Wednesday, May 31, 2023

Rasio Profitabilitas

 


Menurut Kasmir (2012:115): “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi”.
Menurut Bambang Riyanto (2015:331): “Rasio profitabilitas adalah rasiorasio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusankeputusan rasio keuangan”.
Menurut Hery (2016:226) “Rasio profitabilitas adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dari aktivitas normal biasanya”

Pengertian Profitabilitas

 


Profitabilitas ialah suatu ukuran perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan yang terdapat hubungan dengan penjualan, total aktiva, modal sendiri.
Profitabilitas merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan dan
profitabilitas juga digunakan sebagai acuan berhasil atau tidak suatu perusahaan
yang dipimpin oleh pemimpin perusahaan juga bagi karyawan perusahaan, apabila
profitabilitas yang didapatkan perusahaan semakin tinggi maka terdapat peluang
untuk melakukan peningkatan gaji para karyawan.
Menurut Munawir (2002:33) mengungkapkan bahwa profiabilitas adalah
menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu.
Menurut Bambang Riyanto (2015:37) mengemukakan bahwa yang harus
diperhatikan adalah tidak hanya usaha untuk menghasilkan atau bagaimana untuk
memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi
profitabilitasnya. Berhubung dengan itu, maka perusahaan pada umumnya
usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik profitabilitasnya maksimum
dari pada laba maksimum”.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Current Ratio

 


Menurut Jumingan (2006:124) menerangkan bahwa ada banyak faktor
yang mempengaruhi ukuran current ratio (rasio lancar) yaitu sebagai berikut:
1. Surat-surat berharga yang dimiliki dapat segera diuangkan
2. Bagaimana tingkat pengumpulan piutang
3. Bagaimana tingkat perputaran persediaan
4. Membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar 
5. Menyebut pos masing-masing beserta jumlah rupiahnya
6. Membandingkan dengan rasio indusri

Komponen-Komponen Current Ratio

 


Menurut John J Wild, K R. Subramanyam dan Robert F Halsey
(2004:189) menerangkan bahwa komponen-komponen rasio lancar sebagai
berikut:
1. Kas dan setara kas
Kas merupakan aktiva yang tidak menghasilkan dan setara kas biasanya
berupa efek dengan pengembalian yang rendah, tujuan perusahaan adalah
meminimumkan investasi pada aktiva ini.
2. Efek yang dapat diperjualbelikan
Kelebihan kas dari cadangan pencegah sering kali diinvestasikan pada efek
dengan pengembalian lebih tinggi dibandingkan tingkat pengembalian
setara kas. Investasi ini layaknya dapat dianggap tersedia untuk melunasi
kewajiban lancar, karena efek dilaporkan pada nilai wajar, tidak lagi
diperlukan estimasi nilai bersih yang dapat direalisasikan.
3. Piutang usaha
Penentu utama akun piutang adalah penjualan. Perubahan piutang terkait
dengan perubahan penjualan, meskipun tidak selalu harus proporsional. 
Analisis piutang sebagai sumber kas harus mempunyai adanya sifat
perubahan pada aktiva ini.
4. Persediaan
Seperti juga piutang, penentu utama persediaan adalah penjualan. Kaitan
persediaan dengan penjualan menekan pengamatan bahwa penjualan
memulai proses konversi persediaan menjadi kas.
5. Beban dibayar dimuka
Beban yang dibayar dimuka merupakan pengeluaran untuk manfaat masa
depan. Karena manfaat ini biasanya diterima dalam waktu satu tahun atau
sepanjang siklus operasi perusahaan, beban ini tidak mengubah
pengeluaran dana lancar. Beban yang dibayar dimuka biasanya berjumlah
relatif kecil dibandingkan aktiva lain.

Pengertian Current Ratio

 


Menurut Harmono (2016:106) Rasio likuiditas yaitu “Kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya”.
Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk
mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Rasio-rasio yang
dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar utang jangka pendek
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Current Ratio (Rasio Lancar)
2. Quick Ratio (Rasio Cepat)
3. Cash Ratio (Rasio Kas)

Perputaran Modal Kerja

 


Perputaran modal kerja atau working capital turnover merupakan salah
satu rasio untuk mengukur dan menilai keefektifan modal kerja perusahaan
selama periode tertentu (Kasmir, 2008:182).
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan
selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran
modal kerja (working capital turnover period) dimulai dari saat dimana kas
diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana
kembali lagi menjadi kas.
Komponen modal kerja tersebut adalah kas dan bank, piutang dan
persediaan. Semakin pendeknya periode tersebut berarti semakin cepat perputaran
modal kerja dan efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan tinggi. Sebaliknya
semakin panjang periode perputaran modal kerja berarti semakin lambat
perputaran modal kerja dan efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan rendah.
Lama periode perputaran modal kerja tergantung kepada berapa lama periode
perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.
Menurut Bambang Riyanto (2001;64) dalam bukunya yang berjudul
“Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan” mengemukakan bahwa besar kecilnya
kebutuhan modal kerja tergantung kepada dua faktor yaitu:
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi
jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di 
gudang, lamanya proses produksi, lamanya barang jadi disimpan di
gudang dan jangka waktu penerimaan piutang.
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk
keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah
buruh dan biaya lainnya.

Faktor yang mempengaruhi Modal Kerja

 


Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segara terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Namun terkadang untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan
terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, pihak manajemen dalam
menjalankan kegiatan operasi perusahaan terutama kebijakan dalam upaya
pemenuhan modal kerja harus selalu memperhatikan beberapa faktor.
Berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya modal
kerja suatu perusahaan menurut S. Munawir, (2010:117) yaitu:
1. Sifat atau jenis perusahaan
2. Waktu yang diperoleh untuk memperoduksi barang yang akan dijual
3. Syarat pembelian dan penjualan
4. Tingkat perputaran persedian
5. Tingkat perputaran piutang
6. Volume penjualan
7. Faktor musim dan siklus