Saturday, May 25, 2019

Wawancara Tidak Terstruktur (skripsi dan tesis)

Wawancara tidak berstruktur, tidak berstandard, informal, atau berfokus dimulai dari  pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian.
Wawancara ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci, agenda atau daftar topik yang akan dicakup dalam wawancara. Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali. Jenis wawancara ini bersifat fleksibel dan peneliti dapat mengikuti minat dan pemikiran partisipan. Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai
pertanyaan kepada partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban. Hal ini dapat ditindaklanjuti, tetapi peneliti juga mempunyai agenda sendiri yaitu tujuan penelitian yang dimiliki dalam pikirannya dan isyu
tertentu yang akan digali. Namun pengarahan dan pengendalian wawancara oleh peneliti sifatnya minimal. Umumnya, ada perbedaan hasil wawancara pada tiap partisipan, tetapi dari yang awal biasanya dapat dilihat pola tertentu. Partisipan bebas menjawab, baik isi maupun panjang pendeknya paparan, sehingga dapat diperoleh informasi yang sangat dalam dan rinci.
Wawancara jenis ini terutama cocok bila peneliti mewawancarai partisipan lebih dari satu kali. Wawancara ini menghasilkan data yang terkaya, tetapi juga memiliki dross rate tertinggi, terutama apabila pewawancaranya tidak berpengalaman. Dross rate adalah jumlah materi atau informasi yang tidak berguna dalam penelitian

Struktur Dalam Wawancara (skripsi dan tesis)


Peneliti harus memutuskan besarnya struktur dalam wawancara. Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur.
Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway & Wheeler, 1996). Wawancara tidak berstruktur, tidak berstandard, informal, atau berfokus dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian. Wawancara ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci, agenda atau daftar topik yang akan dicakup dalam wawancara. Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali.

Jenis-Jenis Wawancara (skripsi dan tesis)

1. Wawancara Terpimpin
Wawancara terpimpin biasanya dilakukan dengan cara “memandu” orang lain selama berlangsungnya kegiatan penggalian informasi. Jenis pertanyaan juga cenderung berupa pertanyaan tertutup, dimana pertanyaan ini akan dijawab dengan cukup singkat. Biasanya jenis wawancara ini digunakan untuk mendapatkan respon dari daftar pertanyaan yang banyak sehingga efektivitas waktu bisa lebih terpelihara. Kesimpulan akan diambil dari seberapa banyak
jumlah ya atau tidak dari pertanyaan yang diajukan.
2. Wawancara Bebas
Berkebalikan dengan wawancara terpimpin, proses wawancara ini lebih cenderung membebaskan responden untuk memberikan jawabannya. Pertanyaan yang digunakan biasanya juga menggunakan pertanyaan-pertanyaaan terbuka seperti misalnya diawali dengan
kata “bagaimana”. Wawancara bebas umumnya memerlukan ketelitian dari pewawancara dalam menangkap poin-poin penting yang disampaikan oleh responden. Informasi tidak diambil secara mentah, tetapi dianalisis kembali untuk didapatkan data yang tepat.
3. Wawancara Bebas Terpimpin
Wawancara bebas terpimpin bisa dikatakan sebagai bentuk kombinasi dari wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Awal mula, pewawancara mungkin akan memberikan pertanyaan terbuka kepada responden. Manakala responden sudah bebas mengungkapkan apa yang menjadi pendapat atau masalahnya, maka pewawancara akan mengarahkan jalannya
wawancara tersebut menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertutup. Jenis wawancara ini biasanya lebih digunakan pada bagaimana responden akan menentukan sikap atau menemukan jawaban mengenai
permasalahannya di akhir nanti.
4. Wawancara Terfokus pada Kelompok
Wawancara terfokus pada kelompok juga dikenal sebagai Focus Group Discussion (FGD). Dalam wawancara ini, seorang pewawancara akan dikelilingi oleh beberapa responden untuk membahas mengenai permasalahan yang tengah mereka hadapi. Biasanya permasalahan tersebut memiliki satu persamaan. Pewawancara akan menanyakan hal yang sama dan
menanyakan ke semua responden untuk mengetahui tanggapan-tanggapan mereka. Setelah semua jawaban terkumpul, maka pewawancara akan membantu untuk memilah informasi apa saja yang bisa dijadikan sebagai solusi atau rangkuman dari hasil wawancara tersebut.
5. Wawancara Tradisional
Wawancara tradisional merupakan bentuk wawancara lain yang memiliki sifat konvensional. Proses wawancara biasanya dilakukan hanya dengan tanya jawab. Unsur psikologi masuk hanya terkait dengan proses tanya jawab di sana. Pewawancara mungkin tidak akan memperhatikan unsur lain karena hanya berfokus pada jawaban-jawaban yang akan dirumuskan sebagai kesimpulan terkait dengan permasalahan psikologi nantinya. Bentuk wawancara ini juga umum dilakukan untuk mengetahui bagaimana jalannya wawancara dengan baik.
7. Wawancara Persuasif
Sesuai dengan namanya, wawancara persuasif biasanya akan memberikan ajakan-ajakan tertentu. Proses wawancara tidak hanya sekedar mencari informasi dari klien, tetapi juga menghubungkan informasi dari klien untuk kemudian dijadikan sebagai jembatan agar terjadi perubahan sikap yang mengarah kepada solusi klien. Ini merupakan cara yang bisa dilakukan
terutama bagi mereka yang lebih suka mendapatkan panduan solusi dari orang lain daripada mencari solusi sendiri.
8. Wawancara Informatif
Wawancara informatif dilakukan untuk menggali lebih banyak informasi dari seseorang. Ini merupakan proses dimana wawancara akan dilakukan dengan berfokus pada klien. Setiap jawaban klien akan dielaborasi (dikembangkan) sedemikian rupa sehingga jawaban tersebut bisa semakin rinci. Proses ini juga membutuhkan keterampilan yang baik dari pewawancara.

Friday, May 24, 2019

Tujuan Path Analysis (skripsi dan tesis)


Menurut Sarwono, 2012, tujuan menggunakan Path Analysis diantaranya adalah:
1. variabel tetentu terhadap variabel lain yang dipengaruhinya.
2. Menghitung besarnya pengaruh satu variabel Melihat hubungan antar variabel dengan didasarkan pada model apriori.
3. Menerangkan mengapa variabel-variabel berkorelasi dengan menggunakan suatu model yang berurutan secara temporer.
4. Menggambarkan dan menguji suatu model matematis dengan menggunakan persamaan yang memadai.
5. Mengidentifikasi jalur penyebab suatu independen exogenous atau lebih terhadap variabel dependen endogenous lainnya

Pengertian Path Analysis (skripsi dan tesis)


“Path Analysis ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya memengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung”. (Retherford 1993 dikutip oleh Widaryano, 2005).
Sedangkan definisi lain mengatakan: “Path Analysis merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel.” l Webley 1997 dikutip oleh Sarwono 2007). David Garson mendefinisikan Path Analysis sebagai “Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak  panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang
lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik. (David Garson, 2003 dikutip oleh Sunyoto 2011).
Menurut Kuncoro, 2007, teknik Path Analysis adalah teknik yang digunakan
dalam menguji besarannya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1, X2,dan X3 terhadap Y serta dampaknya terhadap Z

Kelemahan Dalam Analisis Jalur (skripsi dan tesis)

Kelemahan menggunakan analisis jalur diantaranya :
1. Tidak dapat mengurangi dampak kesalahan pengukuran.
2. Analisis jalur hanya mempunyai variabel-variabel yang dapat diobservasi
secara langsung.
3. Analisis jalur tidak mempunyai indikator-indikator suatu variabel laten.
4. Karena analisis jalur merupakan perpanjangan regresi linier berganda, maka
semua asumsi dalam rumus ini harus diikuti.
5. Sebab akibat dalam model hanya bersifat searah (one direction), tidak boleh
bersifat timbal balik (reciprocal).

Keuntungan Dalam Analisis Jalur (skripsi dan tesis)

Menurut Sarwono (2012), keuntungan menggunakan analisis jalur
diantaranya :
1. Kemampuan menguji model keseluruhan dan parameter-parameter individual.
2. Kemampuan pemodelan beberapa variabel mediator/perantara.
3. Kemampuan mengestimasi dengan menggunakan persamaan yang dapat
melihat semua kemungkinan hubungan sebab akibat pada semua variabel
dalam model.
4. Kemampuan melakukan dekomposisi korelasi menjadi hubungan yang bersifat sebab akibat (causal relation), seperti pengaruh langsung (direct effect) dan pengaruh tidak langsung (indirect effect) dan bukan sebab akibat (non-causal association), seperti komponen semu (spurious)