Thursday, January 3, 2019

Kualitas Pelayanan (Service Quality) (skripsi dan tesis)


Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanngan. Menurut Wyckof (dalam lovelock, 1988) seperti dikutip Tjiptono (1996 : 59), kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata lain ada dua faktor utama menurut pasuraman, et al. (1985) seperti dikutip Tjiptono (1996 : 60) yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu expected service (pelayanan yang diharapkan ) dan perceived service (pelayanan yang dirasakan).
Jadi menurut mereka, kualitas pelayanan dapat diperoleh dengan cara membandingkan antara harapan (ekspektasi) konsumen dengan penilaian mereka terhadap kinerja yang sebenarnya (persepsi)
Parasuraman (1997) menjelaskan bahwa, kualitas layanan didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas layanan yang mereka peroleh atau terima. Pada dasarnya suatu produk baik yang berupa barang atau jasa baru dapat dikatakan berkualitas apabila bermanfaat atau dapat memberikan suatu sumbangan yang bagi penggunanya.
Kualitas adalah faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang yang menyebabkan barang tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang itu dimaksudkan atau dibutuhkan (Sofyan Assauri, 1980).
Ada beberapa unsur penting dalam peningkatan kualitas (Fandy Tjiptono, 1995) :
1.         Pengguna jasa harus menjadi merupakan prioritas utama organisasi. Kelangsungan hidup organisasi tergantung pada pengguna jasa.
2.         Pengguna jasa yang dapat diandalkan merupakan pengguna jasa yang paling penting. Pengguna jasa yang dapat diandalkan adalah pengguna jasa yang menggunakan jasa secara berulang-ulang dari pihak penyedia jasa yang sama, atau dapat dikatakan pengguna jasa yang loyal. Pengguna jasa yang puas dengan kualitas produk atau jasa yang dibeli akan menjadi pengguna jasa yang dapat diandalkan, oleh karena itu kepuasan pengguna jasa menjadi sangat penting.
3.         Kepuasan pengguna jasa harus dijamin dengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Kepuasan berimplikasi pada perbaikan terus-menerus sehingga kualitas harus diperbaharui setiap saat agar pengguna jasa tetap puas dan loyal.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah permulaan dari kepuasan pengguna jasa, artinya bila suatu badan usaha memberikan kualitas pelayanan yang baik pada pengguna jasa maka akan tercapai kepuasan pengguna jasa. Dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas layanan adalah layanan yang diharapkan dan layanan yang diterima oleh pihak pengguna jasa. Konsumen akan membandingkan antara pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang diterima dari pihak penyedia jasa. Konsumen akan tidak puas apabila pelayanan yang diberikan berada dibawah pelayanan yang diharapakannya. Sebaliknya apabila konsumen akan merasa puas apabila pelayanan yang diterima sesuai atau melebihi pelayanan yang diharapkan. Oleh sebab itu peningkatan kualitas adalah strategi penting untuk memuaskan pengguna jasa.

Produktifitas Total Faktor (PTF) (skripsi dan tesis)


Untuk melihat pola pembentuk pertumbuhan ekonomi diperlukan suatu penghitungan dan analisis yang mengakomodir kontribusi investasi serta penambahan tenaga kerja dan produktifitasnya pada pertumbuhan ekonomi. Peningkatan produktifitas harus menjadi prioritas sehingga ekonomi suatu daerah memilki fondasi yang mantap dan stabil. Hal ini akan semakin diperlukan manakala terjadi krisis ekonomi. Salah satu indikator yang dapat menjelaskan pola tersebut adalah pengukuran produktifitas yang disebut sebagai Produktifitas Total Faktor (PTF). Indikator PTF mengkuantitatifkan produktifitas dari kondisi kualitatif produktifitas tenaga kerja. Dengan penghitungan PTF dapat diketahui berapa besar kontribusi faktor peningkatan balas jasa tenaga kerja, peningkatan investasi serta peningkatan produktifitas terhadap pertumbuhan ekonomi. Produktifitas Total Faktor (PTF)  menggambarkan sejauh mana Capital dan Labour dapat bersinergi sehingga dapat menghasilkan output yang maksimal.
Rumus yang dipakai diturunkan dari translog production function yang disesuaikan untuk interval waktu diskrit dengan merata-ratakan angka dua tahun yang berurutan. Model memasukkan dua faktor (kapital dan tenaga kerja):
Qt = At F(Kt,Lt) ………………………(6)
Rumus untuk penghitungan PTF diturunkan dari translog production
function sebagai berikut:
lnQt = ln α0 + αt T + αlnKt +αlnLt + ½ βkk(lnKt)+ βkl lnKtlnLt +1/2βll(lnLt)+ βkTTlnKt + βTl TlnLt +1/2 βTT T………….. (7)
Turunan persamaan (7) terhadap waktu diperoleh

Qt* = αt + αkKt* + αlLt* + βkk(lnKt)Kt* +βlk(Kt*lnLt + Lt*lnKt)
+ βll(lnLt)Lt*+ βkT(TKt* + lnKt) + βlT(TLt* + lnLt) + βTT T…..(8)
dimana * pertumbuhan instan dari peubah yang bersangkutan.
Selanjutnya dapat ditunjukkan bahwa:
Q*t = TFPt* + SkKt* + SlLt*……......(9)
Karena tingkat perubahan TFP dalam persamaan (4) merupakan tingkat perubahan instan untuk interval waktu distrit, dihitung rata-rata untuk dua waktu
yang berturutan
TFPGt = ½(TFPt* + TFPt-1*)
= (lnQt-lnQt-1)–½(Skt+Skt-1)(lnKt-lnKt-1)–½(Slt+Slt-1)(lnLt-lnLt-1)………………………………..(10)
dimana (lnXt-lnXt-1) menunjukkan pertumbuhan eksponensial dari X (modal dan
tenaga kerja), dan rata-rata bergerak dua tahun dari kontribusi pendapatan modal dan tenaga kerja, ini yang digunakan dalam estimasi PT

Secara ringkas rumus persamaan (10) dapat dituliskan sebagai berikut:

  Qt = TFP*  + St Kt* + St Lt*………………………(11)


Dimana Qt      = Pertumbuhan Output
 TFP*  = Kontribusi Pertumbuhan Produktifitas Total Faktor (PTF)
 St Kt* = Kontribusi Pertumbuhan Kapital
 St Lt* = Kontribusi Pertumbuhan Tenaga Kerja








Tingkat Efisiensi Industri Pengolahan (skripsi dan tesis)



Tingkat efisiensi adalah kemampuan dari setiap rupiah nilai input antara dalam menciptakan pendapatan, yang dalam hal ini diwakili oleh nilai tambah, pada sektor industri pengolahan (karena keterbatasan data khususnya untuk industri besar sedang). Karena tingkat efisiensi dihitung dengan cara membagi nilai tambah dengan nilai input antara, maka angka tingkat efisiensi yang diperoleh sudah mengeliminir pengaruh dari perubahan harga atau inflasi.
Ada berbagai faktor yang berpengaruh dalam tingkat efisiensi yaitu sebagai berikut :
1. Banyaknya Perusahaan
2. Banyaknya Tenaga Kerja
3. Biaya Tenaga Kerja
4. Nilai Output
5. Input Antara
6. Nilai Tambah

            Dari faktor-faktor  diatas dapat pula dicari seperti di bawah ini :
  • Nilai Tambah Output Rasio (%) = Nilai Tambah / Nilai Output ……….(2)
  • Tingkat Efisiensi (Rp) = Nilai Tambah /Input Antara ……………….....(3)
  • Produktifitas Tenaga Kerja (Juta Rp) =Nilai Tambah / Tenaga Kerja......(4)
  • Produktifitas Tenaga Kerja (Rp) = Nilai Tambah / Biaya Tenaga Kerja..(5)

Produktifitas Tenaga Kerja (skripsi dan tesis)



            Masalah peningkatan produktifitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keperilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis . Untuk mengatasi hal itu  perlu pemahaman yang tepat  tentang faktor-faktor penentu keberhasilan meningkatkan produktifitas kerja, sebagian diantaranya berupa etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua orang dalam organisasi (Sondang P. Siagian, 2002)
            Ada dua cara yang bisa digunakan untuk mengetahui tingkat produktifitas tenaga kerja pada sektor industri pengolahan (khususnya industri besar sedang). Cara pertama adalah dengan membagi nilai tambah yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja, sedangkan cara kedua adalah dengan cara membandingkan nilai tambah yang dihasilkan dengan pengeluaran untuk tenaga kerja. Masing-masing metode tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Dengan cara pertama, bisa diketahui berapa jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap tenaga kerja. Sedangkan dengan cara kedua, kita bisa mengetahui besarnya nilai tambah yang dihasilkan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja. Salah satu kelebihan dari cara kedua dibandingkan dengan cara pertama adalah cara ini dapat menghilangkan pengaruh perubahan nilai uang yang disebabkan oleh inflasi, seperti halnya ketika menghitung nilai tambah output rasio dan tingkat efisiensi.

Rasio Nilai Tambah Terhadap Output (skripsi dan tesis)



                Secara definisi, output adalah hasil yang diperoleh baik berbentuk barang maupun jasa dari pemanfaatan seluruh faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan yang ikut serta dalam proses produksi. Output merupakan penjumlahan seluruh nilai input antara dan input primer atau nilai tambah bruto atas dasar biaya faktor produksi yang dihasilkan dari seluruh kegiatan usaha. Atau kalau dilihat dari sudut penggunaan/konsumsi, output juga disebut sebagai permintaan akhir dari  nilai barang/jasa yang dihasilkan oleh suatu jenis industri pengolahan pada suatu periode tertentu.
Output dinilai atas dasar harga produsen yaitu suatu tingkat harga yang diterima oleh produsen pada transaksi yang pertama. Nilai output masih bersifat bruto, karena masih mengandung nilai penyusutan barang modal dan pajak tak langsung.
Konsep nilai tambah berkaitan erat dengan penghitungan output. Keduanya merupakan konsep penghitungan neraca ekonomi yang berkaitan  dengan kegiatan produksi. Nilai tambah adalah suatu tambahan nilai pada nilai input antara yang digunakan dalam proses produksi, menjadi barang yang nilainya lebih tinggi. Sedangkan input antara mencakup nilai seluruh komoditi barang dan jasa yang habis atau dianggap habis dipakai dalam suatu proses produksi, seperti bahan baku, bahan bakar, dan lain-lain. Penghitungan nilai tambah bruto dari suatu unit produksi adalah output bruto atas dasar harga produsen dikurangi dengan input antara.

Incremental Capital Output Ratio (ICOR) (skripsi dan tesis)


Secara definisi, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) adalah suatu ukuran yang menunjukkan besarnya tambahan investasi baru yang diperlukan untuk meningkatkan output, yang dalam hal ini adalah nilai tambah, sebesar satu unit. Dalam bentuk formula, ICOR dinyatakan sebagai ratio pertambahan kapital (ΔK) terhadap pertambahan output atau nilai tambah (ΔY)
 ICOR = ΔK / ΔY………………..(1)
                Pertambahan output sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh investasi, tetapi juga oleh faktor-faktor lainnya. Sungguhpun demikian, dalam penghitungan ICOR digunakan asumsi bahwa tidak ada faktor lain yang mempengaruhi output selain investasi, dengan kata lain faktor-faktor lain diluar investasi dianggap konstan.
Besaran ICOR sektor industri pengolahan sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan sektor industri pengolahan dan juga bermanfaat bagi para pembuat keputusan, karena angka ICOR dapat memberikan informasi mengenai produktifitas nasional.

Klasifikasi Industri Manufaktur (skripsi dan tesis)

Klasifikasi Industri Manufaktur/Pengolahan menurut BPS.
A. Industri Manufaktur/Pengolahan dikelompokkan ke dalam 4 golongan berdasarkan banyaknya pekerja yaitu:
a. Industri Besar adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 100 orang atau lebih
b. Industri Menengah adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 20-99 orang
c. Industri Kecil adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 5-19 orang
d. Industri Rumah Tangga adalah usaha kerajinan rumah tangga yang mempunyai pekerja antara 1-4 orang
B. Klasifikasi Industri Manufaktur/Pengolahan berdasarkan ISIC 2 Digit:
a. Subsektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau
b. Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit
c. Subsektor Industri Kayu dan Sejenisnya
d. Subsektor Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan
e. Subsektor Industri Kimia, Minyak Bumi, Karet dan Plastik
f. Subsektor Industri Barang Galian Non Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batu Bara
g. Subsektor Industri Logam Dasar
h. Subsektor Barang Dari Logam, Mesin dan Peralatan
i. Subsektor industri Pengolahan Lainnya