dan disertasi)

 Dalam disiplin kerja dituntut adanya kesanggupan untuk mengikuti aturan hukum dan tata tertib sehingga sadar akan melaksanakan dan menaati peraturan tersebut. Disiplin kerja mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang telah diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja dan semangat kerja yang mendukung terwujudnya tujuan organisasi.

 Riva’i dalam Hartatik (2018:183) menyebutkan bahwa “disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan manajer untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan serta norma-norma sosial yang berlaku”.Pentingnya disiplin kerja dalam perusahaan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Disiplin yang baik dari karyawanakan menunjukkan bahwa suatu organisasi dapat memelihara dan menjaga loyalitas maupun kualitas karyawannya. Selain itu, dengan mengetahui disiplin kerja karyawanmaka nilai kinerja dari setiap karyawanpun akan diketahui. Hal tersebut karena disiplin kerja dan kinerja karyawanmemiliki hubungan yang sangat erat. Karyawanyang berdisiplin diri dalam bekerja maka ia akan bekerja secara optimal, tekun, dan mengerjakan sesuatu pekerjaan secara terarah dan sebaliknya karyawanyang memiliki disiplin kerja yang rendah maka ia akan bermalas-malasan dan cendrung akan menunda-nunda pekerjaan. Salah satu faktor yang memengaruhikinerja karyawanadalah disiplin kerja. Disiplin kerja merupakan salah satu tolok ukur dari penilaian hasil kinerja karyawan. Setiap karyawanyang mampu menunjukkan sikap disiplin dalam bekerja cendrung memiliki ketelitian dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan atau tugas-tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya secara personal. Semakin memiliki kesadaran akan tugas dan tanggung jawab ini akan menimbulkan disiplin kerja yang tinggi. Karyawanyang mampu mengatasi segala permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan cendrung lebih mampu menyelesaikan tugas tepat pada waktunya