Friday, March 26, 2021

Perilaku Generasi Y (skripsi dan tesis)


Dalam Penggunaan Internet Mengenai subyek penelitian, penelitian ini memilih 1 generasi dari banyak generasi yang ada. Menurut website prezi.com (2014), terdapat 6 generasi, yaitu sebagai berikut: 1. Lost Generation Generasi ini juga dikenali dengan “Generation of 1914″ di Eropa. Mereka ialah orang yang berjuang di dalam Perang Dunia Pertama. Lahir di antara tahun 1883-1900. 2. Greatest Generation Generasi ini juga dikenali dengan “G.I. Generation” ialah mereka yang berjuang di dalam Perang Dunia Kedua (PD II). Tahun kelahiran ialah sekitar 1901 hingga 1924. 3. Silent Generation Generasi ini lahir di antara tahun 1925 hingga 1945. Dikenal juga dengan Lucky Few, karena mereka masih terlalu muda untuk berpartisipasi dalam PD II. 4. Baby Boomer Generasi ini lahir selepas PD II dari tahun 1946 hingga 1964. Pada tahun ini, banyak pasangan yg sudah memiliki keberanian untuk mempunyai banyak keturunan, tidak heran jika yang lahir di tahun ini memiliki banyak saudara. 5. Generasi X 8 Generasi yang lahir di antara tahun 1960-1980. Di tahun inilah awal penggunaan PC (Personal Computer), video games, tv kabel, dan internet. Penyimpanan data menggunakan floopy disk atau disket. 6. Generasi Y Dikenal dengan generasi millenia. Generasi ini, menurut teori William Strauss dan Neil Howe, adalah mereka yang lahir pada tahun 1982 hingga tahun pergantian millenium atau tahun 2000. Generasi Y banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, sms, instant messaging dan media pertemanan seperti facebook dan twitter, dan suka dengan game online. 7. Generasi Z Generasi ini lahir di awal tahun 2000. Mereka yg lahir di generasi Z hampir memiliki kesamaan dengan generasi Y. Tetapi mereka mampu mengaplikasi semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet dengan smartphone, browsing dengan PC dan mendengarkan MP3 (menggunakan headset). Apapun yg dilakukan semuanya berhubungan dengan dunia maya. Generasi Y mengalami pesatnya perkembangan teknologi informasi, mulai dari maraknya penggunaan komputer hingga ketergantungan terhadap akses internet. Pesatnya perkembangan teknologi informasi yang dialami oleh generasi Y membentuk ciri khas yang digambarkan dari kumpulan sikap dan perilaku mereka. Kemunculan beragam jejaring sosial, buku harian digital (blog), dan media-media lain di era cyber memungkinkan generasi Y menyalurkan ekspresinya secara leluasa (berandainovasi.com, 2014). 9 Pada penelitian sebelumnya, ditunjukkan bahwa generasi Y memiliki ukuran 3 kali ukuran generasi X, dan itu adalah pasar konsumen terbesar di Amerika sejak Baby Boomers (Valentine dan Power, 2013). Generasi Y merajuk pada generasi yang lahir antara 1980-an sampai 1990-an. Istilah generasi Y digunakan di seluruh dunia meskipun definisi dari tahun lahir tersebut masih diperdebatkan. The Australian Bureau of Statistics mengklasifikasikan generasi Y sebagai anak yang lahir antara tahun 1983 dan 2000, sementara itu di UK dan US, merajuk pada anak yang lahir antara tahun 1980 dan 1990-an. Kadang-kadang, hal ini dilabeli sebagai N-gen setelah the Net and the information revolution dimana sudah menjadi seperti dampak mayor dari pengembangan mereka (Schewe dan Meredith, 2004 dalam Aruna dan Santhi, 2015). Menurut Merari dan Suyasa (slideshare.net, 2015), generasi Y adalah generasi yang lahir pada tahun 1977-1998, yaitu yang sekarang berumur 39-18 tahun. Mereka menempati usia produktif, rentang usia produktif yaitu 15- 64 tahun. Generasi Y juga diproyeksikan di tahun 2025 akan memiliki jumlah sebesar 81.056,90 dengan persentase 41,89% dibanding generasi lainnya di Indonesia. Oleh karena penelitian dan artikel yang sudah ada, penelitian ini mengambil generasi Y sebagai subyek penelitian karena generasi Y memiliki jumlah terbanyak pada zaman ini, usia produktif, serta sangat menguasai penggunaan internet

Iklan (skripsi dan tesis)


Iklan adalah bentuk komunikasi yang dibayar oleh sponsor dan bersifat membujuk dan mempengaruhi, memerlukan media masa sebagai penyampai pesan, bersifat non personal dan ditujukan kepada konsumen (Sutisna, 2003:275). Iklan merupakan komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu (Swastha dan Sukotjo,2007:222). Iklan yang dipasang pada media-media tersebut dapatmemberikan umpan balik kepada sponsornya (tanggapan) meskipun dalam tenggang waktu tertentu atau tidak secepat personal selling. Ada lima keputusan yang harus diambil berdasarkan 5 M yang dianut dalam dunia periklanan ( Kotler dan Keller, 2007:60) : 1) Mission (Misi) a. Memberi informasi b. Mengajak c. Mengingatkan d. Mendorong terjadinya keputusan untuk membeli suatu produk 2) Message (Pesan) Pesan yang dibawa iklan harus dapat mengkomunikasikan nilai lebih yang dimiliki suatu produk dengan menggunakan kata-kata maupun gambar. Iklan juga merupakan suatu media pencerita yang menceritakan kepada pembeli seperti apa produk tersebut. 3) Media Media yang dipilih berdasarkan kemampuannya menggapai target pasar yang efektif tanpa mengabaikan segi biayanya. Media merupakan sarana terbaik menyalurkan iklan. 4) Money (Pendanaan) Biasanya anggaran iklan ditentukan oleh keputusan atas harga di tiap-tiap fungsi, jangkauan pemasaran, frekuensi dan dampak yang diinginkan. Anggaran ini harus juga memperhitungkan tagihan yang harus dibayar oleh perusahaan atas ongkos pembuatan iklan tersebut dan biaya-biaya lain. Namun iklan terbaik bukanlah iklan dengan biaya besar, tetapi iklan yang dapat mewakili perusahaan untuk memperkenalkan produk kepada calon pembeli. 5) Measurement (Tolak ukur) Ukuran yang dimaksud disini adalah tolak ukur yang didapat setelah iklan tersebut dikampanyekan. Berhasilkah iklan tersebut atau malah memperburuk brand image produk tersebut. Hal tersebut nantinya akan dilihat dari kesuksesan penjualan produk dan tanggapan masyarakat mengenai produk berkaitan dengan iklan yang telah ditayangkan

Hubungan Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian (skripsi dan tesis)

 


Menurut Shimp (2003:459-460) endorser adalah pendukung iklan atau yang
dikenal juga sebagai bintang iklan untuk mendukung suatu produk. Sedangkan
celebrity adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlet) yang dikenal karena
prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari produk yang đidukungnya
Selebriti dipandang sebagai individu yang disenangi oleh masyarakat dan
memiliki keunggulan atraktif yang membedakannya dari individu lain. Celebrity
endorser adalah menggunakan artis sebagai bintang iklan di media-media, mulai
dari media cetak, media sosial, maupun media telivisi.
Celebrity endorser menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah produk AMDK,
seorang endorser membuat ketertarikan terhadap masyarakat yang tujuannya
mempromosikan produk dan menyenangkan dilihat oleh masyarakat karena
penggunaan endorser yang menggunakan seorang tokoh masyarakat atau seorang
artis yang telah banyak dikenal oleh masyarakat. Agar masyarakat yang melihat
promosi dari seorang celebrity endorser menjadi tertarik dan merasa tokoh
tersebut mengkonsumsi produk tersebut, sehingga masyarakat tertarik dan ikut
mengkonsumsi produk tersebut juga

Hubungan Design Product Terhadap Keputusan Pembelian (skripsi dan tesis)

 


Menurut Mahmud Machfoeds (2005:126) design product adalah cara lain
utnuk mempertajam perbedaan dengan produk perusahaan pesaing dapat
ditempuh melalui desain produk. Design product merupakan suatu konsep yang lebih besar dari pada model.
Agar dapat sukses dalam memasarkan produk dan dapat dikenal dengan
mudah oleh konsumen, perusahaan memang harus menetapkan desain produknya.
Seperti apapun desain produk itu asalkan desain tersebut menjadi ciri-ciri dank has yang unik dan beda dari produk lain atau produk serupa sehingga konsumen dapat dengan mudah membedakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
Desain produk memang menjadi instrument yang vital bagi sebuah produk
konsumsi, karena desain ini merupakan karakter dan ciri khusus dari produk itu. Konsumen akan melihat awal sebuah produk yang belum diketahui sebelumnya  sudah pasti dari bentuk dan desain produk tersebut. Ketika bentuk dan desain dari produk tersebut membuat puas pandangan seorang konsumen maka kemungkinan konsumen melakukan pembelian semakin tinggi, rasa suka konsumen pada awal pertumuan dengan produk baru melalui desain produk

Hubungan Store Atmostphere Terhadap Keputusan Pembelian (skripsi dan tesis)

 


Menurut Philip Kotler, dalam buku John. C Mowen dan Michael Minor
(2002) perikalu ponsumen. Store atmosphere adalah sebagai usaha merancang
lingkungan untuk menghasilkan pengaruh emosional khusus kepada pembeli yang
kemungkinan meningkatkan pembeliannya.
Dari penjelasan diatas sudah dapat diartikan bahwa store atmostphere usaha
yang dapat membangun citra dan menarik minat pelanggan dan mempengaruhi
emosi pelanggan untuk melakukan pembelian, dalam obyek penelitian ini yang
merupakan kantin pada sekolah menengah atas negeri di kecamatan Lumajang,
pelanggan yang dimaksud disini ialah siswa-siswi pada sekolah tersebut. Siswasiswi SMA yang masuk dalam golongan kaum muda tentu akan sangat
memperhatikan suasana yang ada di sebuah kantin sekolah sebelum mereka
memutuskan untuk melakukan perencanaan secara mendadak mempengaruhi
emosi mereka melakukan pembelian.
Sedangkan yang telah dijelaskan oleh Michael Levy dan Barton A Weitz.
(2012) Store atmosphere ialah mengacu pada desain lingkungan seperti
komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan aroma untuk mensimulasikan
respon persepsi dan emosi pelanggan dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Dalam hal ini store atmostphere akan mempengaruhi respon persepsi dan emosi dari siswa-siswi SMA, yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku mereka untuk membuat keputusan pembelian di kantin sekolah.
Sangat jelas diatas bahwa hubungan store atmostphere terhadap keputusan
pembelian memiliki hubungan yang dapat mempengaruhi respon dari siswa-siswi SMA, sehingga store atmostphere membuat ketertarikan terhadap siswa-siswi untuk melakukan pembelian pada kantin sekolah. Siswa-siswi yang merupakan kaum muda memang sangat selektif terhadap suasana yang membuat mereka senang dan mempengaruhi emosinya

Proses Keputusan Pembelian (skripsi dan tesis)

 


Menurut Philip Kotler (1987:282-292) tahap yang dilalui konsumen
dalam pengambilan keputusan pembelian dapat dirumuskan, model dibawah
ini menganggap bahwa konsumen melalui kelima tahap semuanya untuk
setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian yang rutin, konsumen
melompati atau membalik sebagian dari tahapan ini:
1) Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai dari pembeli mengenali suatu masalah
kebutuhan. Pembeli memberikan pandangan yang berbeda antara keadaanya
yang sesungguhnya dan keadaan yang diinginkannya.
2) Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang telah dirangsang kebutuhannya itu dapat atau
tidak dapat mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen itu kuat
dan obyek pemuas kebutuhan yang telah ditentukan dengan baik berada
didekatnya, sangatlah mungkin konsumen akan lalu membelinya.
3) Evaluasi Alternatif
Pemasar perlu mengetahui bagaimana konsumen memroses informasi
untuk sampai pada pilihan merek, tidak ada proses evaluasi tunggal dan
sederhana yang digunakan oleh semua konsumen, atau bahkan oleh satu
orang konsumen dalam situasi pembelian. Konsumen menyusun peringkat
merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian.
4) Keputusan Pembelian
Jika keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan
menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut jenis pembelian,
waktu pembelian, dan cara pembelian. Pada tahap ini konsumen benar-benar
membeli produk.
5) Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk konsumen akan mengalami beberapa
tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan. Sangat
memungkinkan pembeli untuk tidak puas setelah membeli karena
kesesuaian yang tidak tercapai.
Dalam penelitian ini yang dipakai sebagai indikator keputusan pembelian
menggunakan dimensi menurut Philip Kotler (1987:282-292) yaitu :
1. Pengenalan Masalah
2. Pencarian Informasi
3. Evaluasi Alternatif
4. Keputusan Pembelian
5. Perilaku Pasca Pembelian

Pengertian Keputusan Pembelian (skripsi dan tesis)

 


Menurut Philip Kotler dan A.B. Susanto. (1999:256) keputusan
pembelian adalah konsumen membentuk preferensi diantara merek-merek
dalam kelompok pilihan, konsumen mungkin juga membentuk suatu
maksud pembelian untuk membeli merek yang paling dsukainya.
Menurut Kotler dan Keller, (2009) keputusan pembelian adalah
konsumen membentuk preferensi diantara merek dalam kumpulan pilihan.
Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang
paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat
membentuk lima sub keputusan, merek, kuantitas, waktu dan metode
pembayaran.
Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa keputusan
pembelian adalah preferensi diantara banyaknya merek yang
memungkinkan konsumen untuk memilih atau membeli salah satu yang
paling disukai