Friday, April 24, 2020

Terapi Farmakologi diabetes (skripsi dan tesis)

Terapi farmakologi dilakukan apabila penatalaksanaan terapi non farmakologi belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus. Menurut PERKENI (2006), terapi farmakologi bagi penderita diabetes mellitus dapat diberikan dalam 2 macam, yaitu:
a.       Obat hipoglikemik oral (OHO)
Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 4 golongan:
1)      Pemicu sekresi insulin
a)      Sulfonilurea
Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pancreas dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang, namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. Untuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai keadaan seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan hati, kurang nutrisi serta penyakit kardiovaskular, tidak dianjurkan penggunaan sulfonilurea kerja panjang.
b)      Glinid
Glinid merupakan obat yang cara kerjanya dengan penekanan pada meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu: repaglinid (derivat asam benzoat) dan nateglinid (derivat fenilalanin). Obat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresikan secara cepat melalui hati.
2)      Penambah sensitivitas terhadap insulin
Tiazolidindion
Golongan tiazolidindion mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer. Pada pasien yang menggunakan golongan obat ini perlu dilakukan pemantauan faal hati secara berkala.
3)      Penghambat glukoneogenesis
Metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan glukosa perifer. Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin> 1,5 mg/dL) dan hati, serta pasien-pasien dengan kecenderungan hipoksemia.
4)      Penghambat glukosidase alfa (Acarbose)
Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan.
b.      Insulin
Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:
1)      Insulin kerja cepat (rapid acting insulin)
2)      Insulin kerja pendek (short acting insulin)
3)      Insulin kerja menengah (intermediate acting insulin)
4)      Insulin kerja panjang (long acting insulin)

No comments:

Post a Comment