Tuesday, October 31, 2023

Macam-Macam Kemampuan Kerja

 

  1. Kemampuan intelektual Kemampuan intelektual adalah Kemampuan
    yang ada dalam diri individu yang mencakup pada aktivitas penalaran,
    mental dan pemecahan masalah. Sebagian besar masyarakat
    menempatkan kecerdasan intelektual pada nilai yang tinggi Individu
    cerdas biasanya mendapatkan lebih banyak uang dan tingkat
    pendidikan yang lebih tinggi. Individu yang cerdas juga lebih
    mungkin menjadi pemimpin dalam suatu kelompok”, (Robbins,
    2008:67).
  2. Kemampuan Fisik Robbins (2008:61) menjelaskan bahwa
    Kemampuan fisik merupakan kemampuanindividu
    dalammenyelesaikan pekerjaannya yang berhubungan dengan
    kekuatan stamina, kecekatan fisik, dan bakat-bakat serupa yang
    membutuhkan kemampuan fisik seorang individu. Kemampuan fisik
    ini.

Indikator Kemampuan Kerja

 Menurut Robins Dan Judge (2007:51) 1. Memahami cakupan bidang tugas. 2. Memahami perintah pemimpin. 3. Mengatasi hambatan dalam pekerjaan.  4. Cekatan dalam bekerja. 5. Terampil dalam bekerja. 6. Memiliki stamina yang cukup

Kemampuan Kerja

 


Robbins (2008:57) menjelaskan bahwa “Kemampuan merupakan
kapasitas individu dalam menjalankantugas pekerjaannya”.
“Kemampuan adalah sebuah trait (bawaan atau dipelajari) yang
mengijinkan seseorang mengerjakan sesuatu mental atau fisik. Kemampuan
adalah kapasitas individu yang berhubungan dengan kemampuan fisik dan mental
dalam menyelesaikan pekerjaan. Kemampuan merupakan sifat biologikal dan
yang bisa dipelajari yang memungkinkan seseorang melakukan sesuatu baik yang
bersifat fisik, maupun mental”. (Gibson et. Al, 2011:127).
Robbins dan Judge (2008:57) menjelaskan bahwa “kemampuan
(ability) adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan “. “Kemampuan adalah bakat seseorang untuk melakukan tugas
mental atau fisik” (Ivancevich, Konopaske dan Matteson, 2007:85). Jadi dapat
dijelaskan bahwa kemampuan kerja adalah kapasitas atau bakat seseorang untuk
melakukan beragam tugas mental atau fisik dalam suatu pekerjaan
Robbins (2015:35-37) mengemukakan bahwa ”kemampuan
(ability) merujuk ke suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan”.
Menurut Stoner (2009:118) bahwa” kemampuan itu dapat dan
harus diajarkan . karena itu dalam peningkatan sumber daya manusia ,peranan
ilmu dan teknologi sebagai salah satu instrumen pembangunan dalam rangka
peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai organisasi, sangat di
butuhkan tenaga-tenaga yang memiliki kemampuan di bidang tugas masingmasing”.
Berdasarkan Uraian diatas bahwa apabila ingin mencapai hasil
yang maksimal seseorang karyawan harus bekerja dengan sungguh-sungguh
beserta segenap kemampuan kerja yang dimiliki ditunjang oleh sarana dan
prasarana yang ada .Jika seorang karyawan bekerja dengan setengah mati maka
pekerjaan yang dihasilkan tidaklah semaksimal yang diharapkan. Artinya bahwa
kemampuan seseorang bisa diukur dari tingkat pengetahuan yang dimiliki dalam
melaksanan tugas yang dibebankan.

Manfaat Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing)

 

  1. Menciptakan kesempatan yang sama bagi anggota organisasi untuk
    mengakses pengetahuan dan mempelajarinya.
  2. Menciptakan kecepatan belajar atau mengurangi waktu yang
    dibutuhkan untuk memperoleh atau mempelajari pengetahuan baru.
  3. Mempercepat penyelesaian tugas atau masalah, karena penyelesiannya
    tidak lagi dimulai dari nol.
  4. Menyelesaikan maslah dengan memanfaatkan metode yang sudah
    terbukti efektif di unit atau di tempat lain (sehingga mencegah
    reinventing the wheel)
  5. Menyediakan bahan dasar bagi inovasi berupa pengetahuan yang
    bervariasi dan multiperspektif.

Hambatan Knowledge Sharing

  Riege A (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Three‐dozen knowledge sharing barriers managers must consider menjelaskan bahwa dalam proses knowledge sharing di dalam organisasi ada berbagahai hambatan yang harus diwaspadai dan dicarikan solusi. Berbagai hambatan tersebut disebabkan oleh tiga hal utama yaitu hambatan yang berasal dari 1. Individu (potential individual barriers), 2. Organisasi (potential organizational barriers) dan 3. Teknologi (potential technology barriers). Dari ketiga kelompok utama tersebut factor individu diantaranya disebabkan oleh adanya kekurangan dalam komunikasi, hubungan sosial, perbedaan budaya, jabatan, waktu yang kurang dan tidak adanya trust. Dari segi   organisasi perlu diperhatikan mengenai lingkungan dan kondisi organisasi. Sedangkan hambatan dari teknologi adalah ketika teknologi gagal dalam mendorong dan mendukung knowledge sharing lebih efektif. Komunikasi informal dan formal untuk menghadapi berbagai hambatan dalam knowledge sharing harus dilakukan agar organisasi mampu membangun dan memperluas networknya. Dengan adanya knowledge sharing yang efektif maka organisasi akan memiliki daya saing yang baik dan menjadi sulit ditiru oleh para kompetitornya. Strategi yangd apat dilakukan untuk meminimalisir hambatan adalah dengan mengidentifikasi berbagai hambatan potensial yang muncul dan menganalisis gap yang ada dalam organisasi

Faktor Yang Mempengaruhi Knowledge Sharing

 Menurut Lin et al dalam Ekawati Marlina (2010) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi knowledge sharing pada organisasi adalah : 1. Budaya Perusahaan a. Social network, merupakan sebuah bentuk layanan internet yang ditujukan sebagai komunitas online bagi orang yang memiliki kesamaan aktivitas, ketertarikan pada bidang tertentu, atau kesamaan latar balakang tertentu. b. Interpersonal trust, merupakan turunan dari dimensi kepercayaan, interpersonal trust yaitu kepercayaan antar sesama pekerja dan antara pekerja dengan atasannya. c. Sharing culture, untuk menciptakan sebuah budaya pembagian pengetahuan harus mendorong orang untuk bekerja sama lebih efektif, untuk berkolaborasi dan membagi terutama untuk membuat pengetahuan organisasi lebih produktif. Tapi perlu mengingat beberapa hal. Pertama, perlu membagi pengetahuan dan informasi bukan hanya informasi. Kedua, tujuan pembagian   pengetahuan adalah untuk membantu sebuah organisasi sebagai keseluruhan untuk mencapai tujuannya. Kita tidak melakukannya untuk kepentingan sendiri. Ketiga, belajar untuk membuat pengetahuan produktif sama pentingnya dengan membagi pengetahuan. d. Learning orientation, mengemukakan bahwa orientasi pembelajaran merupakan proses dimana individu - individu akan memperoleh pengetahuan serta wawasan baru yang selanjutnya akan memodifikasi perilaku dan tindakan mereka. e. Organizational reward, reward yang nyata dapat mendorong karyawan untuk berbagi pengetahuan, contohnya berupa uang untuk kegiatan berbagi pengetahuan yang formal dan berbagi pengetahuan melalui interaksi informal harus diberi reward berwujud seperti pengakuan. 2.Motivasi Karyawan a. reciprocal benefit, Dapat diartikan sebagai pengharapkan adanya balasan keuntungan oleh seseorang termasuk juga kepercayaan seseorang bahwa ia akan mendapatkan balasan keuntungan ketika melakukan aktivitas berbagipengetahuan. b. Knowledge self-efficacy, Pengetahuan efikasi diri adalah kepercayaan pada kemampuan untuk memberikan pengetahuan yang berharga kepada orang lain. Pengetahuan efikasi adalah anggota efikasi diri dan keyakinan dalam keterampilan dan kemampuannya untuk menanggapi pertanyaan yang dikirim oleh anggota lain, dan untuk memberikan pengetahuan yang berharga dan berguna untuk orang lain. Dengan berbagi pengetahuan yang 21 bermanfaat, orang merasa lebih percaya diri dengan apa yang bisa mereka lakukan. Sehingga pengetahuan efikasi diri bisa diperlakukan sebagai faktor utama dari motivasi sumber untuk berbagi pengetahuan. c. Enjoyment in helping other, kenikmatan dalam membantu orang lain berasal dari konsep alturisme. Secara umum alturisme dapat didefinisikan sebagai perilaku kebijaksanaan membantu orang lain dengan tugas-tugas tertentu secara organisasi relevan. Secara intrinsik karyawan termotivasi untuk memberikan kontribusi pengetahuan karena melibatkan diri kedalam kegiatan intelektual dan pemecahan masalah adalah menantang atau menyenangkan, karena mereka menikmai membantu orang lain dan lebih cenderung untuk berbagi pengetahuan. d. Reputation Reputasi adalah kepercayaan seseorang bahwa partisipasinya dalam berbagi pengetahuan dalam komunitas virtualnya dapat meningkatkan prestise dirinya diantara anggota komunitas yang lain. Studi yang dilakukan berkaitan deng an aktivitas berbagi pengetahuan mengidentifikasikan bahwa terdapat pengaruh antara reputation dengan aksi seseorang dalam aktivitas berbagi pengetahuan. 1. Kompensasi Kompensasi sebagai pemberian penghargaan kepada pegawai sesuai dengan Kontribusi mereka terhadap perusahaan. Kompensasi ini biasanya diterima pegawai dalam bentuk uang dan tunjangan. 1. Kepemimpinan a. Vision And Goals   b. Top management support, dukungan dari manajemen puncak dianggap salah satu pengaruh potensial yang penting pada pengetahuan organisasi. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa knowledge sharing tidak terjadi secara otomatis dalam sebuah tim, dan pemimpin tim memiliki peran penting untuk memainkan dalam membuatnya terjadi. c. Top management encourage, seperti halnya dukungan dari manajemen puncak. Dorongan atau encourage dari manajemen puncak menjadi salah satu pengaruh potensial yang penting pada pengetahuan organisasi sebagai rangsangan bagi karyawan untuk melakukan berbagi pengetahuan. d. Open leadership climate, 2. Teknologi Informasi a. Technology infrastruktur, Infrastruktur TI didefinisikan sebagai sumber daya teknologi bersama yang menyediakan platform untuk aplikasi system informasi perusahaan yang terperinci. Infrastruktur TI meliputi investasi dalam peranti keras, peranti lunak, dan layanan-seperti konsultasi, pendidikan, dan pelatihan-yang terbesar di seluruh perusahaan atau tersebar diseluruh unit bisnis dalam perusahaan. b. Database utilization, kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan suatu perusahaan atau instansi dalam batasan   tertentu. Sehingga memudahkan perusahaan untuk memperoleh data yang dicari dengan cepat. c. Knowledge network, jaringan pengetahuan menyediakan direktori dan perangkat untuk mencari karyawan perusahaan berkeahlian tertentu yang merupakan sumber daya penting dari pengetahuan tersirat. Sering kali sistem semacam ini menyertakan perangkat kolaborasi kelompok (termasuk wiki dan social bookmarking), portal untuk menyederhanakan akses informasi, perangkat pencarian, dan perangkat klasifikasi informasi berdasarkan sebuah taksonomi yang sesuai dengan organisasinya. Sistem manajemen pengetahuan keseluruhan perusahaan dapat memberikan nilai yang cukup besar jika sistem ini dirancang dengan baik dan memungkinkan karyawan untuk menemukan, berbagi dan memanfaatkan pengetahuan secara lebih efisien.

Dimensi Knowledge Sharing

  Menurut Swift (2013) mengatakan bahwa terdapat tiga dimensi knowledge sharing yaitu: 1. Membagikan secara sukarela pengetahuan yang dimiliki kepada karyawan lain. Sehingga pengetahuan tersebut akan di nilai bermanfaat 19 sehingga dapat menjadi bekal untuk dapat meningkatkan hasil suatu kerja. 2. Berkomunikasi dengan semua orang. Hal ini sangat berpengaruh daalam sebuah aktifitas sebuah organisasi, karena dengan adanya komunkasi yang baik akan berpengaruh terhadap kemajuan dan keberhasilan suatu organinisasi. 3. Menerima dan mendapatkan semua informasi dengan mudah dan bebas. Ketika setiap karyawan dapat dengan mudah menerima dengan mudah informasi yang dibutuhkan sehingga akan mempermudah dalam menerapkan apa yang telah diperoleh tersebut