Penelitian
Tyre et al (2016) dengan judul Network
Marketing Essence of Success: An Interpretative Phenomenological Analysis
menunjunjukkan
bahwa kesuksesan bisnis MLM dalam mengembangkan jaringannya bertumpu pada
beberapa hal yaitu
a.
Tantangan dan strategi dalam
menyeimbangkan pengetahuan keahlian dan pengetahuan bisnis
Menurut
Tyre et al (2016), pengetahuan keahlian yang wajib dimiliki dalam bisnis MLM
adalah pengetahuan tentang produk dan penggunaan produk. Hal pertama yang harus
dimiliki pelaku bisnis MLM adalah keyakinannya terhadap produk yang
dipasarkannya. Pengetahuan keahlian ini akan embanu mendapatkan kredibilitas
namun tidak secara otomatis memebesarkan bisnis sehingga masih diperlukan
pengetahuan lain mengenai cara membesarkan bisnis. Oleh karena itu salah satu
kunci sukses bisnis MLM adalah menyeimbangkan pengetahuan keahlian dan
pengetahuan bisnis
b.
Mengembangkan dan Memelihara Tim
Kesuksesan
bisnis MLM memerlukan pengembangan dan pemeliharaan tim, dowline dan upline. Pelaku
bisnis online tidak bisa hanya mengatur downline namun juga harus memimpin
downline sehingga harus berurusan dengan berbagai tipe kepribadian. (Tyre et al,
2016) Pemeliharaan downline harus dilakukan secara intensif melalui berbagai
media seperti media online dan media
komunikasi lainnya, bahkan ada beberapa tim pelaku bisnis MLM yang memberi nama khusus untuk timnya agar
dapat menciptakan kohesivitas tim yang baik. Kesukesan tim pelaku bisnis MLM
merupakan kesuksesan bagi semua.
Analisis
pengalaman yang digambarkan oleh pemasar jaringan yang sukses menunjukkan bahwa
membangun dan mengembangkan downline memang rupakan salah satu tantangan. Namun
mengembangkan dan memelihara downline juga merupakan tantangan lain yang
dibutuhkan untuk meraih kesuksesan dalam bisnis MLM. Proses pengasuhan dan
pertumbuhan merupakan proses yang berulang-ulang. Proses iteratif yang selalu
berubah untuk memenuhi kebutuhan downline dan menumbuhkan kesuksesan bagi pelaku
bisnis MLM.
c.
Kunci Sukses Kepemimpinan : Kepemimpinan
Tanpa Kewenangan Formal
Pelaku
bisnis MLM adalah pemilik bisnis independent yang menggunakan, berbagi,
memasarkan dan menjual produk perusahaan tertentu untuk membesarkan bisis
mereka sendiri. Ujung tombak pemasaran pelaku bisnis MLM adalah downline mereka
sendiri, oleh karenanya untuk dapat meraih kesuksesan berarti pelaku bisnis
online harus dapat memimpin downline mereka masing-masing. Permasalahannya
adalah seluruh pelaku bisnis MLM tidak memilki otoritas formal terhadap
downline mereka. Sehingga untuk dapat menggerakkan donwlinenya dengan baik,
pelaku bisnis MLM harus belajar untuk menjadi pemimpin dari posisi tanpa
kewenangan formal seperti memecat seseorang atau menaikkan gaji.
Kepemimpinan
berbeda dengan manajemen, perbedaannya antara kepemimpinan dan manajemen adalah
bagaimana mereka memotivasi orang lain ataupun tim dalam mencapai sasarannya. Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi seseorang dalam mencapai tujuan sementara
manajemen adalah serangkaian kegiatan termasuk perencanaan dan pembuatan
keputusan, pengorganisasian, dan pengendalian.
d.
Pelatihan secara terus menerus
Data
penelitian Tyre et al (2016) mengungkapkan bahwa pelatihan merupakan faktor pendorong
umum kesuksesan dalam pemasaran jaringan khususnya pelatihan terhadap
pengetahuan dan keahlian mengenai aspek bisnis MLM. Namun kebutuhan akan
pelatihan sangat dihindari untuk orang yang baru memiliki pengalaman awal masuk
ke dalam MLM. Para pengelola MLM biasanya membuat manual pelatihan yang
komprehensif agar seseorang yang dahulunya tidak pernah terjun ke dalam bisnis
dapat belajar secara mandiri untuk menjadi sukses dan belajar menjadi pemimpin.
Berdasarkan
hasil penelitan Tyre et al (2016), kebutuhan akan pelatihan, melatih downline,
dan melanjutkan pelatihan adalah suatu proses berulang. Pelatihan perlu dimulai sejak hari pertama dan
menjadi upaya terus menerus dari para pelaku bisnis MLM. Pelatihan juga akan menimbulkan kohesivitas
antar anggota tim downline, dan kohesivitas akan mendorong hubugan berbasiskan
komitmen di antara anggota tim downline.
e.
Keyakinan dalam Mendorong Perkembangan
Bisnis
Menurt
Tyre et al (2016), keyakinan dan kepercayaan para pelaku bisnis MLM terhadap
produk merupakan kekuatan transformatif menuju kesuksesan bisnis MLM. Keyakinan
akan meningkatkan kepercayaan, dan kepercayaan adalah salah satu kunci
kesuksesan bisis MLM. Tingkat kepercayaan adalah fungsi dari tingkat pendapatan
dan kerugian dalam bisnis MLM. Keyakinan juga mendorong tanggung jawab,
kebenaran, dan kewajiban moral. Sedangkan tanggung jawab, kebenaran, dan
kewajiban moral adalah elemen dari ketekunan dan tekad untuk sukses.
f.
Kemampuan untuk Dapat Diduplikasikan
Kemampuan
untuk dapat diduplikasi adalah salah satu kunci sukses pelaku bisnis MLM.
Seluruh upline harus dapat menyediakan beberapa hal yang dapat ditiru dengan
baik oleh donwlinenya sehingga mereka dapat meraih kesuksesan sebagaimana
upline mereka. Pada umumnya strategi-strategi yang dapat ditiru downline
diberikan dalam pelatihan-pelatihan yang diberikan dalam bentuk naskah-naskah
maupun modul. Langkah-langkah apa saja yang pernah dilakukan upline sebaiknya
memang dapat ditiru oleh downlinenya walaupun tidak 100%. Bahkan,
langkah-langkah yang disusun dengan baik dalam bentuk naskah akan menghindarkan
downline dari kesalahan yang pernah dilakukan uplinenya.
g.
Berbagi Bisnis
Berbagi
bisnis adalah metode yang digunakan para pelaku MLM untuk membangun downline
mereka. Berbagi bisnis dilakukan dalambentuk rekruitmen dan penjualan dalam
jaringan MLM. Pada awalnya memang tidak semua orang dapat berbagi bisnis mereka
dan mengajak orang lain untuk bergabung menjadi downline. Konsep berbagi bisnis
adalah memilki bisnis secara bersama-sama dan tidak hanya membeli produknya
saja. Konsep berbagi bisnis juga berarti berbagi pengalaman mengenai
kemanfaatan bisnis dan hal lainnya kepada orang lain yang ingin direkrut. Pada
umumnya rekruitmen dimulai dari lingkarang keluarga dan pertemanan.
h.
Pemasaran
Bisnis
MLM juga memerlukan pemasaran sebagaimana bisnis lainnya. Tidak ada satu metode
pemasaran yang dianggap unggul untuk memasarkan produk. Setiap orang memiliki
metode pemasaran berbeda yang dirasakan terbaik baginya. Dan bisa jadi metode
pemasaran yang dirasakan terbaik bagi salah seorang pelaku MLM bukan merupakan
metode pemasaran yang terbaik bagi anggota lainnya. Oleh karena itu pelaku
bisnis MLM khususnya upline memberikan
berbagai metode pemasaran dalam pelatihan-pelatihan yang harus diikuti downline
sehingga mereka dapat meramu dan memilih strategi mana yang sesuai dengan
mereka
i.
Perbaikan Diri
Data
penelitian Tyre et al (2016) mengungkapkan bahwa salah satu kunci sukses pelaku
bisnis MLM adalah adanya dorongan untuk selalu melakukan perbaikan diri secara
terus menerus. Perbaikan diri memiliki rentang dari pengembangan kualitas
personal sampai dengan belajar lebih dalam mengenai produk dan model
pengembangan bisnis. Salah satu keuntungan dari bisnis MLM adalah tersedianya
stimulus dan kesempatan bagi para pelakunya untuk melakukan perbaikan diri
secara terus menerus.
Lebih
lanjut menurut hasil penelitian Tyre et al (2016), perbaikan diri bagi pelaku
bisnis MLM yang sukses mencakup pengembangan kepribadian, belajar mengenai
tekologi terkini, belajar mengenai berbagai tipe kepribadian, dan menghadiri
berbagai pelatihan formal yang diselenggarakan bisnis MLM. Pelaku bisnis MLM
yang sukses akan memandang pengembangan diri sebagai usaha yang harus dilakukan
seumur hidup.
j.
Melangkah Keluar dari Kotak
Melangkah
keluar dari kotak atau zona nyaman selalu dikemukakan sebagai ajakan kepada
setiap orang yang akan direkrut menjadi anggota MLM. Salah satu ketakutan umum
banyak orang adalah berbicara di muka umum, padahal dasar dari bisnis MLM
adalah melakukan presentasi produk kepada orang lain dengan berbagai
kepribadian dan sebisa mungkin menjalin hubungan baik dengan mereka. Bisa
dikatakan keluar dari zona nyaman dan melakukan usaha yang keras adalah 80%
dari kesuksesan bisnis MLM.
Salah
satu contoh upaya keluar dari zona nyaman adalah menyadari bahwa dalam bisnis
MLM bisa jadi akan lebih sering mendapatkan penolakan dari orang lain dan terus
melangkah maju. Contoh lainnya adalah bahwa pelaku bisnis MLM mau tidak mau
harus keluar dari zona nayaman mereka dan belajar hal baru yang kemungkinan
tidak mereka kuasai sama sekali seperti teknologi dan sosial media.
k.
Fokus pada Keberhasilan.
Setiap pelaku bisnis MLM memiliki tingkat kesuksesan
yang berbeda pada bidang yang berbeda pula. Apa yang menjadi kesuksesan saat
ini bisa jadi bukan menjadi kesuksesan di esok hari. Skenario yang berjalan baik terhadap
salah seorang pelaku bisnis MLM belum tentu akan berhasil bagi pelaku bisnis
MLM lainya. Memiliki pengetahuan yang sangat baik terhadap produk bukanlah
jaminan suksesnya bisnis MLM melainkan bagaiana perhatian yang diberikan pelaku
bisnis MLM kepada kliennya.
Hal ini berlaku sama pada upline yang harus selalu
menunjukkan perhatianya kepada bisnis downlinnye dengan cara sering melakukan
tinjauan terhadap donwline beberapa level di bawahnya. Upline harus mau
meluagkan waktu untuk membantu downline mengembangkan bisnisnya. Data penelitian Tyre et al
(2016) mengungkapkan bahwa menentukan tujuan yang realistik dan berupaya
meraihknya adalah salah satu kunci kesuksesan bisnis MLM